ABSTRACT
The discussion of this paper is about financial scandals that occur with business models
and risk practices in business ethics, and errors in financial management that cause problems
in the company as measured by financial distortion. The company must better understand the
concept of the business model that is run and must ensure that there are no unethical practices
from the corporate world. Unethical business models include displaying untrue income data
and modifying the balance sheet to achieve a positive financial performance assessment.
I. INTRODUCTION
Sebagai investor laporan keuangan merupakan senjata untuk menilai apakah sebuah
perusahaan layak untuk diinvestasikan. Oleh karena itu, menjadikan laporan keuangan sebagai
senjata. Hanya saja, ada kalanya ternyata sebuah perusahaan melakukan praktik yang di luar
kewajaran, yaitu dengan manipulasi laporan keuangan.
Kombinasi dari sekian banyak isu ini kemudian menyebabkan kebangkrutan pada
Enron Corporation. Enron Corporation telah melanggar etika dalam bisnis dengan tidak
melakukan manipulasi guna menarik investor. Sedangkan Arthur Andersen yang bertindak
sebagai auditor telah melanggar etika profesinya sebagai seorang akuntan. Arthur Andersen
telah melakukan kerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan Enron Corporation.
Enron Corporation yang didirikan pada tahun 1985 oleh Kanneth Lay. Enron
Corporation sebagai perusahaan yang mengoperasikan berbagai aset meliputi pipa gas,
pembangkit listrik, kertas, pabrik air, dan layanan pipa. Enron Corporation mengalami
permasalahan. Enron Corporation mengambil sejumlah hutang yang besar. Tingginya hutang
mengakibatkan penurunan investasi dan bank menarik dananya. Mengatasi permasalahan,
Enron Corporation mencari dana pinjaman tanpa melaporkannya dalam laporan keuangan
(Kurniawan, 2018)
Stakeholder Theory
a. Stakeholder Employees
Enron mengandalkan sistem umpan balik dua tahunan berdasarkan tinjauan terhadap
karyawan oleh rekan kerja, pelanggan, dan penyelia. Skilling menciptakan performance review
committee (PRC) yang beranggota 20 orang yang menilai karyawan dan mempersingkat
berdasarkan kinerja mereka dengan menggunakan kurva paksa. karyawan yang berada di
peringkat 20% terbawah berisiko dipecat.
Kanneth Lay sebagai anggota terkemuka dari gugus tugas Wakil Presiden Cheney
dalam pengembangan Kebijakan Energi Nasional. Kanneth Lay menjabat sebagai salah satu
ketua KTT Ekonomi Bush di Houston pada tahun 1990, dan memimpin Houston Hosting
Committee untuk Konvensi Nasional Partai Republik.
Mantan CEO Enron John Cliff Baxter menembak dirinya sendiri di kepala pada 22
Januari 2002, sekitar sebulan setelah Enron menyatakan kebangkrutan. Dia bergabung dengan
Enron pada tahun 1991, menjadi wakil ketua pada Oktober 2000, dan mengundurkan diri pada
Mei 2001.
Masalah pendapatan pihak ketiga yang tidak diatur untuk manajemen senior tetap
belum terselesaikan dan hanya sedikit informasi yang tersedia. Dewan melakukan lindung nilai
terhadap saham dan menciptakan SPE untuk menghasilkan laporan, tetapi saham tersebut
kemudian turun dari $60 menjadi $40 dan Enron memutuskan untuk terus mendukung SPE ini.
Yang mengharuskan menginvestasikan $35 juta.
d. Stekeholder Auditors
Arthur Andersen pernah menjadi auditor eksternal Enron sejak 1985. Dokumen
internal, kemudian dihancurkan, menunjukkan Enron melakukan akuntansi berisiko tinggi,
menempatkannya dalam kategori paling berisiko. Mereka belum mengambil langkah untuk
mengidentifikasi risiko ini dan belum melaporkannya ke dewan.
Tunneling Theory
Tunneling sebagai praktik bisnis ilegal pemegang saham pengendali mengarahkan aset
perusahaan masa depan untuk untuk keuntungan pribadi. Langkah-langkah seperti kompensasi
eksekutif yang meningkat, pengenceran saham, penjualan aset, dan jaminan pinjaman. Ada
beberapa tunneling yang terlibat dalam hal ini, Enron memutuskan menjadi independen,
membuat perusahaan semakin berhutang. dibentuk sebuah organisasi.
Pada tahun 2000 menempatkan $750 juta sebagai kompensasi dan bonus di kantong
anggota dewan dan eksekutif. Selain itu, ada transisi lain di dalam perusahaan, tetapi dewan
direksi dan komite kompensasi menyangkal informasi tersebut ketika dilaporkan oleh
SEC.SPEs, RAC, RRC, dan kelompok independen lainnya dengan jumlah karyawan kecil
memiliki anggaran ratusan juta dolar. Transaksi ini juga tidak pernah muncul di neraca (Wira,
2014).
Agency Theory
Menurut (Isanty, 2016) teori keagenan adalah hipotesis yang menjelaskan hubungan
antara prinsipal dan agen dalam bisnis. Teori keagenan berkaitan dengan pemecahan masalah
yang dapat muncul dalam hubungan keagenan karena tujuan yang saling bertentangan dan
berbagai tingkat penghindaran risiko sebagai berikut:
a. Performance Review Committee
Jeffrey Sikilling mendirikan RAC, yang dipimpin oleh Chief Risk Officer, Risk Buy.
Jeffrey Sikilling bertanggung jawab untuk melaporkan risiko langsung kepada dewan. Tim
Jeffrey Sikilling memiliki 150 anggota dan anggaran tahunan yang di miliki adalah $30 juta.
SPE dibuat untuk mengatur dan memantau risiko. Dalam setahun SPE melakukan
lindung nilai. SPE adalah pihak ketiga independen. Hutang dan transaksi tidak diakui di neraca
Enron. Ratusan SPE-nya didirikan sendiri dalam waktu dua tahun, meningkatkan kompleksitas
internal dan menyebabkan berhutang $2 miliar pada tahun 2000.
III. DISCUSSION
Pembahasan kejadian awal pada Enron Corporation adalah ketika Andrew Fastow
membuat ide untuk menggunakan nilai kelebihan kontrak sebagai pendapatan. Andrew dan
KAP Arthur Anderson bekerja sama dalam menyiapkan rekanan perusahaan yang terbatas.
Tujuan khusus ini dengan mengajukan sejumlah besar hutang dengan saham Enron
Corporation sebagai penjaminnya. Dengan tidak dilaporkan, pemegang saham percaya Enron
Corporation tidak mengalami lonjakan hutang (Aulia dan Ahmad, 2014)
Enron mempunyai divisi lain yaitu aset dan investasi yang sama misteriusnya. Bisnis
ini mengaitkan pembangunan pembangkit listrik di segala dunia, mengoperasikannya, menjual
potongan- potongannya, nvestasi dalam dampak hutang serta ekuitas dari tenaga serta bisnis
yang berhubungan dengan komunikasi. Dengan metode menyalahgunakan dana, melebih-
lebihkan pemasukan, mengecilkan bayaran, melebih- lebihkan nilai peninggalan industri,
ataupun tidak memberi tahu keberadaan liabilitas.
Enron Corporation menerbitkan laporan keuangan triwulan III pada tanggal 16 Oktober
2001 triwulan. Pada laporan tersebut laba bersih Enron Corporation mencapai sebesar $393
juta, naik $100 juta jika dibandingkan pada periode sebelumnya. CEO Enron Corporation
menyampaikan bahwa Enron Corporation secara langsung memberikan keuntungan yang
bagus. Dan dia menyampaikan dengan tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan
biaya akuntansi khusus yaitu sebesar $1 miliar yang dapat menyebabkan hasil aktual pada
periode mengalami kerugian $644 juta.
Enron Corporation dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang
seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Yang
menyebabkan kebangkrutan dan keterpurukan pada perusahaan Enron Corporation adalah
Editor, Arthur Andersen merupakan satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar yang
merupakan kantor akuntan Enron Corporation.
Keduanya telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga
merugikan berbagai pihak baik pihak eksternal seperti para pemegang saham dan pihak internal
yang berasal dari dalam perusahaan Enron Corporation. Sedangkan Arthur Andersen yang
bertindak sebagai auditor pun telah melanggar etika profesinya sebagai seorang akuntan.
Arthur Andersen telah melakukan kerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan Enron
Corporation (Suantosa, 2016).
Berikut pihak-pihak yang terlibat dalam distorsi keuangan pada enron corporation
(Kurniawan, 2018):
Menurut (Aulia dan Ahmad, 2014) dampak dan keberlanjutan skandal enron
corporation, sebagai berikut:
1) Munculnya WorldCom
Nilai pasar saham perusahaan WorldCom turun dari sekitar 150 milyar dollar (januari
2000) menjadi hanya sekitar $150 juta (1 juli 2002). Keadaan ini membuatan pihak manajemen
berusaha melakukan praktek-praktek akuntansi untuk menghindari berita buruk tersebut.
Dalam laporannya pada 25 Juni WorldCom mengakui bahwa perusahan mengklasifikasikan
lebih dari $ 3,8 milyar untuk beban jaringan sebagai pengeluaran modal. Beben jaringan adalah
beban yang dibayar oleh WorldCom kepda perusahaan lain untuk jaringan telekomunikasi,
seperti biaya akses dan biaya pengiriman pesan bagi WorldCom.
Dilaporkan sekitar $ 3,005 milyar telah salah diklasifiksi pada tahun 2001, sementara
sisanya sekitar $ 797 juta pada triwulan pertama tahun 2002.berdasarkan data WorldCom $14,7
milyar pad tahun 2001 disajikan sebagai biaya. Dengan memindahkan akun beban kepada akun
modal, WorldCommampu menaikkan pendapatan atau laba. WorldCom mampu menaikan laba
karena akun beban dicatat lebih rendah, sedangkan akun aset dicatat lebih tinggi karena beban
kapitalisasi disajikan sebagai beban investasi.
Pada 25 Juni 2002, saham WorldCom dari $64,5 pada pertengahan 1999 menjadi
kurang dari $2 per saham. Dan turun lagi hingga kurang dari $1 yang akhirnya nilai sahamnya
kurang dari 1 sen. Para pegawai WorldCom yang mempunyai saham perusahaan sebagai
bagian dari dana pensiun mereka juga mengalami kerugian. Pada akhir tahun 2000 sekitar 32
% atau $642,3 juta dana pensiun berupa saham dan mengumumkan akan memberhentikan
17.000 karyawan dari total 85 ribu karyawan. Pada 21 Juli 2002, WorldCom mengikuti
program proteksi kebangkrutan. WorldCom melaporkan aset sebesar $103 milyar dengan total
utang $41 milyar.
2) Disahkannya SOX
Menurut SOX salah satu penyebab terjadinya fraud terhadap laporan keuangan yaitu
kondisi hiruk-pikuknya jasa kantor akuntan publik, untuk menghindari conflict of interest
dalam kode etik akuntan; independent in appearance, sehingga dalam SOX Section 201
membatasi jasa- jasa non-audit. jasa-jasa berikut apabila diberikan bersamaan dengan jasa audit
akan bertentangan dengan hukum. Selain itu, agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien dapat
kehilangan objektivitasnya, SOX mengatur rotasi auditor. hal ini diatur dalam SOX Section
203 dengan rotasi auditor setiap 5 tahun.
Margin upah layanan audit meningkat sebagai akibat dari tuntutan besar terhadap
kepatuhan pengerjaan Section 404 bersama dengan tinjauan atas integritas pengendalian intern
perusahaan dan keakuratan laporan keuangan. Lonjakan permintaan jasa audit menimbulkan
kurangnya tenaga audit yang memenuhi syarat. Ada semacam protes terhadap biaya kepatuhan
pengerjaan sesuai Section 404, diperkirakan sebesar $7,8 juta pada tahun 2004 untuk masing-
masing perusahaan.
Meskipun demikian biaya pengerjaan Section 404 sangatlah besar. Namun jumlah biaya
seluruh perusahaan terdaftar US jika digabungkan ($5miliar) hasilnya masih lebih kecil dari
pada jumlah uang yang lenyap pada skandal Enron ($90 miliar). Biaya ini pun seharusnya
semkin mengecil dari waktu ke waktu. Sistem pengendalian intern yang lebih baik juga
meningkatkan biaya audt tahunan secara moderat. Di AS dan yuridiksi asing, beberapa kantor
akuntan profesional kecil telah mendahului audit SEC atau pendaftar pasar saham karena
mereka tetap ingin memelihara margin praktik. yang terintegrasi. Hal ini berarti bahwa sistem
auditor dua tingkat dikembangkan di seluruh dunia. Satu untuk perusahaan besar dan satu untuk
perusahaan kecil (Suantosa, 2016)
Terdapat Masalah Etika Bisnis yang Dilanggar oleh Enron Corporation dan akuntan
publik Arthur Anderson sebagai berikut:
1) Akuntan publik Arthur Andersen melanggar etika bisnis Good Corporate Governance
diakibatkan pada sikap tidak wajar, tidak jujur, dan tidak bermoral.
2) Perusahaan akuntan publik Arthur Andersen tidak mampu mengungkapkan penyimpangan
yang terjadi dengan menerima keuntungan yang besar untuk membantu Enron
Corporation.
3) Pihak manajemen serta auditor melanggar etika terhadap pelanggan dengan memberikan
kebenaran yang terjadi sehingga para investor tidak memperoleh data yang salah.
4) Manajemen Enron Corporation serta Arthur Andersen sudah merekayasa laporan
keuangan, sehingga para investor yakin kalau Enron Corporation berprospek besar.
5) Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen tidak bekerja secara independen, sebab sudah
merekayasa laporan keuangan, serta melaksanakan jasa non audit di Enron Corporation.
6) Direktur keuangan Enron Corporation dan sebagian besar Staf akunting Enron Corporation
ialah anak buah dari Kantor akuntan publik Arthur Andersen.
Pelajaran yang bisa diambil dari permasalahan distorsi keuangan pada Enron Corporation
ini kalau kepentingan antara owner industri dengan tidak hendak senantiasa sama. Manajemen
mempunyai data lebih banyak dari pada owner industri, sehingga peluang terbentuknya moral
hazard senantiasa terdapat (Wira, 2014).
IV. CONCLUSION
Enron Corporation selaku salah satu industri yang berdiri pada tahun 1985 yang bergerak
di bidang listrik, gal alam, kertas, dan komunikasi. Sebelum bangkrutnya pada tahun 2001,
Enron Corporation mempekerjakan 21.000 orang. Skandal Enron Corporation yang timbul
pada bulan Oktober 2001 merupakan suatu skandal besar yang menimbulkan kebangkrutan
industri tenaga Enron Corporation.
Permasalahan Enron pada KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik dari
tanggung jawab yang sepatutnya jadi pedoman dalam melakukan kewajiban. Pelanggaran
tersebut awal mulanya mendatangkan keuntungan untuk Enron Corporation, tetapi
kesimpulannya menjatuhkan kredibilitas Enron Corporation dan KAP Arthur Andersen. Di
dalam permasalahan ini, KAP yang sepatutnya dapat berlagak menjunjung besar independensi
serta profesionalisme tidak dicoba oleh KAP Arthur Andersen.
Untuk kedudukan profesi Akuntan spesialnya Akuntan Publik di pasar modal guna
melindungi kepentingan publik. Tantangan Akuntan Publik dalam melindungi mutu serta
keyakinan yang diberikan oleh warga dalam membagikan data menimpa keadaan keuangan
sesuatu industri. Selaku kesimpulan dari analisa kalau Permasalahan Enron Corporation ini
sudah menodai sistem penerapan etika akuntansi (Healy dan Krishna, 2017).
REFERENCES
Aulia, S., & Ahmad, K. (2014). Kasus Tata Kelola Enron Corp. & PT. Katarina Utama Tbk.
Tersedia di https://id.scribd.com/doc/246836928/Analisis-Prinsip-Tata-Kelola-Stdi-
Kasus-Enron-Dan-Katarina-Utama. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2022.
Healy, P., & Krishna, P. (2017). Case Report On “The Fall of Enron”. Tersedia di
https://www.slideshare.net/KirtiShubham/enron-case-study-82142531. Diakses pada
tanggal 18 Oktober 2022.
Isanty. M. (2016). Analisis Kasus Enron Corporation Lengkap. Tersedia di
http://akuntansimaster.blogspot.co.id/2016/06/analisis-kasus-enroncoorporation.html.
Diakses pada tanggal 18 Oktober 2022.
Kurniawan, R. (2018). Studi Kasus Enron Corporation: Bisakah Laporan Keuangan
Dimanipulasi? Tersedia di https://www.finansialku.com/enron-corporation-manipulasi-
laporan-keuangan/. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2022.
Suantosa, H. (2016). The World Top 10 Business Scandal-Enron Corporation. Tersedia di
https://123dok.com/document/download/y86pe60q?page=1. Diakses pada tanggal 18
Oktober 2022.
Wira, S. H. (2014). Tugas Softskill Studi Kasus Perusahaan Enron. Tersedia di
http://hwira.blogspot.com/2014/11/tugas-softskill-studi-kasus-perusahaan.html. Diakses
pada tanggal 18 Oktober 2022.