2) Consulting
Jasa yang diberikan berupa masukan-masukan pendapat professional kepada klien-klien
yang membutuhkan. Umumnya konsultasi berupa target pasar, lokasi pendirian pabrik, isu
hukum di indonesia, dll. Klien-klien luar negri umumnya membutuhkan tenaga konsultasi
yang handal dan professional sebelum mendirikan perusahaan-nya disini.
2. PricewaterhouseCoopers
PricewaterhouseCoopers dibentuk pada tahun 1998 dari penggabungan usaha
antara Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. Penghasilan gabungan
PricewaterhouseCoopers di seluruh dunia mencapai 20.3 billion dolar Amerika Serikat untuk
tahun fiskal 2005, dan mempekerjakan lebih dari 130.000 profesional di 148
negara. PricewaterhouseCoopers berkantor pusat di Britania Raya.
Afiliasi Price Waterhouse Cooper di Indonesia adalah Kantor Akuntan
Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana & Rekan. Jenis-jenis jasa yang disediakan oleh PWC
Indonesia diantaranya :
1) Advisory
Berupa jasa yang berhubungan dengan masukan dan nasihat kepada pemilik modal atau
perusahaan dalam menghadapi suatu permasalahan atau issue-issue yang krusial.
2) Audit and Assurance
Pekerjaan di bidang jasa astetasi, jasa yang ditawarkan diantaranya jasa audit, jasa
financial accounting, IT, dan lain-lain.
3) Tax
Jasa yang berkaitan dengan perencanaan dan kepatuhan terhadap peraturan
perpajakan, jasa yang ditawarkan diantaranya : jasa konsultasi pajak, jasa compliance
terhadap pajak, isu transfer pricing, dll.
4) Capital Market
Jasa di capital market lebih mirip ke arah jasa konsultasi (Advisory) namun lebih spesifik
kepada ekspansi perusahaan secara menyeluruh. Jasa yang ditawarkan diantaranya: Go
Public (IPO) Service, Securitizations and Structured Finance Arrangements dan Private
Placements – Equity or Debt.
2) Assurance
Jenis jasa yang ditawarkan oleh EY di divisi ini, diantaranya,
Accounting Compliance Report
Berfokus pada ke-taatan pelaporan keuangan dibidang akuntansi. misalnya cara
melakukan cost accounting, plantation accounting (Untuk perusahaan sawit), Oil accounting.
Audit
Berfokus pada pemeriksaan laporan keuangan kepada perusahaan
Fraud Investigation
Berfokus pada pemeriksaan terhadap perusahaan, apakah manajemen melakukan kecurangan
(Fraud) terhadap perusahaan.
3) Tax
Merupakan jenis jasa yang berhubungan dengan pajak perusahaan. Jenis yang
ditawarkan oleh EY cukup beragam, ada yang berhubungan dengan issue yang berat seperti
Transfer Pricing, Cross Border Tax, ada juga jasa yang ditawarkan masih sebatas normal
seperti jasa VAT, GTS dan Personal tax.
4) Transaction
Jenis jasa yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan. Jasa yang ditawarkan bisa mencakup konsultasi transaksi dalam proses akuisisi
perusahaan, konsultasi transaksi yang berhubungan dengan pajak , operasional transaksi
perusahaan, dll.
Beberapa perusahaan yang diaudit oleh EY di Indonesia :
1) Bank Bukopin
2) Indofood Sukses Makmur
3) PT Kalbe Farma
4) Telkom Indonesia
4. KMPG
KMPG terdiri dari beberapa nama pendirinya itu sendiri. yaitu K dari Klijnveld,
P dari Peat, M dari Marwick, dan G dari Goerdeler. KAP yang berkantor di Netherlands
(Belanda) ini mempunyai lebih dari 152.000 karyawan dan beroperasi di lebih dari 145
negara di dunia.Pendapatan Global KPMG berada di nomor 4 setelah EY, yaitu sebanyak
USD 23.4 Billion. Di Indonesia sendiri, KPMG berafiliasi dengan KAP lokal yaitu KAP
Siddharta & Widjaja.
Berbagai jasa yang ditawarkan KMPG ,diantaranya:
1) Audit Service
Jasa pemeriksaan laporan keuangan terhadap perusahaan ini umumnya adalah core
business dari setiap kantor akuntan publik.
2) Tax Service
Jasa di bidang perpajakan jika perusahaan mengalami kesulitan di bidang pajak,
khususnya untuk masalah juridiksi perpajakan, transfer pricing, pajak internasional.
3) Advisory Service
Jika perusahaan mengalami kesulitan dalam mengembangkan bisnis takut akan resiko
yang muncul. Maka jasa inilah yang bisa menjadi solusi ketidakpastian tersebut.
Arthur Andersen LPP salah satu firma akuntansi di Amerika Serikat telah melakukan
pelanggaran etika dalam pelaksanaan pengauditan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hal – hal
berikut :
Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, terlihat dari
tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen yang berperan besar pada
kebangkrutan perusahaan, terjadinya pelanggaran terhadap norma etika corporate
governance dan corporate responsibility oleh manajemen perusahaan, dan perilaku
manajemen perusahaan merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap kepercayaan yang
diberikan kepada perusahaan.
Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak manajemen Enron
maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat.
Tetapi demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah pihak
merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur
berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap melakukan
Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan
prospek yang sangat baik. Andersen tidak mau mengungkapkan apa sebenarnya terjadi
dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi Enron tetap
dipertahankan.
Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan manipulasi
laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak etis, dalam kasus
Enron adalah dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan
kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai
mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun
penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini
dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini
Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan
melakukan tindakan menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan.
Dari kasus ini banyak terjadi perilaku tidak etis. Perilaku tidak etis paling paling
mengemuka disini adalah adanya manipulasi laporan keuangan untuk menunjukkan seolah-
olah kinerja perusahaan baik. Andersen telah menciderai kepercayaan dari pihak stock
holder untuk memberikan suatu informasi yang adil mengenai pertanggungjawaban dari
pihak agen dalam mengemban amanah.
Dalam kasus Andersen diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya
manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan padahal perusahaan mengalami
kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap
diminati investor. Ini merupakan salah satu contoh kasus pelanggaran etika profesi Auditor
yang terjadi di Amerika Serikat, sebuah negara yang memiliki perangkat Undang-undang
bisnis dan pasar modal yang lebih lengkap. Hal ini terjadi akibat keegoisan satu pihak
terhadap pihak lain, dalam hal ini pihak-pihak yang selama ini diuntungkan atas penipuan
laporan keuangan terhadap pihak yang telah tertipu. Hal ini buah dari sebuah ketidakjujuran,
kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis yang berakibat hutang dan sebuah
kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan
tuntutan hukum
Untuk itulah kode etik profesi harus dibuat untuk menopang praktik yang sehat bebas
dari kecurangan. Kode etik mengatur anggotanya dan menjelaskan hal apa yang baik dan
tidak baik dan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai anggota profesi baik
dalam berhubungan dengan kolega, klien, publik dan karyawan sendiri.
Yang harus menjadi sebuah pelajaran bahwa sesungguhnya suatu praktik atau perilaku yang
dilandasi dengan ketidakbaikan maka akhirnya akan menuai ketidakbaikan pula termasuk
kerugian bagi banyak pihak.
Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen
Adapun dampak dari kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor
dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan
publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board)
yang bertugas:
a. Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan public
b. Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian mutu, etika, independensi dan
standar lain yang berkaitan dengan audit perusahaan publik.
c. Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan mengenakan
sanksi jika perlu.
d. Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar professional
di KAP.
e. Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar professional,
peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan publik.
Alasan mengapa kami memilih perusahaan ini sebagai badan usaha berbentuk firma
Dapat kita lihat dari sejarah berdirinya perusahaan big four bahwa perusahaan
tersebut merupakan suatu usaha yang terbentuk dari beberapa perusahaan firma bersekala
besar dalam satu wadah dengan nama THE BIG FOUR serta . Karena kita tahu bahwa
pengertian dari firma adalah gabungan dari dua atau lebih perusahaan yang menjalankan
suatu badan usaha dengan nama bersama dan untuk membagi hasil yang diperolehnya maka
dapat kita simpulkan bahwa THE BIG FOUR merupakan suatu jenis usaha berbentuk firma
dalam sekala besarhal ini dapat kita lihat dari sejarah berdirinya THE BIG FOUR.