Anda di halaman 1dari 35

SEMINAR PEMERIKSAAN AKUNTANSI II

ETIKA AKUNTAN PROFESIONAL


KASUS ARTHUR ANDERSEN

Disusun Oleh:
KELOMPOK EMPAT
VICKY SEKAR SAGARA (161441SA)
M KHAIRI APRIANDI (1614??SA)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM


MATARAM
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’Alaukim Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Seminar
Akuntansi Pemeriksaan II dengan pokok bahasan kasus KAP Athur Anderson dan
Enron ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Dra. Ec. Endang Kartini, M. Ak selaku Dosen mata kuliah
Seminar Akuntansi Pemeriksaan II yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan dalam penggunaannya. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang. Apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Penyusun
Mataram, 10 Maret 2020

Tanda tangan

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan perekonomian dan dunia bisnis saat ini, membuat peran dari
profesi akuntan semakin dibutuhkan. Namun, di balik semakin dibutuhkannya
profesi akuntan, saat ini profesi akuntan sedang menghadapi sorotan tajam. Hal ini
terkait dengan adanya skandal ataupun manipulasi akuntansi yang dilakukan oleh
profesi akuntansi itu sendiri. Setiap profesi pasti memiliki sebuah etika atau hal-
hal yang harus di patuhi. Dengan adanya etika setiap tindakan atau perbuatan yang
akan dilakukan harus dipikirkan terlebih dahulu agar dalam bertindak tidak
semena-mena.
Turunnya kepercayaan publik atas profesi akuntan antara lain karena
beberapa kasus-kasus pelanggaran terhadap etika profesi Selain itu juga karena
akuntan dipercaya sebagai “gatekeepers” atau palang pintu dari pasar keuangan.
Hal ini karena salah satu tugas akuntan adalah memastikan kualitas dan integritas
informasi keuangan. Lunturnya kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan
tidak hanya sebatas pada akuntan publik yang disebut-sebut ikut terlibat dalam
beberapa kasus manipulasi akuntansi.
Atas keadaan inilah diperlukan suatu kode etik sebagai panduan dan aturan
terhadap seluruh anggota profesi dalam memenuhi tanggung jawab
profesionalnya. Selain akan membentuk akuntan yang profesional, kode etik juga
akan memberikan keyakinan yang tinggi terhadap masyarakat luas atas kualitas
kinerja pelayanan profesi akuntan.
Berdasarkan studi etika dalam bisnis yang berangsur-angsur mulai diakui
penting akan keberadaanya, tinjauan mengenai pelanggaran etika oleh profesi
tertentu, sarat akan muatan etika dan moral, untuk itu penulis dalam paper ini
mencoba menguraikan permasalahan tersebut dengan mengambil contoh kasus
pelanggaran etika profesi akuntansi oleh Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen
terhadap laporan keuangan Enron Corp
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dalam makalah ini
dibahas mengenai:

2
1. Bagaimana kronologis terjadinya Kasus Enron Corporation?
2. Bagaimana peranan KAP Arthur Anderson dengan terjadinya Kasus Enron
Corporation?
3. Apakah dampak yang timbul atas kasus Athur Anderson dan Enron
4. Mengetahui Isu-isu Etika pada Kasus Enron Corporation
1.3 Tujuan Penulisan
Dari permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dalam makalah ini
dibahas mengenai:
1. Mengetahui kronologis terjadinya Kasus Enron Corporation
2. Mengetahui Peranan KAP Arthur Anderson dengan terjadinya Kasus Enron
Corporation.
3. Apakah dampak yang timbul atas kasus Athur Anderson dan Enron
4. Mengetahui Isu-isu Etika pada Kasus Enron Corporation

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil Yang Terlibat Kasus AthurAndersen


2.1.1 Enron
Tahun 1947 Northern.Inc mencatatkan sahamnya di New York Stock
Exchange (NYSE). Pencatatan ini membuka akses yang lebih besar bagi
Northern ke sumber pembelanjaan untuk mendanai strategi pertumbuhan
melalui akuisisi dalam dua dekade ke depan (1950-1970).
Akhirnya pada tahun 1970-an, Northern menjadi investor utama dalam
mengembangkan jaringan pipa Alaska. Dengan selesainya jaringan pipa
tersebut, Northern dapat memasok gas alam dari cadangan yang besar di
Kanada.
Pada tahun 1980-an Northern merubah namanya menjadi Internorth, Inc.
Barulah pada tahun 1985, Internorth.Inc berubah nama menjadi “Enron Capital
and Trade Resources” oleh sebuah perusahaan “Houston Natural Gas” dengan
“InterNorth”. Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
pemipaan minyak sebagai hasil merger yang diwajibkan oleh peraturan
perundangan Pemerintah Federal Amerika. Dengan mengakuisisi Houston
Natural Gas Company seharga US$ 2.3 miliar. Dengan akuisisi tersebut
Internorth.Inc menguasai pipa gas alam sepanjang 40.000 mil. Enron memiliki
cita-cita ingin menjadi pemasok gas alam terbesar di Amerika.
Pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik “Portland
General Electric Corp” senilai $ 2 milyar yang menjadi perusahaan Amerika
terbesar yang memperjualbelikan gas alam serta listrik. Pendapatan meningkat
drastis dari $ 2 milyar menjadi $. 100.7 milyar dengan karyawan yang juga
tumbuh dari 200 orang menjadi 20.000 orang. Sejumlah penghargaan bergengsi
juga diraih Enron, salah satunya dinobatkan sebagai “America’s Most
Innovative Company” selama 6 tahun berturut-turut.
Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula “Enron
Online” (EOL) pada bulan oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron
yang secara online memasarkan produk energi elektronik melalui website.

4
Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai $.335 milyar pada
tahun 2000.
Pada Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat
ambisius untuk membangun jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan
tinggi (high speed broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth
untuk melakukan penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta
dollar guna melaksanakan program ini, walaupun keuntungannya belum
nampak, namun harga saham Enron di Wall Street melonjak menjadi $ 40,
bahkan meningkat menjadi $ 90,56 sehingga Enron dinyatakan oleh majalah
Fortune maupun media lain sebagai “one of the most admired and innovative
companies in the world” (Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif) selama
enam tahun berturut-turut.
2.1.2 Arthur Andersen
Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) yang
berada di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Arthur Andersen ini berdiri
sejak tahun 1913, yang didirikan oleh Arthur Andersen dan ClarenceDelany
sebagai Anderse Delany & Co. pada tahun 1918 perusahaan tersebut
berubah nama menjadi ArthurAndersen & Co. Kantor Akuntan Publik
Arthur Andersen masuk ke dalam kategori “The Big Four ” (Empat
perusahaan besar dunia). Bersama dengan Pricewaterhouse Coopers,
Deloitte, Ernst & Young, dan KPMG.

Arthur Andersen adalah aktivis pembentukan standar dalam industri


akuntansi. Ketika munculnya opsi saham dalam bentuk kompensasi,
Arthur Andersen adalah KAP pertama yang mengusulkan ke Financial
Accounting Standart Board (FASB). Bahwa opsi saham harus
disertakan pada laporan biaya sehingga berdampak pada laba bersih
seperti kompensasi dalam bentuk tunai.
Setelah konsultasi IT ditetapkan pada tahun 1980, Arthun Andersen pun
mengembangkan praktek konsultasi di bidang IT tersebut, sementara KAP lain
masih berfokus pada konsultasi jasa audit dan ArthurAndersen juga bekerja
sebagai kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan

5
pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron
memenuhi GAAP (generally accepted accounting practices) dengan bayaran
sebesar $.5 juta untuk biaya audit dan $.50 juta untuk biaya konsultasi.
Selama perjalanannya perusahan ini memiliki reputasi sebagai
kepercayaan, integritas dan etika yang penting bagi perusahaan yang di bebani
auditing secara independen dan melaporkan laporan-laporan perusahaan publik,
dimana akurasi investor tergantung keputusan investasi.
Di masa-masa awalnya Andersen memiliki standar-standar profesi
akuntansi dan mengembangkan inisiatif-inisiatif baru pada kekuatan-kekuatan
integritasnya. Arthur Andersen pernah menjadi model sebuah karakter teguh
hati dan integritas yang merupakan profesionalitas dalam akuntansi. Tetapi
kebangkrutan klien-klien besar membuka skandal-skandal besar yang membuat
firma akuntansi ini tutup.

2.2 Awal Mula Kasus Athur Andersen


2.2.1 Skandal Akuntansi Enron Coorporation
Selama proses marger antara Houston Natural Gas dengan Internoth,
Enron Coorporation mempunyai hutang yang cukup besar ketika Tahun 1987
sampai 75% dari nilai pasar saham. Pemerintah US menghapuskan beberapa
peraturan yang mengarahkan pada harga tetap energy. Dampaknya harga
minyak menjadi berfluktuasi dan membuat pasar gas berisiko tinggi dari sisi
pembeli maupun penjual. Produsen minyak menjadi berfluktuasi dan membuat
pasar gas berisiko tinggi baik dari sisi pembeli maupun penjual.
Untuk mengatasi hutang tersebut, Kenneth Lay berkonsultasi pada
Mc.Kinsey&Co. Mc.Kinsey pada saat itu mugaskan kosultannya Jefferey
Skilling. Tahun 1989, Kenneth Lay memperkerjakan Jeffrey Skilling untuk
menjadi kepala departemen keuangan Enron.
Enron mempunyai ide inovatif dengan memediasi antara oembeli dan
penjual yang diharapkan dapat mengurangi resikonya. Enron menawarkan
konrak pada penjual untuk membeli minyak dengan harga tetap dalam beberapa
tahun dan kontrak pada pembeli dengan harga minyak yang sama ditambah nilai
keuntungan untuk Enron.

6
Jeffery Skilling kemudian memutuskan untuk mengaplikasikan ide
perdagangan Enron ke komoditi lainnya. Ia membuat kontrak jangka panjang di
bidang pelistrikan, batu bara, pulp kertas, alumunium, baja, obat-obatan, kayu,
air, boardband, dan plastik. Diperhitungkan terdapat 1.800 produk yang
ditangani. Dengan menjadikan gas sebagai objek jual beli, Enron perlahan-lahan
mulai bangkit. Selama perjalanan ini, Jeff Skilling, diangkat sebagai CEO Enron
dan merekrut berbagai karyawan-karyawan yang unggul dan future/derivative.
Dalam perekrutan tersebut dia merekrut Andre Fastow Tahun 1990, yang
merupakan seorang ahli keuangan untuk membantunya menjalankan bisnis.
Enron mengalami permasalahan pada awalnya. Karena untuk memasukin
banyak pasar perdagangan memerlukan sejumlah uang untuk membiayai
infrastruktur, transportasi, gudang dan pengiriman komuditas. Namun, jika
enron mengambil sejumlah hutang yang besar, kemungkinan akan membuat
pembeli atau penjual menjadi ragu untuk bekerja sama. Tingginya hutang juga
menyebkan penurunan investasi dan memicu bank menarik dananya. Untuk
mengatasi permasalahan, Enron mencoba mencari pinjaman dana tanpa
melaporkannya pada laporan keuangan.
Pada tahun 1999, Enron mendirikan 3 SPE yaitu Chewco Investment LP,
LJM Cayman LP, dan LJM 2 Cp-Invesment.
Pada tahun 2000, Enron mengumumkan bahwa perusahaannya berhasil
memperoleh pendapatan bersih setelah pajak sebesar $.1.01 Miliyar. Selanjutnya
Enron menempatkan sahamnya sebesar $62 juta kedalam 3 SPE tersebut.
Karena tidak dilaporkan, maka para pemegang saham percaya bahwa Enron
tidak mengalami lonjakan hutang dan percaya bahwa Enron telah mengalami
penigkatan dari tahun ketahunnya.
Sheron Wattkins, wakil presiden yang bekerja di Enron mulai menyadari
meskipun harga saham cukup tinggi sehingga nilai lebih dapat digunakan untuk
menutupi hutang entitas khusus, namun ia tahu bahwa ketika harga saham turun
akan memicu tidak solvabelnya entitas dan mengembalikan hutangnya.
Pada juli 2001 harga saham jatuh ke nilai $.47 per saham. Jeffrey Skilling
secara tiba-tiba mengundurkan diri sebagai presiden dan CEO dengan alasan
pribadi. Sherron Watikins pada 22 Agustus secara pribadi menemui Kenneth

7
Lay dan bagian hukum dan mengirimkan 6 halaman surat yang menjelaskan
ketidak beresan terkait kecurangan akuntansi entitas khusus (the worst
accounting fraud I had ever seen). Namn lay dan pengacaranya hanya diam dan
malah mengumumkan pada pekerja dan investor bahwa pertumbuhan Enron
dimasa mendatang baru, dan menganjurkan pada investor untuk terus
menanamkan saham di Enron. Lebih parahnya lagi Kenneth Lay dan eksekutif
lainnya menjual saham secara diam-diam. Sheron Watkins juga mengontak
temannya di Athur Anderson untuk mendiskusikan kepada kepala auditor,
namun tidak dilakukannya,
Ketika Watkins berusaha agar perusahaan mengambil tindakan, saham
Enron terus merosot. Pada 12 Oktober 2001, Enron mengumunkan mengambil
alih saham hutang dan asset entitas khusus, hal ini menurunkan $544 juta atas
laba dan mengurangi jumlah ekuitas pemegang saham dengan $.1,2 Miliyar.
Pada tanggal 8 November Tahun 2001, enron mengumumkan akan
melaporkan ulang semua laporan keuangan sejak tahun 1997. Laporan keuangan
tersebut diperkirakan menurunkan ekuitas pemegang saham sebesar $.2.1
Miliyar dan meningkatkan hutang $.2.6 Miliyar. Sehingga terjadinya penurunan
nilai rating investasi perusahaan yang disebabkan hutangnya yang terlalu besar
yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian
diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca. Hutangnya tidak hanya
$.38 juta tetapi bertambah hingga sebesar $.38 juta. Dibandingkan dengan harga
saham Enron pada bulan Agustus tahun 2000 yang masih berharga $.90 per
lembar, jatuh hingga $.45 sen.
Simpanan dana pensiun milik karyawan juga amblas karena manajemen
Enron menanamkan dana dana tabungan karyawan untuk membeli sahamnya
sendiri, pelaku pasar modal kehilangan $.32 miliyar. Enron memanipulasi
angka-angka laporan keuangan agar tampak menarik dimata investor dan
dianggap memiliki kinerja yang baik. Tak tanggung-tanggung manajemne Enron
telah menggelempungkan (mark up) pendapatannya sebesar $.600 juta, dan telah
menyembunyikan hutang sebesar $.1,2 Miliyar dengan teknik off-balance sheet.

8
2.2.2 Keterlibatan KAP Athur Anderson
KAP Arthur Andersen selain mengaudit laporan keuangan Enron, juga
sebagai konsultan manajemen Enron. Ketika Andrew Fastow membuat ide
untuk menggunakan nilai kelebihan kontrak sebagai pendapatan. KAP Arthur
Anderson bekerjasama dan menyiapkan serial limited partnership yang
disebut Special Purpose Entities.
Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian mengajukan sejumlah besar
hutang dengan saham Enron sebagai penjaminnya. Uang yang dipinjam ini
diakui sebagai pembelian nilai lebih kontrak dan dicatat sebagai uang
“pendapatan penjualan” meskipun sebenarnya adalah hutang. Entitas ini juga
mengambil alih sejumah besar hutang Enron. Para pemegang saham percaya
bahwa Enron tidak mengalami lonjakan hutang, karena hal ini tidak dilaporkan
ke publik. Mereka percaya bahwa Enron menghasilkan lagi yang
baik dan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini juga dikuatkan dengan
pernyataan KAP Arthur Anderson bahwa laporan Enron adalah akurat.
Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non
eksekutif) membiarkan kegiatan-kegiatan bisnis tertentu mengandung unsur
konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan
informasi yang hanya bisa di akses oleh pihak dalam perusahaan (insider
trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut
terungkap kepada publik.
Melakukan mark up pada pendapatan dan menyembunyikan utangnya
senilai itu tentu tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Diperlukan
keahlian “akrobatik” yang tinggi dari para professional yang bekerja pada atau
disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka. Auditor Enron, KAP Arthur
Andersen kantor Huston (Kantor Akuntan Publik kelas dunia), dipersalahkan
karena ikut membantu proses rekayasa keuangan tingkat tinggi itu, sehingga
manipulasi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan
triwulan ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah
meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya.
CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara

9
berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak
menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special
accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan
hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta.
Pada tahun 2001 terungkap kasus penyalahgunaan Etika Profersi
Akuntansi pada Kantor Akuntan Publik  (KAP) Arthur Andersen, patner KAP
Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinan mempertahankan atau
melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang sangat
tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi
di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
Operasinya di Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30 November
2001 dan Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan dan
di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Perusahaan
memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat hutang
perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan
pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning)
berkurang dalam jumlah yang sama.
Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan
Enron sehingga terjadi penghambatan terhadap proses peradilan.
Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut,
sangat menonjol karena para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut
dengan membayar sejumlah uang yang sangat besar secara pribadi. Selain itu,
skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur
Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan dunia bisnis yang lebih luas.
Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus
menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar
keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis
berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke
Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus
perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi

10
terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $
31.2 milyar.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya
manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS
padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan
keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini
konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden
Amerika Serikat.
Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan
hutangnya yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off
balance sheet) kemudian diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca
(on balance sheet). Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi bertambah
hingga sebesar $38 juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak
special purpose entity (SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca
yang memiliki banyak hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan saat dilakukan
konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan nilai ekuitas perusahaan jatuh
(Eiteman, dkk, 2007).
2.2.3 Keruntuhan Klien Athur Anderson Lainnya.
1. BFA
Skandal Baptist Foundation of Arizona (BFA) menjadi kebangkrutan
terbesar perusahaan amal nirlaba dalam sejarah AS, dimana Andersen
bertindak sebagai auditornya. Mereka dianggap menipu investor sebesar
$570 juta. BFA didirikan untuk menghimpun dana dan mengelola gereja di
Arizona. Lembaga ini bekerja seperti bank, membayar bunga deposito yang
digunakan sebagian besar untuk berinvestasi di Arizona real estate. Ini
merupakan investasi yang lebih spekulatif daripada apa yang dilakukan
lembaga pembaptis lainnya.
Masalah dimulai ketika pasar real estate mengalami penurunan, dan
manajemen dituntut untuk menghasilkan keuntungan. Karenanya, pengurus
yayasan diduga menyembunyikan kerugian  dari investor sejak 1986  dengan
menjual beberapa properti dengan harga tinggi kepada entitas-entitas yang
telah meminjam uang dari yayasan yang tak mungkin membayar properti

11
kecuali kondisi pasar real estate berbalik. Dalam dokumen pengadilan apa
yang disebut dengan “skema Ponzi” setelah kasus peniupuan yang terkenal,
pejabat yayasan diduga mengambil uang dari investor baru untuk membayar
investor yang sudah ada untuk menjaga arus kas. Sementara itu, pejabat
puncak menerima gaji. Skema ini akhirnya terurai, mengarah pada
investigasi kriminal dan tuntutan terhadap BFA dan Andersen. Akhirnya,
yayasan mengajukan petisi Bab 11 mengenai perlindungan kebangkrutan
pada tahun 1999.
Gugatan investor terhadap Andersen menuduh perusahaan ini
melakukan pemalsuan dan menyesatkan laporan keuangan BFA. Dala
sebuah pernyataannya di tahun 2000, Andersen merespon rasa simpatinya
kepada BFA tetapi membela keakuratan dengan opininya tentang audit.
Namun setelah dua tahun penyelidikan, laporan menunjukkan bahwa
Andersen sudah diperingatkan kemungkinan kegiatan penipuan oleh
beberapa karyawan BFA, yang akhirnya perusahaan setuju untuk membayar
$217 juta untuk menyelesaikan gugatan dengan pemegang saham pada taun
2002.
2. Sunbeam
Masalah Andersen dengan Sunbeam bermula dari kegagalan audit
yang membuat kesalahan serius pada akuntansinya yang akhirnya
menghasilkan tuntutan class action dari investor Sunbeam. Baik dari gugatan
hukum dan perintah sipil yang diajukan SEC menuduh Sunbeam membesar-
besarkan penghasilan melaului strategi penipuan akuntansi, seperti
pendapatan “cookie jar”, recording revenue on contingent sales, dan
mempercepat penjualan dari periode selanjutnya ke kuartal masa kini.
Perusahaan juga dituduh melakukan hal yang tidak benar melakukan
transaksi “bill-and-hold”, dimana menggembungkan pesanan bulan depan
dari pengiriman sebenarnya dan tagihannya.
Akibatnya, Sunbeam dipaksa meyatakan kembali laporan keuangan
selama enam kuartal. SEC juga menuduh Arthur Andersen. Pada 2001,
Sunbeam mengajukan petisi kepada Pengadilan kepailitan AS Distrik
Selatan New York dengan Bab 11 Judul 11 tentang aturan kebangkrutan.

12
Agustus 2002, pengadilan memutuskan pembayaran sebesar $141 juta.
Andersen setuju membayar $110 juta untuk menyeleaikan klaim tanpa
mengakui kesalahan dan tanggung jawab. Sunbeam mengalami kerugian
pemegang saham sebesar $4,4 miliar dan kehilangan ribuan karyawannya.
Sunbeam terbebas dari kebangkrutan.
3. Waste Management
Andersen juga terlibat dalam pengadilan atas data akuntansi yang
dipertanyakan mengenai pendapatan yang berlebih sebesar $1,4 miliar dari
Waste Management. Gugatan diajukan oleh SEC atas penipuan laporan
keuangan selama lebih dari lima tahun. Menurut SEC, Waste Management
membayar jasa audit kepada Andersen, yang menyarankan bahwa bisa
memperoleh biaya tambahan melalui “tugas khusus”. Awalnya Andersen
mengidentifikasi praktek-praktek akuntansi yang tidak tepat dan disajikan
kepada Waste Management. Namun pimpinan Waste Management menolak
mengkoreksi. Hal ini dilihat oleh SEC sebagai upaya menutupi penipuan
masa lalu untuk melakukan penipuan masa depan. Hasilnya, Andersen harus
membayar $220 juta ke pemegang saham Waste Management dan $7 juta ke
SEC. Andersen dipaksa untuk melakukan perjanjian untuk tidak melakukan
laporan palsu di masa mendatang atau izin usahanya akan dicabut – suatu
persetujuan yang kemudian memutuskan hubungannya dengan Enron.
4. Perusahaan Telekomunikasi (WorldCom)
Berita segera muncul ketika WorldCom, klien terbesar Andersen,
memiliki penyimpangan sebesar $3,9 miliar. Harga sahamnya kemudian
jatuh dan investor melayangkan serangkaian tuntutan hukum yang mengirim
WorldCOm ke Pengadilan Kepailitan. Andersen menyalahkan WorldCom
dan bersikeras bahwa penyimpangan tidak pernah diungkapkan kepada
auditor dan bahwa ia telah memenuhi standar SEC dalam auditnya.
WorldCOm balik menuduh Andersen karena gagal menemukan
penyimpangan yang ada. Selama kasus Enron dan WorldCOm berlanjut,
banyak perusahaan-perusahaan lainnya dituduh melakukan penyimpangan
akuntansi

13
2.3 Kronologis Kasus Enron
Adapun Kronologis yang didasarkan pada fakta, data dan informasi dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non
eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur
konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi
berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam
perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak
sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out
sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik
perusahaan.
b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien
perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek
akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap
mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
4. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek
akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan
kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP
Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat
hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut
tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan
pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil
investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada
hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.

14
5. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan
triwulan ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah
meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode
sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara
berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak
menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus
(special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya
menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta. Para
analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1
miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
6. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan
perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu
terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai
lebih dari satu milyar dolar. Denganpengungkapan ini nilai investasi dan
laba yang di tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
7. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas
kebangkrutan Enron (penghambatan terhadap proses peradilan.
8. Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham
Enron. Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak
ada nilainya.
9. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni
2002. sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh
Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada
2 Desember 2001.
10. CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002
akan tetapi masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan.
Pada tanggal 4 Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur
perusahaan.

15
11. Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta
US dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan
kepada KAP Andersen.
12. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang
Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan
lembaga pemerintahan di Amerika.
13. Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP
Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses
peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di
selidiki.
14. KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron
berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP
yang lain dan pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai
KAP Andersen dalam kasus Enron.
15. Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang
direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan
kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen
yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai oleh
Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.
16. Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan
diri dari jabatannya.
17. Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang
bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas
tuduhan melakukan hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi
saksi kunci dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan Enron .
18. Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri
sebagai presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1
Juni 2002. 19. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan
KAP Andersen bersalah telah melakukan hambatan terhadap proses
peradilan

16
2.4 Buruknya Pengendalian Internal Arthur Andersen
Menyadari tentang sikap atasan menjadi masuk akal untuk berasumsi para
mitra AthurAndersen akan termotivasi oleh penciptaan/pengumpulan pendapatan.
Akan tetapi, jika terlalu banyak risiko yang di ambil ketika mengejar pendapatan,
kemungkinan dari serangkaian masalah audit akan mengarah pada meningkatnya
konsekuensi yang tidak menguntungkan menjadi lebih besar.
Pada bulan Februari 2000, Bass mengirimkan e-mail kepada Duncan untuk
menyatakan keberatannya atas pembentukan kemitraan LJM karena ia
menunjukkan bahwa “seluruh kesepakatan ini tampaknya tidak ada substansinya.”
Pada tanggal 4 Maret 2001, Bass menulis bahwa “CFO saat itu, Andrew Fastow,
yang berperan sebagai manajer dari kemitraan khusus melakukan kompromi atas
kesepakatan yang dibuat Enron dengan entitas tersebut. Duncan membantah Bass
pada isu pertama, dan Bass dikeluarkan dari pengawas audit Enron pada tanggal
17 Maret 2001, setelah mempertanyakan peran Fastow dalam SPE Enron.
Pada tanggal 2 April 2002, U.S. House Energy and Commerce Committee
merilis sebuah memo tertanggal 18 Desember 1999, dari Carl Bass, mitra dalam
Professional Services Group AA di Chicago, kepada David Duncan, mitra
AthurAndersen yang bertanggung jawab atas rekening Enron. Memo tersebut
meminta suatu perubahan akuntansi (diyakini sehubungan dengan transaksi SPE)
yang akan menghasilkan suatu biaya sebesar $30-$50 juta terhadap laba Enron
2.4.1 Kesalahan Nyata Arthur Anderson Dalam Kasus Enron
Terdapat kemungkinan untuk memberikan ringkasan isu-isu signifikan yang
bisa ditanyakan kepada AA di dalam pengadilan, antara lain:
a. AthurAndersen rupanya disetujui sebagai auditor dan konsultan (dan menarik
biaya untuk saran konsultasi) beberapa SPE yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan palsu, menyembunyikan kerugian, menjaga
pembiayaan dari laporan keuangan konsolidasi Enron, dan gagal untuk
memenuhi ekuitas beresiko dibawah tiga persen atas investor luar, dan
kriteria pengendalian keputusan untuk non konsolidasi.
b. AthurAndersen gagal untuk mengetahui GAAP yang melarang pencatatan
saham yang diterbitkan sebagai peningkatan ekuitas pemegang saham,
kecuali diterbitkan untuk uang tunai (bukan untuk wesel tagih)

17
c. AthurAndersen tidak menyarankan komite audit Enron bahwa Andrew
Fastow-CFO Enron dan pembantunya terlibat dalam situasi konflik
kepentingan yang signifikan tanpa alternatif yang memadai sebagai sarana
manajemen konflik tersebut.
d. AthurAndersen tidak menyarankan kepada Komite Audit Enron bahwa
kebijakan dan pengendalian internal Enron tidak cukup untuk melindungi
kepentingan para pemegang saham meskipun AA telah mengambil fungsi
audit internal Enron.
e. Banyak transaksi antara Enron dan SPE tidak untuk kepentingan para
pemegang saham Enron karena:
1) Keuntungan dan arus kas Enron dimanipulasi dan meningkat terlalu
tinggi, menyesatkan investor dan memalsukan peningkatan pengaturan
bonus manajemen
2) Pengaturan transaksi, biaya, dan pengaturan likuidasi besar-besaran yang
dilakukan oleh Fastow, atau dibawah pengaruhnya, dengan SPE yang
dimiliki oleh Fastow, keluarganya, dan Kopper yang juga seorang
karyawan Enron.
f. AthurAndersen tampaknya tidak cukup mempertimbangkan saran mitra
pengendali kualitasnya, yaitu Carl Bass
g. AthurAndersen tampaknya tidak menemukan bukti-bukti audit yang
signifikan, atau tidak bertindak berdasarkan bukti yang ditemukan, terkait
dengan:
1) Penilaian yang keliru dari saham atau kepemilikan saham yang
ditransferkan ke SPE.
2) Kesepakatan tersembunyi antara Enron dan bank (kaki tangannya) yang
menghilangkan risiko bank dari transaksi seperti:
 Lindung nilai SPE Chewco Rhythms.
 Berbagai transaksi pembayaran saham energy meskipun
AthurAndersen membuat persentasi untuk Enron tentang GAAP dan
persyaratan AthurAndersen yang melarang hal tersebut.

18
2.5 Dampak Keruntuhan Enron
Keruntuhan perusahaan energi Enron cukup banyak berdampak bagi dunia
bisnis internasional. Akibat kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya 4.000
karyawan kehilangan pekerjaan. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca
keuangan para kreditornya yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan
Chase dan Citigroup adalah dua kreditor terbesarnya). Para karyawan Enron dan
investor kecil-kecilan juga dirugikan karena simpanan hari tua mereka yang
musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000 karyawan Enron
terikat dalam saham yang kini tanpa nilai. Banyak lembaga keuangan
internasional juga ikut menderita kerugian akibat bangkrutnya Enron, sehingga
membuat mereka semakin berhati-hati dalam membidik peluang investasi.
Perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan dipasar modal diharuskan
memenuhi persyaratan pembeberan (disclosure) yang luar biasa ketat.
Kasus Enron juga melatarbelakangi munculnya Sarbanes Oxley. Sarbanes
Oxley adalah nama lain dari undang-undang reformasi perlindungan investor (The
Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002) yang
ditandatangani George Bush bulan Juli tahun 2002 lalu. Banyak yang
menyebutkan bahwa undang-undang ini adalah reaksi keras regulator AS terhadap
kasus Enron pada akhir tahun 2001. Inti utama dari undang-undang ini adalah
upaya untuk lebih meningkatkan pertanggungjawaban keuangan perusahaan
publik (good corporate governance). Undang-undang ini berpengaruh signifikan
terhadap manajemen perusahaan publik, akuntan publik (auditor), dan pengacara
yang berparaktek di pasar modal. Mengingat sifatnya yang sangat ketat dan
berdampak luas, undang-undang ini terbilang kontroversial dan menjadi polemik
hingga sekarang.
Arthur Andersen LLP (member di Amerika Serikat) yang dianggap ikut
bersalah dalam kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur
Andersen di beberapa negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat
kesepakatan merger dengan KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan Ernst &
Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Amerika sendiri,
aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah. Akibatnya, menurut
Asian Wall Street Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor.

19
Antara lain Delotte and Touche (10 persen), KPMG (11 persen),
PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang
berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah
kemana sebanyak 40 persen.
Munculnya trauma dalam bursa saham terhadap efek domino skandal Enron.
Hal ini membuat para investor mengurangi aktivitasnya di bursa saham sehingga
gairah bursa dunia menjadi lesu.
2.6 Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen
Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen memberikan dampak di Amerika
bahkan di Indonesia. Seperti yang saya kutip dari sumber yang sama (blog yang
Diposkan oleh Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47), kasus ini
mempunyai implikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun regulasi
praktik bisnis di Amerika Serikat antara lain:
1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi
para investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan
yang dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public
Company Accounting Oversight Board) yang bertugas:
Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan public
1) Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian mutu,etika,
independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit perusahaan
publiK
2) Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan
mengenakan sanksi jika perlu
3) Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan
standar professional di KAP
4) Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB,
standar professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit
perusahaan publik.
2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act.
1) Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan
jasa non audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah
sejumlah jasa non audit yang dilarang:

20
a. Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
b. Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
c. Jasa appraisal dan valuation
d. Opini fairness
e. Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
f. Broker, dealer, dan penasihat investasi
2) Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan sebelum
melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena
definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris
menjadi audit committee.
a. Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah
memberikan jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada
klien tersebut.
b. KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee
yang menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan,
alternatif perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah
dibicarakan dengan manajemen perusahaan, pemilihannya oleh
manajemen dan preferensi auditor.
c. KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief
accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP
tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.
3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat
menghalangi investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan
bangkrut. Selain itu, kini CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan
bahwa laporan keuangan yang mereka laporkan adalah sesuai dengan
peraturan SEC dan semua informasi yang dilaporkan adalah wajar dan tidak
ada kesalahan material. Sebagai tambahan, menjadi semakin banyak ancaman
pidana bagi mereka yang melakukan pelanggaran ini.
4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi
kode etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai
berikut “ para profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam
kaidah-kaidah aturan profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan

21
kebenaran pada saat masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan
perusahaan yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku”.
5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang
melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi
lainnya kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.
6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe
SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-
Undang yang mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan dan
melaporkan ketaatanyan terhadap pedoman corporate governance.
7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange
(NYSE), menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran
dalam pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko, dan mengembangkan operasi
bisnis, dan setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern
(James : 2003).

22
KESIMPULAN
          Perusahaan Enron merupakan perusahaan “Houston Natural Gas”. Sebelum
terungkapnya kebangkurutan Enron, KAP Andresen mempertahankan Enron sebagai
Klien perusahaan dengan memanipulasi Laporan Keuangan serta penghacuran dokumen
atas kebangkrutan Enron. Kronologisnya pada 12 Oktober 2001, KAP Andersen
menerima perintah dari para pengacara Enron untuk memusnakan seluruh materi audit
kecuali berkas-berkas paling dasar yang mengakibat Enron menyatakan bahwa periode
pelaporan keuangan tersebut, perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar $.393 juta
akan tetapi pada periode tersebut perusahaan Enron mengalami kerugian sebesar $.644
juta yang disebabkan oleh perusahaan perusahaan kosong yang didirikan oleh Enron.

          KAP Arthur Andersen menghadapi berbagai tuntutan di pengadilan,


dipeerkirakan tak kurang dari $.32 Miliar harus disediakan untuk membayarkan kepada
para pemegang saham Enron yang merasa dirugikan atas kinerja auditnya yang tidak
benar. Terlebih lagi ratusan mantan karyawan Andersen yang juga marah melayang
gugatan kepada Andersen.

         Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa KAP Arthur Andersen sudah
melanggar kode etik yang seharusntya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya
dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan seperti misalnya pada kasus enron, tetapi akhirnya dapat
menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan enron dan KAP Arthur Andersen.
Dalam kasus ini KAP yang seharusnya bersikap independen, tidak dilakukan oleh AA.
Karena perbuatan tersebut, kedua-duanya menuai kehancuran dimana enron bangkrut
dengan meninggalkan hutang millayaran dollar. Sedangkan KAP AA sendiri kehilangan
keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga
berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP yang bersangkutan dimana mereka
menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.
Dari kasus tersebut secara kasat mata kasus tersebut terlihat sebuah tindakan
malpraktik jika dilihat dari etika bisnis dan profesi akuntan antara lain:
1. Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, terlihat dari
tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen yang berperan besar pada
kebangkrutan perusahaan, terjadinya pelanggaran terhadap norma etika corporate

23
governance dan corporate responsibility oleh manajemen perusahaan, dan perilaku
manajemen perusahaan merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap
kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan.
2. Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak manajemen
Enron maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis
yang tidak sehat. Tetapi demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan
publik kedua belah pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985
sampai dengan Enron menjadi hancur berantakan. Bahkan CEO Enron saat
menjelang kebangkrutannya masih tetap melakukan Deception dengan
menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang
sangat baik. Andersen tidak mau mengungkapkan apa sebenarnya terjadi dengan
Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi Enron tetap
dipertahankan.
3. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan
manipulasi laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak
etis, dalam kasus Enron adalah dengan menghancurkan dokumen-dokumen
penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan
dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai
dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen
tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar
hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini Andersen
telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan
melakukan tindakan menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan.
Bagaimana UU Sarbanes-Oxley Act (SOA) bisa meminimalkan kesalahan auditor
dan penyimpangan akuntansi. Akibat dari rentetan kasus itu, pemerintah AS
menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor dengan cara
meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik.
Kegagalan ini menimbulkan krisis yang serius terhadap kredibilitas akuntansi,
pelaporan, dan proses tata kelola perusahaan sehingga oleh politisi AS diciptakan
kerangka kerja baru terhadap akuntabilitas dan tata kelola perusahaan melalui Sarbanes-
Oxley Act (SOX) untuk memulihkan kepercayaan yang cukup dan untuk menjadikan
pasar modal kembali berfungsi normal.

24
Beberapa perubahan yang ditentukan dalam SOX memiliki beberapa tujuan,
diantaranya:
1. Untuk menjamin independensi auditor. Kantor Akuntan Publik dilarang
memberikan jasa non-audit kepada perusahaan yang diaudit.
2. Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan sebelum melakukan
audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena definisinya
diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris menjadi audit
committee.
3. Melarang Kantor Akuntan Publik memberikan jasa audit jika audit partnernya
telah memberikan jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada
klien tersebut.
4. Kantor Akuntan Publik harus segera membuat laporan kepada audit committee
yang menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif
perlakukan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan
dengan manajemen perusahaan, pemilihannya oleh manajemen dan preferensi
auditor.
5. KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting officer,
controller klien sebelumnya bekerja di KAP tersebut dan mengaudit klien
tersebut setahun sebelumnya.
6. Berkaitan dengan pemusnahan dokumen, SOX melarang pemusnahan atau
manipulasi dokumen yang dapat menghalangi investigasi pemerintah kepada
perusahaan yang menyatakan bangkrut.
Selain itu, kini CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan
keuangan yang mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua
informasi yang dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai
tambahan, menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan
pelanggaran ini.

25
PENDAPAT:
Menurut prinsip-prinsip kode etik AICPA, KAP Arthur Andersen melanggar
prinsip-prinsip, yaitu :
1. Tanggung Jawab : KAP Andersen telah menalahkan tanggung jawabnya sebagai
profesional, hal itu dapat telihat dari keterlibatannya dalam Laporan Audit
perusahaan Enron yang di manipulasi sekian  rupa. 
2. Kepentingan Pubik : KAP Andersen bertindak sedmikian rupa untuk
kepentingan pribadi/KAP bukan untuk demi melayani kepentingan Publik, serta
tidak menunjukan komitmen atas profesionalismenya. 
3. Integritas   : setelah ikut terlibat dalam Kasus Enron, KAP Andersen tidak dapat
kepercayaan dari publik serta mengalami gugatan-gugatan akan Profesionalisme
mereka. 
4. Objektivitas dan Indenpensi : dapat terlihat bahwa KAP Andersen mengikuti
perintah pengacara Enron untuk memanipulasi laporan aduit mereka serta
pemusnahan dokumen atas kebangkurtan Enron.   
5. Due Care :KAP Andersen tidak mengikuti tidak mengikuti standar-standar etika
dan teknis profesi, menyebakan kerugian besar bagi Andersen baik dari segi
Financial maupun tingkat kepercayaan dimata publik, sehingga penyebabkan
pembubaran Kantor Akutan Publik Arthur Anderson.

Menurut prinsip-prinsip Etika Bisnis, KAP Arthur Andersen melanggar prinsip-


prinsip, yaitu :
1. Enron melanggar prinsip Keterbukaan
Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam
mewujudkan prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang
cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya. Informasi yang
diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan
pengelolaan perusahaan. Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan orang
lain mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat
ditingkatkan. Pada kasus Enron ini terdapat data yang menyebutkan laporan
keuangan Enron memiliki laba bersih yang meningkat naik $100 juta
dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, tidak menjelaskan

26
secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting
charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual
pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta.
2. Enron juga melanggar prinsip Pertanggungjawaban
Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan industrial,
kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara
lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya. Dalam
cerita ini Enron seakan sengaja memberikan dana pensiun yang sebagian besar
diinvestasikan dalam bentuk saham. Dan dengan adanya kasus ini harga saham
Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya, pegawaipun ikut
menanggung kerugiannya.
3. Adanya pelanggaran prinsip kemandirian
Prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa
ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun
yang tidak sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku. Namun jelas pada
kasus ini Enron melakukan out sourcing secara total atas fungsi internal audit
perusahaan sehingga dengan mudahnya konflik kepentingan terjadi. Dimana audit
yang seharusnya dilakukan dengan professional dan obyektif namun demi
keuntungan semata maka audit dilakukan tanpa memfokuskan pada prinsip yang
berlaku.
4. Adanya pelanggaran pada prinsip kewajaran
Prinsip ini seharusnya memberikan perlakuan yang adil dan setara di dalam
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan
perundangan yang berlaku. Pada kasus Enron, perusahaan mengijinkan terjadinya
transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak
dalam perusahaan (insider trading), yang termasuk dalam kecurangan yang tidak
memberikan perlakuan yang adil pada stakeholder perusahaan.
Bukti bahwa budaya perusahaan Andersen berkontribusi terhadap kejatuhan
perusahaan. Ada beberapa poin yang membuktikan bahwa budaya perusahaan
berkontribusi terhadap kejatuhan perusahaan, diantaranya:

27
1. Pertumbuhan perusahaan dijadikan prioritas utama dan menekankan pada
perekrutran dan mempertahankan klien-klien besar, namun mutu dan
independensi audit dikorbankan.
2. Standar-standar profesi akuntansi dan integritas yang menjadi contoh perusahaan-
perusahaan lainnya luntur seiring motivasi meraup keuntungan yang lebih besar.
3. Perusahaan terlalu fokus terhadap pertumbuhan, sehingga tanpa sadar
menghasilkan perubahan mendasar dalam budaya perusahaan. Perubahan sikap
lebih memprioritaskan mendapatkan bisnis konsultasi yang memiliki pertumbuhan
keuntungan lebih besar lebih tinggi dibanding menyediakan layanan auditing yang
obyektif yang merupakan dasar dari awal mula berdirinya Kantor Akuntan Publik
Arthur Andersen. Pada akhirnya ini menggiring pada kehancuran perusahaan.
4. Andersen menjadi membatasi pengawasan terhadap tim audit akibat kurangnya
check and balances yang bisa terlihat ketika tim audit telah menyimpang dari
kebijakan semula.
5. Sikap Arthur Andersen yang memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus
Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan
pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal
Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hokum dan menyebabkan
kredibilitas Arthur Andersen hancur. Akibatnya, banyak klien Andersen yang
memutuskan hubungan dan Arthur Andersen pun ditutup.

28
DAFTAR REFERENSI

Brooks, Leonard J, Paul Dunn. 2008. Etika Bisnis & Profesi untuk Direktur, Eksekutif,
dan Akuntan, Bussiness & Professional Ethics for Directors, Executives &
Accountants. Jakarta: Salemba Empat.
https://hafikahadiyanti.wordpress.com/2013/09/10/sejarah-kasus-enron/amp/

http://metanoviani.blogspot.co.id/2015/10/kasus-pelanggaran-etika-profesi.html?m=1

http://dewideviana93.blogspot.co.id/2014/12/kode-etik-profesi-akuntansi.html?m=1 l

https://www.thenational.ae/business/comment/scandals-to-learn-from-enron-ge-crazy-
eddie-1.664473

https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=newssearch&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0a
hUKEwiT0Nea6_TWAhXLrY8KHStwC8oQqQIIKCgAMAE&url=https%3A
%2F%2Fwww.businesslive.co.za%2Ffm%2Fopinion%2F2017-10-10-on-
business-money-and-morality-have-we-learned-nothing
%2F&usg=AOvVaw2eZL2Kf20kuP0ybr48i1Wt

29
PERTANYAAN
1. Apakah kontribusi yang diberikan oleh Arthur Andersen dalam bencana Enron?
Jawab :
a. Pertumbuhan perusahaan dijadikan prioritas utama dan menekankan pada
perekrutran dan mempertahankan klien-klien besar, namun mutu dan
independensi audit dikorbankan.
b. Andersen menjadi membatasi pengawasan terhadap tim audit akibat
kurangnya check and balances yang bisa terlihat ketika tim audit telah
menyimpang dari kebijakan semula.
c. Sikap Arthur Andersen yang memusnahkan dokumen pada periode sejak
kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya
panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai
kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan
menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Akibatnya, banyak klien
Andersen yang memutuskan hubungan dan Arthur Andersen pun ditutup.

2. Manakah keputusan yang salah dari Arthur Andersen?


Jawab :
a. Menyetujui kesepakatan bersama Enron untuk memanipulasi laporan
keuangan yang mengalami kerugian.
b. Tidak menjalani tugas auditor yang seharusnya bersifat profesional dan
independen.
c. Lebih mementingkan keuntungan dan segala sesuatunya diukur dengan uang.
Sementara kualitas itu sendiri tidak ia jalankan.

3. Apakah motivasi utama dibalik keputusan mitra audit Arthur Andersen terhadap
audit Enron, Worldcom, Waste Management dan Sunbeam: kepentingan umum
atau suatu kepentingan yang lain? Sebutkan contoh – contoh yang
mengungkapkan motivasi ini
Jawab :

30
Kepentingan yang lain. AthurAndersen lebih mementingkan kepentingan
Enron untuk memanipulasi laporan keuangan yang mengalami kerugian agar para
investor tetap bertahan berinvestasi pada Enron tanpa melihat dari segi resiko dan
latar belakang prosedur seorang auditor yang sebenarnya. Contohnya
AthurAndersen sebagai auditor dan konsultan (menarik biaya untuk konsultasi)
beberapa SPE yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan palsu,
menyembunyikan kerugian, menjaga pembiayaan dari laporan keuangan
konsolidasi Enron dan gagal untuk memenuhi ekuitas berisiko dibawah 3 persen
atas investor luar dan kriteria pengendalian keputusan untuk nonkonsolidasi.

4. Mengapa seharusnya auditor membuat keputusan untuk kepentingan umum


daripada kepentingan manajemen atau pemegang saham saat ini?
Jawab:
Karena sesuai dengan sifat seorang auditor yaitu bersifat profesional dan
independent, itu berarti sebagai seorang auditor tidak boleh berpihak kepada
siapapun. Menjalani tugas sesuai dengan prosedur, mengambil keputusan sesuai
dengan informasi dan temuan audit yang sudah didapat. Agar tidak merugikan
pada kedua belah pihak. Karena apabila tidak seperti itu akan banyak resiko yang
akan dihadapi oleh auditor itu sendiri, perusahaan dan pemegang sahamnya.

5. Mengapa Arthur Andersen – Mitra penanggung jawab untuk pengendalian


kualitas – tidak menghentikan keputusan yang cacat dari mitra audit?
Jawab:
Duncan sebagai mitra AA tidak menghentikan keputusan yang cacat
karena Duncan merasa tidak mampu menolak mitra pengendali kualitas atas
keinginannya sendiri, mungkin Duncan merasa posisi dia dalam kemitraan
tersebut tidak bisa menunjang atau merasa tidak mempunyai hak untuk
berpendapat.

6. Haruskah semua pekerja Arthur Andersen menderita atas tindakan atau


kelambanan tindakan yang disebabkan oleh kurang dari 100 orang? Manakah
personel Arthur Andersen yang seharusnya dituntut?

31
Jawab:
Tidak, karena ini bukan salah mereka. Namun karena masalah enron ini
yang melibatkan AA, semua anggota AA terkena imbasnya dan mengakibatkan
mereka kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Dari kasus ini yang seharusnya
dituntut adalah orang-orang yang terlibat langsung pada masalah enron ini.

7. Dalam keadaan apa perusahaan audit harus memusnahkan atau menghancurkan


kertas kerja audit?
Jawab:
Sesuai dengan peraturan sebagai seorang auditor harus menjaga semua
dokumen-dokumen sampai 5 tahun. Apabila sudah 5 tahun, barulah dokumen
tersebut dapat dimusnahkan atau dihancurkan.

8. Jawablab pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam bagian “Pertanyaan Tersisa”


yang dibahas dalam kasus etika ini, Masalah Arthur Andersen.
Jawab:
Seharusnya dengan adanya kasus Arthur Andersen ini menjadi pelajaran
bagi KAP lain untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan. Karena apabila
terjadi kembali masalah AA ini pada KAP lain otomatis masyarakat akan tidak
percaya lagi pada KAP tersebut bahkan mungkin akan menghakimi sendiri status
seorang auditor itu sendiri. Dan otomatis KAP Big 4 itu akan hilang. Namun
apabila masalah AA dijadikan sebagai bahan pelajaran dan pembatas untuk
berbuat menyimpang. KAP lain mampu bertahan dan memberikan yang terbaik
untuk kliennya. Dari masalah AA ini yang sudah sampai ke pengadilan tentu saja
akan menyeret semua pihak yang bersangkutan, sedikit demi sedikit akan
terungkap siapa-siapa saja yang bersalah dan harus bertanggung jawab. Semoga
dengan adanya masalah ini tidak terjadi tragedi lain.

9. Bagaimana Kasus Enron dilihat dari Perspektif Etika Bisnis dan Profesional
Akuntan beserta implikasinya.
Jawab:

32
Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang
melakukan kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak
etis), yaitu opportunity; pressure; dan rationalization, ketiga hal tersebut akan
dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain
sebagainya, karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan
memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust).
Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah
menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau principal untuk
memberikan suatu fairrness information mengenai pertanggungjawaban dari
pihak agent dalam mengemban amanah dari principal. Pihak agent dalam hal ini
manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya
(self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat.
Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak jujuran,
kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis? adalah hutang dan sebuah
kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses
peradilan dan tuntutan hukum.
10. Mengapa Arthur Andersen Membuat Kesalahan-Kesalahan tersebut?
Kesalahan tersebut, mempunyai penjelasan yang logis dan dapat didukung
oleh ahli akuntansi dan audit lainnya. Kesalahan-kesalahan yang tampak jelas ini
mungkin telah dibuat untuk beberapa alasan sebagai berikut:
a. Ketidakmampuan dalam menutupi kerugian utang dan penurunan drastis
saham, seperti yang ditampilkan dan diakui dalam kasus Rhythms.
b. Kesalahan penilaian dalam laporan keuangan akan pentingnya setiap temuan
audit, atau dampak agregat dalam suatu tahun fiskal.
c. Kurangnya informasi yang disebabkan tidak diberikannya informasi penting
karena hanya pihak Top Management yang mempunyai kendali penuh, atau
adanya kegagalan dalam menemukan informasi.
d. Tekanan waktu terkait penciptaan pendapatan dan tekanan anggaran yang
menghambat kerja audit yang memadai.
e. Keinginan untuk tidak mengambil sikap konfrontasi terhadap manajemen
Enron atau menasihati Dewan Direksi Enron agar tidak membuat manajemen
kecewa/kesal.

33
f. Kegagalan kebijakan internal Anthur Andersen.
g. Pemahaman yang salah tentang tugas/peranan fidusia yang dibutuhkan oleh
seorang auditor.
Berdasarkan tinjauan dari kasus tambahan seperti kegagalan Waste
Management dan Sunbeam, di mana Arhur Andersen manjadi auditornya,
mengungkapkan bahwa perilaku Arthur Andersen sangat mirip dengan
perilakunya dalam bencana Enron. Dalam setiap kasus, Arthur Andersen tampak
begitu tertarik untuk menghasilkan pendapatan sehingga bersedia untuk tidak
bersikap keras kepada kliennya. Personel Arthur Andersen percaya bahwa tidak
ada risiko kegagalan serius dan masalah akuntansi dapat dipecahkan dari waktu ke
waktu. Proses penilaian risiko Athur Andersen adalah suatu kegagalan yang
serius. Kurangnya keberanian dan pemahaman tentang kebutuhan dan sarana
untuk merangsang tindakan telah menyebabkan Arthur Andersen, dewan direksi,
dan publik menjadi rentan.

34

Anda mungkin juga menyukai