Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK ETIKA PROFESI AKUNTAN

AKUNTANSI PROFESIONAL UNTUK KEPENTINGAN PUBLIK

KELOMPOK 11:

FITYA NURYASYFI ACHMAD (A31116012)

DHEA CINTHIA FARA ANDHELA (A31116014)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan cinta dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi Profesional Untuk Kepentingan Publik”
dengan sebaik - baiknya. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas selaku matakuliah
Etika Profesi Akuntan.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan yang penulis peroleh dari buku panduan
yang berkaitan dengan Etika Profesi Akuntan, serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan Inti Etika Profesi Ekuntan.
Kami menyadari dengan penuh kerendahan hati, bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari para pembaca
yang budiman, demi kebaikan/kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembaca budiman umumnya dan penulis khususnya.

Makassar, 20 April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH ..............................................................................................1
C. TUJUAN .......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. AKUNTABILITAS EKSPEKTASI PEMANGKU KEPENTINGAN DAN


KERANGKA TATA KELOLA ...................................................................................2
B. KONFLIK KEPENTINGAN DAN STANDAR INDEPENDENSI GLOBAL ...........
C. HUKUM DAN SISTEM UNDANG-UNDANG (YURISPRUDENSI) ......................
D. KETIKA KODE-KODE DAN PERATURAN TIDAK MEMBANTU .......................
E. PERLUASAN PERAN AKUNTAN PROFESIONAL ................................................

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN .............................................................................................................
B. SARAN .........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam makalah ini kami membahas tentang akuntansi profesional untuk
kepentingan publik dan peran dan fungsi akuntan profesional dalam sistem akuntabilitas
baru untuk perusahaan, sebagai agen akuntabilitas etika, sebagai ahli dalam
pengembangan etika dan mekanisme akuntabilitas dan tata kelola, serta sebagai
profesional yang harus menunjukkan sikap skeptis profesional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud akuntabilitas ekspektasi pemangku kepentingan dan kerangka
tata kelola ?
2. Apa konflik kepentingan dan standar independensi global ?
3. Bagaimana hukum dan sistem undang-undang (yurisprudensi) ?
4. Bagaimana ketika kode-kode dan peraturan tidak membantu ?
5. Bagaimana perluasan peran akuntan profesional ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui akuntabilitas ekspektasi pemangku kepentingan dan kerangka tata
kelola
2. Untuk mengetahui konflik kepentingan dan standar independensi global
3. Untuk mengetahui hukum dan sistem undang-undang (yurisprudensi)
4. Untuk mengetahui ketika kode-kode dan peraturan tidak membantu
5. Untuk mengetahui perluasan peran akuntan profesional

i
BAB II
PEMBAHASAN

A. AKUNTABILITAS EKSPEKTASI PEMANGKU KEPENTINGAN DAN KERANGKA


TATA KELOLA

Dampak hancurnya Enron, Arthur Andersen dan WorldCom telah memunculkan


krisis kreadibilitas dalam komunitas bisnis, terkait dengan laporan-laporan dan pasar
modal serta akuntan profesional yang dianggap sebagai bagian dari permasalahan yang
terjadi. Publik lalu mencari kembali kreadibilitas yang didasarkan pada nilai- nilai seperti
seperti kepercayaan, integritas, transparasi laporan dan seterusnya. SOX yang
mengharuskan SEC untuk membuat peraturan yang memungkinkan adanya reformasi tata
kelola baik untuk perusahaan maupun profesi akuntan memiliki jawaban untuk
permasalahan seperti itu.

Perkembangan paralel yang menjadi hikmah dari masalah diatas adalah disusunnya
serangkaian standar akuntansi internasional bagi perusahaan dan kode etik akuntan
profesional untuk diselaraskan diseluruh dunia. Reformasi SOX dan IFAC mengharuskan
dunia bisnis untuk lebih bertanggungjawab secara terbuka kepada masyarakat dan
investor dan bagi akuntan profesional agar diingat bahwa mereka adalah kaum
profesional yang diharapkan untuk melindungi kepentingan investor dan pemangku
kepentingan lainnya.

Oleh karena itu baik kalangan pebisnis maupun para akuntan profesional menyadari
bahwa keberhasilan mereka dimasa depan bergantung pada kesesuaian dengan regulasi
baru dan ekspektasi pemangku kepentingan terkait dengan hal- hal etis dan moral.
Seorang akuntan profesional diharapkan memiliki keahlian teknis khusus terkait dengan
akuntansi dan pemahaman yang lebih tinggi di bidangnya daripada orang awam dibidang
terkait seperti perpajakan, atau sistem informasi. Selain itu, ia juga diharapkan untuk
menaati standar-standar khusus yang dikeluarkan oleh badan profesional terkait
tempatnya bekerja.

1. Mendedikasikan Kembali Peran Akuntan Profesional untuk Kepentingan Umum


Dengan bencana Enron, Arthur Andersen dan WorldCom telah menyadarkan
para akuntan profesional bahwa loyalitas utama mereka adalah kepada kepentingan
publik. Rededikasi kepada kepentingan publik ini sangat penting.

i
Kecuali akuntan profesional telah jelas dan tepat memahami peranan mereka, mereka
tidak bisa secara konsisten menjawab setiap pertanyaan penting dalam cara yang
secara etis bertanggung jawab, dan akibatnya saran mereka masih diragukan dan
keputusan yang mereka buat bisa menjadi sasaran kritikan atau lebih buruk lagi.
Misalnya, sebuah pemahaman peranan yang jelas sangat penting dalam menanggapi
secara tepat pertanyaan mengenai transaksi etis yang dihadapi dan layanan tepat yang
akan ditawarkan, seperti:
 Siapa sebenarnya klien kita – Perusahaan, manajemen, pemegang saham terakhir,
calon pemegang saham, publik?
 Dalam kejadian yang saya harus memutuskan dengan hasil-hasil yang etis,
apakah saya harus memberikan loyalitas utama saya pada majikan saya, klien
saya, pemimpin saya, profesi saya, publik, atau diri saya sendiri?
 Apakah saya seorang akuntan profesional yang terikat oleh standar-standar
profesional, atau hanya seorang karyawan?
 Apakah akuntansi profesional merupakan profesi atau sebuah bisnis? Ataukah
bisa keduanya?
 Kapan saya harus tidak menawarkan sebuah layanan?
 Bisakah saya melayani dua klien dengan kepentingan saling bertentangan pada
saat bersamaan?
 Apakah ada alasan ketika melanggar panduan profesi dengan membocorkan
rahasia dilakukan?
a. Harapan publik terhadap kalangan profesional
Tidak diragukan lagi bahwa masyarakat mempunyai ekspektasi yang berbeda
dari perilaku kalangan profesional, seperti dokter atau pengacara, dengan kalangan
nonprofesional, seperti tenaga penjualan atau manajer personalia. Mengapa
demikian?. Jawabannya terkait dengan fakta bahwa tenaga profesional seringkali
bekerja dengan sesuatu yang nyata nilainya, di mana keyakinan bahwa mereka
kompeten di bidangnya atau sejauh mana tanggung jawab mereka atas pekerjaan
mereka menjadi penting.
Pemikiran Bayles (1981) dan Behrman (1988), yang dirangkum dalam tabel di
bawah berguna untuk menemukan fokus pada fitur yang penting.

i
Hal/Aspek yang Menjadikan (suatu) Profesi

Fitur-fitur penting (Bayles)


 Pelatihan ekstensif
 Penyediaan layanan penting bagi masyarakat
 Pelatihan dan skill sebagian besar tentang intelektual dalam
karakter
Fitur-fitu khas
 Secara umum berlisensi atau bersertifikat
 Diwakili oleh organisasi, asosiasi, atau institusi
 Otonomi
Dasar nilai-nilai etis (Behrman)
 Secara signifikan difigurkan oleh dan didasarkan pada
pertimbangan etis daripada teknik atau alat.
Layanan yang disediakan oleh sebuah profesi sangat penting bagi masyarakat,
sehingga mereka siap untuk memberikan hak-hak kepada suatu profesi yang telah
ditentukan sebelumnya, tetapi mereka juga akan memastikan bahwa seorang
profesional tersebut dapat melakukannya dengan baik dan benar sperti yang
diharapkan. Secara umum, tugas yang diharapkan dari suatu profesi adalah dalam
rangka mempertahankan :

 Kompetensi di bidang keahlian


 Objektivitas dalam penawaran pelayanan
 Integritas dalam urusan dengan klien
 Kerahasiaan hal-hal yang terkit dengan klien
 Disiplin atas anggota yang tidak melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
standar yang diharapkan

Tugas-tugas tersebut sangat vital dalam kaitannya dengan kualitas layanan


yang diberikan, suatu kondisi menjadi lebih signifikan karena hubungan seorang
profesional sebagai pemegang amanah bagi kliennya. Suatu hubungan fidusia
dapat terjadi ketika suatu jasa kedudukannya sangat penting bagi klien dan juga
ketika terdapat perbedaan tingkat keahlian yang signifikan antara klien dan
profesional, sehingga klien harus percaya dan bergantung pada penilaian dan

i
keahlian profesional. Menjaga kepercayaan yang ada pada suatu hubungan fidusia
merupakan hal yang fundamental bagi seorang profesional, sehingga para
profesional umumnya diharapkan untuk mengorbankan dirinya jika kesejahteraan
klien atau publik dipertaruhkan.

b. Harapan Masyarakat dari Seorang Akuntan Profesional


Sebagaimana kita ketahui, dalam rangka memenuhi harapan masyarakat, kita
sebagai akuntan publik harus berlaku atau bertindak secara profesional. Adapun
menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan
Publik, “Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk
memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini”.
Ketika seorang inividu atau profesi menempatkan kepentingan mereka sendiri
di atas kepentingan klien atau publik akan menyebabkan berkurangnya tingkat
kepercayaan yang pada akhirnya akan memicu munculnya keraguan masyarakat
akan kegiatan atau aktivitas dalam profesi secara keseluruhan. Hal ini terjadi dalam
kasus Treadway Commision (1988) di Kanada. Rekomendasi publik terkait dengan
revisi dalam akuntansi profesional akan sulit untuk diabaikan.
Tidak mengherankan jika akuntansi profesional sudah dapat menyesuaikan
dengan cukup baik kombinasi fitur, tugas, dan hak dalam kerangka nilai-nilai suatu
profesi sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini telah secara khusus
diringkas dalam Tabel dibawah ini.

Fitur-fitur, Tugas-tugas, dan Nilai-nilai dari Profesi Akuntansi

Fitur-fitur

 Penyediaan layanan fidusia yang penting bagi masyarakat


 Diperlukan pengetahuan dan skill yang luas
 Karakter pelatihan dan skill yang diperlukan sebagian besar dalam
hal intelektual
 Diawasi oleh organisasi yang keanggotaannya secara otomatis
mengatur diri sendiri
 Akuntabel pada otoritas pemerintah

i
Tugas-tugas yang sangat penting untuk suatu hubungan fidusia

 Perhatian yang berkelanjutan pada kebutuhan klien dan pemangku


kepentingan lainnya
 Pengembangan dan pemeliharan pengetahuan dan skill yang
diperlukan, termasuk skeptisme/keilmiahan profesional
 Pemeliharaan kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia
oleh perilaku yang menunjukkan nilai-nilai yang bertanggung
jawab
 Pemeliharaan reputasi pribadi yang dapat diterima
 Pemeliharaan reputasi sebagai profesi yang kredibel
Hak-hak yang diizinkan dalam kebanyakan yurisdiksi

 Kemampuan untuk tampil/menawarkan diri sebagai seorang


profesional yang ditunjuk untuk memerankan jasa fidusia penting
 Kemampuan untuk menetapkan standar masuk dan memeriksa
calon
 Mengatur dan mendisiplinkan diri berdasarkan kode etik
 Partisipasi dalam pengembangan praktik akuntansi dan audit
 Akses ke beberapa atau semua bidang usaha akuntansi dan audit
Nilai-nilai yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan memelihara
hak-hak

 Kejujuran
 Integritas
 Objektivitas, berdasarkan pada penilaian independen
 Keinginan untuk menerapkan ketelitian dan skeptisme profesional
 Kompetensi
 Kerahasiaan
 Komitmen untuk menetapkan kepentingan publik, klien, profesi,
dan atasan atau perusahaan sebelum kepentingan profesional
sendiri.

i
c. Dominasi Nilai Etis diatas Teknik-teknik Akuntansi atau Audit
Kebanyakan akuntan dan juga selainnya menganggap bahwa penguasaan
akuntansi dan/atau teknik audit adalah hal yang sangat penting sine qua non
(merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan) dari profesi akuntansi. Akan tetapi,
hanya sedikit skandal keuangan yang disebabkan oleh kesalahan metodologis
dalam penerapan teknik. Sebagian besar skandal keuangan disebabkan oleh
kesalahan penilaian tentang penerapan teknik yang tepat atau pengungkapan terkait.
Tanpa nilai-nilai etika, kepercayaan yang diperlukan untuk suatu hubungan
fidusia tidak dapat dipertahankan, dan hak-hak profesi akuntansi menjadi terbatas,
dan mungkin akan mengurangi efektivitas yang dapat diberikan suatu profesi
kepada masyarakat.
d. Prioritas Tugas, Loyalitas dan Kepercayaan dalam Tugas Fidusia
Peran utama akuntan profesional adalah memberikan layanan fidusia yang
penting bagi masyarakat. Seorang akuntan profesional telah diberi hak untuk
menyediakan jasa fidusia yang penting bagi masyarakat karena dia bertanggung
jawab untuk mempertahankan kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia.
Seorang akuntan profesional yang menghadapi pilihan yang sulit harus
menentukan pilihan itu, sehingga kepercayaan yang melekat pada hubungan fidusia
dapat dipertahankan, pertama dengan masyarakat, kemudian dengan profesi
bersangkutan, kemudian dengan klien/atasan dan akhirnya dengan individu
profesional itu sendiri.
e. Kerahasiaan : Ketat atau diberikan Wadah/Difasilitasi
Analisis sebelumnya menempatkan akuntan profesional pada posisi yang tidak
mudah karena harus menjaga kerahasiaan aspek-aspek klien/atasannya meskipun
mungkin ia tidak setuju dengan itu, namun bisa jadi tidak berdampak pada kegiatan
keuangan perusahaan yang cukup untuk menjadi perhatian publik.
Pada revisi Kode Etika tahun 2005, IFAC telah memperkenalkan kebutuhan
akan akuntan profesional untuk mengatasi situasi di mana terdapat konflik di antara
prinsip-prinsip mendasar, yang dalam hal ini dapat terjadi antara kerahasiaan dan
kepentingan publik. Kode etik diantaranya menyarankan bahwa akuntan profesional
mempertimbangkan untuk mendapatkan “nasihat profesional dari badan profesional
yang relevan atau penasihat hukum, dan dengan demikian mendapat bimbingan
tentang isu-isu etis tanpa melanggar kerahasiaan.” Rekomendasi ini akan

i
diperkenalkan di seluruh dunia karena peraturan badan akuntansi profesional telah
diharmonisasikan dengan Kode IFAC.
2. Implikasi- implikasi Layanan yang Ditawarkan
a. Penjaminan dan jasa- jasa lain
Akuntan profesional telah mengembangkan jasa-jasa fidusia yang umum
dibidang akuntansi berikut ini;
1) Akuntansi dan prinsip- prinsip, praktik dan system pelaporan
2) Audit catatan akuntansi, system dan laporan keuangan
3) Proyeksi keuangan: persiapan, analisis dan audit
4) Perpajakan : persiapan dokumen informasi wajib pajak
5) Kepailitan: tugas- tugas wali dan saran
6) Perencanaan keuangan: saran
7) Pengambilan keputusan: fasilitasi melalui analisa dan pendekatan
8) Pengendalian manjemen: saran dan design system
9) Urusan korporasi dan komersial
b. Peraturan independensi SEC dan IFAC
Batasan- batasan yang diperkenalkan SOX dan disarankan oleh SEC
melarang auditor dari salah satu perusahaan di SEC yaitu perusahaan yang
menjual sahamnya di bursa saham AS atau memperoleh dana dari publik AS
untuk melakukan audit atas pekerjaan dia sendiri atau melakukan pembelaan
terhadap klien. Hal ini bertujuan untuk menghindari situasi-situasi dimana
penilaian independen yang harus digunakan seorang auditor telah menyimpang
dari komitmen utamanya yaitu melindungi kepentingan publik.
c. Nilai tambah kritis oleh seorang akuntan profesional
Penilaian seorang profesional tentang layanan apa saja yang ditawarkan dan
bagaimana melakukannya, sebagian harus didasarkan pada pemahaman tentang
nilai tambah kritis yang dihasilkan oleh seorang akuntan profesional. Kredibilitas
adalah niali tambah kritis yang dihasilkan oleh seorang akuntan profesional dalam
pelayanan verifikasi terbaru dan standar.
d. Standar Perilaku yang Diekspektasikan
Bila membahas mengenai standar perilaku, dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik dikatan bahwa Standar
Profesional Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat SPAP, akan dijadikan

i
acuan dalam mengukur mutu yang wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik dalam
pemberian jasanya.
Integritas, kejujuran dan objektivitas sangat penting dalam pelaksanaan
tugas-tugas fidusia yang tepat. Hal-hal tersebut, disertai kompetensi, sangat
penting untuk nilai tambah kritis dari keterlibatan profesi, sehingga harus
dilindungi oleh profesi bersangkutan dalam rangka menjamin masa depan. Oleh
karena itu, organisasi akuntansi profesional berusaha untuk menyelidiki dan
mendisiplinkan anggota yang tindakannya tidak sesuai dengan nilai-nilai etis yang
dimaksud.
3. Penilaian dan Nilai-nilai
a. Pentingnya Pertambahan Nilai
Bagaimanapun, sering kali yang terjadi adalah seorang profesional itu cukup
menyadari potensi akibat dari dilema etika atau nilai-nilai yang tepat dalam
melaksanakan tugasnya secara benar. Selain itu, seorang profesional mungkin
berbuat salah dalam penilaiannya tentang potensi akibat dilema etika atau tentang
keseriusan akibat tersebut bagi mereka yang harus menanggung dampaknya. Oleh
karena itu, kredibilitas profesi ada pada nilai-nilai yang didukungnya. Nilai-nilai
etika pribadi dan profesional dari masing-masing anggota, dan kualitas penilaian
yang digunakan.
b. Pembentukan Penilaian/Pertimbangan dan Nilai-Nilai
Trial dan eror tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh pelatihan terorganisir
atau pengalaman pendidikan, tetapi banyak kekurangan yang disebutkan
sebelumnya dapat diatasi dengan baik melalui program pembelajaran yang teratur
yang berhubungan dengan isu-isu utama yang akan dihadapi serta memberikan
saran-saran pendekatan yang praktis dan etis terhadap resolusi mereka.
Kohlberg berpendapat bahwa individu-individu melalui enam tahapan
progresif dalam perkembangan moral, yang dijelaskan dalam artikel tentang
akuntan oleh Ponemon (1992), Ponemon dan gabhart (1993), Etherington dan
Schulting (1995), Cohen, Pant, dan Sharp (1995), dan Thorne dan Magnan (1998).
Keenam tahap dan motivasi yang mengarahkan individu untuk mengambil
keputusan ditiap tahap dapat membantu, seperti yang ditunjuk oleh W. Shenkir
(1990), dalam merancang program pendidikan untuk mengekspos siswa pada
enam tingkat tersebut. Pemaparan tersebut dapat memungkinkan siswa
mengembangkan kesadaran, pengetahuan dan skill untuk menangani masalah
i
etika dan mungkin saja melalui pemahaman motivasi yang terlibat, akan
menggeser penalaran moral mereka ke tahap yang lebih tinggi.
Para peneliti telah menemukan bahwa mahasiswa bisnis dalam menghadapi
keputusan etika bisnis sebagian besar berada pada tahap kognitif 2 atau 3,
sehingga ada cukup sedikit pertumbuhan yang mungkin dan diinginkan (Weber &
Green 1991). Penelitian ini telah menemukan bahwa mahasiswa bisnis percaya
bahwa kesuksesan mereka lebih tergantung pada pratik-praktik etika yang patut
dipertanyakan daripada siswa nonbisnis, sehingga tertib pendidikan etika
tampaknya diinginkan agar sikap ini tidak sampai meliputi para siswa yang masuk
jajaran akuntansi profesional (Lane & Schaup 1989).
4. Sumber Pedoman Etika
Ada beberapa sumber panduan tersedia untuk akuntan profesional. Kode etik
dari badan profesional mereka dan perusahaan mereka atau atasan mereka merupakan
sumber referensi terpenting. Namun, masukan lainnya juga harus diperhitungkan jika
memang sesuai.
5. Kode Etik Profesional
 Tujuan dan kerangka
Kode etik profesional diirancang untuk memberikan panduan tentang
perlakuan yang diharapkan dari anggota agar jasa yang ditawarkan dapat diterima
secara kualitas dan reputasi profesi tidak akan dinoodai. Agar efektif, kode etik
perlu memadukan prinsip- prinsip mendasar dengan sejumlah aturan khusus.
6. Prinsip- prinsip dan standar-standar fundamental
Prinsip- prinsip dan standar fundamental terdapat disebagian besar kode etik
IFAC dalam kode etik Akuntan Profesional versi 2001 menyatakan mengapa seorang
akuntan profesional harus melayani kepentingan publik.
1) Tanda yang membedakan suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab
kepada publik.
2) Pemeliharaan reputasi adalah hal yang penting
3) Pemeliharaan standar kesungguhan juga penting bagi ketepatan lyanan untuk
klien dan kepentingan publik.
4) Penerapan due care melibatkan pemahaman tentang tingkat dan batasan yang
tepat dari kepedulian yang diharapkan dari seorang akuntan profesional dalam
situasi- situasi yang berbeda.

i
5) Sebuah aspek penting dari pelaksanaan layanan secara sungguh-sungguh
adalah karena skeptitisisme profesional yang ditunjukan menyebabkan adanya
perbandingan figuran dan/atau informasi yang berkesinambungan untuk
menentukan mana yang dianggap masuk akal, dan/atau sesuai dengan
informasi lain yang telah ada ditangan atau yang tersedia.
6) Kerahasiaan merupakan hal yang mendasar bagi hubungan fidusia dilihat dari
beberapa perspektif, antara lain:
 Hubungan ini sangat penting bagi kesejahteraan clien atau atasan.
 Tidak melampaui batas jika dikatakan ada kemungkinan bahwa informasi
tersebut akan digunakan untuk tujuan profesional sendiri dalam rangka
memperoleh profit atau jenis keuntungan lainnya.
a. Peraturan : Umum dan Khusus
Akuntan profesional diharapkan untuk menerapkan prinsip-prinsip
fundamental yang telah diuraikan sebelumnya dalam rangka melindungi
kepentingan publik maupun kepentingan profesi dan anggota sendiri. Namun
demikian ada hal-hal yang mendorong mereka pada cakupan peraturan- peraturan
umum dan khusus seperti hubungan yang benar antara anggota atau organisasi dan
pelaksanaan praktik profesional. Bentuk pengiklanan yang sesuai merupakan
salah satu aspek administratif yang ada dalam peraturan.
b. Disipllin
Kode etik memberikan informasi mengenai operasional proses disiplin
asosiasi profesional. Anggota harus mengetahui bagaimana dan kepada siapa
laporan mengenai kekhawatiran mengenai adanya penyimpangan perilaku harus
disampaikan.
c. Interpretasi Aturan
Ketika profesi menemukan bahwa kekhawatiran muncul dalam profesi
akibat dari perdebatan tentang penerapan yang tepat dari sebuah aturan, klarifikasi
akan dikeluarkan dalam bentuk interpretasi. Interpretasi ini merupakan addendum
atau apendiks terhadap kode yang dapat ditambahkan ketika dibutuhkan dalam
suatu kondisi.

i
d. Motivasi untuk Perubahan pada Kode-kode Profesional
Motivasi untuk perubahan pada kode-kode profesional secara mengejutkan
selalu sama dan berbentuk siklus selama bertahun-tahun. Ada dua faktor yang
berbeda dengan motivasi-motivasi di awal millenium baru, antara lain:
1) Peristiwa Enron, WorldCom dan Arthur Andersen terjadi pada saat kondisi
ekonomi bagus, meskipun mereka menimbulkan suatu erosi kredibilitas yang
menurunkan kepercayaan dan juga menurunkan kinerja perekonomian. Pada
perubahan ini menunjukan bahwa masalah etika dapat memainkan peran yang
lebih serius dan signifikan dari yang dibayangkan sebelumnya.
2) Keinginan untuk konvergensi global atau harmonisasi standar untuk
memfasilitasi bisnis global dan arus modal merupakan pendorong perubahan
yang lebih jauh dari sebelumnya yang normal, didominasi didalam negeri,
pengaruh lobi politik dan korporasi.
e. Kode Etik yang Berlaku Saat Ini
Hukum yang berlaku di Negara-negara industri terutama dunia yang telah
dihasilkan dari keprihatinan, investigasi komisi dan komite diakhir tahun 1980 an
berkumpul dalam prinsip-prinsip yang tertanam dalam kode etik IFAC. Namun
karena proses perubahan baru-baru ini telah dimuai dan tidak ada kewajiban untuk
mengadopsi secara persis kode IFAC terutama jika ada perbedaan budaya atau
peraturan, maka akan layak untuk mempelajari AICPA dan ICAO sebagai peraturan
hukum yang sesuai.
f. Perbandingan secara Internasional Kode- kode Profesional
Meskipun kode-kode ini harus bersatu dalam arahan kode IFAC ada isu-isu
yang mungkin secara perlahan muncul pada kode tertentu karena pertimbangan
politik, regulasi atau lingkungan. Tetapi seorang akuntan yang profesional harus
menyadari kebutuhan untuk mengamati peraturan yang paling ketat. Dan meskipun
sebagian besar kode atau peraturan mengenai isu-isu yang sama, kata-kata berbeda
dapat digunakan dan peninjauan kembali dari kata-kata tersebut dapat memperkaya
pemahaman akan suatu topik. Karena seringnya profesional akuntan terlibat dalam
kegiatan luar negeri secara langsung atau tidak langsung, mereka akan peka
terhadap peraturan akuntansi profesional di luar negeri tempat kegiatan
berlangsung.

i
B. KONFLIK KEPENTINGAN DAN STANDAR INDEPENDENSI GLOBAL
Salah satu aspek yang paling penting dari kehidupan profesional dan akuntan adalah
pengakuan, penghindaran, atau kepentingan penanganan situasi konflik. Hal ini
dikarenakan situasi konflik kepentingan mengandung ancaman meruntuhkan alasan untuk
memiliki profesi akuntansi untuk memberikan jaminan bahwa pekerjaan seorang akuntan
profesional akan diatur oleh penilaian independen yang difokuskan untuk melindungi
kepentingan umum. Untuk alasan ini, standar independensi yang harus dimiliki dan
ditunjukkan oleh profesi akuntansi yang sangat penting bagi profesi, anggotanya, dan
perusahaan.
Seorang akuntan profesional diharuskan oleh kode profesionalnya untuk "menahan
dirinya bebas dari pengaruh kepentingan atau hubungan dalam hal urusan kliennya, yang
merusak penilaiannya atau objektivitas atau dalam pandangan pengamat yang logis akan
merusak pertimbangan profesional anggota atau objektivitas." Akibatnya, ada dua aspek
berbeda yang harus diingat yaitu realitas bahwa ada benturan kepentingan dan tampaknya
salah satu akan menang. Oleh karena itu, definisi konflik kepentingan adalah setiap
pengaruh, kepentingan atau hubungan yang dapat menyebabkan penilaian seorang
akuntan profesional menyimpang dari penerapan standar profesi untuk klien hanya
mencakup hal-hal terkait dengan konflik kepentingan dihadapi oleh akuntan profesional.
Akuntan profesional harus melindungi klien atau atasannya, tetapi tidak boleh ada
pengorbanan apapun, dan tidak jika kepentingan umum akan dikesampingkan. Seorang
akuntan profesional harus mematuhi seperangkat aturan yang bertujuan untuk netralitas
dan melindungi kepentingan umum. Ia seharusnya tidak boleh melayani kepentingan
klien tertentu, kecuali kepentingan publik juga dilayani.
1. Perspektif Global menurut Kode IFAC
Kode Etik IFAC untuk profesional menyajikan pendekatan yang berguna untuk
diperiksa karena menawarkan perlakuan yang paling modern tentang persyaratan
independensi dan masalah terkait dengan konflik kepentingan yang mana akan
dikonvergerensikan oleh kode-kode negara anggota IFAC.
Kode IFAC menjelaskan bahwa akuntan profesional harus didedikasikan untuk
melayani kepentingan publik dan hal ini dapat di penuhi dengan memenuhi prinsip-
prinsip mendasar : integrittas, objektifitas, kompetensi profesional, dan kesungguhan,
kerahasian, dan perilaku profesional.
Kode IFAC tentang ancaman terhadap tindakan kepatuhan pada prinsip dasar
semakin memperkuat kebutuhan akan akuntan profesional untuk menjaga
i
independensi sehingga integritas dan objektifitas pelayanan kepada masyarakat dan
klien tidak terganggu. Inpendensi membutuhkan:
 Independensi pikiran yaitu keadaan pikiran yang memungkinkan ekspresi dari
sebuah kesimpulan tanpa dipengaruhi oleh pengaruh yang mengkompromikan
penilaian profesional, memungkinkan seorang individu untuk bertindak
dengan integritas, dan menerapkan objektifitas dan skeptisisme profesional.
 Independen dalam penampilan yaitu menghindari fakta-fakta dan keadaan
yang sangat signifikan, sehingga pihak ketiga yang masuk akal dan memiliki
infomasi yang relevan serta logis dalam penyimpulkan integritas, objektifitas
atau skeptisisme profesional perusahaan atau anggota tim penjamin telah
disetujui.
Sebagian besar perusahaan menggunakan beberapa teknik dalam manajemen
konflik kepentingan untuk meminimalkan potensi bahaya yang dapat muncul,
termasuk hal-hal berikut.
 Kode perusahaan, sebagai tambahan terhadap kode badan-badan profesional
 Sesi-sesi pelatihan dan demo tentang penegakan manajemen konflik/memo yang
membangun
 Daftar klien dari semua lokasi untuk prosedur referensi dan pengunduran diri yang
menandakan non-investasi
 Pengawasan pedagangan surat-surat berharga
 Firewall atau dinding tebal dan kuat untuk mencegah arus informasi di dalam
perusahaan
 Pelaporan dan konsultasi dengan pejabat senior
 Penghindaran
 Aturan untuk melayani klien dengan potensi kepentingan yang bertentangan
 Aturan untuk mengambil klien baru atau memberikan layanan baru, dan untuk
pemutusan hubungan dengan klien.
2. Jenis- jenis Konflik Kepentingan Berdasarkan Dampaak pada Pemangku Kepentingan
Konflik kepentingn dikelompokan menjadi empat berdasarkan dampak nya bagi
pemangku kepentingan yaitu;
a. Konflik kepentingan diri profesional sendiri dengan kepentingan pemangku
kepentingan lainnya.

i
b. Konflik kepentingan diri profesional dan beberpa pemangku kepentingan dengan
beberapa pemangku kepentingan lainnya.
c. Kepentingan satu klien lebih diutamakan disbanding kepentingan klien lain.
d. Kepentingan satu atau lebih pemangku kepentingan diutamakan daripada
kepentingan satu atau lebih pemangku kepentingan lainnya.
3. Ruang Lingkup Aktivitas yang Terpengaruh
Kategori pertama mengadu domba akuntan profesional dengan pemangku
kepentingan lainnya dalam lingkup beberapa kegiatan. Penilaian independen
profesional yang telah rusak merupakan bukti dari layanan yang ditawarkan,
penyalahgunaan pengaruh, dan penyalahgunaan informasi.
4. Konflik Kepentingan Mempengaruhi Layanan yang Ditawarkan
Kepentingan pribadi merupakan motivator yang sangat kuat yang dapat
merugikan klien, publik dan pemangku kepentingan lainnya melalui penurunan mutu
layanan yang ditawarkan oleh akuntan profesional, apakan profesional berperan
sebagai auditor atau akuntan manajemen.
5. Konflik Kepentingan yang Melibatkan Penyalahgunaan Pengaruh
Keinginan yang besar dari seorang profesional untuk memperbaikai nasibnya
sendiri bisa mengarah pada penyalahgunaan pengaruh sehingga menyebabkan
rusaknya independensi penilaian profesional tersebut.
6. Konfik Kepentingan yang Melibatkan Penggunaan atau Penyalahgunaan Informasi
Pelayanan informasi oleh akuntan profesional dapat merugikan pemangku
kepentingan yang lain dari sisi klien atau perusahaan yang terlibat..sebagai contoh;
penggunaan informasi oleh akuntan profesional sementara yang lain belum memilki
hak untuk menggunakan informasi tersebut adalah tidak adail dan dianggap tidak etis.

C. HUKUM DAN SISTEM UNDANG-UNDANG (YURISPRUDENSI)


Untuk mengatasi kecenderungan kewajiban auditor yang lebih besar, pengaturan
pembatasan kewajiban berdasarkan hukum bermunculan untuk auditor. Seperti tercantum
dalam pembahasan selanjutnya mengenai kemitraan perseroan terbatas (LLP), ini akan
membatasi besaran dana dari permasalahan hukum yang harus ditanggung oleh tiap mitra
dari tiap gugatan. Bagaimanapun kemitraan perseroan terbatas tidak akan menghentikan
tuntutan hukum.

i
Bagaimanapun, sikap kehati-hatian harus diambil dalam menerapkan standar hukum
untuk masalah etika karena tiga alasan :
1. Hukum tampaknya menawarkan kebijaksanaan abadi padahal kenyataannya terus
berubah karena hukum tersebut mencoba untuk mengejar posisi yang dipercaya atau
dianggap masuk akal oleh masyarakat.
2. Apa yang sesuai hukum tidak selalu etis.
3. Untuk kehati-hatian dalam menempatkan terlalu banyak ketergantungan pada
interpretasi hukum dan perbaikan adalah bahwa mereka tampaknya tidak relevan
dengan peluncuran tuntutan hukum, terutama dari AS.

D. KETIKA KODE-KODE DAN PERATURAN TIDAK MEMBANTU


Sering kali, akuntan profesional mendapati diri mereka menghadapi situasi yang
tidak tercakup secara eksplisit dalam kode etik, atau tidak cukup dekat dengan
yurisprudensi (sistem hukum), sehingga bisa diperoleh manfaat dari sumber-sumber atau
pedoman itu. Terkadang, badan akuntansi profesional akan menyediakan bagi anggota
layanan konsultasi melalui apa yang disebut dengan Direktur Etik. Akuntan profesional
dapat menyewa penasihat mereka sendiri dari jajaran ahli hukum atau etika,tetapi pada
akhirnya akuntan harus mengandalkan pengetahuan sendiri, nilai-nilai,dan penilaian
untuk memutuskan apa yang benar.

E. PERLUASAN PERAN AKUNTAN PROFESIONAL


Kebutuhan integritas, penilaian independen, keahlian, dan cerdas dalam
penyusunandan penyajian analisis keuangan dan laporan tidak mereda, melainkan
meningkat.Selain peran tradisional fidusia ini, akuntan profesional yang paling cocok
untuk memainkan peran yang dominan atau mendukung dalam desain, persiapan, dan
pengelolaan bidang-bidang berikut yang penting untuk tata pemerintahan yang baik di era
muncu lakuntabilitas pemangku kepentingan:
a. Stakeholder minat penilaian
b. Indikator kinerja stakeholder terfokus dan sistem insentif
c. Laporan stakeholder yang berorientasi untuk manajemen, dewan, dan masyarakat
d. Budaya perusahaan etis
e. Kode etik perusahaan
f. Mekanisme etika kepatuhan dan pelaporan kedewan
g. Kerangka pedoman pengambilan keputusan etis
i
h. Sistem manajemen risiko etika
Akuntan profesional memahami masalah-masalah yang menyebabkan
Enron,WorldCom, Arthur Andersen, dan fiascos baru lainnya, dan memahami potensi
kontribusi sistem pengendalian internal organisasi serta perangkap budaya etis. Sementara
fokus akuntan profesional memiliki perbedaan di pelaporan keuangan, ada kebutuhan
untuk kembali fokus pada kinerja masa depan dan bagaimana membimbing ataupun
mengelolanya untuk membantu memastikan bahwa etika yang dibangun ke dalam strategi
rencana, ulasan pada kepatuhan, dan sistem insentif perusahaan. Dewan direksi belum
siap untuk mempertimbangkan dan menangani kebutuhan baru ini.. Akuntan profesional
dapat membantu pesat dalam era baru, era etika sensitif jika mereka siap untuk
memperluas wawasan mereka.

i
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Akuntan profesional harus mengembangkan penilaian, nila-nilai, dan karakter


yang dapat merangkul ekspektasi publik, yang tidak dapatdipisahkan dalam akuntabilitas
yag berorientasi pada pemangku kepentingan dan kerangka tata kelola. Kode etik
diperbarui agar mejadi pedoman yang lebih baik bagi akuntan profesional dan
memastikan bahwa kepentingan pribadi yang tak tertahankan, bias, dan/atau
kesalahpahaman tidak mengaburkan cara berpikir independen akuntan profesional atau
memunculkan kecenderungan berkurangnya independen dari akuntan profesional.

Seiring dengan kemampuan mekanisme tata kelola perusahaan mengatasi


yurisdiksi lokal/domestik dan batasan-batasan, pemangku kepentingan di seluruh dunia
akan mnejadi lebih krusial dalam menentukan standar kinerja untuk akuntan profesional.
Para profesional akan serng melayani pasar modal global dan perusahaan global, dan
kesuksesan mereka membutuhkan rasa hormat dari karyawan dan mitra yang lebih besar
daripada dimasa lalu. Dengan segala pengetahuan dan keahliannya, menarik untuk
melihat apakah akuntan profesional mampu menangkap peluang yang ada untuk
perluasan peran mereka. Mereka telah ada diposisi yang baik untuk membantu
perkembangan lebih lanjut dari mekanisme-mekanisme yang akan memberikan dan
memastikan adanya pedoman etis bagi organisasi.

B. SARAN
Kami harap akuntan yang ada di Indonesia memilik integritas yang tinggi dan tidak
mudah terpengaruh oleh orang lain, berlaku adil dan tidak memandang status atau
jabatannya dalam menjalankan tugasnya.
.

i
DAFTAR PUSTAKA

Brooks, Leonard J. dan Paul Dunn. 2014. Etika Bisnis & Profesi, Untuk Direktur, Eksekutif
dan Akuntan, Edisi Lima Buku Dua. Jakarta : Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai