NPM : 1715020044
Mata kuliah : Auditing I
Soal Midtest!
1. Jelaskan mengenai ‘Dilema Etika”
2. Jelaskan Prinsip Etika Profesi dan Sebutkan Sikap yang Menjadi Bagian dalam
Prinsip Etika
3. Pada kondisi bagaimana auditor tidak mau memberikan pendapat (Disclaimer)
4. Jelaskan Peran audit dalam bidang bisnis, perekonomian dan perpajakan
5. Bagaimana Perbedaan dan contoh dari tindakan Keliru/ Kesalahan (Error) Vs Curang
(Fraud)
6. Jelaskan secara singkat kasus Enron dalam bentuk point-point sbb:
Profil enron
Skandal Enron
Dampak kasus Enron
Saran agar Kasus seperti Enron tidak terulang lagi bagi Auditor Independent
Jawaban?
1. Penjelesan mengenai “Dilema Etika” merupakan sebuah situasi yang dihadapi
oleh seseorang dimana ia merasa “galau” atau binggung dalam mengambil suatu
keputusan yang seharusnya. Dilema etika ini terjadi ketika auditor diharuskan
membuat keputusan yang bertentangan dengan independensi dan integritasnya dengan
imbalan yang mungkin terjadi atau tekanan di sisi lainnya.
Seperti contoh, di satu sisi adanya desakan klien untuk memberikan opini yang
bermanfaat bagi perusahaannya tanpa mempertimbangkan aspek lain. Namun di sisi
lain, jika auditor tidak memberikan opini yang bermanfaat (WTP) bagi perusahaan,
maka akan banyak tenaga kerja yang kehilangan perkejaannya atau bisa saja auditor
pun akan kehilangan pekerjaannya. Oleh karena itu, maka terjadilah dilema etika.
2. Prinsip Etika Profesi dan Sebutkan Sikap yang Menjadi Bagian dalam Prinsip
Etika
Prinsip etika profesi merupakan suatu sikap hidup atau kode etik yang bertujuan untuk
dapat memberikan suatu pelayanan yang sifatnya profesional kepada publik. Dan
sikap yang menjadi bagian dalam prinsip etika ialah professional yang bermakna
menjalankan tugas dan tanggung jawab lebih dari yang dilakukan oleh kebanyakan
orang, atau lebih dari tuntutan hukum dan peraturan. Professional juga diperlukan
dalam membangun kepercayaan publik tehadap kualitas jasa dan profesi.
b. Skandal Enron
Skandal Enron terjadi dikarenakan manajemen Enron diketahui telah
melakukan praktek window dressing, memanipulasi angka-angka laporan
keuangan agar kinerjanya tampak baik. Ia juga diketahui telah
menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta dan
menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar dengan teknik off-
balance sheet.
Menggelembungkan nilai pendapatan dan menyembunyikan utang senilai itu
tentulah tidak bisa dilakukan sembarang orang. Diperlukan keahlian khusus
dari para profesional yang bekerja pada atau disewa oleh Enron untuk
menyulap angka-angka, sehingga selama bertahun-tahun kinerja keuangan
perusahaan ini tampak tetap mencorong. Dengan kata lain, telah terjadi sebuah
kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron, analis keuangan, para penasihat
hukum, dan auditornya. Belakangan diketahui bahwa auditor Enron, Arthur
Andersen kantor Hudson, telah ikut membantu proses rekayasa keuangan
tingkat tinggi itu.
Kontroversi lainnya adalah mundurnya beberapa eksekutif terkemuka Enron
dan “dipecatnya sejumlah partner Andersen. Terbongkar juga kisah
pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan
dengan audit Enron oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen. Meskipun
bangkrutnya sebuah usaha menjadi tanggung jawab banyak pihak, dalam
kedudukannya sebagai auditor, tanggung jawab Arthur Andersen dalam kasus
Enron sangatlah besar. Karena itu, sangat wajar jika, dalam kasus Enron,
auditor paling dipersalahkan karena telah gagal melindungi kepentingan
publik-sang pemberi otoritas.
d. Saran agar kasus seperti Enron tidak terulang lagi bagi auditor
independent
Seorang auditor independen seharusnya menjunjung tinggi kejujuran dan
profesionalitas, mematuhi kode etik yang ada, independen terhadap segala
hasil audit, dan menjaga integritas profesi serta tidak terlibat dalam
manajemen internal sebuah perusahaan.