Dalam makalah ini tidak dituliskan kedalaman materi yang teliti ditimbang
hanya dalam keadaan penulisan makalah sehingga telah dirangkum dan dipilih
beberapa materi yang dianggap perlu. Dalam penulisan ini penulis mendapatkan
tantangan, hambatan, dan keraguan akan tetapi dengan bantuan dari beberapa pihak
semua bisa terselesaikan. Karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, hanya doa yang
dipanjatkan kepada pihak yang telah membantu penulisan makalah ini agar dapat
dibalas atas bantuannya yang setimpal dari Tuhan YME.
Penulis selalu menyadari bahwa pembahasan dan penulisan dalam makalah ini
masih terlalu jauh dari kesempurnaan baik dari susunan dan isi materinya. Kritik dan
saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan tulisan ini dan
penulisan yang selanjutnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..5
3.1 Kesimpulan………………………………………………........................17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
perusahaan yang hendak ikut serta dalam bursa efek wajib diaudit oleh akuntan
publik.
Pada tahun 1979, ada 8 kantor akuntan publik besaryang dikenal dengan big 8
yang mendominasi di dunia internasional. Kompetisi diantara kantor akuntan semakin
intensif yang membuat beberapa Kantor Akuntan Publik melakukan merger sehingga
the Big 8 menjadi the big 6 kemudian the big 5. Pada tahun 2001 terjadi suatu
peristiwa yang kita kenal sebagai Skandal Enron, kejadian ini menyebabkan
kebangkrutan bisnis Arthur Andersen yang bersifat global. Kantor – kantor partner di
seluruh dunia yang berada di bawah bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan
kebanyakan bergabung menjadi kantor akuntan internasional lainnya Dengan adanya
kejadian ini, maka hanya tersisa empat kantor akuntan internasional yang kita kenal
dengan nama big 4 sampai saat ini.
Dari pemaparan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah yang akan
dibahas ialah sebagai berikut:
4
BAB II
PEMBAHASAN
Arthur Young & Company didirikan pada tahun 1906 diChicago olehArthur
Young. Perusahaan ini selanjutnya pada tahun tahun 1924melakukan merger dengan
perusahaan lain dan berganti nama.
Coopers & Lybrand didirikan dalam abad ke 19. Pada tahun 1854 William
Cooper mulai berpraktek di London dan tujuh tahun kemudianberganti nama menjadi
Cooper Brothers saat ketiga saudaranyabergabung. Tahun 1898 di AS Robert H.
Montgomery,William M.Lybrand,Adam A. Ross Jr dan kakaknya T.Edward Ross
mendirikan Lybrand, Ross Brothers and Montgomery.Coopers & Lybrandmerupakan
hasil penggabungan antara Cooper Brothers & Co;Lybrand, Ross Bros &
Montgomery dan sebuah kantor dari Kanada McDonald, Currie and Co pada
tahun1957.
5
dengan namaHarding & Pullein. Pada tahun itu juga,Frederick Whinneybergabung.
Dia kemudian menjadi partner pada tahun 1859. Pada tahun 1894, seiring dengan
bergabungnya anak-anaknya, persekutuan tersebut berganti nama menjadi Whinney,
Smith& Whinney. Sedangkan Pada tahun 1903,perusahaanErnst & Ernstdidirikan
diClevelandolehAlwindanTheodore Ernst. Selanjutnya.Pada1979 Ernst & Whinney
terbentuk dan menjadi firma akuntansi keempat terbesar di dunia.
6
gabungan kantor-kantor lokal yang berkembang secara alamiah dibandingkan dengan
merupakan hasil dari penggabungan usahain ternasional.
Sebagian besar the Big 8 merupakan aliansi antara firma yang berasal dari
British dan US pada abad ke-19 atau awal abad ke-20. Price Waterhouse merupakan
UK firm yang kemudian membuka cabang di US pada 1890 dan kemudian terpisah
dan berdiri sendiri. Firma Peat Marwick Mitchell merupakan gabungan firma US dan
UK dan menggunakan nama yang sama pada tahun 1925. Firma lainnya
menggunakan nama yang berbeda untuk domestic business (tidak menggunakan
nama bersama/common names), antara lain Touche Ross tahun 1960, Arthur Young
(at first Arthur Young, McLelland Moores) tahun 1968, Coopers & Lybrand tahun
1973, Deloitte Haskins & Sells tahun 1978 dan Ernst & Whinney tahun 1979.
Kompetisi diantara kantor akuntan semakin intensif dan the Big 8 menjadi the
Big 6 pada Juni 1989 ketika Ernst & Whinney merger dengan Arthur Young mejadi
Ernst & Young serta Deloitte,Haskins & Sells merger dengan Touche Ross menjadi
Deloitte & Touche pada AgustuS 1989.
Pada era ini Arthur Andersen tidak melakukan perubahan yang berarti karena
tidak melakukan merger dengan anggota big 8 lainnya.
Pada era ini Coopers & Lybrand juga tidak melakukan perubahan yan gberarti
karena tidak melakukan merger dengan anggota big 8 lainnya.
7
2.2.3. Ernst & Young
Pada Juni 1989 ketika Ernst & Whinney merger dengan Arthur Young mejadi
Ernst & Young. Merger ini dilakukan karena kompetisi diantara kantor akuntan yang
semakin intensif diantara the Big 8. Hal ini dilakukan untuk menghadapi persaingan
yang semakin ketat diantara kantor-kantor akuntan besar di dunia.
Kantor ini dikenal dengan namaDeloitte & Touche yang terbentuk karena
bergabungnya Touche Ross dan Deloitte Haskins & Sells (diluar Kerajaan Inggris)
pada tahun 1990. Dalam tahun 1993,kantor internasional mengubah namanya menjadi
Deloitte Touche Tohmatsu ,nama yang ketiga berasal dari kantor Tohmatsu & Co,
yang bergabungdengan Touche Ross dalam tahun1975. Nama kantor ini
merupakangabungan namaWilliam Welch Deloitte,George Touche,dan Panglima
Nobuzo Tohmatsu.Hal ini dilakukan untuk menghadapi persaingan yang semakin
ketat diantara kantor-kantor akuntan besar didunia.
Pada era ini Peat Marwick Mitchell tidak melakukan perubaan yang berarti
karena tidak melakukan merger dengan anggota big 8 lainnya.
Pada era ini Price Waterhouse tidak melakukan perubaan yang berartikarena
tidak melakukan merger dengan anggota big 8 lainnya.
Pada Juli 1998 big six berubah menjadi big five karena Price Waterhouse
merger dengan Coopers & Lybrand menjadi PricewaterhouseCoopers.
8
2.3.2. Ernst & Young
Pada era ini Ernst & Young tidak melakukan perubaan yang berartikarena
tidak melakukan merger dengan anggota big 6 lainnya.
Pada era ini Deloitte & Touche tidak melakukan perubaan yang berartikarena
tidak melakukan merger dengan anggota big 6 lainnya.
Pada era ini Peat Marwick Mitchell tidak melakukan perubaan yangberarti
karena tidak melakukan merger dengan anggota big 6 lainnya.
2.3.5. PricewaterhouseCoopers
Kantor ini dibentuk dengan adanya penggabungan usaha dari dua kantorbesar
yaitu Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. Dalam tahun1998 Price Waterhouse
dan Coopers & Lybrand bergabung dan membentuk PricewaterhouseCoopers. Tahun
berikutnya, pembicaraan untuk menggabungkan PricewaterhouseCoopers dengan
Grant Thornton gagal. Oleh karena berkurangnya jumlah kantor-kantor besar,
sepertinya otoritas pengatur kompetisi sulit meluluskan ijin penggabungan usaha.
9
2.5. Kasus Enron
Enron adalah perusahaan yang sangat bagus. Sebagai salah satu perusahaan
yang menikmati booming industri energi di tahun 1990an, Enron sukses menyuplai
energi ke pangsa pasar yang begitu besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas.
Enron bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi
informasi. Kalau dilihat dari siklus bisnisnya, Enron memiliki profitabilitas yang
cukup menggiurkan. Seiring booming industri energi, Enron memosisikan dirinya
sebagai energy merchants: membeli natural gas dengan harga murah, kemudian
dikonversi dalam energi listrik, lalu dijual dengan mengambil profit yang lumayan
dari markup sale of power atau biasa disebut “spark spread“.
Pada beberapa tahun yang lalu beberapa perusahaan seperti Enron dan
Worldcom yang dinyatakan bangkrut oleh pengadilan dan Enron perusahaan energi
terbesar di AS yang jatuh bangkrut itu meninggalkan hutang hampir sebesar US $
31.2 milyar, karena salah strategi dan memanipulasi akuntansi yang melibatkan
profesi Akuntan Publik yaitu Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen. Arthur
Andersen, merupakan kantor akuntan public yang disebut sebagai “The big five”
yaitu (pricewaterhouse coopers, deloitte & touché, KPMC, Ernest & Young dan
Anderson) yang melakukan Audit terhadap laporan keuangan Enron Corp. Laporan
keuangan maupun akunting perusahaan yang diaudit oleh perusahaan akunting
ternama di dunia, Arthur Andersen, ternyata penuh dengan kecurangan (fraudulent)
dan penyamaran data serta syarat dengan pelanggaran etika profesi.
10
KAP Arthur Andersen memiliki kebijakan pemusnahan dokumen yang tidak
menjadi bagian dari kertas kerja audit formal. Selain itu, jika Arthur Andersen sedang
memenuhi panggilan pengadilan berkaitan dengan perjanjian audit tertentu, tidak
boleh ada dokumen yang dimusnahkan. Namun Arthur Andersen memusnahkan
dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai
dengan munculnya panggilan pengadilan.
Faktor tersebut adalah merupakan perilaku tidak etis yang sangat bertentangan
dengan good corporate governance philosofy yang membahayakan terhadap business
going cocern. Begitu pula praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan
hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak.Pihak yang dirugikan dari kasus
ini tidak hanya investor Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang
menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di pasar
modal pada umumnya (social impact).
11
Meskipun bangkrutnya sebuah usaha menjadi tanggung jawab banyak pihak,
dalam kedudukannya sebagai auditor, tanggung jawab Arthur Andersen dalam kasus
Enron sangatlah besar. Berbeda dengan profesi lainnya, auditor independen
bertanggung jawab memberikan assurance services. Sementara manajeman, dibantu
pengacara, penasihat keuangan, dan konsultan, menyajikan informasi keuangan,
akuntan publik bertugas menilai apakah informasi keuangan itu dapat dipercaya atau
tidak. Laku tidaknya informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat bergantung
pada hasil penilaian akuntan publik itu. Kata “publik” yang menyertai akuntan
menunjukkan bahwa otoritasnya diberikan oleh publik dan karena itu tanggung
jawabnya pun kepada publik (guarding public interest). Sementara itu, kata “wajar
tanpa pengecualian”, yang menjadi pendapat akuntan publik, mengandung makna
bahwa informasi keuangan yang telah diauditnya layak dipercaya, tidak mengandung
keragu-raguan. Karena itu, dalam menjalankan audit, akuntan wajib mendeteksi
kemungkinan kecurangan dan kekeliruan yang material. Kalau saja auditor Enron
bekerja dengan penuh kehati-hatian (due professional care), niscaya manipulasi yang
dilakukan manajemen dapat dibongkar sejak dulu dan kerugian yang lebih besar
dapat dicegah lebih dini. Buktinya, Watskin dengan mudah dapat menemukan
manipulasi itu.
Dalam hal ini, Arthur Andersen LPP salah satu firma akuntansi di Amerika
Serikat telah melakukan pelanggaran etika dalam pelaksanaan pengauditan. Hal ini
dapat dibuktikan dengan hal – hal berikut :
12
b. Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak
manajemen Enron maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek
akuntansi dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi mempertahankan
kepercayaan dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa laporan
keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur
berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap
melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara
berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Andersen tidak
mau mengungkapkan apa sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal
tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi Enron tetap dipertahankan.
Dari kasus ini banyak terjadi perilaku tidak etis. Perilaku tidak etis paling
paling mengemuka disini adalahadanya manipulasi laporan keuangan untuk
menunjukkan seolah-olah kinerja perusahaan baik. Andersen telah menciderai
kepercayaan dari pihak stock holder untuk memberikan suatu informasi yang adil
mengenai pertanggungjawaban dari pihak agen dalam mengemban amanah.
13
kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses
peradilan dan tuntutan hukum
Untuk itulah kode etik profesi harus dibuat untuk menopang praktik yang
sehat bebas dari kecurangan. Kode etik mengatur anggotanya dan menjelaskan hal
apa yang baik dan tidak baik dan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai
anggota profesi baik dalam berhubungan dengan kolega, klien, publik dan karyawan
sendiri.
Yang harus menjadi sebuah pelajaran bahwa sesungguhnya suatu praktik atau
perilaku yang dilandasi dengan ketidakbaikan maka akhirnya akan menuai
ketidakbaikan pula termasuk kerugian bagi banyak pihak.
14
c) Opini fairness
d) Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemenBroker, dealer, dan
penasihat investasi
e) Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan
sebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit
committee ini karena definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada, maka
seluruh dewan komisaris menjadi audit committee.
2. Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan
jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.
4. KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting
officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP tersebut dan mengaudit
klien tersebut setahun sebelumnya.
e. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang
melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi
lainnya kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.
f. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe
SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun
15
Undang-Undang yang mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan
dan melaporkan ketaatanyan terhadap pedoman corporate governance.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pada tahun 1979, ada 8 kantor akuntan publik besaryang dikenal dengan big 8
yang mendominasi di dunia internasional. Pada Juni 1989 Ernst & Whinney
memutuskan untuk bergabung dengan Arthur Young dan kemudian membentuk Ernst
& Young. Kemudian pada bulan Agustus ditahun yang sama Deloitte, Haskins &
Sells pun melakukan merger dengan Touche Ross yang kemudian menghasilkan
kantor akuntan Deloitte & Touche. Maka dengan ini, kelompok big 8 berubah
menjadi big 6.
Pada Juli 1998 Kantor Akuntan Price Water house memutuskan untuk
bergabung dengan Kantor Coopers & Lybrand yang kemudian membentuk kantor
akuntan Price Waterhouse Coopers. Dengan terbentuknya kantor akuntan Price
Waterhouse Coopers ini, maka kelompok the big 6 berubah menjadi big 5
Pada tahun 2001 terjadi suatu peristiwa yang kita kenal sebagai Skandal
Enron. Dalam Skandal Enron ini, kantor akuntan Arthur Andersen didakwa melawan
hukum karena menghancurkan dokumen – dokumen yang berkaitan dengan
pengauditan Enron, dan dianggap menutup – nutupi kerugian jutaan dolar dalam
skandal Enron. Kejadian ini menyebabkan kebangkrutan bisnis Arthur Andersen yang
bersifat global. Kantor – kantor partner di seluruh dunia yang berada di bawah
bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan kebanyakan bergabung menjadi
kantor akuntan internasional lainnya Dengan adanya kejadian ini, maka hanya tersisa
empat kantor akuntan internasional yang kita kenal dengan nama big 4 sampai saat
ini.
Dari kasus Enron dapat diketahui bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen
sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan
tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas
bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP
yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur
Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran
dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP
17
Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari
masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di
KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan
akibat kasus ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
19