Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
Latar belakang

Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi untuk
menilai kinerja para manajernya berdasarkan pada laba yang diperoleh dan dihubungkan
dengan dana investasi. Setiap pusat investasi mempunyai seorang manajer utama dan
bertanggungjawab atas setiap unit kegiatan atau program yang terjadi didalam semua divisi
yang dipimpinnya. Kemudian secara periodik manajer tersebut akan mempertanggung
jawabkan hasil kerjanya kepada pimpinan perusahaan.
Penanaman modal (capital expenditure atau capital investment) adalahpengikatan
sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang.
Sekali penanaman modal diputuskan makaperusahaan akan terikat pada jalan di masa yang
akan datang yang sudahdipilih, yang tidak mudah untuk disimpangi. Penanaman modal
banyakmengandung risiko dan ketidakpastian. Besarnya laba dari investasi yangdilakukan
suatu perusahaan dapat digunakan untuk mengukur prestasiperusahaan tersebut.
Para manajer pusat dapat menilai prestasi yang telah dicapai oleh masing-masing
manajer. Berdasarkan informasi dan model analisis yang digunakan manajer tersebut
berupaya mencari jawaban jika hasil yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya. Pada umumnya dilakukan dengan suatu model pengukuran
kinerja.
Return On Investment (ROI) digunakan untuk mengukur prestasiperusahaan dalam
menghasilkan laba. ROI mempunyai dua komponen yaituReturn On Sales (yaitu laba dibagi
hasil penjualan) dan Capital Turnoveryaitu hasil penjualan dibagi rata-rata investasi). Capital
Turnover lebihbermanfaat untuk menganalisa prestasi karena manajemen dapat
mengarahkanperhatiannya kepada tiga faktor yang menyebabkan perubahan ROI
yaituperubahan hasil penjualan, perubahan biaya, dan perubahan investasi.
BAB II
PEMBAHASAN

KASUS : Difersified products corporation (DPC)

DPC memproduksi produk-produk konsumsi dan industry pada lebih dari selusin divisi. Pabrik
tersebut di seluruh Negara, satu atau lebih bagi satu divisi, dan kantor pusat perusahaan terletak
di sebuah kota besar diwilayah timur Amerika Serikat. Setiap divisi dipimpin oleh manajer divisi
dan mempunyai neraca serta perhitungan rugi laba sendiri. Perusahaan secara ekstensif
menggunakan program-program jangka panjang dan jangka pendek, yang meliputi anggaran
untuk penjuala, biaya, pengeluaran, dan tingkat ROI. Laporan bulanan mengenai hasil operasi
dikirim oleh masing-masing divisi dan ditinjau oleh eksekutif kantor pusat.

Divisi able DPC membuat dan memasang pompa industri yang besar, kebanyakan dijual dengan
harga diatas $1.000. berbagai macam model dibuat dari onderdil-onderdil standar yang dibeli
atau dibuat sendiri. Selain itu komponen-komponen dirancang dan difabrikasi secara individual
bila pompa dibuat untuk penggunaan khusus. Berbagai mesin untuk pengerjaan logam dipakai,
beberapa diantaranya besar dan berat, dan ada pula yang dirancang khusus untuk jenis usaha
divisi.

Divisi ini mengoprasikan tiga pabrik, dua diantaranya jauh lebih kecil dari yang ketiga dan
terletak di tempat yang terpencil. Kantor pusat terletak di pabrik utama, dimana lebih dari 1.000
orang bekerja disitu. Mereka melaksanakan pekerjaan merancang dan membuat serta pekerjaan-
pekerjaan staf biasa dan klerk. Kegiatan pemasaran dilakukan oleh tekhnisi penjualan (sales
engineer) di lapangan, yang bekerja sama erat dengan pelanggan dalam hal rancangan, dan
pemasaran. Orang-orang yang berugas dalam bagian rancangan, penjualan, pembuatan,
pembelian dan anggaran melaporkan kepada Tn. Allen, manajer divisi.

Lini produk divisi dibagi ke dalam 5 kelompok produk, sehingga kemampulabaan masing-
masing dapat ditelaah secara terpisah. Penilaian didasarkan atas margin diatas biaya pabrik
sebagai persentase dari penjualan. Belum pernah dilakukan usaha untuk mengalokasikan
investasi ke lini-lini produk. Direktur anggaran mengatakan bahwa ini bukan saja akan sukar dari
sudut pandangan fasilitas, tetapi juga perhitungan-perhitungan matematis tidak akan memberikan
informasi baru, karena produk-produk mempunyai kecepatan perputaran yang kira-kira sama
dengan perputaran harta. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa cukup sulit untuk mengalokasikan
biaya pabrik diantara produk-produk, dan bahkan marjin penjualanpun merupakan angka yang
dapat diperdebatkan. “jika saja kami lebih besar,” katanya “dan mempunyai fasilitas yang
terpisah untuk setiap lini produk kami akan dapat melakukannya. Tapi ini tidak akan berarti
banyak dalam divisi ini sekarang.”

Hanya enam orang yang pernah melihat tingkat pengenmbalian divisi, sebagai ukuran lain yang
digunakan dalam sistem pengendalian intern divisi. Manajer divisi menggunakan pengapalan
perminggu dan bidang-bidang biaya tertentu, seperti gaji lembur, untuk memeriksa operasi
divisi.

PENGENDALIAN HARTA OLEH MANAJER DIVISI

Sepanjang 1987, harta total Divisi Able berputar kira-kira 1,7 kali, dan akhirnya tahun dapat
diperinci sebagai berikut:

Kas……………………………………….. 12%
Piutang……………………………………21
Persediaan:
Bahan baku……………………….7
Kira-kira 3% sediaan logam
Kira-kira 4% onderdil yang dibeli
Barang setengah jadi……………..11
+7% onderdil yang dibuat
+4% sediaan dasar
Barang jadi………………………..2
Mesin (harga pembelian)………………….29
Tanah dan bangunan (harga pembelian)…..8/100
 Kas (12% dari harta total)
Divisi able, seperti semua divisi dalam DPC, menyimpan rekening kas kecil (petty cash
account) disebuah bank local kepada siapa kantor pusat melakukan transfer dana jika
diperlakukan. Rekening operasi setempat ini terutama digunakan untuk menutup pembayaran
gaji pabrik dan untuk pembayaran rekening-rekening local lainnya. Pembayaran tagihan
pembekal dan penagihan piutang ditangani kantor pusat baik untuk Able maupun untuk
divisi-divisi lain.
Rekening kas divisi pada kantor pusat dicantumkan pada neraca divisi sebagai kas dan
surat-surat berharga (marketabele securities). Jumlah yang dinyatakan sebagai kas ditetapkan
dengan persetujuan antara manajemen puncak dengan manajer divisi., dan merupakan jumlah
minimum yang diperlukan untuk mengoprasikan divisi. Kelebihan dari jumlah itu dinyatakan
dalam neraca divisi sebagai pos surat-surat berharga, dan mendapat bunga dari kantor pusat
6% setahun. Ini merupakan pos yang akan berubah ubah sesuai dengan penerimaan dan
pengeluaran, pos kas akan tinggal tetap selama masih ada sisa untuk pos surat berharga.
Dapat saja terjadi pos surat berlangsung lebih dari sebulan atau dua bualn tindak koreksi
harus dilakukan. Untuk Divisi Able, tingkat minimum besarnya sama dengan tingkat kira-
kira satu bulan penjualan, dan pada tahun-tahun terakhir jarang sekali turun dibawah jumlah
ini.
Apakah perusahaan benar-benar memiliki kas dan surat berharga yang sama dengan
jumalah seluruh kas dan surat berharga divisi-divisi sepenuhnya merupakan masalah
perusahaan. Mungkin tidak perlu menyimpan jumlah tersebut, karena rekening divisi harus
dapat menutup kebutuhan puncaknya dan, dari sudut pandng kantor pusat, tidak mungkin
kebutuhan puncak divisi-divisi dating bersamaan.
Besarnya kas dan surat berharga divisi dipengaruhi langsung oleh semua bagian operasi
divisi yang menggunakan dan menghasilakan kas. Ini juga dipengaruhi dalam tiga cara yang
lain. Pertama adalah pengurangan otomatis 48% untuk pajak pendapatan. Yang lain adalah
pembayaran “dividen” dari divisi kepada kantor pusat. Semua penghasilan yang manajer
divisi tidak ingin simpan untuk masa depan ditransfer ke rekening kas perusahaan dalam
bentuk dividen. Karena divisi diharapkan menyimpan jumlah yang cukup untuk pengeluaran
modal, dividen hanya dibayarkan pada umumnya oleh divisi yang menghasilkan laba dan
tidak bertumbuh cepat.
Tindakan ketiga yang dapat mempengaruhi rekening kas terjadi jika kas menurun
dibawah tingkat minimum, atau jika pengeluaran modal yang ekstensif disetujui. Suatu divisi
kemudian dapat “meminjam” dari kantor pusat, dngan membayar bunga seperti seakan-akan
perusahaan yang lain saja. Pada akhir 1987, Divisi Able tidak mempunyai pinjaman dan telah
beroperasi sejak kira-kira 1980 tanpa melakukan pinjaman kepada kantor pusat. Memang,
meminjam tidak pernah menjadi pemikiran Divisi Able.
Kecuali dalam menetapkan tingkat kas minimum, manajemen puncak tidak ikut campur
dalam menentukan investasi divisi atas kas dan surat berharganya. Tn. Allen dapat
mengendalikan tingkat investasi ini dengan memutuskan berapa banyak yang akan
dibayarkan sebgai dividen. Karena hanya 6% yang dapat diterima sebagai bunga atas surat
berharga dan karena divisi dapat menghasilkan lebih dari itu dalam investasi totalnya, maka
akan lebih menguntungkan untuk membayar sebanyak mungkin dividen. Ketika ditanya
bagaimana ia menentukan besarnya dividen, Tn. Allen menjawab bahwa ia sekedar
memikirkan berapa banyak yang ia butuhkan untuk menanggulangi kebutuhan puncak divisi,
pengeluaran modal dan kontijensi. Memperbaiki tingkat pengembalian divisi mungkin
merupakan bagian dari keputusan ini, tetapi ia tidak mengatakannya.
 Piutang (21% dari harta total)
Semua hutang untuk divisi Able ditagih oleh kantor pusat perusahaan. Sekitar tanggal 20
setiap bulan, pos ini dicetak dan laporan dikirimkan kepada divisi. Walaupun, teorinya, Tn.
Allen diijinkan untuk menetapkan sendiri syarat-syarat penjualannya, dalam praktek sukar
untuk mengubah syarat-syarat yang sudah biasa dalam perusahaan. Karena Divisi Able
menjual juga ke term) akan mengganggu bagian besar dari bisnis perusahaan. Terlebih lagi,
praktek dalam industry ini sudah sangat mapan sehingga divisi akan sulit untuk mencoba
mengubahnya.
Kemungkina penjualan tunai dalam situasi dimana kredit buruk tidak pernah dilakukan.
Kredit diteliti untuk semua pelanggan oleh bagian kredit perusahaan, dan tidak ada penjualan
dilakukan tanpa didahului oleh pemeriksaan kredit. Bagi Divisi Ablle, kebijakan ini tidak
menjadi masalah, karena divisi ini terutama menjual kepada pelanggan-pelanggan yang
sudah mapan.
 Persediaan Bahan Baku Logam (kira-kira 3% dari investasi total)
Pada akhir 1987, sediaan secara keseluruhan merupakan 20% dari harta total divisi able.
Perinciannya adalah bahan baku 7% ; barang setengah jadi, 11%; dan barang jadi serta lain-
lain,2%;. Karena divisi Able melakukan produksi berdasarkan pesanan, sediaan barang jadi
biasanya sedikit, sedangkan bahan baku dan barang setengah jadi merupakan kelompok
sediaan yang besar.
Persediaan bahan baku dapat dibagi-bagi lagi untuk memisahkan sediaan bahan baku dari
berbagai onderdil yang dibeli. Persediaan bahan baku saja terutama terdiri dari logam dan
bentuk-bentuk tertentu seperti lembaran baja atau tabung tembaga. Sebagian besar baja dibeli
sesuai dengan jadwal yang disusun bersama perusahaan baja beberapa bulan sebelum tanggal
pengiriman. Kira-kira sebelum perusahaan baja mengirimkan pesanan, Divisi Able akan
mengirimkan petunjuk-petunjk mengenai bentuk dan berat. Jika berat suatu bentuk tertentu
berada di bawah berat minimum yang ditetapkan perusahaan baja, Divisi Able akan
membayar biaya pemrosesan ekstra. Walaupun cara pembelian berdasarkan jumlah besar,
tetapi jumlah-jumlah yang sedikit juga dibeli bila dibutuhkan oleh gudang dan produsen-
produsen khusus.
Tembaga dibeli dari kantor pusat dan diporoses oleh pabrik milik perusahaan. Divisi
dapat membeli sebanyak yang diperlukan, tetapi harganya tergantung pada harga pembelian
perusahaan dan biaya pemrosesan. Harga yang dibayar oleh divisi ab;e pada umumnya lebih
bersaing daripada harga sumber-sumber luar, walaupun seringkali ketinggalan dengan harga
pasar baik dalam hak kenaikan maupun penurunan harga.
Jumlah tembaga dan baja yang dibeli biasanya ditentukan oleh bagian pembelian tanpa
pertolongan perhitungan formal mengenai jumlah pesanan ekonomis (economic ordering
quantity). Alasannya adalah, karena banyaknya factor ketidak pastian yang harus terus
menerus diperkirakan, maka perhitungan formal tidak akan memperbaiki proses mengenai
berapa banyak harus dibeli. Pembelian tergantung pada berapa jumlah yang ada sekarang,
perkiraan pemakaina, dan perkiraan mengenai hrga dan waktu pengiriman. Jika waktu
pengiriman cepat, biasanya jumlah yang dibeli sedikit. Jika diperkirakan akan ada kenaikan
harga, jumlah pesanan diperbanyak pada tingkat harga yang masih berlaku. Jumlah baja yang
dibeli lebih besar, misalnya tepat pada saat sebelum terjadi pemogokan dipabrik baja, bila
negoisasi diperkirakan akan menghasilkan kenaikan harga, dan barangkali juga jika ada
penundaan pengiriman.
Tingkat investasi untuk bahan baku bervariasi dengan tingkat pembelian dan
penggunaan. Tn. Allen mengendalikan kelompok harta (asset) ini secara luas, dan tidak ada
campur tangan pihak manajemen mengenai ukuran sediaan bahan bakunya.
 Sediaan, onderdil yang dibeli dan onderdil yang dibuat sendiri (kira-kira 11% dari
harta total – 4% dari bahan baku, 7% dari barang setengah jadi)
Divisi Able membeli dan membuat onderdil untuk sediaan yang akan digunakan nantinya
dalam memasang pompa. Cara penentuan jumlah pembelian sama dengan yang digunakan
untuk menentukan lama operasi produksi untuk onderdil yang digunakan untuk sediaan
barang setengah jadi. Jumlah onderdil yang dibeli atau dibuat didasarkan pada serentetan
perhitungan jumlah pesanan ekonomis (economical ondering quantity= EOQ)
 Sediaan, persediaan setiap proses (kira-kira 4% dari investasi total)
Sediaan setiap proses (floor stock) terdiri atas onderdil dan komponen yang sedsng
dikerjakan atau dipasang.suatu item menjadi bagian dari sediaan setiap proses bila ada
permintaan dari daerah penyimpanan, atau bila dikirimkan langsung ke bagian produksi.
Pompa-pompa dikerjakan secara individual, sehingga ukuran lot bukanlah factor yang harus
dipertimbangkan. Tn. Alen dapat melakukan sedikit pengendalian terhadap tingkat sediaan
siap proses, kecuali untuk melihat bahwa tidak ada kelebihan onderdil menumpuk dibagian
produksi.
 Sediaan, barang jadi (2% dari investasi total)
Menurut aturan, pompa-pompa dibuat berdasarkan order dan dikirmkan dengan segera.
Sediaan barang jadi terdiri dari beberapa pompa yang pengirimannya tertunda. Pengendalian
terhadap investasi ini adalah mempertahankannya pada tingkat yang rendah dengan
mengirimkan pompa-pompa secepat mungkin.
 Tanah, bangunan, dan mesin-mesin (47% dari investasi total)
Karena harta tetap divisi Able, dinyatakan dalam biaya kotor, merupakan 47% dari harta
total pada akhir 1983, pengendalian terhadap kelompok ini sangat penting. Perubahan tingkat
investasinya tergantung pada pemensiunan mesin atau penambahan, penambahan seluruhnya
diliputi oleh program penganggaran modal.
Prosedur penganggaran modal DPC diuraikan dalam manual perencanaan. Urut-urutan
perencanaannya adalah sebagai berikut:
1. Kantor pusat meramalkan kondisi ekonomi. (maret)
2. Divisi merencanakan sasaran jangka panjang. (juni)
3. Program-program penjualan disampaikan. (September) ini adalah rencana-rencana untuk
tindakan-tindakan spesifik, seperti rencana penjualan, program periklanan, dan program
penekanan biaya, sertamencakup program pendukung yaitu permohonan pengeluaran
modal. Manual perencanaan menyatakan di bawah judul, “pendekatan umum dalam
pengembangan program penunjang terkoordinasi”, petunjuk ini:
Formulasi dan evaluasi terhadap program penunjang untuk masing-masing lini
produk dapat secara umum ditingkatkan jika proyek-proyek dikelompokkan
berdasarkan maksudnya. Sasaran kunci dari seluruh perencanaan adalah laba atas
harta (return on assets = ROA), yang merupakan fungsi dari marjin dan perputaran.
Rasio-rasio ini pada gilirannya ditentukan oleh tiga factor dalam persamaan bisnis-
volum, biaya, dan harta. Seluruh proyek, karenanya, harus diarahkan terutama kepada
salah satu dari:
Peningkatan volum
Penurunan biaya dan pengeluaran
Meminimumkan harta
4. Sasaran tahunan disampaikan. (11 November, jam 8.00 pagi).
Sasaran tahunan menyatakan proyeksi penjualan, biaya, pengeluaran, laba, dan
pengeluaran dan penerimaan kas, serta memperlihatkan proforma neraca dan laporan
rugi laba.

Tn. Allen “bertanggung jawab atas kekayaan divisi dan atas syarat-syarat untuk
pertumbuhan dan perluasan divisi.” Pertumbuhan dikaitan dengan penajaman intern dari
rancangan produk dan metode produksi serta program penekanan biaya. Perluasan
meliputi program-program 5 atau 10 tahun, termasuk kira-kira dua tahun masa
konstruksi.
Di dalam permintaan pengeluaran modal yang actual ada 4 macam proporsi fasilitas:

1. Proyek penekanan biaya, yang merupakan investasi yang sifatnya “self-liquidating”.


Penekanan biaya tenaga kerja biasanya merupakan sumber penghematan tersebut, yang
dinyatakan dalam periode likuidasi dan tingkat pengembalian.
2. Proyek kebutuhan (Necessity Projects). Ini meliputi penggantian mesin-mesin anak,
perubahan tekhnis untuk menanggulangi persaingan, serta fasilitas untuk keamanan dan
kenyamanan pekerja.
3. Proyek perbaikan produk
4. Proyek perluasan

Dasar penilaian proposal penekanan biaya adalah perbandingan dari perkiraan tingkat
pengembalian (perkiraan laba sebelum pajak dibagi oleh investasi bruto) dengan standar 20%,
seperti dinyatakan oleh kantor pusat. Jika proyek dianggap menyenangkan tetapi
pengembaliannya kurang dari 20%, maka proyek ini harus dinilai atas dasar lain dan dimasukkan
dalam kategori proyek kebutuhan. Proposal penekanan biaya merupakan 60% dari anggaran
pengeluaran modal untuk 1988, dan di tahun-tahun sebelumnya paling sedikit mencapai 50%.
Sangat sedikit anggaran modal divisi able 1988 yang telah dialokasikan secara spesifik untuk
menyempurnakan produk dan tidak ada satupun untuk perluasan, sehingga sebagian besar dari
sisa yang 40% digunakan untuk proyek-proyek kebutuhan. Jadi, sedikit diatas setengah dari
pengeluaran modal
ANALISIS KASUS

DIVERSIFIED PRODUCT CORPORATION

1. UNTUK SETIAP KATEGORI HARTA, APAKAH DASAR PENGUKURAN YANG DIGUNAKAN


PERUSAHAAN MERUPAKAN YANG TERBAIK UNTUK MENGUKUR “ROI” DIVISI??
JIKA MENURUT PENDAPAT ANDA TIDAK, APA SARAN PENYEMPURNAAN ANDA?
JAWABAN :
Dari semua kategori harta :
- Kas (12%)
- Piutang (21%)
- Persediaan, bahan baku logam (3%)
- Sediaan, onderdil yang dibeli dan ang dibuat sendiri (11%)
- Sediaan, persediaan siap proses (4%)
- Sediaan, barang jadi (2%)
- Tanah, bangunan dan mesin-mesin (47%)

Pendapat kami:

Dasar pengukuran yang digunakan belum baik, dilihat dari beberapa pengukuran seperti:

- Dilihat dari kategori persediaan, jumlah tembaga dan baja yang dibeli biasanya
ditentukan oleh bagian pembelian tanpa pertolongan perhitungan formal mengenai
jumlah pesanan ekonomis (economic ordering quantitity), padahal seharusnya
perhitungan EOQ ini perlu dalam mempertimbangkan baik biaya-biaya operasi maupun
biaya-biaya finansial serta menentukan kuantitas biaya-biaya persediaan secara
keseluruhan. EOQ ini tidak hanya menentukan jumlah pemesanan yang optimal tetapi
yang lebih penting lagi adalah menyangkut aspek finansial dari keputusan-keputusan
tentang kuanitas pemesanan tersebut, oleh karena itu agar persediaan efisien seharusnya
Tn.Allen melakukan peramalan persediaan dengan menggunakan perhitungan EOQ
- Adanya variasi tingkat investasi bahan baku dengan tingkat pembelian dan penggunaan,
yang mana dalam hal ini juga Tn.Allen mengendalikan kelompok harta (asset) ini secara
luas, dan tidak ada campur tangan pihak manajemen mengenai ukuran sediaan bahan
bakunya. Padahal seharusnya dalam hal ini perlu adanya campur tangan dari setiap
manajer divisi untuk mengetahui ,merencanakan dan mengatur tingkat investasi dan juga
ROI dari harta tiap divisi tersebut.

2. BERILAH KOMENTAR MENGENAI KEGUNAAN UMUM UKURAN “ROI”. DAPATKAH INI


MENJADI ALAT YANG LEBIH EFEKTIF??
Telah kita ketahui bahwa kegunaan ROI ialah sebagai berikut :
- Dengan menggunakan teknik analisa ROI, perusahaan dapat mengukur efisiensi
penggunaan modal, efisiensi produksi dan efisensi bagian penjualan.
- ROI selain berguna untuk keprlua control , juga bergunna untuk keperluan perencanaan.
Misalnya ROI dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan kalau
perusahaan akan mengadakan ekspansi.
- Analisis ROI digunakan untuk pengukuran keuntungan dari masing-masing produk yang
dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menggunakan “product cost system yang baik,
modal dan biaya dapat dialokasikan kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh
perusahaan yang bersangkutan sehingga kan dapat dihitung profitabilitas dari masing-
masing produk.

Terkait EFEKTIF atau tidaknya kegunaan ROI, tergantung dari masalah yang dipertimbangkan.

 Adapun yang membuat ROI dikatakan kurang efektif kegunaannya adalah ketika adanya
fluktuasi nilai dari uang (daya beli) suatu mesin atau persediaan maupun perlengkapan
tertentu yang dibeli dalam keadaan inflasi nilainya berbeda dengan kalau beli pada
waktu tidak terjadi inflasi dan hal ini akan berpengaruh dalam menghitung investasi dan
profit margin. Seperti contohnya dalam kasus ini ialah :
“Pembelian tembaga dan baja tergantung pada berapa jumlah yang ada sekarang,
perkiraan pemakaian, dan perkiraan mengenai hrga dan waktu pengiriman. Jika waktu
pengiriman cepat, biasanya jumlah yang dibeli sedikit. Jika diperkirakan akan ada
kenaikan harga, jumlah pesanan diperbanyak pada tingkat harga yang masih berlaku.
Jumlah baja yang dibeli lebih besar, misalnya tepat pada saat sebelum terjadi pemogokan
dipabrik baja, bila negoisasi diperkirakan akan menghasilkan kenaikan harga, dan
barangkali juga jika ada penundaan pengiriman” hal inilah yang menjadi kelemahan
dalam menggunakan perhitungan ROI.
 Terkadang adanya perhitungan ROI juga mendorong terjadinya myopic behavior, yaitu
manajer hanya berfokus pada keuntungan jangka pendek, seperti halnya dalam kasus ini
ialah menyimpan rekening kas disebuah bank local. Hal itu yang justru akan membebani
badan usaha keseluruhan secara jangka panjang.
Solusi :Mungkin tidak perlu menyimpan jumlah tersebut, karena rekening divisi harus
dapat menutup kebutuhan puncaknya dan, dari sudut pandang kantor pusat, tidak
mungkin kebutuhan puncak divisi-divisi datang bersamaan.
Besarnya kas dan surat berharga divisi dipengaruhi langsung oleh semua bagian operasi
divisi yang menggunakan dan menghasilakan kas. Ini juga dipengaruhi dalam beberapa
cara yang lain
1. Pertama adalah pengurangan otomatis 48% untuk pajak pendapatan.
2. Yang lain adalah pembayaran “dividen” dari divisi kepada kantor pusat. Semua
penghasilan yang manajer divisi tidak ingin simpan untuk masa depan ditransfer ke
rekening kas perusahaan dalam bentuk dividen.Tn. Allen dapat mengendalikan
tingkat investasi ini dengan memutuskan berapa banyak yang akan dibayarkan
sebagai dividen.
3. Memperbaiki tingkat pengembalian divisi mungkin merupakan bagian dari
keputusan solusi juga.

Anda mungkin juga menyukai