KELOMPOK 11:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan cinta dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi Profesional Untuk Kepentingan Publik”
dengan sebaik - baiknya. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas selaku matakuliah
Etika Profesi Akuntan.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan yang penulis peroleh dari buku panduan
yang berkaitan dengan Etika Profesi Akuntan, serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan Inti Etika Profesi Ekuntan.
Kami menyadari dengan penuh kerendahan hati, bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan sarannya dari para pembaca
yang budiman, demi kebaikan/kesempurnaan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk pembaca budiman umumnya dan penulis khususnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN .............................................................................................................
B. SARAN .........................................................................................................................
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam makalah ini kami membahas tentang akuntansi profesional untuk
kepentingan publik dan peran dan fungsi akuntan profesional dalam sistem akuntabilitas
baru untuk perusahaan, sebagai agen akuntabilitas etika, sebagai ahli dalam
pengembangan etika dan mekanisme akuntabilitas dan tata kelola, serta sebagai
profesional yang harus menunjukkan sikap skeptis profesional.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud akuntabilitas ekspektasi pemangku kepentingan dan kerangka
tata kelola ?
2. Apa konflik kepentingan dan standar independensi global ?
3. Bagaimana hukum dan sistem undang-undang (yurisprudensi) ?
4. Bagaimana ketika kode-kode dan peraturan tidak membantu ?
5. Bagaimana perluasan peran akuntan profesional ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui akuntabilitas ekspektasi pemangku kepentingan dan kerangka tata
kelola
2. Untuk mengetahui konflik kepentingan dan standar independensi global
3. Untuk mengetahui hukum dan sistem undang-undang (yurisprudensi)
4. Untuk mengetahui ketika kode-kode dan peraturan tidak membantu
5. Untuk mengetahui perluasan peran akuntan profesional
i
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan paralel yang menjadi hikmah dari masalah diatas adalah disusunnya
serangkaian standar akuntansi internasional bagi perusahaan dan kode etik akuntan
profesional untuk diselaraskan diseluruh dunia. Reformasi SOX dan IFAC mengharuskan
dunia bisnis untuk lebih bertanggungjawab secara terbuka kepada masyarakat dan
investor dan bagi akuntan profesional agar diingat bahwa mereka adalah kaum
profesional yang diharapkan untuk melindungi kepentingan investor dan pemangku
kepentingan lainnya.
Oleh karena itu baik kalangan pebisnis maupun para akuntan profesional menyadari
bahwa keberhasilan mereka dimasa depan bergantung pada kesesuaian dengan regulasi
baru dan ekspektasi pemangku kepentingan terkait dengan hal- hal etis dan moral.
Seorang akuntan profesional diharapkan memiliki keahlian teknis khusus terkait dengan
akuntansi dan pemahaman yang lebih tinggi di bidangnya daripada orang awam dibidang
terkait seperti perpajakan, atau sistem informasi. Selain itu, ia juga diharapkan untuk
menaati standar-standar khusus yang dikeluarkan oleh badan profesional terkait
tempatnya bekerja.
i
Kecuali akuntan profesional telah jelas dan tepat memahami peranan mereka, mereka
tidak bisa secara konsisten menjawab setiap pertanyaan penting dalam cara yang
secara etis bertanggung jawab, dan akibatnya saran mereka masih diragukan dan
keputusan yang mereka buat bisa menjadi sasaran kritikan atau lebih buruk lagi.
Misalnya, sebuah pemahaman peranan yang jelas sangat penting dalam menanggapi
secara tepat pertanyaan mengenai transaksi etis yang dihadapi dan layanan tepat yang
akan ditawarkan, seperti:
Siapa sebenarnya klien kita – Perusahaan, manajemen, pemegang saham terakhir,
calon pemegang saham, publik?
Dalam kejadian yang saya harus memutuskan dengan hasil-hasil yang etis,
apakah saya harus memberikan loyalitas utama saya pada majikan saya, klien
saya, pemimpin saya, profesi saya, publik, atau diri saya sendiri?
Apakah saya seorang akuntan profesional yang terikat oleh standar-standar
profesional, atau hanya seorang karyawan?
Apakah akuntansi profesional merupakan profesi atau sebuah bisnis? Ataukah
bisa keduanya?
Kapan saya harus tidak menawarkan sebuah layanan?
Bisakah saya melayani dua klien dengan kepentingan saling bertentangan pada
saat bersamaan?
Apakah ada alasan ketika melanggar panduan profesi dengan membocorkan
rahasia dilakukan?
a. Harapan publik terhadap kalangan profesional
Tidak diragukan lagi bahwa masyarakat mempunyai ekspektasi yang berbeda
dari perilaku kalangan profesional, seperti dokter atau pengacara, dengan kalangan
nonprofesional, seperti tenaga penjualan atau manajer personalia. Mengapa
demikian?. Jawabannya terkait dengan fakta bahwa tenaga profesional seringkali
bekerja dengan sesuatu yang nyata nilainya, di mana keyakinan bahwa mereka
kompeten di bidangnya atau sejauh mana tanggung jawab mereka atas pekerjaan
mereka menjadi penting.
Pemikiran Bayles (1981) dan Behrman (1988), yang dirangkum dalam tabel di
bawah berguna untuk menemukan fokus pada fitur yang penting.
i
Hal/Aspek yang Menjadikan (suatu) Profesi
i
keahlian profesional. Menjaga kepercayaan yang ada pada suatu hubungan fidusia
merupakan hal yang fundamental bagi seorang profesional, sehingga para
profesional umumnya diharapkan untuk mengorbankan dirinya jika kesejahteraan
klien atau publik dipertaruhkan.
Fitur-fitur
i
Tugas-tugas yang sangat penting untuk suatu hubungan fidusia
Kejujuran
Integritas
Objektivitas, berdasarkan pada penilaian independen
Keinginan untuk menerapkan ketelitian dan skeptisme profesional
Kompetensi
Kerahasiaan
Komitmen untuk menetapkan kepentingan publik, klien, profesi,
dan atasan atau perusahaan sebelum kepentingan profesional
sendiri.
i
c. Dominasi Nilai Etis diatas Teknik-teknik Akuntansi atau Audit
Kebanyakan akuntan dan juga selainnya menganggap bahwa penguasaan
akuntansi dan/atau teknik audit adalah hal yang sangat penting sine qua non
(merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan) dari profesi akuntansi. Akan tetapi,
hanya sedikit skandal keuangan yang disebabkan oleh kesalahan metodologis
dalam penerapan teknik. Sebagian besar skandal keuangan disebabkan oleh
kesalahan penilaian tentang penerapan teknik yang tepat atau pengungkapan terkait.
Tanpa nilai-nilai etika, kepercayaan yang diperlukan untuk suatu hubungan
fidusia tidak dapat dipertahankan, dan hak-hak profesi akuntansi menjadi terbatas,
dan mungkin akan mengurangi efektivitas yang dapat diberikan suatu profesi
kepada masyarakat.
d. Prioritas Tugas, Loyalitas dan Kepercayaan dalam Tugas Fidusia
Peran utama akuntan profesional adalah memberikan layanan fidusia yang
penting bagi masyarakat. Seorang akuntan profesional telah diberi hak untuk
menyediakan jasa fidusia yang penting bagi masyarakat karena dia bertanggung
jawab untuk mempertahankan kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia.
Seorang akuntan profesional yang menghadapi pilihan yang sulit harus
menentukan pilihan itu, sehingga kepercayaan yang melekat pada hubungan fidusia
dapat dipertahankan, pertama dengan masyarakat, kemudian dengan profesi
bersangkutan, kemudian dengan klien/atasan dan akhirnya dengan individu
profesional itu sendiri.
e. Kerahasiaan : Ketat atau diberikan Wadah/Difasilitasi
Analisis sebelumnya menempatkan akuntan profesional pada posisi yang tidak
mudah karena harus menjaga kerahasiaan aspek-aspek klien/atasannya meskipun
mungkin ia tidak setuju dengan itu, namun bisa jadi tidak berdampak pada kegiatan
keuangan perusahaan yang cukup untuk menjadi perhatian publik.
Pada revisi Kode Etika tahun 2005, IFAC telah memperkenalkan kebutuhan
akan akuntan profesional untuk mengatasi situasi di mana terdapat konflik di antara
prinsip-prinsip mendasar, yang dalam hal ini dapat terjadi antara kerahasiaan dan
kepentingan publik. Kode etik diantaranya menyarankan bahwa akuntan profesional
mempertimbangkan untuk mendapatkan “nasihat profesional dari badan profesional
yang relevan atau penasihat hukum, dan dengan demikian mendapat bimbingan
tentang isu-isu etis tanpa melanggar kerahasiaan.” Rekomendasi ini akan
i
diperkenalkan di seluruh dunia karena peraturan badan akuntansi profesional telah
diharmonisasikan dengan Kode IFAC.
2. Implikasi- implikasi Layanan yang Ditawarkan
a. Penjaminan dan jasa- jasa lain
Akuntan profesional telah mengembangkan jasa-jasa fidusia yang umum
dibidang akuntansi berikut ini;
1) Akuntansi dan prinsip- prinsip, praktik dan system pelaporan
2) Audit catatan akuntansi, system dan laporan keuangan
3) Proyeksi keuangan: persiapan, analisis dan audit
4) Perpajakan : persiapan dokumen informasi wajib pajak
5) Kepailitan: tugas- tugas wali dan saran
6) Perencanaan keuangan: saran
7) Pengambilan keputusan: fasilitasi melalui analisa dan pendekatan
8) Pengendalian manjemen: saran dan design system
9) Urusan korporasi dan komersial
b. Peraturan independensi SEC dan IFAC
Batasan- batasan yang diperkenalkan SOX dan disarankan oleh SEC
melarang auditor dari salah satu perusahaan di SEC yaitu perusahaan yang
menjual sahamnya di bursa saham AS atau memperoleh dana dari publik AS
untuk melakukan audit atas pekerjaan dia sendiri atau melakukan pembelaan
terhadap klien. Hal ini bertujuan untuk menghindari situasi-situasi dimana
penilaian independen yang harus digunakan seorang auditor telah menyimpang
dari komitmen utamanya yaitu melindungi kepentingan publik.
c. Nilai tambah kritis oleh seorang akuntan profesional
Penilaian seorang profesional tentang layanan apa saja yang ditawarkan dan
bagaimana melakukannya, sebagian harus didasarkan pada pemahaman tentang
nilai tambah kritis yang dihasilkan oleh seorang akuntan profesional. Kredibilitas
adalah niali tambah kritis yang dihasilkan oleh seorang akuntan profesional dalam
pelayanan verifikasi terbaru dan standar.
d. Standar Perilaku yang Diekspektasikan
Bila membahas mengenai standar perilaku, dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik dikatan bahwa Standar
Profesional Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat SPAP, akan dijadikan
i
acuan dalam mengukur mutu yang wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik dalam
pemberian jasanya.
Integritas, kejujuran dan objektivitas sangat penting dalam pelaksanaan
tugas-tugas fidusia yang tepat. Hal-hal tersebut, disertai kompetensi, sangat
penting untuk nilai tambah kritis dari keterlibatan profesi, sehingga harus
dilindungi oleh profesi bersangkutan dalam rangka menjamin masa depan. Oleh
karena itu, organisasi akuntansi profesional berusaha untuk menyelidiki dan
mendisiplinkan anggota yang tindakannya tidak sesuai dengan nilai-nilai etis yang
dimaksud.
3. Penilaian dan Nilai-nilai
a. Pentingnya Pertambahan Nilai
Bagaimanapun, sering kali yang terjadi adalah seorang profesional itu cukup
menyadari potensi akibat dari dilema etika atau nilai-nilai yang tepat dalam
melaksanakan tugasnya secara benar. Selain itu, seorang profesional mungkin
berbuat salah dalam penilaiannya tentang potensi akibat dilema etika atau tentang
keseriusan akibat tersebut bagi mereka yang harus menanggung dampaknya. Oleh
karena itu, kredibilitas profesi ada pada nilai-nilai yang didukungnya. Nilai-nilai
etika pribadi dan profesional dari masing-masing anggota, dan kualitas penilaian
yang digunakan.
b. Pembentukan Penilaian/Pertimbangan dan Nilai-Nilai
Trial dan eror tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh pelatihan terorganisir
atau pengalaman pendidikan, tetapi banyak kekurangan yang disebutkan
sebelumnya dapat diatasi dengan baik melalui program pembelajaran yang teratur
yang berhubungan dengan isu-isu utama yang akan dihadapi serta memberikan
saran-saran pendekatan yang praktis dan etis terhadap resolusi mereka.
Kohlberg berpendapat bahwa individu-individu melalui enam tahapan
progresif dalam perkembangan moral, yang dijelaskan dalam artikel tentang
akuntan oleh Ponemon (1992), Ponemon dan gabhart (1993), Etherington dan
Schulting (1995), Cohen, Pant, dan Sharp (1995), dan Thorne dan Magnan (1998).
Keenam tahap dan motivasi yang mengarahkan individu untuk mengambil
keputusan ditiap tahap dapat membantu, seperti yang ditunjuk oleh W. Shenkir
(1990), dalam merancang program pendidikan untuk mengekspos siswa pada
enam tingkat tersebut. Pemaparan tersebut dapat memungkinkan siswa
mengembangkan kesadaran, pengetahuan dan skill untuk menangani masalah
i
etika dan mungkin saja melalui pemahaman motivasi yang terlibat, akan
menggeser penalaran moral mereka ke tahap yang lebih tinggi.
Para peneliti telah menemukan bahwa mahasiswa bisnis dalam menghadapi
keputusan etika bisnis sebagian besar berada pada tahap kognitif 2 atau 3,
sehingga ada cukup sedikit pertumbuhan yang mungkin dan diinginkan (Weber &
Green 1991). Penelitian ini telah menemukan bahwa mahasiswa bisnis percaya
bahwa kesuksesan mereka lebih tergantung pada pratik-praktik etika yang patut
dipertanyakan daripada siswa nonbisnis, sehingga tertib pendidikan etika
tampaknya diinginkan agar sikap ini tidak sampai meliputi para siswa yang masuk
jajaran akuntansi profesional (Lane & Schaup 1989).
4. Sumber Pedoman Etika
Ada beberapa sumber panduan tersedia untuk akuntan profesional. Kode etik
dari badan profesional mereka dan perusahaan mereka atau atasan mereka merupakan
sumber referensi terpenting. Namun, masukan lainnya juga harus diperhitungkan jika
memang sesuai.
5. Kode Etik Profesional
Tujuan dan kerangka
Kode etik profesional diirancang untuk memberikan panduan tentang
perlakuan yang diharapkan dari anggota agar jasa yang ditawarkan dapat diterima
secara kualitas dan reputasi profesi tidak akan dinoodai. Agar efektif, kode etik
perlu memadukan prinsip- prinsip mendasar dengan sejumlah aturan khusus.
6. Prinsip- prinsip dan standar-standar fundamental
Prinsip- prinsip dan standar fundamental terdapat disebagian besar kode etik
IFAC dalam kode etik Akuntan Profesional versi 2001 menyatakan mengapa seorang
akuntan profesional harus melayani kepentingan publik.
1) Tanda yang membedakan suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab
kepada publik.
2) Pemeliharaan reputasi adalah hal yang penting
3) Pemeliharaan standar kesungguhan juga penting bagi ketepatan lyanan untuk
klien dan kepentingan publik.
4) Penerapan due care melibatkan pemahaman tentang tingkat dan batasan yang
tepat dari kepedulian yang diharapkan dari seorang akuntan profesional dalam
situasi- situasi yang berbeda.
i
5) Sebuah aspek penting dari pelaksanaan layanan secara sungguh-sungguh
adalah karena skeptitisisme profesional yang ditunjukan menyebabkan adanya
perbandingan figuran dan/atau informasi yang berkesinambungan untuk
menentukan mana yang dianggap masuk akal, dan/atau sesuai dengan
informasi lain yang telah ada ditangan atau yang tersedia.
6) Kerahasiaan merupakan hal yang mendasar bagi hubungan fidusia dilihat dari
beberapa perspektif, antara lain:
Hubungan ini sangat penting bagi kesejahteraan clien atau atasan.
Tidak melampaui batas jika dikatakan ada kemungkinan bahwa informasi
tersebut akan digunakan untuk tujuan profesional sendiri dalam rangka
memperoleh profit atau jenis keuntungan lainnya.
a. Peraturan : Umum dan Khusus
Akuntan profesional diharapkan untuk menerapkan prinsip-prinsip
fundamental yang telah diuraikan sebelumnya dalam rangka melindungi
kepentingan publik maupun kepentingan profesi dan anggota sendiri. Namun
demikian ada hal-hal yang mendorong mereka pada cakupan peraturan- peraturan
umum dan khusus seperti hubungan yang benar antara anggota atau organisasi dan
pelaksanaan praktik profesional. Bentuk pengiklanan yang sesuai merupakan
salah satu aspek administratif yang ada dalam peraturan.
b. Disipllin
Kode etik memberikan informasi mengenai operasional proses disiplin
asosiasi profesional. Anggota harus mengetahui bagaimana dan kepada siapa
laporan mengenai kekhawatiran mengenai adanya penyimpangan perilaku harus
disampaikan.
c. Interpretasi Aturan
Ketika profesi menemukan bahwa kekhawatiran muncul dalam profesi
akibat dari perdebatan tentang penerapan yang tepat dari sebuah aturan, klarifikasi
akan dikeluarkan dalam bentuk interpretasi. Interpretasi ini merupakan addendum
atau apendiks terhadap kode yang dapat ditambahkan ketika dibutuhkan dalam
suatu kondisi.
i
d. Motivasi untuk Perubahan pada Kode-kode Profesional
Motivasi untuk perubahan pada kode-kode profesional secara mengejutkan
selalu sama dan berbentuk siklus selama bertahun-tahun. Ada dua faktor yang
berbeda dengan motivasi-motivasi di awal millenium baru, antara lain:
1) Peristiwa Enron, WorldCom dan Arthur Andersen terjadi pada saat kondisi
ekonomi bagus, meskipun mereka menimbulkan suatu erosi kredibilitas yang
menurunkan kepercayaan dan juga menurunkan kinerja perekonomian. Pada
perubahan ini menunjukan bahwa masalah etika dapat memainkan peran yang
lebih serius dan signifikan dari yang dibayangkan sebelumnya.
2) Keinginan untuk konvergensi global atau harmonisasi standar untuk
memfasilitasi bisnis global dan arus modal merupakan pendorong perubahan
yang lebih jauh dari sebelumnya yang normal, didominasi didalam negeri,
pengaruh lobi politik dan korporasi.
e. Kode Etik yang Berlaku Saat Ini
Hukum yang berlaku di Negara-negara industri terutama dunia yang telah
dihasilkan dari keprihatinan, investigasi komisi dan komite diakhir tahun 1980 an
berkumpul dalam prinsip-prinsip yang tertanam dalam kode etik IFAC. Namun
karena proses perubahan baru-baru ini telah dimuai dan tidak ada kewajiban untuk
mengadopsi secara persis kode IFAC terutama jika ada perbedaan budaya atau
peraturan, maka akan layak untuk mempelajari AICPA dan ICAO sebagai peraturan
hukum yang sesuai.
f. Perbandingan secara Internasional Kode- kode Profesional
Meskipun kode-kode ini harus bersatu dalam arahan kode IFAC ada isu-isu
yang mungkin secara perlahan muncul pada kode tertentu karena pertimbangan
politik, regulasi atau lingkungan. Tetapi seorang akuntan yang profesional harus
menyadari kebutuhan untuk mengamati peraturan yang paling ketat. Dan meskipun
sebagian besar kode atau peraturan mengenai isu-isu yang sama, kata-kata berbeda
dapat digunakan dan peninjauan kembali dari kata-kata tersebut dapat memperkaya
pemahaman akan suatu topik. Karena seringnya profesional akuntan terlibat dalam
kegiatan luar negeri secara langsung atau tidak langsung, mereka akan peka
terhadap peraturan akuntansi profesional di luar negeri tempat kegiatan
berlangsung.
i
B. KONFLIK KEPENTINGAN DAN STANDAR INDEPENDENSI GLOBAL
Salah satu aspek yang paling penting dari kehidupan profesional dan akuntan adalah
pengakuan, penghindaran, atau kepentingan penanganan situasi konflik. Hal ini
dikarenakan situasi konflik kepentingan mengandung ancaman meruntuhkan alasan untuk
memiliki profesi akuntansi untuk memberikan jaminan bahwa pekerjaan seorang akuntan
profesional akan diatur oleh penilaian independen yang difokuskan untuk melindungi
kepentingan umum. Untuk alasan ini, standar independensi yang harus dimiliki dan
ditunjukkan oleh profesi akuntansi yang sangat penting bagi profesi, anggotanya, dan
perusahaan.
Seorang akuntan profesional diharuskan oleh kode profesionalnya untuk "menahan
dirinya bebas dari pengaruh kepentingan atau hubungan dalam hal urusan kliennya, yang
merusak penilaiannya atau objektivitas atau dalam pandangan pengamat yang logis akan
merusak pertimbangan profesional anggota atau objektivitas." Akibatnya, ada dua aspek
berbeda yang harus diingat yaitu realitas bahwa ada benturan kepentingan dan tampaknya
salah satu akan menang. Oleh karena itu, definisi konflik kepentingan adalah setiap
pengaruh, kepentingan atau hubungan yang dapat menyebabkan penilaian seorang
akuntan profesional menyimpang dari penerapan standar profesi untuk klien hanya
mencakup hal-hal terkait dengan konflik kepentingan dihadapi oleh akuntan profesional.
Akuntan profesional harus melindungi klien atau atasannya, tetapi tidak boleh ada
pengorbanan apapun, dan tidak jika kepentingan umum akan dikesampingkan. Seorang
akuntan profesional harus mematuhi seperangkat aturan yang bertujuan untuk netralitas
dan melindungi kepentingan umum. Ia seharusnya tidak boleh melayani kepentingan
klien tertentu, kecuali kepentingan publik juga dilayani.
1. Perspektif Global menurut Kode IFAC
Kode Etik IFAC untuk profesional menyajikan pendekatan yang berguna untuk
diperiksa karena menawarkan perlakuan yang paling modern tentang persyaratan
independensi dan masalah terkait dengan konflik kepentingan yang mana akan
dikonvergerensikan oleh kode-kode negara anggota IFAC.
Kode IFAC menjelaskan bahwa akuntan profesional harus didedikasikan untuk
melayani kepentingan publik dan hal ini dapat di penuhi dengan memenuhi prinsip-
prinsip mendasar : integrittas, objektifitas, kompetensi profesional, dan kesungguhan,
kerahasian, dan perilaku profesional.
Kode IFAC tentang ancaman terhadap tindakan kepatuhan pada prinsip dasar
semakin memperkuat kebutuhan akan akuntan profesional untuk menjaga
i
independensi sehingga integritas dan objektifitas pelayanan kepada masyarakat dan
klien tidak terganggu. Inpendensi membutuhkan:
Independensi pikiran yaitu keadaan pikiran yang memungkinkan ekspresi dari
sebuah kesimpulan tanpa dipengaruhi oleh pengaruh yang mengkompromikan
penilaian profesional, memungkinkan seorang individu untuk bertindak
dengan integritas, dan menerapkan objektifitas dan skeptisisme profesional.
Independen dalam penampilan yaitu menghindari fakta-fakta dan keadaan
yang sangat signifikan, sehingga pihak ketiga yang masuk akal dan memiliki
infomasi yang relevan serta logis dalam penyimpulkan integritas, objektifitas
atau skeptisisme profesional perusahaan atau anggota tim penjamin telah
disetujui.
Sebagian besar perusahaan menggunakan beberapa teknik dalam manajemen
konflik kepentingan untuk meminimalkan potensi bahaya yang dapat muncul,
termasuk hal-hal berikut.
Kode perusahaan, sebagai tambahan terhadap kode badan-badan profesional
Sesi-sesi pelatihan dan demo tentang penegakan manajemen konflik/memo yang
membangun
Daftar klien dari semua lokasi untuk prosedur referensi dan pengunduran diri yang
menandakan non-investasi
Pengawasan pedagangan surat-surat berharga
Firewall atau dinding tebal dan kuat untuk mencegah arus informasi di dalam
perusahaan
Pelaporan dan konsultasi dengan pejabat senior
Penghindaran
Aturan untuk melayani klien dengan potensi kepentingan yang bertentangan
Aturan untuk mengambil klien baru atau memberikan layanan baru, dan untuk
pemutusan hubungan dengan klien.
2. Jenis- jenis Konflik Kepentingan Berdasarkan Dampaak pada Pemangku Kepentingan
Konflik kepentingn dikelompokan menjadi empat berdasarkan dampak nya bagi
pemangku kepentingan yaitu;
a. Konflik kepentingan diri profesional sendiri dengan kepentingan pemangku
kepentingan lainnya.
i
b. Konflik kepentingan diri profesional dan beberpa pemangku kepentingan dengan
beberapa pemangku kepentingan lainnya.
c. Kepentingan satu klien lebih diutamakan disbanding kepentingan klien lain.
d. Kepentingan satu atau lebih pemangku kepentingan diutamakan daripada
kepentingan satu atau lebih pemangku kepentingan lainnya.
3. Ruang Lingkup Aktivitas yang Terpengaruh
Kategori pertama mengadu domba akuntan profesional dengan pemangku
kepentingan lainnya dalam lingkup beberapa kegiatan. Penilaian independen
profesional yang telah rusak merupakan bukti dari layanan yang ditawarkan,
penyalahgunaan pengaruh, dan penyalahgunaan informasi.
4. Konflik Kepentingan Mempengaruhi Layanan yang Ditawarkan
Kepentingan pribadi merupakan motivator yang sangat kuat yang dapat
merugikan klien, publik dan pemangku kepentingan lainnya melalui penurunan mutu
layanan yang ditawarkan oleh akuntan profesional, apakan profesional berperan
sebagai auditor atau akuntan manajemen.
5. Konflik Kepentingan yang Melibatkan Penyalahgunaan Pengaruh
Keinginan yang besar dari seorang profesional untuk memperbaikai nasibnya
sendiri bisa mengarah pada penyalahgunaan pengaruh sehingga menyebabkan
rusaknya independensi penilaian profesional tersebut.
6. Konfik Kepentingan yang Melibatkan Penggunaan atau Penyalahgunaan Informasi
Pelayanan informasi oleh akuntan profesional dapat merugikan pemangku
kepentingan yang lain dari sisi klien atau perusahaan yang terlibat..sebagai contoh;
penggunaan informasi oleh akuntan profesional sementara yang lain belum memilki
hak untuk menggunakan informasi tersebut adalah tidak adail dan dianggap tidak etis.
i
Bagaimanapun, sikap kehati-hatian harus diambil dalam menerapkan standar hukum
untuk masalah etika karena tiga alasan :
1. Hukum tampaknya menawarkan kebijaksanaan abadi padahal kenyataannya terus
berubah karena hukum tersebut mencoba untuk mengejar posisi yang dipercaya atau
dianggap masuk akal oleh masyarakat.
2. Apa yang sesuai hukum tidak selalu etis.
3. Untuk kehati-hatian dalam menempatkan terlalu banyak ketergantungan pada
interpretasi hukum dan perbaikan adalah bahwa mereka tampaknya tidak relevan
dengan peluncuran tuntutan hukum, terutama dari AS.
i
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Kami harap akuntan yang ada di Indonesia memilik integritas yang tinggi dan tidak
mudah terpengaruh oleh orang lain, berlaku adil dan tidak memandang status atau
jabatannya dalam menjalankan tugasnya.
.
i
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, Leonard J. dan Paul Dunn. 2014. Etika Bisnis & Profesi, Untuk Direktur, Eksekutif
dan Akuntan, Edisi Lima Buku Dua. Jakarta : Salemba Empat.