Disusun oleh:
Universitas Indonesia
STATEMENT OF AUTHORITY
“Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas yang
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang
lain yang saya gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum
pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran
lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menyatakan
menggunakannya. Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarisme.”
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Kasus Etika
Profesi: Skandal Tesco & Pricewaterhouse Cooper” ini dengan lancar dan baik.
Makalah ini dibuat dalam rangka pemenuhan tugas akhir Ujian Tengah
Semester untuk mata kuliah Pengauditan dan Asurans 1. Makalah ini bertujuan
untuk memberikan analisis terhadap ancaman-ancaman di dalam kasus etika profesi
serta penerapan safeguards yang mungkin diterapkan untuk mengurangi ancaman
tersebut. Dalam proses penulisan makalah ini, tentunya saya mendapatkan berbagai
macam bentuk arahan, koreksi, dan saran yang sangat bermanfaat. Oleh karena itu,
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada para dosen
pengajar, keluarga, dan rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan
bantuan berupa kritik maupun saran yang membangun dan bermanfaat.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................4
1.3 Metode Penelitian ....................................................................................5
1.4 Tujuan ......................................................................................................5
1.5 Manfaat ....................................................................................................5
3
BAB I PENDAHULUAN
4
1.3 Metode Penelitian
Makalah ini disusun dengan menggunakan metodologi studi literatur.
Dalam hal ini, studi literatur dilakukan dengan mempelajari berbagai kajian
yang dilakukan oleh analis, regulator, dan sumber lainnya.
1.4 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk melakukan pemenuhan tugas
makalah Ujian Tengah Semester untuk mata kuliah Pengauditan dan
Asurans 1.
1.5 Manfaat
Melalui penulisan makalah ini, penulis berharap kepada para pembaca agar
memperoleh pengetahuan baru terkait kasus skandal Tesco &
Pricewaterhouse Cooper serta dapat mengamati ancaman dan pengaman
yang dapat diterapkan untuk mengurangi probabilitas terjadinya ancaman-
ancaman tersebut.
5
BAB II LANDASAN TEORI
6
4. Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa
terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh
akuntan.
7
Memenuhi kebutuhan undang-undang dan aturan perundangan
lainnya dan menghindari perbuatan yang merendahkan martabat
profesi.
2.4 Ancaman
Kategori threats:
a) Ancaman terhadap kepentingan pribadi
Kepentingan keuangan/kepentingan lain yang mempengaruhi secara
tidak wajar, akal sehat atau perilaku akuntan
b) Ancaman akibat mereviu pekerjaan sendiri
Ancaman dimana akuntan profesional tidak akan dapat
mengevaluasi hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tgas
sebelumnya oleh akuntan profesional tersebut, atau orang lain dari
KAP yang sama
c) Ancamaan berkenaan dengan nasihat yang diberikan
Ancaman terhadap akuntan profesional akibat mempromosikan
posisi klien atau karyawan, sehingga ia mengorbankan
objektivitasnya
d) Ancaman karena kedekatan
Ancaman yang berkaitan dengan hubungan dekat yang terlalu lama
dengan klien atau karyawan, sehingga akuntan profesional menjadi
terlalu bersimpati dengan kepentingan mereka atau terlalu ingin
menerima pekerjaan mereka
e) Ancaman intimidasi
Ancaman yang membuat akuntan profesional tidak dapat bertindak
objektif karena tekanan, termasuk upaya untuk menekan akuntan
profesional
2.5 Pengaman/Safeguards
Pengaman yang ditetapkan profesi akuntan, undang-undang, atau ketentuan
lain yaitu:
8
1. Persyaratan mengenai jenjang pendidikan, jenis dan jumlah
pelatihan serta jenis dan lamanya pengalaman ketika akan masuk
profesi
2. Persyaratan mengenai pendidikan profesi berkelanjutan (PPL)
3. Peraturan tentang tata kelola perusahaan
4. Standar profesi
5. Prosedur pemantauan, dan prosedur disiplin profesi
6. Reviu oleh pihak eksternal atas laporan, komunikasi, atau informasi
yang dihasilkan akuntan
Pengaman yang dapat meningkatkan kemungkinan mendeteksi perilaku
tidak etis atau mencegahnya yang dapat dilakukan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan, ketentuan profesi, atau aturan internal KAP atau
entitas. Contoh:
1. Sistem keluhan yang efektif yang memungkinkan anggota profesi,
rekan, karyawan, anggota masyarakat menarik perhatian yang
berwenang, asosiasi profesi, KAP atau entitas, jika ada perilaku
tidak etis.
2. Kewajiban melaporkan pelanggaran terhadap ketentuan etika
profesi.
9
BAB III ISI
10
• Izin iklan dan promosi koperasi.
• Biaya slotting - biaya untuk menampilkan produk di lokasi yang
lebih menguntungkan
• Biaya pencatatan – biaya yang dikenakan untuk menempatkan
produk baru di rak mereka.
• Beli satu, dapatkan satu promosi gratis.
• Pengembalian barang kadaluwarsa dan allowance untuk shrinkage.
• Denda keterlambatan pengiriman.
Kesepakatan ini telah menjadi praktik umum dalam industri supermarket.
Dalam industri bahan makanan, ada bukti bahwa pembayaran ini kadang-
kadang dilakukan secara unilateral. Pembayaran ini dapat diperdebatkan
nanti, dan pengembalian uang (refund) atau perjanjian baru dimasukkan ke
dalam, tetapi pada saat itu, pembayaran asli telah dicatat sebagai
pendapatan. Menjelang akhir periode pelaporan, pembeli secara teratur
diminta untuk "mencari" penghasilan tambahan, yang; dengan implikasi
berarti mencari pemasukan komersial yang dapat dibawa ke depan (could
be brought forward). Tesco terlalu "ambisius" dalam meramalkan potongan
harga pada paruh pertama tahun keuangan 2014/2015 dan tahun-tahun
sebelumnya, dan Tesco mungkin telah memanipulasi angka-angka untuk
meningkatkan pendapatan dan memenuhi target. Karena ukuran perjanjian
ini, menggunakan elemen pendapatan, meningkatkan pendapatan secara
substansial dan membuat pencapaian target menjadi lebih mudah.
Dalam periode di mana penjualan meningkat dan peningkatan jumlah
pendapatan sedang direalisasikan, menggerakkan laba ke depan dapat
dengan mudah disamarkan, diselubungi oleh peningkatan pendapatan pada
paruh kedua tahun tersebut. Masalah apa pun dalam enam bulan pertama
"diperdagangkan". Ini berarti laba yang terlalu besar dapat disembunyikan
dalam peningkatan laba yang umumnya terjadi pada paruh kedua tahun
keuangan. Namun, ketika penjualan menurun - seperti yang terjadi pada
sejumlah kuartal di Tesco - memajukan laba menimbulkan masalah. Oleh
karena itu, ketika bisnis berada di bawah tekanan, manipulasi terdeteksi.
(Business Insider, 2 Oktober 2014)
11
3.3 Identifikasi Ancaman
Dari kasus Skandal Tesco dan Pricewaterhouse Cooper ini, saya dapat
menarik benang merahnya yaitu terdapat penyebab utama yang menjadi
akar permasalahan dari kasus ini.
1. Adanya ancaman kedekatan (familiarity threats)
Pricewaterhouse Cooper telah mengaudit Tesco semenjak tahun 1983.
Hal ini mengindikasikan bahwa ancaman kedekatan sangatlah tinggi
akibat dari hubungan kerja yang telah lebih dari 30 tahun. Hal ini sangat
berbahaya baik bagi Pricewaterhouse Cooper maupun bagi Tesco.
Meskipun telah adanya Competition and Market Authority yang
menyatakan “Competitive Tender Process”, namun proses tender ini
juga dalam pelaksanaannya masih dapat melibatkan auditor lamanya.
Sehingga, seperti pada contoh kasus ini, Tesco dan Pricewaterhouse
Cooper bisa menjalin hubungan kerja selama 32 tahun. Ancaman yang
berkaitan dengan hubungan dekat yang terlalu lama dengan Tesco dapat
membuat akuntan profesional Pricewaterhouse Cooper menjadi terlalu
bersimpati dengan kepentingan Tesco. Saya menduga bahwa adanya
manipulasi di dalam laporan keuangan Tesco yang tidak terdeteksi
disebabkan hubungan kerjasama yang terlalu lama sehingga Auditor
maupun Pihak Pricewaterhouse Cooper tidak lagi memiliki tingkat
professional skepticism yang tinggi. Kesalahan dalam model atau
metode pengauditan juga dapat menjadi sebuah kausal atas tidak
terdeteksinya manipulasi tersebut.
12
2. Mentraining dan menguji terus menerus kemampuan auditor dslam hal
pengetahuan, tata kelola perusahaan, jenis dan sifat industri serta
professional skepticism auditor meskipun telah menjadi auditor
perusahaan yang sama dalam waktu yang cukup lama
3. Menerapkan langkah, standar serta mekanisme pengauditan yang lebih
untuk klien yang memiliki ancaman kedekatan (dalam hal ini Tesco Plc)
4. Menerapkan pemantauan dan prosedur disiplin profesi bagi auditor
yang mengaudit perusahaan dengan ancaman-ancaman yang ada seperti
self-review, familiarity, self-interest, advocacy dan intimidation
5. Menciptakan sistem keluhan yang efektif yang memungkinkan anggota
profesi, rekan, karyawan, anggota masyarakat menarik perhatian yang
berwenang, asosiasi profesi, KAP atau entitas, jika ada perilaku tidak
etis.
13
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Tesco di tahun 2014 ditemukan melakukan overstatement sebesar £263 juta
dalam laporan keuangannya. Dalam kasus ini, Skandal Tesco Plc dan
Pricewaterhouse Cooper utamanya terjadi karena adanya ancaman
kedekatan diantara kedua entitas ini. Tesco telah diaudit Pricewaterhouse
Cooper selama kurang lebih 32 tahun dan hal inilah yang menjadi titik risiko
yang tinggi. Ancaman kedekatan yang terjadi dapat menyebabkan
berkurangnya tingkat professional skepticism auditor serta membuat hasil
pengauditan yang kurang dari pada yang seharusnya dilakukan. Untuk
mengatasi ancaman kedekatan ini, safeguards yang dapat diterapkan adalah
dengan terus menerus menguji serta meningkatkan kompetensi auditor baik
dalam hal pengauditan maupun tingkat professional skepticism, serta
mengikuti Sarbanes-Oxley Act yang mewajibkan untuk menerapkan rotasi
partner setiap 5 tahun sekali.
4.2 Saran
Saran saya terhadap perusahaan klien serta auditor untuk terus dapat
menciptakan kondisi yang terbebas dari ancaman baik itu self-review,
familiarity, self-interest, advocacy dan intimidation karena hal ini yang
dapat sangat membahayakan kedua entitas tersebut. Jika salah satu atau
kedua dari entitas tersebut menyadari adanya ancaman, kedua entitas
tersebut harus berusaha mengurangi tingkat ancaman ke tingkat yang dapat
diterima, serta menjadi lebih waspada dalam melakukan tindakan.
Penerapan safeguards juga dapat menjadi salah satu solusi dalam
menangani ancaman yang ada.
14
DAFTAR PUSTAKA
15