Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur penulis hanturkan atas kehadiran Tuhan


YME, karena berkat Rahmat dan Karunianya penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini berisi pembahasan tentang sejarah
perkembangan kantor akuntan public big 8 menjadi big 4 dan pembahasan kasus
enron.

Dalam makalah ini tidak dituliskan kedalaman materi yang teliti ditimbang
hanya dalam keadaan penulisan makalah sehingga telah dirangkum dan dipilih
beberapa materi yang dianggap perlu. Dalam penulisan ini penulis mendapatkan
tantangan, hambatan, dan keraguan akan tetapi dengan bantuan dari beberapa pihak
semua bisa terselesaikan. Karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini, hanya doa yang
dipanjatkan kepada pihak yang telah membantu penulisan makalah ini agar dapat
dibalas atas bantuannya yang setimpal dari Tuhan YME.

Penulis selalu menyadari bahwa pembahasan dan penulisan dalam makalah ini
masih terlalu jauh dari kesempurnaan baik dari susunan dan isi materinya. Kritik dan
saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan tulisan ini dan
penulisan yang selanjutnya.

Pekanbaru, 12 Maret 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….1

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………...2

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………...3

1.1 Latar Belakang…….. ……………………………………………………3

1.2 Rumusan Masalah……….. …………………………………….................4

1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………................4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..5

2.1 Sejarah KAP Big 8……………,. …………………………………………5

2.2 Sejarah KAP Big 6 ………………………………………………………..7

2.3 Sejarah KAP Big 5………………………. …….........................................8

2.4 Sejarah KAP Big 4………………………………………………………...9

2.5 Kasus Enron……………………………………………………………...10

BAB III PENUTUP……………………………………………………....................17

3.1 Kesimpulan………………………………………………........................17

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….................19

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kantor Akuntan Publik, merupakan kumpulan para akuntan publik, yang


berpraktik bersama-sama dalam satu wadah partnership (Elder, Beasly, Arens., 2008).
Perkembangan suatu KAP akan sangat tergantung pada kondisi staf profesionalnya
dan pertumbuhan partner-partner baru. Suatu partnership yang sehat harus mampu
menumbuhkan akuntan publik baru yang akan menjadi partner/sekutu dalam
partnership tersebut.

Kantor Akuntan Publik dengan memberikan jasa pelayanan dalam bidang


akuntansi, misalnya saja salah satunya dengan memberikan jasa pemeriksaan laporan
keuangan pada suatu perusahaan kemudian memberikan atestasi atau opini terhadap
laporan keuangan tersebut, sebagaimana diketahui jenis-jenis opini yang lazim
diberikan oleh auditor ketika mengaudit laporan keuangan adalah wajar tanpa
pengecualian (unqualified opinion), wajar dengan pengecualian (qualified opinion),
tidak wajar (adverse opinion), dan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion).

Berkembangnya profesi akuntan publik telah banyak diakui oleh berbagai


kalangan. Kebutuhan dunia usaha, pemerintah dan masyarakat luas akan jasa akuntan
inilah yang menjadi pemicu perkembangan tersebut, namun demikian masyarakat
belum sepenuhnya menaruh kepercayaan terhadap profesi akuntan publik. Krisis atau
menurunnya kepercayaan dari masyarakat terhadap mutu jasa yang diberikan oleh
akuntan public semakin terlihat jelas seiring dengan terjadinya fenomena
kebangkrutan perusahaan, seperti kasus skandal Enron yang melibatkan salah satu big
four, yaitu Arthur Andersen CPA.

Profesi akuntan sekarang ini dituntut untuk mampu bertindak secara


profesional sesuai dengan etika profesionalisme audit. Hal tersebut dikarenakan
profesi akuntan mempunyai tanggung jawab terhadap apa yang diperbuat baik
terhadap pekerjaannya, organisasinya, masyarakat dan dirinya sendiri. Dengan
bertindak sesuai etika maka kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan akan
meningkat. Terlebih saat ini profesi akuntan diperlukan oleh perusahaan, khususnya
perusahaan yang akan masuk ke dalam pasar modal. Hal ini disebabkan setiap

3
perusahaan yang hendak ikut serta dalam bursa efek wajib diaudit oleh akuntan
publik.

Pada tahun 1979, ada 8 kantor akuntan publik besaryang dikenal dengan big 8
yang mendominasi di dunia internasional. Kompetisi diantara kantor akuntan semakin
intensif yang membuat beberapa Kantor Akuntan Publik melakukan merger sehingga
the Big 8 menjadi the big 6 kemudian the big 5. Pada tahun 2001 terjadi suatu
peristiwa yang kita kenal sebagai Skandal Enron, kejadian ini menyebabkan
kebangkrutan bisnis Arthur Andersen yang bersifat global. Kantor – kantor partner di
seluruh dunia yang berada di bawah bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan
kebanyakan bergabung menjadi kantor akuntan internasional lainnya Dengan adanya
kejadian ini, maka hanya tersisa empat kantor akuntan internasional yang kita kenal
dengan nama big 4 sampai saat ini.

1.2. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah yang akan
dibahas ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah perkembangan KAP Big 8?


2. Bagaimana sejarah perkembangan KAP Big 6?
3. Bagaimana sejarah perkembangan KAP Big 5?
4. Bagaimana sejarah perkembangan KAP Big 4?
5. Bagaimana pembahasan mengenai Kasus Enron?

1.3. Tujuan Penulisan

Dengan disusunnya makalah ini, adapun tujuan yang dimaksud ialah:

1. Tugas mata kuliah Audit 1.


2. Untuk menambah wawasan bagi penulis dan pembacanya.
3. Untuk menjelaskan tentang sejarah perkembangan KAP Big 8 menjadi Big 4.
4. Untuk menjelaskan tentang pembahasan mengenai Kasus Enron.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sejarah KAP BIG 8

Kantor-kantor akuntan yang disebut sebagai the Big 8


menggambarkandominasi delapan kantor akuntan terbesar pada abad ke-20, yaitu :

2.1.1. Arthur Andersen

Arthur Andersen adalah sebuah perusahaan jasa akuntansi yang berpusat


diChicago, Illinois,Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh Arthur Andersen
pada tahun1913. Perusahaan ini menyediakan jasa professional, konsultasi, pajak.
Sampai tahun 2002 perusahaan inimempekerjakan 85.000 karyawan di seluruh dunia
dan memperoleh pendapatanUS$9.3 milyar pada tahun 2002. Pada tahun 2002 izin
kantorAkuntan Publik dicabut karena terlibat suatu skandal di Amerika serikat

2.1.2. Arthur Young & Company

Arthur Young & Company didirikan pada tahun 1906 diChicago olehArthur
Young. Perusahaan ini selanjutnya pada tahun tahun 1924melakukan merger dengan
perusahaan lain dan berganti nama.

2.1.3. Coopers & Lybrand

Coopers & Lybrand didirikan dalam abad ke 19. Pada tahun 1854 William
Cooper mulai berpraktek di London dan tujuh tahun kemudianberganti nama menjadi
Cooper Brothers saat ketiga saudaranyabergabung. Tahun 1898 di AS Robert H.
Montgomery,William M.Lybrand,Adam A. Ross Jr dan kakaknya T.Edward Ross
mendirikan Lybrand, Ross Brothers and Montgomery.Coopers & Lybrandmerupakan
hasil penggabungan antara Cooper Brothers & Co;Lybrand, Ross Bros &
Montgomery dan sebuah kantor dari Kanada McDonald, Currie and Co pada
tahun1957.

2.1.4. Ernst & Whinney

Perusahaan ini merupakan hasil dari serangkaian merger dariperusahaan-


perusahaan pendahulunya. Persekutuan tertua didirikan padatahun 1849 di Inggris

5
dengan namaHarding & Pullein. Pada tahun itu juga,Frederick Whinneybergabung.
Dia kemudian menjadi partner pada tahun 1859. Pada tahun 1894, seiring dengan
bergabungnya anak-anaknya, persekutuan tersebut berganti nama menjadi Whinney,
Smith& Whinney. Sedangkan Pada tahun 1903,perusahaanErnst & Ernstdidirikan
diClevelandolehAlwindanTheodore Ernst. Selanjutnya.Pada1979 Ernst & Whinney
terbentuk dan menjadi firma akuntansi keempat terbesar di dunia.

2.1.5. Deloitte Haskins & Sells

Pada tahun 1845 William Welch Deloitte membuka kantor di BasinghallStreet


di London.Deloitte adalah orang pertama yang akan ditunjuk auditor independen
perusahaan publik. Dia melanjutkan untuk membuka kantor diNew Yorkpada tahun
1880. Pada tahun 1895 Charles Waldo Haskinsdan Eijah Watt melakukan merger dan
kemudian terbentuk Haskins & Sells di New York. Selanjutnya pada tahun 1952
bergabung dengan Deloitte Haskins & Sells untuk membentuk Deloitte,Haskins &
Sells dan bermarkas di US.

2.1.6. Peat Marwick Mitchell

Perusahaan ini bermarkas di London, UK. Firma Peat Marwick Mitchell


merupakan gabungan firma di US dan UK dan menggunakan nama yangsama pada
tahun 1925. Untuk lebih spesifik akan dijelaskan dalam KPMG.

2.1.7. Price Waterhouse

Samuel Price, seorang akuntan, mulai praktek diLondon pada tahun1849.


Dalam tahun 1865 Price membuat persekutuan dengan William Holyland dan Edwin
Waterhouse. Sejak tahun 1874 kantor inikemudian dikenal dengan nama Price,
Waterhouse & Co. Holyland akhirnya meninggalkan persekutuan itu dan kemudian
huruf '& Co' dan koma dihilangkan dari nama kantor tersebut. Di akhir tahun 1800-
an,Price Waterhouse mendapat pengakuan sebagai suatu kantor akuntan publik
tepercaya. Dengan berkembangnya perdagangan antara Britania Raya dan Amerika
Serikat,Price Waterhouse kemudian membuka kantornya di New York dalam tahun
1890, yang kemudian kantor diAmerika ini berkembang dengan sangat pesatnya.
Kantor asalnya diInggris juga membuka banyak kantor di negara-negara
Persemakmuran Inggris. Setiap kali mendirikan persekutuan terpisah di setiap
negara,setiap sekutu yang diberikan insentif yang baik untuk meluaskan
prakteklokalnya. Jadi kegiatan Price Waterhouse di seluruh dunia merupakan suatu

6
gabungan kantor-kantor lokal yang berkembang secara alamiah dibandingkan dengan
merupakan hasil dari penggabungan usahain ternasional.

2.1.8. Touche Ross

Touche Ross didirikan pada tahun 1969. Perusahaan ini sebelumnya


bernamaTouche, Ross,Bailey & Smart. Perusahaan ini bermula padatahun
1898,George Touche mendirikan sebuah kantor di London, dankemudian pada tahun
1900 Ia bergabung dengan Yohanes BallantineNiven dalam membangun
perusahaanTouche Niven. Kemudian George Bailey menyusul bergabung, kemudian
selanjutnya menyusul Ross yang berasal dari Kanada, yang pada akhirnya
terbentuklahTauchRoss.

Sebagian besar the Big 8 merupakan aliansi antara firma yang berasal dari
British dan US pada abad ke-19 atau awal abad ke-20. Price Waterhouse merupakan
UK firm yang kemudian membuka cabang di US pada 1890 dan kemudian terpisah
dan berdiri sendiri. Firma Peat Marwick Mitchell merupakan gabungan firma US dan
UK dan menggunakan nama yang sama pada tahun 1925. Firma lainnya
menggunakan nama yang berbeda untuk domestic business (tidak menggunakan
nama bersama/common names), antara lain Touche Ross tahun 1960, Arthur Young
(at first Arthur Young, McLelland Moores) tahun 1968, Coopers & Lybrand tahun
1973, Deloitte Haskins & Sells tahun 1978 dan Ernst & Whinney tahun 1979.

2.2 Sejarah KAP BIG 6

Kompetisi diantara kantor akuntan semakin intensif dan the Big 8 menjadi the
Big 6 pada Juni 1989 ketika Ernst & Whinney merger dengan Arthur Young mejadi
Ernst & Young serta Deloitte,Haskins & Sells merger dengan Touche Ross menjadi
Deloitte & Touche pada AgustuS 1989.

2.2.1. Arthur Andersen

Pada era ini Arthur Andersen tidak melakukan perubahan yang berarti karena
tidak melakukan merger dengan anggota big 8 lainnya.

2.2.2. Coopers & Lybrand

Pada era ini Coopers & Lybrand juga tidak melakukan perubahan yan gberarti
karena tidak melakukan merger dengan anggota big 8 lainnya.

7
2.2.3. Ernst & Young

Pada Juni 1989 ketika Ernst & Whinney merger dengan Arthur Young mejadi
Ernst & Young. Merger ini dilakukan karena kompetisi diantara kantor akuntan yang
semakin intensif diantara the Big 8. Hal ini dilakukan untuk menghadapi persaingan
yang semakin ketat diantara kantor-kantor akuntan besar di dunia.

2.2.4. Deloitte & Touche

Kantor ini dikenal dengan namaDeloitte & Touche yang terbentuk karena
bergabungnya Touche Ross dan Deloitte Haskins & Sells (diluar Kerajaan Inggris)
pada tahun 1990. Dalam tahun 1993,kantor internasional mengubah namanya menjadi
Deloitte Touche Tohmatsu ,nama yang ketiga berasal dari kantor Tohmatsu & Co,
yang bergabungdengan Touche Ross dalam tahun1975. Nama kantor ini
merupakangabungan namaWilliam Welch Deloitte,George Touche,dan Panglima
Nobuzo Tohmatsu.Hal ini dilakukan untuk menghadapi persaingan yang semakin
ketat diantara kantor-kantor akuntan besar didunia.

2.2.5. Peat Marwick Mitchell

Pada era ini Peat Marwick Mitchell tidak melakukan perubaan yang berarti
karena tidak melakukan merger dengan anggota big 8 lainnya.

2.2.6. Price Waterhouse

Pada era ini Price Waterhouse tidak melakukan perubaan yang berartikarena
tidak melakukan merger dengan anggota big 8 lainnya.

2.3. Sejarah KAP BIG 5

Pada Juli 1998 big six berubah menjadi big five karena Price Waterhouse
merger dengan Coopers & Lybrand menjadi PricewaterhouseCoopers.

2.3.1. Arthur Andersen

Pada era iniArthur Andersen tidak melakukan perubaan yang berartikarena


tidak melakukan merger dengan anggota big 6 lainnya.

8
2.3.2. Ernst & Young

Pada era ini Ernst & Young tidak melakukan perubaan yang berartikarena
tidak melakukan merger dengan anggota big 6 lainnya.

2.3.3. Deloitte & Touche

Pada era ini Deloitte & Touche tidak melakukan perubaan yang berartikarena
tidak melakukan merger dengan anggota big 6 lainnya.

2.3.4. Peat Marwick Mitchell

Pada era ini Peat Marwick Mitchell tidak melakukan perubaan yangberarti
karena tidak melakukan merger dengan anggota big 6 lainnya.

2.3.5. PricewaterhouseCoopers

Kantor ini dibentuk dengan adanya penggabungan usaha dari dua kantorbesar
yaitu Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. Dalam tahun1998 Price Waterhouse
dan Coopers & Lybrand bergabung dan membentuk PricewaterhouseCoopers. Tahun
berikutnya, pembicaraan untuk menggabungkan PricewaterhouseCoopers dengan
Grant Thornton gagal. Oleh karena berkurangnya jumlah kantor-kantor besar,
sepertinya otoritas pengatur kompetisi sulit meluluskan ijin penggabungan usaha.

2.4. Sejarah KAP BIG 4

Kasus kolapsnya Enron telah menyeret Arthur Andersen yang mengaudit


laporan keuangan Enron, ke dalam serangkaian penyelidikan oleh otoritas bursa US.
Hasil penyelidikan menyimpulkan Arthur Andersen terlibat dalam skandal tersebut.
Kantor akuntan Arthur Andersen didakwa melawan hukum karena menghancurkan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengauditan Enron, dan menutup-nutupi
kerugian jutaan dolar.Hasil keputusan hukum secara efektif menyebabkan
kebangkrutan globaldari bisnis Arthur Andersen. Kantor akuntan di seluruh dunia
yang beradadi bawah bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan kebanyakan
menjadi anggota kantor akuntan internasional lainnya. Di UK, para partner Arthur
Andersen setempat banyak yang bergabung dengan Ernst & Young dan Deloitte
Touche Tohmatsu. Di Indonesia, para partner ArthurAndersen pada akhirnya
bergabung dengan Ernst & Young.

9
2.5. Kasus Enron

Enron adalah perusahaan yang sangat bagus. Sebagai salah satu perusahaan
yang menikmati booming industri energi di tahun 1990an, Enron sukses menyuplai
energi ke pangsa pasar yang begitu besar dan memiliki jaringan yang luar biasa luas.
Enron bahkan berhasil menyinergikan jalur transmisi energinya untuk jalur teknologi
informasi. Kalau dilihat dari siklus bisnisnya, Enron memiliki profitabilitas yang
cukup menggiurkan. Seiring booming industri energi, Enron memosisikan dirinya
sebagai energy merchants: membeli natural gas dengan harga murah, kemudian
dikonversi dalam energi listrik, lalu dijual dengan mengambil profit yang lumayan
dari markup sale of power atau biasa disebut “spark spread“.

Pada beberapa tahun yang lalu beberapa perusahaan seperti Enron dan
Worldcom yang dinyatakan bangkrut oleh pengadilan dan Enron perusahaan energi
terbesar di AS yang jatuh bangkrut itu meninggalkan hutang hampir sebesar US $
31.2 milyar, karena salah strategi dan memanipulasi akuntansi yang melibatkan
profesi Akuntan Publik yaitu Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen. Arthur
Andersen, merupakan kantor akuntan public yang disebut sebagai “The big five”
yaitu (pricewaterhouse coopers, deloitte & touché, KPMC, Ernest & Young dan
Anderson) yang melakukan Audit terhadap laporan keuangan Enron Corp. Laporan
keuangan maupun akunting perusahaan yang diaudit oleh perusahaan akunting
ternama di dunia, Arthur Andersen, ternyata penuh dengan kecurangan (fraudulent)
dan penyamaran data serta syarat dengan pelanggaran etika profesi.

Akibat gagalnya Akuntan Publik Arthur Andersen menemukan kecurangan


yang dilakukan oleh Enron maka memberikan reaksi keras dari masyarakat (investor)
sehingga berpengaruh terhadap harga saham Enron di pasar modal. Kasus Enron ini
menyebabkan indeks pasar modal Amerika jatuh sampai 25 %.

Perusahaan akuntan yang mengaudit laporan keuangan Enron, Arthur


andersen, tidak berhasil melaporkan penyimpangan yang terjadi dalam tubuh Enron.
Di samping sebagai eksternal auditor, Arthur andersen juga bertugas sebagai
konsultan manajemen Enron. Besarnya jumlah consulting fees yang diterima Arthur
Andersen menyebabkan KAP tersebut bersedia kompromi terhadap temuan auditnya
dengan klien mereka.

10
KAP Arthur Andersen memiliki kebijakan pemusnahan dokumen yang tidak
menjadi bagian dari kertas kerja audit formal. Selain itu, jika Arthur Andersen sedang
memenuhi panggilan pengadilan berkaitan dengan perjanjian audit tertentu, tidak
boleh ada dokumen yang dimusnahkan. Namun Arthur Andersen memusnahkan
dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai
dengan munculnya panggilan pengadilan.

Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal


Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas
Arthur Andersen hancur. Akibatnya, banyak klien Andersen yang memutuskan
hubungan dan Arthur Andersen pun ditutup. Penyebab kecurangan tersebut
diantaranya dilatarbelakangi oleh sikap tidak etis, tidak jujur, karakter moral yang
rendah, dominasi kepercayaan, dan lemahnya pengendalian.

Faktor tersebut adalah merupakan perilaku tidak etis yang sangat bertentangan
dengan good corporate governance philosofy yang membahayakan terhadap business
going cocern. Begitu pula praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan
hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak.Pihak yang dirugikan dari kasus
ini tidak hanya investor Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang
menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di pasar
modal pada umumnya (social impact).

Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya


harga saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory,
Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau
principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai
pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal.
Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk
kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis
yang sehat.

2.5.1. Permasalahan Audit

Skandal Enron, tak bisa dimungkiri, merupakan kejahatan ekonomi


multidisiplin. Segelintir penguasa informasi telah menipu banyak pihak yang sangat
awam tentang seluk-beluk transaksi keuangan perusahaan. Mereka terdiri dari para
professional-CEO, akuntan, auditor, pengacara, bankir, dan analis keuangan yang
telah mengkhianati tugas mulianya sebagai penjaga kepentingan publik yang tak
berdosa.

11
Meskipun bangkrutnya sebuah usaha menjadi tanggung jawab banyak pihak,
dalam kedudukannya sebagai auditor, tanggung jawab Arthur Andersen dalam kasus
Enron sangatlah besar. Berbeda dengan profesi lainnya, auditor independen
bertanggung jawab memberikan assurance services. Sementara manajeman, dibantu
pengacara, penasihat keuangan, dan konsultan, menyajikan informasi keuangan,
akuntan publik bertugas menilai apakah informasi keuangan itu dapat dipercaya atau
tidak. Laku tidaknya informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat bergantung
pada hasil penilaian akuntan publik itu. Kata “publik” yang menyertai akuntan
menunjukkan bahwa otoritasnya diberikan oleh publik dan karena itu tanggung
jawabnya pun kepada publik (guarding public interest). Sementara itu, kata “wajar
tanpa pengecualian”, yang menjadi pendapat akuntan publik, mengandung makna
bahwa informasi keuangan yang telah diauditnya layak dipercaya, tidak mengandung
keragu-raguan. Karena itu, dalam menjalankan audit, akuntan wajib mendeteksi
kemungkinan kecurangan dan kekeliruan yang material. Kalau saja auditor Enron
bekerja dengan penuh kehati-hatian (due professional care), niscaya manipulasi yang
dilakukan manajemen dapat dibongkar sejak dulu dan kerugian yang lebih besar
dapat dicegah lebih dini. Buktinya, Watskin dengan mudah dapat menemukan
manipulasi itu.

Sebaliknya, hilangnya obyektivitas dan independensi dapat membuat


penglihatan auditor menjadi kabur. Penyimpangan (irregularities) dan kecurangan
(fraud) akan dianggap sebagai kelaziman. Kegagalan untuk bersikap obyektif dan
independensi sama artinya dengan hilangnya eksistensi profesi. Membenarkan,
bahkan menutupi, perilaku manajemen yang manipulatif jelas-jelas merupakan
pengkhianatan terhadap tugas “suci” profesi akuntan publik. Karena itu, sangat wajar
jika, dalam kasus Enron, auditor paling dipersalahkan karena telah gagal melindungi
kepentingan publik-sang pemberi otoritas.

Dalam hal ini, Arthur Andersen LPP salah satu firma akuntansi di Amerika
Serikat telah melakukan pelanggaran etika dalam pelaksanaan pengauditan. Hal ini
dapat dibuktikan dengan hal – hal berikut :

a. Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, terlihat


dari tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen yang berperan
besar pada kebangkrutan perusahaan, terjadinya pelanggaran terhadap norma
etika corporate governance dan corporate responsibility oleh manajemen
perusahaan, dan perilaku manajemen perusahaan merupakan pelanggaran
besar-besaran terhadap kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan.

12
b. Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak
manajemen Enron maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek
akuntansi dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi mempertahankan
kepercayaan dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa laporan
keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur
berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap
melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara
berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Andersen tidak
mau mengungkapkan apa sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal
tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi Enron tetap dipertahankan.

c. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan


manipulasi laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang
tidak etis, dalam kasus Enron adalah dengan menghancurkan dokumen-
dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen
memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke
permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun
penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi
kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur
Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme
sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan menerbitkan laporan
audit yang salah dan meyesatkan.

Dari kasus ini banyak terjadi perilaku tidak etis. Perilaku tidak etis paling
paling mengemuka disini adalahadanya manipulasi laporan keuangan untuk
menunjukkan seolah-olah kinerja perusahaan baik. Andersen telah menciderai
kepercayaan dari pihak stock holder untuk memberikan suatu informasi yang adil
mengenai pertanggungjawaban dari pihak agen dalam mengemban amanah.

Dalam kasus Andersen diketahui terjadinya perilaku moral


hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan
padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan
keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. Ini merupakan salah satu
contoh kasus pelanggaran etika profesi Auditor yang terjadi di Amerika Serikat,
sebuah negara yang memiliki perangkat Undang-undang bisnis dan pasar modal yang
lebih lengkap. Hal ini terjadi akibat keegoisan satu pihak terhadap pihak lain, dalam
hal ini pihak-pihak yang selama ini diuntungkan atas penipuan laporan keuangan
terhadap pihak yang telah tertipu. Hal ini buah dari sebuah ketidakjujuran,
kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis yang berakibat hutang dan sebuah

13
kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses
peradilan dan tuntutan hukum

Untuk itulah kode etik profesi harus dibuat untuk menopang praktik yang
sehat bebas dari kecurangan. Kode etik mengatur anggotanya dan menjelaskan hal
apa yang baik dan tidak baik dan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai
anggota profesi baik dalam berhubungan dengan kolega, klien, publik dan karyawan
sendiri.

Yang harus menjadi sebuah pelajaran bahwa sesungguhnya suatu praktik atau
perilaku yang dilandasi dengan ketidakbaikan maka akhirnya akan menuai
ketidakbaikan pula termasuk kerugian bagi banyak pihak.

2.5.2. Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen

Adapun dampak dari kasus ini adalah sebagai berikut :

a. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi


para investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan
yang dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public
Company Accounting Oversight Board) yang bertugas:

1. Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan public


2. Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian
mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit
perusahaan publik.
3. Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan
mengenakan sanksi jika perlu.
4. Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar
professional di KAP.
5. Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar
professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan
publik.

b. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act

1. Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa


non audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa
non audit yang dilarang :
a) Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
b) Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.

14
c) Opini fairness
d) Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemenBroker, dealer, dan
penasihat investasi
e) Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan
sebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit
committee ini karena definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada, maka
seluruh dewan komisaris menjadi audit committee.

2. Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan
jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.

3. KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee yang


menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif
perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan
dengan manajemen perusahaan, pemilihannya oleh manajemen dan preferensi
auditor.

4. KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting
officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP tersebut dan mengaudit
klien tersebut setahun sebelumnya.

c. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat


menghalangi investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan
bangkrut. Selain itu, kini CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan
bahwa laporan keuangan yang mereka laporkan adalah sesuai dengan
peraturan SEC dan semua informasi yang dilaporkan adalah wajar dan tidak
ada kesalahan material. Sebagai tambahan, menjadi semakin banyak ancaman
pidana bagi mereka yang melakukan pelanggaran ini.

d. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi


kode etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai
berikut “ para profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam
kaidah-kaidah aturan profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan
kebenaran pada saat masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan
perusahaan yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku”.

e. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang
melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi
lainnya kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.

f. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe
SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun

15
Undang-Undang yang mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan
dan melaporkan ketaatanyan terhadap pedoman corporate governance.

g. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange


(NYSE), menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran
dalam pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko, dan mengembangkan operasi
bisnis, dan setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern
(James : 2003).

16
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pada tahun 1979, ada 8 kantor akuntan publik besaryang dikenal dengan big 8
yang mendominasi di dunia internasional. Pada Juni 1989 Ernst & Whinney
memutuskan untuk bergabung dengan Arthur Young dan kemudian membentuk Ernst
& Young. Kemudian pada bulan Agustus ditahun yang sama Deloitte, Haskins &
Sells pun melakukan merger dengan Touche Ross yang kemudian menghasilkan
kantor akuntan Deloitte & Touche. Maka dengan ini, kelompok big 8 berubah
menjadi big 6.

Pada Juli 1998 Kantor Akuntan Price Water house memutuskan untuk
bergabung dengan Kantor Coopers & Lybrand yang kemudian membentuk kantor
akuntan Price Waterhouse Coopers. Dengan terbentuknya kantor akuntan Price
Waterhouse Coopers ini, maka kelompok the big 6 berubah menjadi big 5

Pada tahun 2001 terjadi suatu peristiwa yang kita kenal sebagai Skandal
Enron. Dalam Skandal Enron ini, kantor akuntan Arthur Andersen didakwa melawan
hukum karena menghancurkan dokumen – dokumen yang berkaitan dengan
pengauditan Enron, dan dianggap menutup – nutupi kerugian jutaan dolar dalam
skandal Enron. Kejadian ini menyebabkan kebangkrutan bisnis Arthur Andersen yang
bersifat global. Kantor – kantor partner di seluruh dunia yang berada di bawah
bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan kebanyakan bergabung menjadi
kantor akuntan internasional lainnya Dengan adanya kejadian ini, maka hanya tersisa
empat kantor akuntan internasional yang kita kenal dengan nama big 4 sampai saat
ini.

Dari kasus Enron dapat diketahui bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen
sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan
tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas
bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus ini, KAP
yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur
Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran
dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP

17
Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari
masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di
KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan
akibat kasus ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

 Wiwiek Widyasuti.2015.Sejarah Big Eight KAP Menjadi Big Four di


http://wiwiekww30.blogspot.com/2015/11/sejarah-big-eight-kap-menjadi-big
four.html (diakses 8 Maret 2019).

 Ridwan Santoso.2014.Sejarah The Big 4 KAP di


http://ridwansantosoug.blogspot.com/2014/11/sejarah-big-4-kap.html (diakses
8 Maret 2019).

 Justin Evilda Harahap.2015.Ceritakan Kenapa Arthur Andresen Bubar dan


Sejarah Big Four? di
https://justinaelvharahap.wordpress.com/2015/11/17/ceritakan-kenapa-arthur-
andresen-bubar-dan-sejarah-big-four/ (diakses 9 Maret 2019).

 Tifani Ikeriyanti.2015.Kasus Arthur Anderson dan Sejarah Big Four di


http://ikeriyanti.blogspot.com/2015/11/tugas-4-kasus-arthur-anderson-
dan.html (diakses 10 Maret 2019).

19

Anda mungkin juga menyukai