Dosen pengampu:
Rini Anisyahrini, S.Sos., M.Ikom.
Disusun oleh:
Kelompok 2
Terima kasih kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Sisi Lain dari Kejatuhan Perusahaan Energi Enron:
Kurangnya Komunikasi, Koordinasi, dan Pemantauan Kontrol Secara Keseluruhan”
Ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas dari Ibu Rini Anisyahrini, S.Sos., M.Ikom. pada mata kuliah Konteks-konteks
Komunikasi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
mengenai hal-hal terkait kasus komunikasi dari Perusahaan Energi Enron bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan
sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Semoga makalah yang kami tulis ini dapat
bermanfaat dan memberi wawasan yang lebih luas bagi penulis maupun semua yang
telah membaca.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................11
PENUTUP............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan....................................................................................................11
3.2 Saran..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menuduh Lay dan Jeffrey K Skilling, yang menjabat sebagai CEO Enron dari Februari
hingga Agustus 2001, berkonspirasi untuk menutupi kelemahan keuangan perusahaan
mereka dari investor.
Di sisi yang lain, tidak hanya para pemimpin Enron yang tidak jujur dengan
kinerja kerja mereka, tetapi mereka juga gagal karena kurangnya komunikasi,
koordinasi, dan pemantauan kontrol secara keseluruhan seperti yang dinyatakan oleh
New York Times. Berbagai laporan seperti jurnal ‘Explaining Enron’ misalnya,
mengungkapkan bahwa para pemimpin senior gagal mengatasi masalah besar.
Kurangnya komunikasi yang transparan antara tim manajemen dan para tenaga kerja.
Dengan tidak mendengarkan karyawan mereka, mengabaikan masalah dan
menyembunyikan kebenaran, departemen komunikasi Enron mengibarkan beberapa
tanda bahaya besar.
Pada makalah ini, kami akan membahas lebih lanjut terkait dari masalah
komunikasi internal yang menyebabkan perusahaan energi yang cukup besar di
Amerika Serikat ini akhirnya jatuh. Kami mengambil sumber referensi dari jurnal
“Explaining Enron: Communication and Responsible Leadership” sebagai bahan
rujukan. Maka dari itu, dengan membahas kasus perusahaan Enron ini kami berharap
para pembaca bisa memahami lebih dalam ternyata faktor komunikasi merupakan
salah satu aspek penting dari terciptanya perusahaan yang sehat dan berjangka
panjang.
2
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa itu Enron Corporation?
b. Siapakah pimpinan Enron yang bertanggung jawab atas jatuhnya
perusahaan tersebut?
c. Bagaimana budaya kerja dari perusahaan Enron?
d. Bagaimana solusi dari kasus jatuhnya perusahaan Enron?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat
menonjol karena para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar
sejumlah uang yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut
menyebabkan dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya
dirasakan di kalangan dunia bisnis yang lebih luas, seperti yang digambarkan secara
lebih terinci di bawah.
Enron masih ada sekarang dan mengoperasikan segelintir aset penting dan
membuat persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron
muncul dari kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus
kebangkrutan terbesar dan paling rumit dalam sejarah AS. Sejak itu, Enron menjadi
lambang populer dari penipuan dan korupsi korporasi yang dilakukan secara sengaja.
4
2.3 Penyebab Jatuhnya Perusahaan Enron di Bawah Kepemimpinan Kenneth
Lay dan Jeff Skilling
Salah satu alasannya adalah karena Kenneth Lay tidak mempraktikkan apa
yang dia telah nyatakan dalam kata pengantar pada buku Enron Code of Ethics edisi
revisi yang diterbitkan di Juli 2000. Lay menuliskan bahwa sebagai pejabat dan
karyawan Enron Corp., seluruh anak perusahaan dan perusahaan afiliasi Enron Corp.,
semua harus bertanggung jawab untuk menjalankan urusan bisnis perusahaan sesuai
dengan semua hukum yang berlaku berdasarkan moral dan kejujuran. Namun Lay
terbukti tidak menjalankan prinsip tersebut dalam memimpin perusahaan dan begitu
pula bawahan-bawahannya di perusahaan. Tidak hanya itu, Lay dan manajemen
puncak memberi Andrew Fastow pengecualian terhadap kode etik untuk terus
berbisnis.
Alasan yang lainnya bahwa di bawah arahan dan aturan dari Jeff Skilling,
perusahaan telah menerapkan proses evaluasi kinerja untuk semua karyawan Enron
dengan tidak membangun tegaknya kode etik yang seharusnya karyawan ikuti. Hal
tersebut menyebabkan setiap karyawan memberi peringkat yang lebih rendah kepada
rekan-rekan mereka untuk meningkatkan posisi mereka sendiri di perusahaan.
Kebijakan Skilling ini dikenal dengan “rank and yank” yang mana setiap divisi
perusahaan diwajibkan dan diberi wewenang untuk memecat seperlima karyawan
yang memiliki peringkat 5 kinerja terendah.
Padahal kode etik Enron Corp memiliki nilai-nilai berdasarkan rasa saling
menghormati (respek), integritas, dan keunggulan. Kode-kode etik ini dapat dikatakan
hanya di atas kertas saja, karena Lay dan Skilling tidak menjalankannya secara pribadi
dan bahkan tidak menekankan penerapannya di perusahaan.
Masalah utama runtuhnya Enron Corp adalah karena masalah etika dan
moral top management. Hal ini terlihat kemudian ketika Kenneth Lay menerima 11
dakwaan di pengadilan sedangkan Jeff Skilling mendapatkan 35 dakwaan di
pengadilan.
5
2.3 Budaya Perusahaan Enron
Enron digambarkan memiliki budaya arogansi yang membuat orang percaya
bahwa mereka dapat menangani risiko yang semakin besar tanpa menghadapi bahaya
apa pun. Menurut Sherron Watkins, “Pesan Enron yang tidak terucapkan adalah, ‘Buat
angka, buat angka, buat angka — jika Anda mencuri, jika Anda curang, jangan
ketahuan. Jika Anda melakukannya, mohon untuk kesempatan kedua, dan Anda akan
mendapatkannya. ”Budaya perusahaan Enron tidak banyak membantu dalam
mempromosikan nilai-nilai rasa hormat dan integritas. Nilai-nilai ini dirusak melalui
penekanan perusahaan pada desentralisasi, penilaian kinerja karyawan, dan program
kompensasinya.
Setiap divisi dan unit bisnis Enron dipisahkan dari yang lain, dan akibatnya
sangat sedikit orang di dalam organisasi yang memiliki perspektif “gambaran besar”
tentang operasi perusahaan. Penekanan pada desentralisasi ini disertai dengan kontrol
operasional dan keuangan yang tidak memadai serta “ketua yang tidak fokus dan
tidak fokus, dewan direksi yang patuh, dan staf akuntan, auditor, dan pengacara yang
tidak berdaya.”
Jeff Skilling menerapkan proses evaluasi kinerja yang sangat ketat dan
mengancam untuk semua karyawan Enron. Dikenal sebagai “rank and yank”, proses
tahunan menggunakan evaluasi rekan kerja, dan setiap divisi perusahaan secara
sewenang-wenang dipaksa untuk memecat seperlima karyawannya yang berada di
peringkat terendah. Karyawan sering memberi peringkat yang lebih rendah kepada
rekan-rekan mereka untuk meningkatkan posisi mereka sendiri di perusahaan.
6
semata-mata untuk menyembunyikan kerugian dan menghindari konsekuensi
dari memiliki masalah.
7
Tiga bentuk umum tanggung jawab pemimpin berbasis komunikasi dapat
diambil dari literatur etika dan kepemimpinan. Ini termasuk; (a)
mengkomunikasikan nilai-nilai yang tepat untuk menciptakan iklim moral, (b)
mempertahankan komunikasi yang memadai untuk diberitahu tentang operasi
organisasi, dan (c) mempertahankan keterbukaan terhadap tanda-tanda
masalah.
8
esensial atau fitur dari sifat-sifat ini daripada gagasan deontologis tentang
kewajiban moral, keharusan berbasis aturan, persyaratan situasional, atau
komitmen kontraktual (Slote, 1992; Smith, 1946). Orang yang berbudi luhur
secara etis patut dipuji tidak harus karena kepatuhan terhadap kode moral
eksternal atau yang dipaksakan tetapi karena beberapa kecenderungan
mendasar untuk bertindak secara konsisten dalam etika yang terpuji. Kebajikan
juga memandu pengembangan kode dan standar moral yang lebih umum.
9
dianggap sebagai ancaman terhadap reputasi perusahaan. Namun, dalam
banyak kasus, whistle-blower hanya bekerja untuk menarik perhatian dan
memperbaiki kekurangan serius yang memicu krisis. Perbedaan pendapat
organisasi yang lebih umum juga dapat mencakup peringatan. Kassing (1997)
berpendapat bahwa perbedaan pendapat muncul dari beberapa ketidakpuasan
dan memerlukan "advokasi posisi yang berbeda dari status quo perusahaan".
Akibatnya, manajer sering mengabaikan atau menahan perbedaan pendapat.
Ketiga tanggung jawab berbasis komunikasi para pemimpin yang melibatkan
nilai-nilai komunikasi untuk menciptakan iklim moral, tetap mendapat
informasi tentang operasi organisasi, dan menjaga keterbukaan terhadap tanda-
tanda dan isyarat mengenai masalah, harusnya diterapkan dalam konteks kasus
perusahaan Enron.
1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sungguh ironis bahwa kebangkitan Enron yang meroket dan kejatuhannya
yang menakjubkan menghasilkan pelajaran yang sangat penting bagi para manajer
perusahaan. Dalam beberapa hal, ruang lingkup dan kompleksitas keruntuhan Enron
membuatnya sulit untuk menghasilkan pelajaran khusus. Skandal Enron dapat dilihat
hanya sebagai bagian dari siklus skandal bisnis yang lebih besar yang sedang
berlangsung diikuti oleh pengetatan standar diikuti oleh lebih banyak skandal. Untuk
mempromosikan pembelajaran, jatuhnya Enron harus ditafsirkan dan dijelaskan.
3.2 Saran
Agar kasus serupa dengan kasus Enron Corporation tidak terulang kembali
dalam perusahaan yang dapat merugikan berbagai pihak yang terlibat, maka
perusahaan diharapkan dapat menempatkan sumber daya manusia, terutama pihak
manajemen yang akan memegang kendali dalam perusahaan, tidak hanya
memperhatikan segi kemampuannya saja, tetapi juga memperhatikan pula
kepribadiannya dalam etika bisnis, agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai
dengan prinsip etika dan peraturan yang berlaku.
1
Kasus skandal Enron Corporation dapat dijadikan pelajaran berharga bagi
dunia bisnis di seluruh dunis. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan agar tidak
terjebak dalam kasus seperti Enron Corporation antara lain sebagai berikut:
1
DAFTAR PUSTAKA