Anda di halaman 1dari 18

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

TENTANG
STUDY KASUS PERUSAHAAN “ENRON”

Disusun Oleh :

RENI SUSIATI (13.23.0067)


RINI DWI LESTARI (13.23.0070)
EVI DWI DAMAYANTI (13.23.0031)
GUSTAFIN DWI LEVI K (15.23.0092)

FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
TAHUN 2016

MAKALAH
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
Kasus Pelanggaran

KATA PENGANTAR

Segala Puji Bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw beserta
keluarga dan para sahabat beliau, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
`Alhamdulillah, atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada penulis,
sehingga makalah ini dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang
telah diberikan. Makalah ini tentang “STUDY KASUS PERUSAHAAN
ENRON”.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Yogi Wijaya selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi
yang telah memberikan pengetahuan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, penulis berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran-
saran yang membangun dan memotivasi penulis untuk lebih baik lagi dalam
membuat makalah.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis.
Aamin yarabbal a’lamiin.

Madiun, 23 Maret 2016

Penulis

Etika Bisnis dan Profesi ii


Kasus Pelanggaran

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................ 2
BAB 2. PEMBAHASAN ................................................................................ 3
2.1 Latar Belakang berdirinya perusaan Enron .................................... 3
2.2 Etika Profesi Akuntan .................................................................... 4
2.3 Kronologis Kasus Perusahaan Enron ............................................. 7
2.4 Dampak Runtuhnya Perusahaan Enron ......................................... 10
2.5 Pemecahan Kasus Perusahaan Enron ............................................. 11

BAB 4. PENUTUP ......................................................................................... 13


DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

Etika Bisnis dan Profesi iii


Kasus Pelanggaran

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perkembangan perekonomian dan dunia bisnis saat ini, membuat peran dari
profesi akuntan semakin dibutuhkan. Namun dibalik semakin dibutuhkannya
profesi akuntan, saat ini profesi akuntan mendapat sorotan tajam. Terkait dengan
adanya skandal kerjasama manipulasi akuntansi yang dilakukan oleh profesi
akuntansi itu sendiri. Setiap profesi pasti memiliki sebuah etika atau hal-hal yang
harus dipatuhi. Dengan adanya etika secara tidak langsung mampu mengontrol
diri dalam bertindak atau berbuat sehingga tidak bertindak semena-mena.
Turunnya kepercayaan publik atas profesi akuntan antara lain karena
beberapa kasus-kasus pelanggaran terhadap etika profesi. Selain itu juga karena
akuntan dipercaya sebagai palang pintu dari pasar keuangan. Hal ini karena salah
satu tugas akuntan adalah memastikan kualitas dan integritas informasi keuangan.
Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan tidak hanya sebatas
pada akuntan publik yang disebut-sebut ikut terlibat dalam beberapa kasus
manipulasi akuntansi.
Atas keadaan inilah diperlukan kode etik sebagai panduan dan aturan
terhadap seluruh anggota profesi dalam memenuhi tanggung jawab
profesionalnya. Berdasarkan studi etika dalam bisnis yang berangsur-angsur mulai
diakui penting akan keberadaannya, tinjauan mengenai pelanggaran etika oleh
profesi tertentu oleh karena itu penulis dalam makalah ini mencoba menganalisis
permasalahan tersebut dengan mengambil kasus pelanggaran etika profesi akuntan
publik terhadap laporan keuangan perusahaan Enron.

1.2 RUMUSAN MASALAH


A. Bagaimana latar belakang berdirinya perusahaan Enron?
B. Bagaimana etika profesi akuntan?
C. Bagaimana Kronologis pelanggaran etika profesi dalam sekandal
Enron?
D. Bagaimana dampak dari runtuhnya perusahaan Enron?

Etika Bisnis dan Profesi 1


Kasus Pelanggaran

E. Bagaimana cara pemecahan kasus pelanggaran etika profesi dalam


sekandal Enron?

1.3 TUJUAN MASALAH


A. Mengetahui berdirinya perusahaan Enron.
B. Mengetahui etika profesi akuntan.
C. Mengetahui kronologi kasus pelanggran etika profesi pada
perusaan Enron.
D. Mengetahui dampak dari runtuhnya perusahaan Enron.
E. Mengetahui cara penyelesesaian dari kasus pelanggaran etika
profesi perusaan Enron.

Etika Bisnis dan Profesi 2


Kasus Pelanggaran

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Latar Belakang Berdirinya Enron
Enron dibentuk pada tahun 1985 oleh sebuah perusahaan “Houston
Natural Gas” dengan “InterNorth”, sebuah Perusahaan lain dalam pemipaan
minyak sebagai hasil merger yang diwajibkan oleh peraturan perundangan
Pemerintah federal Amerika. Pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan
pembangkit listrik “Portland General Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Sebelum
tahun 1997 berakhir, manajemen mengubah perusahaan tersebut menjadi “Enron
Capital and Trade Resources” yang menjadi perusahaan Amerika terbesar yang
memperjual belikan gas alam serta listrik. Pendapatan meningkat drastis dari $ 2
milyar menjadi $ 7 milyar dengan karyawan yang juga tumbuh dari 200 orang
menjadi 2.000 orang.

Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula “Enron


Online” (EOL) pada bulan oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang
secara online memasarkan produk energi secara elektronik lewat website. Dalam
sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai $ 335 milyar pada tahun
2000.

Tokoh penting pendiri Enron antara lain:


Pendiri Enron : Kenneth Lay
CEO dan CRO Semester : Stephen F. Cooper
Ketua : John J Ray, III
Wakil Komisaris : Clifford Baxter

Pada Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat
ambisius untuk membangun jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan
tinggi (high speed broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan bandwidth
untuk melakukan penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar

Etika Bisnis dan Profesi 3


Kasus Pelanggaran

guna melaksanakan program ini, walaupun keuntungannya belum nampak, namun


harga saham Enron di Wall Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat
menjadi $ 90,56, sehingga Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media
lain sebagai “one of the most admired and innovative companies in the world”.
Sebelum mengalami kebangkrutan pada akhir tahun 2001, Enron mempekerjakan
sekitar 22.000 staf dan menjadi salah satu pemimpin dunia dalam industri
listrik, gas alam, komunikasi, pulp dan kertas.

Pada 2 Desember tahun 2001 dunia perekonomian dikejutkan dengan berita


yang berasal dari kota minyak di Texas, Amerika. Enron, perusahaan ketujuh
terbesar di Amerika perusahaan energi perdagangan terbesar di dunia
mendaftarkan kebangkrutan perusahaan kepada pengadilan kasus tersebut
menggelinding hingga tahun 2002 kasus tersebut berakibat sangat luas terhadap
pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara
drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai
ke Asia. Hingga akhirnya Enron mengalami kebangkrutan.

II.2 LATAR BELAKANG ETIKA PROFESI AKUNTAN


Etika Profesi Akuntansi adalah suatu ilmu yang membahas perilaku
perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran
manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Dalam etika profesi, sebuah
profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya dituangkan dalam
bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang
mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main
dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut
sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi.

Prinsip etika dalam kode etik akuntan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) No.17 Tahun 2008 sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab Profesi

Etika Bisnis dan Profesi 4


Kasus Pelanggaran

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap


anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Anggota juga harus
selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota
untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan
masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam mengatur
dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk
memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

2. Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka


pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukan komitmen atas profesionalisme. Profesi akuntan memegang
peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan
yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,
pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya
bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara
berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Kepentingan utama profesi akuntan
adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan
dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika
yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua
anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas
kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus
menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme
yang tinggi.

3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi
mungkin. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan
publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji
keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota

Etika Bisnis dan Profesi 5


Kasus Pelanggaran

untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia
penerima jasa. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja
dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan
atau peniadaan prinsip.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya
adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Apapun jasa dan kapasitasnya, anggota harus melindungi
integritas pekerjaannya dan memelihara obyektivitas.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesi

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-


hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling
mutakhir. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.
Anggota seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau
pengalaman yang tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan
terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan
pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa
dengan kemudahan dan kecerdikan. Setiap anggota bertanggung jawab
untuk menentukan kompetensi masing masing atau menilai apakah
pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk
bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.

6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi

Etika Bisnis dan Profesi 6


Kasus Pelanggaran

tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional
yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah
hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir
7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi


yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan
profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf,
pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan


standar teknis dan standar profesional yang relevan.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah
standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional
Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-
undangan yang relevan

II.3 KRONOLOGIS KASUS PERUSAHAAN


Adapun kronologis yang didasarkan pada fakta, data dan informasi dari
berbagai sumber yang ada. Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember
tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas
terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham
secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa,
sampai ke Asia.
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya
manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS
padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan
keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini
konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden

Etika Bisnis dan Profesi 7


Kasus Pelanggaran

Amerika Serikat. Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang
berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), demikian kronologi dari kasus
Enron:
1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non
eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur
konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi
berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam
perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak
sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out
sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala Internal Audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik
perusahaan.
b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3. Pada awal tahun 2001 partner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien
perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek
akuntansi dan bisnis Enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap
mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
4. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek
akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan
kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP
Andersen pada pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat
hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut
tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan
pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil
investigasi oleh penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada
hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
5. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan
triwulan ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron

Etika Bisnis dan Profesi 8


Kasus Pelanggaran

telah meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode
sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara
berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak
menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus
(special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya
menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta.
Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban
$1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
6. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan
perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu
terungkap bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai
lebih dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan
laba yang di tahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
7. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas
kebangkrutan Enron (penghambatan terhadap proses peradilan).
8. Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham
Enron. Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir
tidak ada nilainya.
9. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan Juni
2002. sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh
Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada
2 Desember 2001.
10. CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002
akan tetapi masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan.
Pada tanggal 4 Februari Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur
perusahaan.
11. Tanggal 28 Februari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi US$ 750
Juta untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada
KAP Andersen.

Etika Bisnis dan Profesi 9


Kasus Pelanggaran

12. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang


Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan
lembaga pemerintahan di Amerika.
13. Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP
Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses
peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di
selidiki.
14. KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron
berupa kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP
yang lain dan pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan
pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
15. Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang
direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan
kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen
yang ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai oleh
Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.
16. Tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan
diri dari jabatannya.
17. Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang
bertindak sebagai penanggung jawab audit Enron mengaku bersalah atas
tuduhan melakukan hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi
saksi kunci di pengadilan bagi kasus KAP Andersen dan Enron .
18. Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri
sebagai presiden dan Chief Operating Officer Enron yang berlaku efektif 1
Juni 2002.
19. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen
bersalah telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.

II.4 DAMPAK RUNTUHNYA PERUSAHAAN ENRON


Keruntuhan perusahaan energi Enron cukup banyak berdampak bagi
dunia bisnis internasional baik dari pihak internal maupun eksternal
perusahaan. Dampaknya antara lain sebagai berikut:

Etika Bisnis dan Profesi 10


Kasus Pelanggaran

1) Pada tahun 2001 sedikitnya 4.000 karyawan Eron kehilangan


pekerjaan.
2) Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para
kreditornya yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan
Chase dan Citigroup adalah dua kreditor terbesarnya).
3) Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga dirugikan
karena simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana
pensiun dan tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam saham
yang kini tanpa nilai.
4) Banyak lembaga keuangan internasional juga ikut menderita
kerugian akibat bangkrutnya Enron, sehingga membuat mereka
semakin berhati-hati dalam membidik peluang investasi.
5) Munculnya trauma dalam bursa saham terhadap efek domino
skandal Enron. Hal ini membuat para investor mengurangi
aktivitasnya di bursa saham sehingga gairah bursa dunia menjadi
lesu.
II.5 PEMECAHAN KASUS ENRON
Dalam kasus ini dapat kita lihat bahwa Enron mengadopsi model
SWM (Shareholder Wealth Maximization), dengan asumsi bahwa pasar
efisien. Ini mengandung makna, harga saham selalu tepat memproyeksikan
harapan akan return dan risiko yang dipersepsikan oleh investor. Model
SWM ini fokus pada maksimalisasi nilai jangka panjang, bukan hanya
jangka pendek. Sedangkan Enron lebih berfokus pada tujuan jangka pendek
untuk memenuhi komitmen dengan Wall Street. Fokus jangka pendek oleh
manajemen dan investor ini disebut dengan impatient capitalism. Karena
masalah Enron melibatkan pihak-pihak internal maupun eksternal dalam
bentuk kecurangan yang sistemik, sehingga sulit mengungkapkan
kecurangan yang Enron lakukan. Adapun cara penyeleseain masalah
pelanggaran etika profesi tersebut antara lain:

 Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk


melindungi para investor dengan cara meningkatkan akurasi dan

Etika Bisnis dan Profesi 11


Kasus Pelanggaran

reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Selain


itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight
Board).
 Tuntutan hukum terhadap manajemen Enron yang bertanggung-
jawab atas terjadinya permasalahan ini.
 Dibubarkannya firma KAP Arthur Andersen.
 Jasa audit KAP dipisah dengan jasa konsultan perusahaan untuk
independensi KAP.
 Banyak kasus auditor mengaudit laporan keuangan perusahaan
tidak bekerja dibawah pengawasan komite audit (KA) dan tidak
bebas dari pengaruh manajemen senior perusahaan – sehingga
perlu KA dari eksternal seperti akademisi dan praktisi akuntansi.

 Pembatasan masa partner audit (7thn).


 Keharusan Auditor untuk memberikan opini terhadap keandalan
SPI.

Etika Bisnis dan Profesi 12


Kasus Pelanggaran

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang
menyebabkan kebangkrutan dan keterpurukan pada perusahaan Enron. Auditor
yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan
untuk dilanggar. Dalam kasus ini Auditor melanggar kode etik Tanggung Jawab
Profesi, karena auditor telah melakukan “kerjasama” dalam memanipulasi laporan
keuangan Enron untuk menunjukkan seolah-olah kinerja perusahaan baik guna
menarik simpati para investor. Hal ini adalah akibat dari ketidak jujuran dari
praktik bisnis yang tidak baik yang berakibat buruk pada sebuah perusahaan yang
berakibat penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan tuntutan
hukum.

Auditor yang tidak bersikap independen, karena menghancurkan dokumen-


dokumen penting yang berkaitan dengan kasus enron dan menerbitkan laporan
audit yang salah dan menyesatkan.

Saran

Kasus Enron dan KAP Arthur Andersen telah melanggar kode etik dan
ingkar dari tanggung jawab yang seharusnya menjadi pedoman dalam
melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya menjatuhkan kredibilitas
bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Di dalam penyelesaian
kasus ini, penulis berpendapat cara pemecahan masalah sudah benar akan tetapi
disini penulis ingin menambahkan bahwa pelanggaran kode etik tersebut juga
dapat didasarkan pada kepribadian dari anggota profesi tersebut. Hal ini sesuai
dengan teori Fraud yang mengemukakan tiga komponen yang menyebabkan
seseorang melakukan kecurangan, komponen tersebut yaitu adanya kesempatan,
tekanan dan sikap. Dengan mengacu pada teori tersebut penulis menyarankan

Etika Bisnis dan Profesi 13


Kasus Pelanggaran

untuk diadakannya pelatihan etika profesi yang lebih ketat bagi karyawan baru
atau pun yang karyawan lama, diadakannya evaluasi atas etika profesi untuk
semua profesi diperusahaan tersebut yang tidak hanya auditornya. Dengan
demikian khususnya Akuntan Publik harus mampu menjaga kualitas profesional
dan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat dalam memberikan informasi
mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan guna mendapatkan informasi yang
akurat.

Etika Bisnis dan Profesi 14


Kasus Pelanggaran

DAFTAR PUSTAKA
https://hafikahadiyanti.wordpress.com/2013/09/10/sejarah-kasus-enron/ 23 maret
2016/13:20

http://4ndr345-adi.blogspot.co.id/2012/10/perusahaan-enron_9828.html 23 Maret
2016/13:31

http://amaliamel2.blogspot.co.id/2012/10/kasus-enron.html 23 Maret 2016/13:38

http://utharymaladhika.blogspot.co.id/2015/10/pelanggaran-etika-profesi-
akuntansi.html 23 Maret 2016/13:45

https://kinantiarin.wordpress.com/etika-profesi-akuntansi 24 Maret 2016/11:12

http://utharymaladhika.blogspot.co.id/2015/10/pelanggaran-etika-profesi-
akuntansi.html 24 Maret 2016/12:00

Etika Bisnis dan Profesi 15

Anda mungkin juga menyukai