Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS KASUS PELANGGARAN KODE ETIK KASUS ENRON DAN

MANIPULASI KAP ARTHUR ANDERSEN

MANAJEMEN AKUNTANSI HOSPITALITI

SEMESTER 4 KELAS B

TUGAS INDIVIDU

I Gede Yoga Dana Saputra (21106048)

POLITEKNIK PARIWISATA BALI

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan yang berjudul “Analisis
Kasus Pelanggaran Kode Etik Kasus Enron dan Manipulasi Kap Arthur Andersen”
dalam rangka memenuhi tugas Matakuliah Manajemen Keuangan Hospitaliti ini
dapat terselesaikan dengan baik dan lancar, tanpa adanya suatu kendala yang
berarti. Seluruh isi makalah ini berasal dari beberapa sumber di media internet, yang
telah disusun dengan rapi dan akurat.
Dalam penyusunan makalah ini, saya mendapat banyak pengetahuan dan
informasi mengenai judul dari makalah ini. Oleh karena itu, saya ingin
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Christina Susanti, SE., Ak, selaku dosen pengampu Matakuliah
Manajemen Keuangan Hospitaliti yang telah memberikan materi, sekaligus
arahan dan bimbingan dalam pertemuan perkuliahan,
2. Pembuat situs web dan perancang materi yang ada pada media internet, serta
3. Teman-teman sekelas yang telah memberikan masukan dan dukungan
dalam penyusunan makalah ini.
Saya sadar tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak di atas, makalah ini tentunya
tidak akan dapat terselesaikan pada waktunya.

Selanjutnya, saya ingin menyampaikan permohonan maaf apabila dalam


penyusunannya, makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki,
saya sadar betul bahwa saya masih harus terus belajar untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang ada. Dengan demikian, besar harapan saya agar
dapat menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca dalam
upaya perbaikan ke depannya.

Nusa Dua, 22 Feb 2023


Penulis.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Kasus ..................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Makalah .......................................................... 3
1.3 Manfaat Makalah ............................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 5
2.1 Profil Enron Corporation ................................................................ 5
2.2 Profil KAP Arthur Andersen ........................................................... 6
2.3 Skandal Akuntansi Enron Corporation ........................................... 6
2.4 Keterlibatan KAP Arthur Andersen ................................................ 10
2.5 Rangkuman Kronologi Kasus ......................................................... 12
2.6 Pembahasan Masalah ...................................................................... 14
2.7 Dampak dari Kasus Enron dan KAP Arthur Andersen ................... 15
BAB III PENUTUP .................................................................................... 19
3.1 Simpulan ......................................................................................... 19
3.2 Saran dan Masukan ......................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 21

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kasus


Perusahaan energi asal Amerika mengguncang dunia pada awal tahun
2000-an. Tetapi bukan karena prestasi, melainkan karena manipulasi dan
kejahatan akuntansi. Enron bersama kantor akuntan Arthur Andersen terbukti
bersalah menggelembungkan hasil kinerja keuangannya. Akibat skandal Enron
ini, The Wall Street terguncang. Terjadi kerugian yang sangat besar hingga
mencapai lebih dari 60 juta dollar Amerika di pasar saham. Karena skandal
Enron ini, Amerika yang dikenal sebagai negara super power tersebut
mengalami krisis keuangan. Tidak hanya itu, dampak dari krisis keuangan
Amerika itu memberikan efek domino terhadap perekonomian secara global.
Dampak skandal Enron yang cukup parah, sehingga Amerika Serikat
perlu menerbitkan Undang-Undang Sarbanes-Oxley untuk mengindari kasus
serupa. Skandal Enron ini, merupakan kejahatan akuntansi yang menjadi salah
satu yang paling parah dalam sejarah. Motifnya kejahatan akuntansinya adalah
dengan menggelembungkan kinerja keuangan sehingga terlihat sangat tinggi
untuk mendapatkan perhatian investor.
Bahkan Enron juga menyembunyikan hutang yang dimilikinya untuk
mengelabui publik. Kinerja keuangan Enron pada kisaran tahun 1998 hingga
tahun 2000 terlihat sangat bagus. Padahal, Enron ternyata menggelembungkan
pendapatannya hingga sebesar 586 juta dollar sejak 1997. Setelah kasus ini
tercium publik, saham Enron langsung jatuh serta tidak lama kemudian
mengalami kepailitan. Secara otomatis, para pemegang saham Enron langsung
merugi besar. Kejadian ini berimbas terhadap kepercayaan investor secara
umum. Terjadi distrust yang sangat tinggi, para investor menjadi skeptis dalam
berinvestasi di pasar saham saat itu.
Skandal Enron mengajarkan kepada dunia mengenai pentingnya etika
profesi seorang akuntan. Meskipun tidak dianggap sebagai profesi yang sangat
prestisius, peran seorang akuntan sangat penting bagi stabilitas perekonomian.
Tindakan seorang akuntan yang tidak memiliki etika profesi bahkan dapat
memicu terjadinya krisis seperti yang terjadi pada skandal Enron. Tindakan

1
curang dan manipulatif yang dilakukan seorang akuntan dapat menjadi awal
kehancuran perekonomian.
Kasus Enron di Amerika Serikat yang berujung pada bubarnya kantor
akuntan publik ternama di dunia Arthur Andersen telah menyurutkan
kepercayaan publik terhadap laporan keuangan perusahaan yang hanya menitik
beratkan pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba saja. Enron
melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang. KAP Arthur Andersen
sebagai Auditor independen ikut berperan dalam "menyusun" pembukuan
kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor hukum yang menjadi penasihat Enron,
Vinson & Eikins, juga dituduh ikut ambil bagian dalam korupsi skala dunia ini.
Independensi auditor adalah sebuah sikap mental auditor yang wajib dimiliki
oleh auditor. Sehingga, seringkali para pengguna laporan keuangan selalu
mempertanyakan apakah auditor bisa independen dalam menjalankan
tugasnya. Auditor adalah orang atau profesi yang mendapatkan penghasilan
dari klien yang mereka audit.
Laporan keuangan Enron yang kompleks menimbulkan pertanyaan dari
pemegang saham dan analis. Model bisnis dan praktik-praktik tidak etis dari
perusahaan ini, antara lain menampilkan data penghasilan yang tidak
sebenarnya serta modifikasi neraca keuangan demi memperoleh penilaian
kinerja keuangan yang positif. Kombinasi dari sekian banyak isu ini kemudian
menyebabkan kebangkrutan Enron. Di samping itu Enron menerapkan praktik
akuntansi yang dikenal sebagai mark-to-market accounting dimana pencatatan
aset didasarkan pada nilai pasar bukan pada nilai bukunya. Praktik akuntansi
ini juga memungkinkan Enron melaporkan profit berdasarkan proyeksi bisnis
bukan berdasar profit sebenarnya.
Kontroversi lainnya adalah mundurnya beberapa eksekutif terkemuka
Enron dan dipecatnya sejumlah partner Andersen. Terbongkar juga kisah
pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan
dengan audit Enron oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen. Kini, Arthur
Andersen sedang berjuang keras menghadapi serangan bertubi-tubi, bahkan
berbagai tuntutan di pengadilan. Diperkirakan tidak kurang dari $32 miliar
harus disediakan Arthur Andersen untuk dibayarkan kepada para pemegang

2
saham Enron yang merasa dirugikan karena auditnya yang tidak benar.
Belakangan, salah satu mantan petinggi Enron tewas bunuh diri karena tak
tahan menghadapi tekanan yang bertubi-tubi.
Komplikasi skandal ini bertambah karena belakangan diketahui banyak
sekali pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang
pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini. 70% senator, baik
dari Partai Republik maupun Partai Demokrat, pernah menerima dana politik.
Dalam komite yang membidangi energi, 19 dari 23 anggotanya juga termasuk
yang menerima sumbangan dari perusahaan itu.
Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W.
Bush merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama merupakan
perusahaa publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron
tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam
penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak
orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan
perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses
penyelamatan perusahaan itu.
Peristiwa-peristiwa tersebut memberikan sebuah warna baru mengenai
pelajaran dan pemahaman yang dapat membuat para auditor dapat bersikap
lebih cermat dan menjaga sikap kehati-hatiannya dengan memiliki sikap
skeptisme profesional, dan auditor dituntut untuk menggunakan pengalaman
pengalamannya dalam memberikan kontribusi yang baik terhadap hasil audit,
bukan justru menyesatkan para pengguna dengan pengalaman-pengalaman
yang dimilikinya, serta auditor tidak hanya mengetahui etika, tetapi juga
memahami etika tersebut dengan baik dan melaksanakannya, sehingga tatanan
profesi dapat berjalan sebagaimana mestinya.

1.2 Maksud dan Tujuan Makalah


a. Sebagai persyaratan akademik untuk memenuhi tugas individu dalam
Matakuliah Manajemen Keuangan Hospitaliti,
b. Untuk mengetahui dan membantu mengembangkan wawasan keilmuan
mahasiswa secara luas khususnya dalam pengetahuan etika akuntansi,

3
c. Meningkatkan kesadaran bagi para akuntan dan mahasiswa, bahwa
pentingnya sikap kejujuran dalam bekerja,
d. Memperluas pandangan mengenai kasus etika yang ada dalam dunia
akuntansi, dan
e. Menjadi sarana pembelajaran yang menarik bagi para mahasiswa karena
dapat membayangkan kejahatan yang terjadi dalam dunia akuntansi,

1.3 Manfaat Makalah


a. Memberikan gambaran kejahatan yang pernah terjadi dalam dunia
akuntansi,
b. Memberikan motivasi bagi para akuntan, maupun mahasiswa yang akan
terjun ke dalam dunia akuntansi,
c. Mengajak para pembaca untuk membayangkan dampak dari kejahatan
dalam dunia akuntansi yang telah diperbuat,
d. Memberikan bayangan bagaimana dampak yang akan terjadi jika etika
dalam dunia akuntansi tidak diterapkan dengan baik, serta
e. Memperluas pengetahuan bagi para akuntan dan mahasiswa dalam
penerapan etika yang baik, terutama di dunia akuntansi.

4
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Profil Enron Corporation

Enron Corporation didirikan pada tahun 1985. Enron Corporation


adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas,
Amerika Serikat. Enron merupakan hasil merger antara perusahaan Houston
Natural Gas dan InterNorth, sebuah perusahaan pipa di Nebraska. Pada saat itu,
Enron dipimpin oleh Kenneth Lay sebagai CEO dan hanya berkecimpung
dalam industri pipa gas.
Enron Corporation yang merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang energi tersebut melakukan penjualan listrik dengan menggunakan harga
pasar pada awal tahun 1990. Adanya hasil Kongres Amerika Serikat yang
memutuskan untuk melakukan deregulasi penjualan gas alam telah
menyebabkan Enron mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan.
Enron merupakan penjual gas alam terbesar pada tahun 1992 di Amerika Utara,
kontrak penjualan gas Enron menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $122
juta, dan merupakan penyumbang kedua terbesar dalam laba usaha perusahaan.
Dalam upaya untuk memperluas pertumbuhan bisnis perusahaan, Enron
menerapkan strategi bisnis diversifikasi. Perusahaan tersebut memiliki dan
mengoperasikan berbagai aset meliputi pipelines gas, electricity plants, pulp
and paper plants, water plants, dan broadband services.
Perkembangan pesat Enron telah menyebabkan harga saham
perusahaan tersebut mengalami kenaikan sebesar 311% dari awal tahun 1990
sampai akhir tahun 1998. Pada tahun 1999 harga saham mengalami kenaikan
sebesar 56% dan pada tahun 2000 sebesar 87%. Harga saham per lembar
perusahaan adalah sebesar $83,13. Dari hasil survei majalah Fortune tentang
“Most Admired Company”, Enron dinobatkan sebagai “The Most Innovative
Company” di Amerika.

5
2.2 Profil KAP Arthur Andersen
KAP Arthur Andersen adalah perusahaan jasa akuntansi yang berbasis
di Chicago, Illinois, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh Arthur
Andersen pada tahun 1913. Kantor Akuntan Publik tersebut termasuk dalam
“The Big Five”. Arthur Andersen menjadi auditor eksternal Enron sekaligus
konsultan manajemennya dengan bayaran $5 juta untuk biaya audit dan $50
juta untuk biaya konsultasi. Hal inilah yang menyebabkan konflik kepentingan
di tubuh Arthur Andersen sendiri, karena pembayaran atas jasa yang
dilakukannya terlampau besar, sehingga memunculkan kurangnya
independensi dalam proses pengauditan laporan keuangan Enron. Sehingga,
pada tahun 2002 perusahaan ini secara sukarela menyerahkan izin praktiknya
sebagai Kantor Akuntan Publik setelah dinyatakan bersalah dan terlibat dalam
skandal Enron dan menyebabkan 85.000 orang kehilangan pekerjaannya.

2.3 Skandal Akuntansi Enron Corporation


Selama proses merger antara Houston Natural Gas dan Internorth,
Enron Corporation mempunyai hutang yang cukup besar. Tahun 1987 Enron
memiliki hutang sampai dengan 75% dari nilai pasar saham. Pemerintah US
menghapuskan beberapa peraturan yang mengarahkan pada harga tetap energi.
Dampaknya harga minyak menjadi berfluktuasi dan membuat pasar gas
berisiko tinggi, baik dari sisi pembeli maupun penjual. Produsen minyak yang
kecil mengalami kesulitan dalam meningkatkan dana eksploitasi dan
pengeboran karena adanya risiko pasar.
Untuk mengatasi hutang tersebut, Kenneth Lay berkonsultasi pada Mc.
Kinsey & Co. Mc. Kinsey pada saat itu menugaskan konsultannya Jeffrey
Skilling. Tahun 1989, Kenneth Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling untuk
menjadi kepala departemen keuangan Enron. Enron memiliki ide inovatif
dengan memediasi antara pembeli dan penjual yang diharapkan dapat
mengurangi risikonya. Enron menawarkan kontrak pada penjual untuk
membeli minyak mereka dengan harga tetap dalam beberapa tahun dan kontrak
pada pembeli dengan harga minyak yang sama ditambah nilai keuntungan
untuk Enron.

6
Jeffrey Skilling kemudian memutuskan untuk mengaplikasikan ide
perdagangan Enron ke komoditi lainnya. Ia membuat kontrak jangka panjang
di bidang perlistrikan, batu bara, pulp kertas, alumunium, baja, obat-obatan,
kayu, air, broadband, dan plastik. Diperhitungkan terdapat 1.800 produk yang
ditangani.
Dengan menjadikan gas sebagai objek jual beli, Enron perlahan-lahan
mulai bangkit. Selama perjalanan ini, Jeff Skilling diangkat sebagai COO
Enron dan merekrut berbagai karyawan-karyawan yang unggul dalam
future/derivative. Dalam perekrutan tersebut, Jeff Skilling merekrut Andrew
Fastow tahun 1990, Andrew adalah seorang ahli keuangan, untuk membantu
dalam menjalankan bisnis. Mereka meminta ijin pada komisi sekuritas dan
perdagangan U.S. untuk menggunakan metode nilai pasar atas kontrak.
Sehingga, yang dilaporkan adalah aset berdasarkan nilai pasar.
Enron mengalami permasalahan pada awalnya. Karena untuk
memasuki banyak pasar perdagangan memerlukan sejumlah uang untuk
membiayai infrastruktur, transportasi, gudang, dan pengiriman komiditas.
Tetapi, jika Enron mengambil sejumlah hutang yang besar, kemungkinan akan
membuat pembeli atau penjual menjadi ragu untuk bekerja sama. Tingginya
hutang juga dapat mengakibatkan penurunan investasi dan memicu bank
menarik dananya. Untuk mengatasi permasalahan, Enron mencoba mencari
dana pinjaman tanpa melaporkannya dalam laporan keuangan.
Andrew Fastow membuat ide untuk menggunakan nilai kelebihan
kontrak sebagai pendapatan. Andrew dan KAP Arthur Anderson bekerja sama
dan menyiapkan serial limited partnership (perusahaan rekanan terbatas) yang
disebut “Special Purpose Entities.” Aturan akuntansi memungkinkan bahwa
perusahaan dapat tidak mencantumkan special purpose entities pada laporan
keuangan, asalkan terdapat suatu pihak yang dapat mengontrol
penyelenggaraannya serta memiliki setidaknya 3% nilai special purpose entity.
Pada tahun 1999, Enron mendirikan 3 SPE, yaitu Chewco Investment
LP, LJM Cayman LP, dan LJM 2 Cp-Investment. Tahun 2000 Enron
mengumumkan bahwa perusahaannya berhasil memperoleh pendapatan bersih
setelah pajak sebesar $1.01 Milyar. Selanjutnya Enron menempatkan

7
sahamnya sebesar $62 juta kedalam 3 SPE tersebut.
Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian mengajukan sejumlah besar
hutang dengan saham Enron sebagai penjaminnya. Uang yang dipinjam ini
diakui sebagai pembelian nilai lebih kontrak dan dicatat sebagai uang
“pendapatan penjualan” meskipun sebenarnya adalah hutang. Entitas ini juga
mengambil alih sejumah besar hutang Enron. Andrew Fastow juga nama fiktif
seperti “Chewco, Jedi, Talon, Condor, dan Raptor” dan yang lainnya dengan
membayarkan milyaran dolar sebagai gaji dan pendapatan atas 3% kepemilikan
entitas.
Karena tidak dilaporkan, maka pemegang saham percaya bahwa Enron
tidak mengalami lonjakan hutang. Mereka juga percaya bahwa Enron
menghasilkan lagi yang baik serta mengalami peningkatan tiap tahunnya.
Sheron Wattkins, wakil presiden yang bekerja di Enron mulai 1993. Dia
menyadari bahwa meskipun harga saham cukup tinggi sehingga nilai lebih
dapat digunakan untuk menutupi hutang entitas khusus, tetapi ia tahu bahwa
ketika harga saham turun akan memicu tidak seimbangnya entitas dan
mengembalikan hutang pada laporan keuangan Enron.
Setelah pertengahan tahun 2001, harga saham Enron menurun dari nilai
tertingginya $80 per saham. Akuntan Enron berusaha menarik kembali hutang
dan aset pada entitas khusus. Sheron Watkins khawatir akan peningkatan
risiko.
Pada Juli 2001 harga saham jatuh ke nilai $47 per saham. Jeffrey
Skilling secara tiba-tiba mengundurkan diri sebagai presiden dan CEO dengan
alasan pribadi. Sherron Watikins pada 22 Agustus secara pribadi menemui
Kenneth Lay dan bagian hukum dan mengirimkan enam halaman surat yang
menjelaskan ketidakberesan terkait entitas khusus dan memperingatkan
mereka yang kemudian ia sebut kecurangan akuntansi the worst accounting
fraud I had ever seen. Namun, demikian Lay dan pengacaranya hanya diam
saja. Ia malah mengumumkan pada pekerja dan investor bahwa pertumbuhan
Enron di masa mendatang baik, dan menganjurkan pada investor untuk terus
menanamkan saham di Enron.
Lebih parahnya lagi, Kenneth Lay dan eksekutif lainnya menjual secara

8
diam-diam saham mereka. Sheron Watkins juga mengontak temannya di
Arthur Anderson untuk mendiskusikan permasalahannya pada kepala auditor,
namun tidak dilakukan temannya itu.
Ketika Watkins berusaha agar perusahaan mengambil tindakan, saham
Enron terus merosot. Pada 12 Oktober 2001, Enron mengumumkan mengambil
alih hutang dan aset entitas khusus, hal ini menurunkan $544 juta atas laba dan
mengurangi nilai ekuitas pemegang saham dengan $1.2 milyar. Seminggu
berikutnya, 22 Oktober, komisi sekuritas mengumumkan akan menginvestigasi
entitas tujuan khusus Enron. Hari berikutnya, Andrew Fastow diberhentikan.
Pada tanggal 8 November 2001, Enron mengumumkan akan
melaporkan ulang semua laporan keuangan sejak tahun 1997. Laporan ulang
tersebut diperkirakan menurunkan ekuitas pemegang saham sebesar $2.1
milyar dan meningkatkan hutang $2.6 juta.
Sehingga terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan yang
disebabkan hutangnya yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam
neraca (off balance sheet) kemudian diklasifikasikan ulang sehingga tercatat
dalam neraca (on balance sheet). Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi
bertambah hingga sebesar $38 juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat
banyak Special Purpose Entity (SPE) dan kerjasama yang tidak tercatat dalam
neraca yang memiliki banyak hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan saat
dilakukan konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan nilai ekuitas
perusahaan jatuh.
Dibandingkan dengan harga saham Enron pada bulan Agustus 2000
yang masih berharga US$ 90 per lembar, jatuh hingga tidak lebih dari US$ 45
sen. Artinya harga saham Enron terjungkal hingga tinggal satu per dua ratus,
dan perusahaan kolaps atas kebangkrutan.
Simpanan dana pensiun $1 miliar milik 7.500 karyawan amblas karena
manajemen Enron menanamkan dana tabungan karyawan untuk membeli
sahamnya sendiri. Pelaku pasar modal kehilangan US$ 32 miliar. Enron
Memanipulasi angka-angka laporan keuangan agar tampak menarik di mata
investor dan dianggap memiliki kinerja yang baik. Tak tanggung-tanggung,
manajemen Enron telah menggelembungkan (mark-up) pendapatannya sebesar

9
US$ 600 juta, dan telah menyembunyikan utangnya sebesar US$ 1,2 miliar
dengan teknik off-balance sheet.

2.4 Keterlibatan KAP Arthur Andersen


KAP Arthur Andersen selain mengaudit laporan keuangan Enron, juga
sebagai konsultan manajemen Enron. Ketika Andrew Fastow membuat ide
untuk menggunakan nilai kelebihan kontrak sebagai pendapatan. KAP Arthur
Anderson bekerja sama dan menyiapkan serial limited partnership yang
disebut Special Purpose Entities.
Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian mengajukan sejumlah besar
hutang dengan saham Enron sebagai penjaminnya. Uang yang dipinjam ini
diakui sebagai pembelian nilai lebih kontrak dan dicatat sebagai uang
pendapatan penjualan meskipun sebenarnya adalah hutang. Entitas ini juga
mengambil alih sejumah besar hutang Enron.
Para pemegang saham percaya bahwa Enron tidak mengalami lonjakan
hutang, karena hal ini tidak dilaporkan ke publik. Mereka percaya bahwa Enron
menghasilkan lagi yang baik dan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal
ini juga dikuatkan dengan pernyataan KAP Arthur Anderson bahwa laporan
Enron adalah akurat.
Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non
eksekutif) membiarkan kegiatan-kegiatan bisnis tertentu mengandung unsur
konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi
berdasarkan informasi yang hanya bisa diakses oleh pihak dalam perusahaan
(insider trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum
hal tersebut terungkap kepada publik.
Melakukan mark-up pada pendapatan dan menyembunyikan utangnya
senilai itu tentu tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Diperlukan
keahlian akrobatik yang tinggi dari para professional yang bekerja pada atau
disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka. Auditor Enron, KAP Arthur
Andersen kantor Huston (Kantor Akuntan Publik kelas dunia), dipersalahkan
karena ikut membantu proses rekayasa keuangan tingkat tinggi itu, sehingga
manipulasi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun.

10
Perlu diketahui, Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama
yang melakukan outsourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan,
hal ini dapat dilihat dari:
1. Mantan Chief Audit Executive Enron (Kepala Internal Audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang ditunjuk sebagai akuntan publik
perusahaan.
2. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
3. Sebagian besar staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
Lebih jelasnya, pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan
evaluasi terhadap kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron
sebagai klien perusahaan, mengingat risiko yang sangat tinggi berkaitan
dengan praktik akuntansi dan bisnis enron. Dari hasil evaluasi diputuskan
untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
Salah seorang eksekutif Enron (Sherron Watkins) dilaporkan telah
mempertanyakan praktik akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan
mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan
partner KAP Andersen pada pertengahan 2001.
CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk
melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak
memperkenankan penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan
yang melatarbelakangi akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh
penasehat hukum tersebut menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius
yang perlu diperhatikan.
Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan
triwulan ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah
meningkat menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode
sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara
berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia juga tidak
menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya akuntansi khusus (special
accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang sesungguhnya
menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644 juta.
Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai

11
beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan
perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap
bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan senilai lebih dari satu
milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang ditahan
(retained earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam
bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas
kebangkrutan Enron sehingga terjadi penghambatan terhadap proses peradilan.

2.5 Rangkuman Kronologi Kasus


Berikut Kronologi Kasus Enron dan KAP Athur Andersen:
1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif, dan direktur non
eksekutif) membiarkan kegiatan-kegiatan bisnis tertentu mengandung
unsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-
transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa diakses oleh Pihak
dalam perusahaan (insider trading).
2. Terdapat beberapa hubungan istimewa antara kedua pihak ini:
a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala Internal Audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang ditunjuk sebagai akuntan publik
perusahaan.
b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian besar staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3. Pada awal tahun 2001 KAP Andersen mempertahankan Enron sebagai
klien KAP Andersen walaupun resiko yang sangat tinggi berkaitan
dengan praktik akuntansi dan bisnis Enron. Dari hasil evaluasi
diputuskan untuk tetap mempertahankan.
4. Salah seorang eksekutif Enron dilaporkan telah mempertanyakan
praktik akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan
mengungkapkan kekhawatiran berkaitan dengan hal tersebut kepada
CEO dan partner KAP Andersen. CEO Enron menugaskan penasehat

12
hukum perusahaan untuk melakukan investigasi atas kekhawatiran
tersebut tetapi tidak memperkenankan penasehat hukum untuk
mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi akuntansi yang
dipersoalkan. Dan hasilnya menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal
yang serius yang perlu diperhatikan.
5. Pada 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan
ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah
meningkat menjadi $393 juta, naik$100 juta dibandingkan periode
sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron
secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. Ia
juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya
akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1
miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil actual pada periode
tersebut menjadi rugi $644 juta.
6. Pada 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan
ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap
bahwa terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan senilai lebih
dari satu milyar dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan
laba yang ditahan (retained earning) berkurang dalam jumlah yang
sama.
7. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam
bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas
kebangkrutan Enron (penghambatan terhadap proses peradilan).
8. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan
juni 2002. Sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan
Audit oleh Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses
kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
9. Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750
Juta US dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang
diajukan kepada KAP Andersen.
10. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration)
melarang Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak

13
pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di Amerika.
11. Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis
KAP Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam
proses peradilan karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang
sedang di selidiki.
12. Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan,
yang bertindak sebagai penanggung jawab audit Enron mengaku
bersalah atas tuduhan melakukan hambatan proses peradilan dan setuju
untuk menjadi saksi kunci di pengadilan bagi kasus KAP Andersen dan
Enron.
13. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP
Andersen bersalah telah melakukan hambatan terhadap proses
peradilan.

2.6 Pembahasan Masalah


Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang
melakukan kecurangan, manipulasi, korupsi, dan sebangsanya (prilaku tidak
etis), yaitu opportunity, pressure, dan rationalization, ketiga hal tersebut akan
dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, dan perilaku,
karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan memberikan
implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust). Praktik bisnis Enron yang
menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak
pihak. Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor yang
berinvestasi pada Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang
menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di
pasar modal pada umumnya (social impact). Milyaran dolar kekayaan investor
terhapus seketika dengan meluncurnya harga saham berbagai perusahaaan di
bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory, Andersen sebagai KAP telah
menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau prinsip untuk memberikan
suatu fairrness information mengenai pertanggung jawaban dari pihak agen
dalam mengemban amanah dari principal. Pihak agen dalam hal ini manajemen
Enron telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self-interest

14
oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang
dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidakjujuran, kebohongan
atau dari praktik bisnis yang tidak etis adalah hutang dan sebuah kehancuran
yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan
dan tuntutan hukum.

2.7 Dampak dari Kasus Enron dan KAP Arthur Andersen


Kasus ini memberikan dampak di Amerika bahkan di Indonesia. Pemerintah
Amerika Serikat menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi
para investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan
yang dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public
Company Accounting Oversight Board) yang bertugas:
1. Mendaftar KAP (Kantor Akuntan Publik) yang mengaudit perusahaan
publik.
2. Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian mutu, etika,
independensi, dan standar lain yang berkaitan dengan audit perusahaan
publik.
3. Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings,
dan mengenakan sanksi jika perlu.
4. Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan
standar professional di KAP.
5. Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB,
standar professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan
audit perusahaan publik.
Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa
non audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa non
audit yang dilarang:
1. Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
2. Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
3. Jasa appraisal dan valuation
4. Opini fairness.
5. Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen.

15
6. Broker, dealer, dan penasihat investasi.
7. Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan sebelum
melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini
karena definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan
komisaris menjadi audit committee.
8. Melarang KAP memberikan jasa audit, jika audit partnernya telah
memberikan jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada
klien tersebut.
9. KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee yang
menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan,
alternatif perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah
dibicarakan dengan manajemen perusahaan, pemilihannya oleh
manajemen dan preferensi auditor.
10. KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting
officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP tersebut dan
mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.
11. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat
menghalangi investigasi pemerintah kepada perusahaan yang
menyatakan bangkrut. Selain itu, kini CEO dan CFO harus membuat
surat pernyataan bahwa laporan keuangan yang mereka laporkan adalah
sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi yang dilaporkan
adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai tambahan,
menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan
pelanggaran ini.
12. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001
merevisi kode etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi
whitstleblower sebagai berikut “para profesional dituntut bukan hanya
bersikap profesional dalam kaidah-kaidah aturan profesi saja tetapi
profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada saat masyarakat
akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan perusahaan yang tidak
sesuai dengan hukum yang berlaku.”
13. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform

16
yang melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa
konsultasi lainnya kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP
yang bersangkutan.
14. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon
Committe SEC, mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres
menyusun Undang-Undang yang mengharuskan perusahaan Go Public
melaksanakan dan melaporkan ketaatannya terhadap pedoman
Corporate Governance.
15. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange
(NYSE), menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam
peran dalam pemeriksaan ketaatan, mengelola risiko, dan
mengembangkan operasi bisnis, dan setiap perusahaan diwajibkan
untuk memiliki fungsi audit intern.
16. Adapun dampak lain dari kasus ini yang dikutip dari sebuah artikel
yang berjudul “Audit Eksternal dan Hubungannya dengan Komite
Audit” (Oleh IKAI). Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa profesi
akuntan publik saat ini sedang mendapatkan sorotan tajam bahkan sinis
dari masyarakat umum akibat terjadinya skandal-skandal besar di
negara maju seperti AS, yaitu kasus Enron dan WorldCom. Akibat
kasus-kasus tersebut kini kredibilitas akuntan publik menjadi jatuh
terutama disebabkan oleh keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP
terbesar di dunia di dalam skandal tersebut. Akuntan Publik tidak lagi
dipandang sebagai profesi yang unik melainkan sebagai industri yang
tidak lepas dari kepentingan bisnis yang sempit.
Fenomena ini telah mendorong berbagai upaya untuk memulihkan
kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan publik. Contoh yang
paling nyata adalah inisiatif Sarbanes-Oxley yang merekomendasikan
pembentukan badan pengawas akuntan publik di pasar modal.
Indonesia sendiri tidak terlepas dari pengaruh skandal tersebut sehingga
berbagai pihak seperti IAI dan BAPEPAM kini tengah membahas
pengawasan kompetensi dari Akuntan publik terutama yang terlibat di
pasar modal Indonesia. Bagi perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran

17
dari AS tersebut harus menjadi acuan agar tidak sampai terulang di
Indonesia. Untuk itu di dalam menunjuk auditor eksternalnya
perusahaan harus memiliki kriteria yang mampu meminimalkan risiko
manipulasi audit.

18
BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur
Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam
melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran
tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat
menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur
Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen
tidak dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah,
kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan
meninggalkan hutang milyaran dolar sedangkan KAP Arthur Andersen
kehilangan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga
berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana
mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus yang
diperbuat mereka.
Kesimpulan dari kasus ini adalah: Pihak manajemen Enron telah
melakukan berbagai macam pelanggaran praktik bisnis yang tidak sehat,
seperti deception, discrimination of information, coercion, briber, dan keluar
dari prinsip Good Corporate Governance. Akhirnya Enron harus menuai suatu
kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran dolar. KAP
Andersen sebagai pihak yang seharusnya mengutamakan independen, dan
profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari
tanggung jawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui
deception, discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya KAP
Andersen ditutup dan dicabut ijinnya di samping harus
mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum.

3.2 Saran dan Masukan


Agar kasus serupa seperti kasus Enron dan KAP Arthur Endersen tidak
terulang kembali dalam perusahaan, yang dapat merugikan berbagai pihak
yang terlibat, maka perusahaan diharapkan dapat menempatkan sumber daya

19
manusia, terutama pihak manajemen yang akan memegang kendali dalam
perusahaan, tidak hanya memperhatikan segi kemampuannya saja, tetapi juga
memperhatikan pula kepribadiannya dalam etika bisnis, agar dalam
pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan prinsip etika dan peraturan yang
berlaku.
Kasus skandal Enron Corporation dapat dijadikan pelajaran berharga
bagi dunia bisnis di seluruh dunia. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan
agar tidak terjebak dalam kasus seperti Enron Corporation, antara lain sebagai
berikut:
a. Menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas dan etika agar setiap perilaku
senantiasa berpijak untuk kebaikan semua.
b. Tidak melakukan hal yang dapat merugikan orang banyak untuk
memperkaya diri sendiri.
c. Kantor Akuntan Publik (KAP) seharusnya menjunjung tinggi kejujuran
dan profesionalitas, mematuhi kode etik menggunakan prinsip
akuntansi berterima umum, independen terhadap segala hasil audit, dan
menjaga integritas profesi serta tidak terlibat dalam manajemen internal
sebuah perusahaan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anon. (2017). Kasus Bangkrutnya Enron dan KAP Andersen. Diakses pada
23 Februari 2023
Jauharia, H. H. A. (2012). Optimalisasi Profesionalisme Auditor Melalui
Undang-Undang No. 5 Tahun 2011. Dinamika Akuntansi
Keuangan dan Perbankan, 1(2).
Azis, N. A. (2021). Model Interaksi Independensi Auditor. Penerbit NEM.
Putra, Y. H. S. (2010). Praktik Kecurangan Akuntansi dalam Perusahaan. EL
MUHASABA: Jurnal Akuntansi (e-Journal), 1(1).
Maulana, T. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kelemahan material
pengendalian internal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas
Sumatera Utara).
Widijanto, H. (2009). Pelajaran Berharga Dari Kejatuhan Arthur Andersen:
Sebuah Perspektif Etika Auditor. Jurnal Ekonomis, 3(1), 12-24.
Sutanto, H. N. (2017). Persepsi Mahasiswa Terhadap Perilaku Etis Akuntan
Publik (Doctoral Dissertation).

21

Anda mungkin juga menyukai