Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS KASUS AUDIT PADAWORLDCOM

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kasus Audit


Dosen : Rini Ratnaningsih, M. Ak.

Disusun Oleh :
1. Chezsa Desty Artamevia (11190560294)
2. Elva Clarisa (11190500327)
3. Kurnia Irawan (11190560265)
4. Dimas Refantino (11190500325)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
JAKARTA 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kasus Audit. Adapun makalah tersebut berjudul “Analisis
Kasus Audit Pada Worldcom”
Meskipun dalam penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan dan
kesulitan, tetapi karena motivasi dan dorongan dari Ibu Rini Ratnaningsih, M. Ak. Sebagai
dosen mata kuliah Kasus Audit. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu dan
tenaga yang telah diberikan
Kami menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan sumbang saran dan kritik dari semua pihak
yang membaca makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga
terwujudnya makalah ini.

Jakarta, 07 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................3
2.1 Kode Etik........................................................................................................3
2.1.1 Kode Etik Profesi Akuntan Publik......................................................3
2.2 Pengertian Audit Internal menurut para ahli..................................................3
BAB III GAMBARAN UMUM KASUS..................................................................6
3.1 Profil Perusahaan............................................................................................6
3.2 Kasus yang terjadi di perusahaan WorldCom................................................6
BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................................12
4.1 Pelanggaran Kode Etik Auditor yang terjadi dalam kasus WorldCom..........12
4.2 Peranan Auditor Internal................................................................................13
4.3 Pelanggaran Tata Kelola Perusahaan pada kasus WorldCom........................13
BAB V PENUTUP.....................................................................................................15
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................15
5.2 Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Disepanjang tahun 2002 telah terjadi penurunan indeks-indeks harga saham
gabungan ( IHGS ) di berbagai bursa dunia. Hal ini dikarenakan para pemerhati pasar
melihat adanya ketidakberesan pada salah satu perusahaan terpercaya di Amerika
Serikat, Yaitu adanya skandal laporan keuangan Worldcom. Kejadian tersebut
menyebabkan menurunnya harga-harga saham ke angka terendah pada pasar saham di
dunia khususnya di Amerika serikat dalam lima tahun terakhir. Selain itu kejadian
tersebut memiliki dampak terhadap kejatuahan IHGS di bursa efek dunia yang
kemudian mempermalukan pemerintahan presiden Amerika Serikat George W bush
sehingga kongres Amerika Serikat menuntut keras perusahaan-perusahaan di Amerika
Serikat yang melakukan dskandal untuk segera membersihkan diri, atau dihukum
secara tegas.
Salah satu perusahaan yang diharuskan membersihkan diri adalah Worldcom.
Perusahaan Worldcom merupakan perusahaan terbesar nomor 2 di Amerika Serikat
dalam bidang telekomunikasi, Worldcom terlibat rekayasa keuangan milyaran rupiah.
Dalam Laporannya Worldcom ditemukan bahwa perusahaan
mengklasifikasikan lebih dari $3,8 miliyar untuk beban oprasional dibukukan sebagai
pengeluaran modal dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcom
mampu menaikkan pendapatan atau laba. Worldcom juga menggunakan akun
cadangan secara tidak benar, Perusahaan membuat akun ini untuk mengantisipasi
kejadian-kejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi, Seperti hutang pajak tahun
depan seharusnya akun ini tidak boleh dimanipulasi untuk memperoleh pendapatan.
Dengan kejadian tersebut Worldcom memberhentikan 17.000 karyawan nya karena
dianggap menjadi beban serta memecat Chief financial officer dengan sengaja telah
memasukkan 3,8 miliyar 9 dari total biaya sewa jaringan yang pada 2001 saja
mencapai US$ 8,12 Miliyar ) ke pos yang tidak seharusnya dan kejadian ini jua
menyeret auditor ternama internasional Arthur Andersen, karena telah menutupi dan
tidak melaporkan keuangan palsu Worldcom.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah :
1. Kode etik apa yang auditor langgar?
2. Apa Peran Auditor Internal dalam menangani kasus ?
3. Prinsip Tata Kelola apa yang dilanggar perusahaan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kode etik apa yang dilanggar
2. Untuk mengetahui Peran Auditor Internal
3. Untuk mengetahui pelanggaran prinsip tata Kelola perusahaan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kode Etik


Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak
baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apayang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yangharus dihindari.
2.1.1 Kode Etik Profesi Akuntan Publik
Kode etik profesi akuntan public (sebelumnya di sebut aturan etika
kompartemen akuntan publik) adalah aturan etika yang harus di terapkan oleh anggota
institute akuntan publik Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan akuntan Indonesia -
kompartemen Akuntan Publik atau IAI KAP) dan staf professional (baik yang
anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja pada satu kantor
Akuntan Publik (KAP).
2.2 Pengertian Audit Internal menurut para ahli
a. Menurut IIA (The Institute of Internal Auditors)
Audit internal adalah asktivitas insuran dan konsultasi yang independent
dan obyektif,yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningatkan
operasi organisasi.Audit internal membantu organisasi mencapai tujuannya
melalui pendekatan yang sistematis dan teratur dalam mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko,pengendalian dan tata kelola.
b. Menurut Mulyadi (2010:211)
Audit internal adalah sebagai berikut: “Audit internal merupakan
kegiatan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi, yang dilakukan
dengan cara memeriksa akuntansi, keuangan, dan kegiatan lain untuk
memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab
tersebut”.

c. Standar Profesonal Akuntan Publik (SPAP)


Profesi akuntan publik (auditor independen) memiliki tangggung jawab yang
sangat besar dalam mengemban kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh

3
masyarakat (publik). Terdapat 3 (tiga) tanggung jawab akuntan publik dalam
melaksanakan pekerjaannya yaitu:

 Tanggung jawab moral (moral responsibility).


Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab moral untuk:
1. Memberi informasi secara lengkap dan jujur mengenai perusahaan yang
diaudit kepada pihak yang berwenang atas informasi tersebut,
walaupun tidak ada sanksi terhadap tindakannya.
2. Mengambil keputusan yang bijaksana dan obyektif (objective) dengan
kemahiran profesional (due professional care).
 Tanggung jawab profesional (professional responsibility).
Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab profesional terhadap
asosiasi profesi yang mewadahinya (rule professional conduct).
 Tanggung jawab hukum (legal responsibility).
Akuntan publik harus memiliki tanggung jawab diluar batas standar
profesinya yaitu tanggung jawab terkait dengan hukum yang berlaku.Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) dalam Standar Auditing Seksi 110, mengatur tentang
“Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen”. Pada paragraf 2, standar
tersebut antara lain dinyatakan bahwa auditor bertanggung jawab untuk
merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan
memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik
yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.
 Pencegahan & Pendeteksian Fraud
Fraudulent financial reporting di suatu perusahaan merupakan hal
yang akan berpengaruh besar terhadap semua pihak yang mendasarkan
keputusannya atas informasi dalam laporan keuangan (financial statement)
tersebut. Oleh karena itu akuntan publik harus bisa menccegah dan
mendeteksi lebih dini agar tidak terjadi fraud. Untuk mengetahui
adanya fraud, biasanya ditunjukkan oleh timbulnya gejala-gejala (symptoms)
berupa red flag (fraud indicators), misalnya perilaku tidak etis
manajemen. Red flag ini biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan
(fraud) yang terjadi.

4
 Tanggung Jawab Akuntan Publik
SA 240 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam
suatu Audit atas Laporan Keuangan
SA 450 Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi selama audit.
 Kecurangan (fraud) menurut Standar Audit (“SA’) 240 yang
diterbitkan IAPI
“Kecurangan: Suatu tindakan yang disengaja oleh satu individu atau
lebih dalam manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
karyawan, atau pihak ketiga, yang melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk
memperoleh suatu keuntungan secara tidak adil atau melanggar hukum.”
 Tata Kelola Perusahaan Menurut Wahyudi Prakarsa (2007:120)
“Good Corporate Governance yaitu mekanisme administratif yang
mengatur hubungan-hubungan antara manajemen perusahaan, komisaris,
direksi, pemegang saham dan kelompok- kelompok kepentingan
(stakeholders) yang lain. Hubungan-hubungan ini dimanifestasikan dalam
bentuk berbagai aturan permainan dan sistem insentif sebagai kerangka kerja
yang diperlukan untuk menentukan tujuan-tujuan perusahaan dan cara-cara
pencapaian tujuan-tujuan serta pemantauan kinerja yang dihasilkan.”

5
BAB III

GAMBARAN UMUM KASUS

3.1 Profil Perusahaan


Long distance discount services, Inc (LDDS) pada awalnya berdiri di
Hattiesburg, Mississippi pada 1983. Kemudian pada tahun 1985 Bernard Ebbers
LDDS dipilih menjadi CEO nya. Perusahaan go public pada tahun 1989 melalui
merger dengan advantage companies inc. sejak saat itu nama perusahaan di ganti
menjadi LDDS WorldCom pada tahu 1995, dan kemudian diganti hanya WorldCom
pada tahun 2003. Pertumbuhan perusahaan WorldCom terutama di dorong oleh
akuisisi terhadap perusahaan - perusahaan telekomunikasi lainnya. Selama tahun
1990-an dan mencapai puncaknya dengan akuisisi MCI pada tahun 1998.
Diantara perusahaan yang di beli atau bergabung dengan WorldCom adalah
Advanced Communiation Cor, (1992). Metromedia Communication corp, (1993).
Resurgens Communications Group (1993). IDB communications Group, Inc (1994).
Williams Technology Group, Inc (1995), and MFS Communications Company
(1996). Akuisisi MFS termasuk UUNET Technologies, Inc. yang telah diakuisisi oleh
MFS lama sebelum merger dengan WorldCom. Pada tanggal 10 november
1997,Worldcom dan MCI Communications mengumumkan merger senilai US $37
Milyar untuk membentuk MCI WorldCom, sehingga hal ini merupakan merger senilai
US$ 37 Milyar untuk membentuk MCI Worldcom, sehingga hal ini merupakan
merger terbesar dalam sejarah AS. Pada tanggal 15 september 1998, perusahaan
baru,MCI WorldCom, mulai di buka untuk bisnis. Perusahaan dengan kode saham
WorldCom di bursa Nasdaq ini telah memiliki 73.000 pegawai yang tersebar di
seluruh dunia. Sebanyak 8.300 diantaranya adalah pegawai yang tinggal di Eropa,
Timur Tengah dan Afrika.
3.2 Kasus yang terjadi di Perusahaan WorldCom
a. Kronologi kasus
Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai
mengalami kemerosotan yang disebabkan oleh pendapatan
mengalami penurunan dan utang semakin banyak.
Nilai saham juga terus mengalami penurunan. Melihat kondisi tersebut Bernard Ebber
6
s sebagai CEO, Scott Sullivan sebagai CFO dan David Myers sebagai auditor senior
memutuskan mengambil langkah keluar dengan cara mengubah laporan keuangan.
Ada dua cara yang mereka tempuh. Yang pertama, mereka membukukan ‘line cost‘
sebagai pemasukan, padahal pada kenyataannya merupakan pengeluaran. Dan yang
kedua, mereka meningkatkan pendapatan dengan entri akun palsu yang ditulis sebagai
“akun pendapatan perusahaan yang tidak teralokasi”. Dan dilaporkan sekitar $ 3,005
milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara sisanya sekitar $ 797 juta
pada triwulan pertama tahun 2002. berdasarkan data WorldCom $14,7 milyar pada
tahun 2001 di sajikan sebagai biaya. Dengan memindahkan akun beban kepada akun
modal, WorldCom mampu menaikkan pendapatan atau laba. WorldCom mampu
menaikan laba karena akun beban dicatat lebih rendah, sedangkan akun asset dicatat
lebih tinggi karena beban kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi. Dalam
laporannya pada 25 Juni Worldcom mengakui bahwa perusahaan mengklasifikasikan
lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai pengeluaran modal.
Beban jaringan adalah beban yang dibayar oleh Worldcom kepada perusahaan
lain untuk jaringan telekomunikasi, seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan
bagi Worldcom. Dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun
2001, sementara sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun 2002.
Berdasarkan data Worldcom $14,7 milyar padtahun 2001 disajikan sebagai biaya.
Dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldcom mampu menaikkan
pendapatan atau laba. Worldcom mampu menaikan laba karena
akun beban dicatat lebih rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beba
n kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi.
Kalau hal itu tidak terdeteksi praktek ini akan berakibat pendapatan bersih yang lebih
rendah dalam tahun - tahun berikutnya. Karena beban kapitalisasi jaringan tersebut
akan didepresiasikan. secara esensi beban kapitalisasi jaringan akan
memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan biyanya dalam beberapa tahun
dimasa depan,mungkin antara 10 tahun bahkan lebih.
Pada tanggal .1 Juli 2002 worldcom mengumumkan bahwa akun cadangan di
Worldcom juga di investigasi atau diperiksa.Perusahaan membuat akun ini untuk
mengantisipasi kejadian-kejadian luar biasa yang tidak dapat diprediksi.Seperti utang
pajak tahun depan. Seharusnyaakun ini tidak boleh dimanipulasiuntuk memperoleh
pendapatan. Pada 8 Agustus, Worldcom mengakui bahwa mereka telah menggunakan
akun cadangan secara tidak benar. Dakwaan yang dilaporkan pada tanggal 28 agustus

7
adalah bahwa akun cadangan dikurangiuntuk menutupi biaya jaringan yang telah
dikapitalisasi.
b. Skandal CEO Bernad Ebbres
Skandal akuntansi di dalam tubuh perusahaan ini sendiri dimulai
sejak pertengahan tahun 1999 dan terus berlanjut hingga Mei 2002.
Di bawah Bernard Ebbers (CEO), Scott Sullivan (CFO), David Myers (Pengawas) dan
Buford "Buddy" Yates (Direktur Jenderal Akuntansi) memanipulasi laporan
akuntansi perusahaan, membuat laporan akuntansi palsu untuk menutupi pendapatan
WorldCom yang hakikatnya mengalami penurunan dengan membuat
gambar pertumbuhan keuangan dan profitabilitas palsu untuk menopang harga saham
WorldCom di pasar saham.
Penipuan itu dilakukan terutama dalam dua cara :
1. Underreporting 'line cost` (biaya interkoneksi dengan perusahaantelekomunikasi
lainnya) dengan memanfaatkan biaya-biaya pada neracadaripada fakta
pengeluaran mereka.
2. Menggelembungkan pendapatan dengan memasukkan catatan akuntansi palsu
dari "alokasi dana perusahaan yang belum diisi".
Pada tahun 2002, sebuah tim audit internal WorldCom bekerja secara rahasia,
menyelidiki dan menggali kemana alokasi dana perusahaan yang hilang sebesar $ 3,8
milyar. Hingga pada akhirnya, mereka menemukan jawabannya bawa dana
perusahaan tersebut telah di selewengkan oleh CEO dan rekan-rekan kerjanya untuk
memperkaya diri mereka sendiri diluar standar pendapatan seharusnya.
Segera kemudian komite audit perusahaan dan dewan direksi diberitahu oleh
para audit mengenai masalah penipuan akuntansi ini. Tidak lama kemudian, mereka
segera memanggil dan memecat CFO Scott Sullivan, dan David Myers segera
mengundurkan diri.Kemudian pada tahun 2001, Arthur Andersen dan US Securities
and Exchange Commission (SEC) meluncurkan sebuah investigasi masalah ini pada
tanggal 26 Juni 2002. Sehingga pada akhir tahun 2003, diperkirakan bahwa total aset
perusahaan ini ternyata telah diselewengkan oleh CEO mereka sekitar $ 11 miliar.

Pihak-pihak terkait kasus wolrdcom


a) Bernard Ebbers.
Sebagai CEO WorldCom, Bernard Ebbers meminjam uang kepada perusahaannya
untuk membeli saham WorldCom. Namun, kenyataannya uang perusahaan

8
tersebut digunkan untuk kepentingannya sendiri bukan untuk membeli kembali
saham WorldCom. Dia dijatuhi hukuman 25 tahun penjara.
b) Cynthia Cooper
Salah satu auditor internal WorldCom danmenjabat sebagai vice presiden yang
mengetahui adanya sesuatu yang tidak beres dengan laporan keuangan WorldCom
c) Arthur Endersen
Sebagai Auditor Eksternal Independen merupakan pihak yang seharusnya
menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme, telah melakukan pelanggaran
kode etik profesi dan ingkar dari tanggung jawab terhadap profesi maupun
masyarakat dengan tidak melaporkan temuan audit yang dimanipulasi oleh
WorldCom. Arthur Andersen sebagai Auditor Eksternal Worldcom. Dia menyetujui
tindakan manipulasi karena :
o Tidak adanya integritas dalam praktik audit Arthur Andersen, sehingga
kecuranganyang dilakukan tidak diungkapkan dalam opini auditor.
o Adanya hubungan antara Arthur Andersen dengan Sullivan dan Myers yang
merupakan pekerja di KAP Arthur Andrsen sebelum bergabung dengan
WorldCom.
Arthur Andersen menyulap biaya sewa yang seharusnya merupakan biaya
operasional rutin yang akan mengurangi pendapatan pada tahun yang sama
menjadi biaya investasi, sehingga bisa disebar untuk jangka 10 tahun.
Biaya yang disulap oleh WorldCom per kuartalnya sebesar US$ 500-800 juta.
Dengan manipulasi data seperti ini, WorldCom bisa melaporkan laba
bersihUS$ 1,4 miliar pada kuartal I/2001 dan US$ 172 juta pada kuartal
I/2002. Padahal,kalau manajemen WorldCom melaporkan apa adanya, selama
lima kuartal rapornyaakan merah. Inilah informasi yang menyesatkan para
investor dan kreditor.
d) Scott D. Sullivan
Sebagai CFO WorldCom, dengan sengaja telah memasukkan US$ 3,85 miliar (dari
total biaya sewa jaringan yang pada 2001 saja mencapai US$ 8,12 miliar) ke pos
yangtak seharusnya.
e) Dewan Direksi
Menyetujui pemberian pinjaman dana lebih dari $408 juta kepada Ketua dan
mencegah manipulasi yang dilakukan manajemen
f) Staff Akuntan WorldCom

9
Dalam hal ini autan WorldCom sangat berperan aktif dalam skandal yang terjadi.
Berikut beberapa alas an akuntan WorldCom mau diajak bekerja sama dalam
memanipulasi laporan keuangan :
o Money
o Pressure
o Culture
o Internal Control
o Chance
o Etika
g) Mr Cooper
Ketua komite audit mempertanyakan mengenai beban operasi sebagai biaya
modal.Bukan hanya biaya akan tetapi pengakuan belanja modal digunakan
untukmeningkatkan laba.
h) Mr Buford "Buddy" Yates
Memasuki pengakuan bersalah untuk penipuan sekuritas dan konspirasi dan setuju
untuk bekerja sama dalam pemalsuan laporan keuangan WorldCom.
i) David F. Myers
Memasuki pengakuan bersalah dengan tiga tuduhan kejahatan penipuan di September
26, 200210)
j) Wistle Blower
Whistle Blower berani maju untuk memberitahukan tentang kegiatan yang
terjadi pada skandal worldom tersebut, yaitu Whistle Blower membocorkan kejahatan
pihak internal perusahaan.
k) Manajemen WorldCom Manajemen WorldCom dalam skandal WorldCom
berperan dalam menggelembungkan angka pada periode berjalan dengan
cara:
o Biaya jaringan yang telah dibayarkan pihak worldcom kepada pihak
ketigadipertanggungjawabkan dengan tidak benar. Dimana biaya jaringan
yangseharusnya dibebankan dalam laporan laba rugi, oleh perusahaan
dibebankan kerekening modal. Hal ini mengakibatkan laba periode berjalan
menjadi lebih besardari laba yang sebenarnya didapat oleh perusahaan.
Dengan cara ini worldcommampu meningkatkan keuntungannya hingga $
3.85 M
o Dana cadangan untuk beberapa biaya operasional dinaikkan oleh perusahaan.

10
Dana cadangan yang sudah terbentuk, nantinya akan dikurangi secara tidak
benar
oleh perusahaan untuk memanipulasi jumlah keuntungan yang diperoleh peru
sahaan pada periode berjalan. Dengan praktik ini, Worldcom berhasil meman
ipulasi keuntungannya sebesar $ 2 M.

11
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Pelanggaran Kode Etik Auditor yang terjadi dalam kasus WorldCom
Menurut kode etik profesi akuntan publik 2020
Seksi 110.1.1-A1 Lima prinsip dasar etika untuk anggota :
 Integritas
Dalam hal ini, KAP Andersen belum mampu menjadi Auditor yang jujur dan
dapat dipercaya, hal itu dapat dibuktikan dengan manipulasi yang dilakukan saat
KAP Andersen mengaudit laporan keuangan dari WorldCom, yakni manipulasi
laporan keuangan yang salah satunya pengkapitalisasian, melakukan pencadangan
dengan tidak benar dan masih banyak lagi.
 Obyektivitas
Dari kasus WorldCom, dapat dilihat bahwa dengan jelas KAP Andersen berpihak
kepada Worldcom dengan mendukung aksi manipulasi laporan keuangan.
 Tanggung jawab moral
Namun pada kasus WorldCom, jelas terbukti bahwa KAP Andersen tidak
memberikan informasi yang lengkap dan jujur mengenai fraud yang dilakukan
oleh perusahaan kliennya. KAP Andersen malah mendukung atau membantu
manipulasi tersebut. Sehingga dapat dipastikan KAP Andersen tidak mengambil
keputusan secara bijaksana dan objektif mengenai fraud yang dilakukan oleh
perusahaan klien.
 Kepentingan Publik
Sebagai Auditor, seharusnya kepentingan publik menjadi nomor satu karena saat
melakukan proses audit dan melaporkannya, apabila auditor melakukan salah
auditor akan berpengaruh pada nilai saham di luaran. Bila auditor melaporkan
opini wajar tanpa syarat, namun seharusnya terdapat manipulasi di dalam
perusahaan seperti yang dilakukan oleh WorldCom, yakni memanipulasi
sejumlah cadangan serta utangnya. Hal tersebut berdampak pada nilai saham
WorldCom yang anjlok secara drastis sehingga sangat mengecewakan investor.

12
 Profesionalisme
Dapat disimpulkan bahwa dengan mementingkan kepentingan sendiri; ketidak-
independen-an dan melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan, maka KAP
Andersen terbukti tidak memiliki profesionalisme sebagai KAP.
 Independensi
Auditor Eksternal seharusnya bersifat independen dan tidak memiliki hubungan
langsung dengan perusahaan yang diaudit. Namun dapat dilihat dari keberpihakan
yang memiliki modus kepentingan diri sendiri maka dapat disimpulkan bahwa
KAP Andersen tidak memilik independensi sebagai prinsip KAP yang
profesional dalam menjalankan tugasnya.
4.2 Peranan Auditor Internal
 Standar IIA 1100: Independensi dan Objektivitas
Aktivitas audit internal harus independen dan auditor internal harus obyektif
dalam melaksanakan tugasnya.
Pada kasus ini Cynthia Cooper berani bersikap independen dan obyetif dalam
menemukan fraud pada laporan keuangan worldcom dengan cara membentuk
team kecil untuk mengaudit ulang laporan keuangan.
 Standar IIA 2440 Penyampaian Hasil Penugasan
Kepala Audit Internal harus mengkomunikasikan hasil penugasan kepada pihak
yang berkepentingan.
Pada kasus ini auditor internal menggelar rapat bersama dewan direksi untuk
menyampaikan laporan hasil penugasan investigasi kaasus kecurangan yang
dilakukan oleh pemimpin perusahaan,kepala keuangan,dan auditor eksternal
4.3 Pelanggaran Tata Kelola Perusahaan pada kasus World Com
Pelanggaran yang dilakukan oleh worldcom berdasarkan 5 prinsip dari KNKG, adalah
1. Transparasi
Jika dilihat dari prisip ini pelanggaran yang di lakukan oleh WorldCom adalah
memanipulasi laporan akuntansi perusahaan membuat laporan akuntansi palsu
dengan membuat gambar pertumbuhan keuangan dan profitabilitas palsu untuk
menopang harga saham WorldCom Di pasar saham.
2. Akuntabilitas,
Pada prinsip ini Worldom melakukan pelanggaran dalam penyajian laporan
keuangannya yang di manipulasi sehingga laporan keuangan tersebut tidak efektif

13
dan tidak dapat di percaya hal tersebut dilakukan dengan cara pertama, mereka
mebukukan “line cost” sebagai pemasuka. Padahal pada kenyataannya
merupakan pengeluaran. Kedua, mereka meningkatkan pendapatan dengan entri
akun palsu yang di tulis sebagai “akun pendapatan perusahaan yang tidak
teralokasi” dan dengan memindahkan akun beban kepada akun modal, Worldom
mampu menaikkan pendapatan atau laba
3. Responsibilitas
Pelanggaran yang dilakukan pada prinsip ini adalah Worldcom tidak melakukan
tanggung jawabnya dalam hal menyajikan laporan keuangan yang sesuai
dengan ketentuan atau hukum yang berlaku. hal yang dilakukan worldcom
merupakan hal yang melanggar hokum.
4. Independensi
Pada kasus WorldCom, adanya hubungan antara Arthur Andersen degan Sullivan
dan myers yang merupakan pekerja di KAP Arthur Andersen sebelum bergabung
dengan WorldCom, serta Arthur telah melakukan pelanggaran kode etik profesi
dan ingkar dari tanggung jawab terhadap profesi maupun masyarakat dengan
tidak melaporkan temuan audit yang di manipulasi oleh WorldCom.
5. Fairness
Dalam prinsip ini worldcom tidak memperlakukan para pemangku kepentingan
secara adil, dengan menyembunyikam informasi bahwa sudah terjadi
pemanipulasian terhadap laporan keuangan. Hal tersebut dapat di lihat dari
CynthiaCooper yang merupakan salah satu auditor internal WorldCom dan
menjabar sebagai vice presiden yang sebenernya telah mengetahui adanya sesuatu
yang tidak beres dengan laporan keuangan WorldCom.

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1) Worldcom merupadakn perusahaan komunikasi yang berbasis AS. Didirikan pada
tagun 1983 yang merupakan hasil dari penggabungan beberapa perusahaan.
Bahkan pada tahun 1997 melakukan merger senilai US $37 Milyar untuk
membentuk MCI WorldCom, sehingga hal ini merupakan merger terbesar dalam
sejarah AS.
2) Pada awal tahun 2000 perusahaan komunikasi tersebut sudah mulai mengalami
kemerosotan yang disebabkan oleh pendapatan
mengalami penurunan dan utang semakin banyak.
3) Hal itu dapat dilihat ketika memanipulasi laporan keuangan yang salah satunya
pengkapitalisasian, melakukan pencadangan dengan tidak benar, KAP yang dinilai
lebih berpihak kepada Worldcom, tidak memberikan hasil audit untuk
kepentingan publik, tidak memberikan informasi yang lengkap dan jujur
mengenai fraud yang dilakukan oleh perusahaan kliennya, dan masih banyak
sikap yang mencemari profesi auditor. Dan akan menjadi tanggung jawab bagi
seluruh auditor untuk menjawab keraguan tersebut, membersihkan nama profesi
auditor yang sempat tercemar oleh beberapa KAP yang tidak menjalankan kode
etik auditor dengan benar.
5.2 Saran
1) Saran yang dapat penulis berikan ialah agar perusahaan dapat lebih teliti dalam
pemilihan pegawai, bukan hanya dari skill dan kemampuan, tapi juga dari sikap
dan kepribadiannya, baik dari posisi tertinggi hingga posisi terbawah.
2) Untuk KAP auditor eksternal, agar melakukan pelatihan dan pengawasan kepada
para auditornya sehingga dapat lebih baik dalam melakukan perkerjaan, selalu
bertindak sesuai kode etik, dan standar auditor agar tidak merusak nama baik
KAP.

15
DAFTAR PUSTAKA

- https://na.theiia.org/standards-guidance/mandatory-
guidance/Pages/Standards.aspx
- https://accounting.binus.ac.id/2019/12/10/prinsip-corporate-governance/
- https://na.theiia.org/standards-guidance/mandatory-guidance/Pages/Definition-
of-Internal-Auditing.aspx
- https://drive.google.com/file/d/19DZZfMOfHgNUt2f4USqy4fnOYOSBJUPR/pre
view

16
1

Anda mungkin juga menyukai