Anda di halaman 1dari 8

N

FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

Saldo Laba Sesuai hasil laporan Laba/Rugi


Biaya dibayar dimuka 10.000.000

Berdasarkan akun-akun diatas maka buatlah:


1. Buatlah laporan neraca dan laba rugi dari akun-akun diatas
2. Berdasarkan laporan neraca dan laba rugi yang telah terbentuk diatas maka Jelaskan kondisi
perusahaan PT ABC berdasarkan laporan posisi keuangan dan laporan laba-rugi dibawah ini
berdasarkan jenis rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitias (masing-masing minimal 3 rasio)

Soal 3 Risk dan Return (LO3) (10%)

Berikut ini saya berikan contoh case study untuk menghitung risk & return. Diketahui ada data aset A
dan aset B pada periode tertentu dengan % historical return sebagai berikut:
Periode A B
1 20% 21%
2 16% 15%
3 14% 16%
4 21% 20%

a. Silahkan dihitung risk dari single asset tersebut?


b. Dan silahkan diberi kesimpulan asset A atau asset B yang dipilih?

Soal 4 Capital Budgeting (LO4) (30%)

PT C berencana untuk melaksanakan suatu proyek yang membutuhkan investasi awal sebesar $ 45.000
dengan umur proyek 5 tahun. Perusahaan memiliki cost of capital 12%. Proyek tersebut telah
diestimasikan akan menghasilkan arus kas masuk sebagai berikut :

Tahun CF
1 20,000
2 15,000
3 18,500
4 23,500
5 10,000

Berdasarkan info diatas hitunglah:


a. Hitunglah NPV proyek tersebut
b. Hitunglah Payback Period proyek tersebut
c. Berdasarkan perhitungan diatas, apakah sebaiknya PT C melaksanakan proyek tersebut?

Soal 5 Capital Structure (LO5) (20%)

Tn B. berencana untuk menghitung cost of capitalnya, berdasarkan data dibawah ini:


Debt : perusahaan mendapatkan utang bank nilai $ 500, jangka waktu 5 tahun, bunga 12%. Tingkat pajak
25%

Preffered Stock : Perusahaan dapat menjual 4% dividen saham preferen dengan nilai nominal $75. Harga
saham preferen $ 70, flotation cost $ 1

Common Stock : Saham biasa perusahaan saat dijual dengan harga $ 50 per saham, dividen tahun depan
diperkirakan dibayar sebesar $ 3 per saham. Dividen perusahaan telah tumbuh pada tingkat 3% dan
diperkirakan akan tumbuh dalam tingkatan tersebut untuk selamanya. Saham biasa diterbitkan dengan
diskon sebesar $ 1 dan flotation cost $ 1,5.

Berdasarkan nilai buku, proporsi hutang jangka panjang 30%, saham preferen 20% , saham biasa 50%
maka hitunglah:
a. Biaya individual untuk pendanaan
b. Rata-rata modal tertimbang Perusahaan

FM,FM | Page 2 of 4
1.
 Kasus Enron adalah salah satu skandal bisnis terbesar dan paling kompleks dalam sejarah Amerika Serikat.
Enron Corporation adalah perusahaan energi Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 1985 oleh Kenneth
Lay. Perusahaan ini menjadi sangat sukses dan mencapai puncak keberhasilannya pada tahun 2000, ketika
Enron dinobatkan sebagai perusahaan energi terbesar ke-7 di dunia. Namun, pada tahun 2001, Enron tiba-
tiba mengumumkan kebangkrutan. Setelah investigasi yang dilakukan oleh Securities and Exchange
Commission (SEC) dan Departemen Kehakiman Amerika Serikat, terungkap bahwa Enron telah melakukan
kecurangan dalam laporan keuangan dan praktik bisnis yang tidak etis. Enron telah menipu investor dan
analis keuangan dengan membuat laporan keuangan yang salah dan memperlihatkan keuntungan yang
sangat besar, padahal sebenarnya perusahaan sedang mengalami kerugian. Selain itu, Enron juga
menggunakan berbagai macam praktik akuntansi yang tidak jujur untuk menghindari pajak dan melaporkan
keuntungan yang lebih besar dari yang sebenarnya. Praktik-praktik ini termasuk pembentukan perusahaan
khusus yang dimiliki oleh para eksekutif Enron untuk membeli aset-aset Enron dengan harga yang sangat
tinggi, serta penggunaan derivatif keuangan yang rumit untuk menyembunyikan kerugian. Skandal Enron
mengakibatkan kerugian finansial yang besar bagi investor, karyawan, dan pemegang saham, dan juga
berdampak pada seluruh industri energi dan bisnis di Amerika Serikat. Skandal ini juga mengakibatkan
perubahan dalam peraturan dan praktik akuntansi, termasuk pembentukan Sarbanes-Oxley Act, sebuah
undang-undang yang memperketat regulasi bisnis dan meningkatkan transparansi dalam pelaporan
keuangan perusahaan.
 Laporan keuangan merupakan tanggung jawab utama manajemen perusahaan. Manajemen bertanggung
jawab untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan yang akurat dan dapat dipercaya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditor, investor, dan pihak pemerintah. Namun,
laporan keuangan juga harus diperiksa dan diverifikasi oleh auditor independen. Tugas auditor adalah untuk
melakukan pemeriksaan dan pengujian atas laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, dan
memberikan opini atau pendapat mengenai apakah laporan keuangan tersebut memenuhi standar akuntansi
yang berlaku dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, tanggung jawab atas laporan keuangan sebenarnya
terbagi antara manajemen dan auditor. Manajemen bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan
yang akurat, sedangkan auditor bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan dan memberikan
pendapat mengenai keakuratan laporan keuangan tersebut. Kedua pihak ini memiliki peran penting dalam
memastikan kepercayaan dan integritas laporan keuangan perusahaan.
 Keterlibatan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam kasus kecurangan atau skandal bisnis dapat berdampak
serius pada reputasi dan kepercayaan publik terhadap KAP tersebut. Di dalam kasus Enron, keterlibatan
KAP Arthur Andersen dalam melakukan audit atas laporan keuangan Enron yang tidak akurat dan tidak
jujur, telah menyebabkan konsekuensi yang sangat berat bagi KAP tersebut. Pada tahun 2002, Departemen
Kehakiman Amerika Serikat menuduh Arthur Andersen melakukan penyuapan dan menghancurkan bukti-
bukti penting yang terkait dengan audit Enron. Akibatnya, pada tahun yang sama, Arthur Andersen
dinyatakan bersalah dan dibubarkan oleh otoritas pengatur. Banyak klien dan karyawan KAP ini pindah ke
firma akuntan lain, dan KAP ini kehilangan reputasinya sebagai salah satu KAP terbesar dan paling terkenal
di dunia. Dalam hal ini, KAP yang terlibat dalam kasus kecurangan atau skandal bisnis dapat kehilangan
kredibilitas dan kepercayaan publik. KAP tersebut juga dapat menghadapi tuntutan hukum dan kehilangan
klien serta bisnis, sehingga mengalami kerugian finansial yang signifikan. Karena itu, KAP memiliki
tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa mereka mematuhi standar etika dan integritas yang tinggi
dalam melakukan audit dan memberikan layanan akuntansi, dan menegakkan integritas dan independensi
profesi akuntan.
 Skandal Enron adalah salah satu kasus terbesar dari kecurangan dan pelanggaran etika bisnis dalam sejarah
Amerika Serikat, dan telah menghasilkan sejumlah aturan dan undang-undang baru untuk memperkuat
regulasi dan pengawasan bisnis dan akuntansi di negara ini. Berikut adalah beberapa contoh dari undang-
undang dan peraturan yang dibuat setelah skandal Enron:
1) Sarbanes-Oxley Act (SOX): Undang-undang ini disahkan pada tahun 2002 sebagai respons terhadap
skandal Enron dan kasus kecurangan akuntansi lainnya yang terjadi pada saat itu. SOX mengatur
standar akuntansi dan pengawasan, memperkuat tanggung jawab manajemen perusahaan atas laporan
keuangan, dan memberikan kekuasaan baru bagi badan pengawas seperti Securities and Exchange
Commission (SEC) untuk mengawasi dan mengatur pasar modal Amerika Serikat.
2) Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB): PCAOB didirikan sebagai badan pengawas
independen untuk mengawasi praktik audit publik, termasuk menetapkan standar akuntansi, mengaudit
kantor akuntan publik, dan menjatuhkan sanksi bagi praktik audit yang tidak memenuhi standar.
3) Dodd-Frank Wall Street Reform and Consumer Protection Act: Undang-undang ini disahkan pada
tahun 2010 sebagai respons terhadap krisis keuangan global tahun 2008 dan bertujuan untuk mengatur
pasar keuangan dan melindungi konsumen. Dodd-Frank juga mengatur praktik bisnis seperti transaksi
derivatif, dan memberikan kekuasaan baru kepada badan pengawas seperti Federal Reserve dan SEC
untuk mengawasi dan mengatur industri keuangan.
4) FASB Statement No. 157: Pernyataan ini diterbitkan oleh Financial Accounting Standards Board
(FASB) pada tahun 2006 dan mengatur praktik penilaian aset keuangan dan pengungkapan risiko
terkait. Pernyataan ini mengharuskan perusahaan untuk menilai aset keuangan berdasarkan nilai wajar,
yaitu harga yang dapat diterima dalam transaksi pasar yang aktif.
Secara keseluruhan, skandal Enron telah menghasilkan sejumlah aturan dan undang-undang yang bertujuan
untuk meningkatkan integritas dan transparansi dalam bisnis dan akuntansi di Amerika Serikat.
 Independensi seorang Akuntan Publik sangat penting untuk memastikan keandalan dan kepercayaan atas
laporan keuangan yang dihasilkan. Untuk menjaga independensi, Akuntan Publik harus mematuhi standar
etika dan profesional yang ketat, dan harus menghindari tindakan atau situasi yang dapat mengorbankan
independensinya.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh Akuntan Publik untuk menjaga independensi:
1) Tetap profesional: Akuntan Publik harus selalu berperilaku profesional dan mematuhi standar etika dan
integritas yang tinggi. Mereka harus menghindari tindakan yang dapat merusak independensi mereka,
seperti menerima hadiah atau gratifikasi dari klien atau melakukan tindakan yang dapat mempengaruhi
penilaian objektif mereka.
2) Tetap independen secara finansial: Akuntan Publik harus menghindari konflik kepentingan dan
menghindari menerima pembayaran atau kompensasi yang dapat mempengaruhi independensi mereka.
Mereka juga harus memastikan bahwa mereka tidak memiliki saham atau kepentingan lain yang
signifikan dalam klien mereka.
3) Hindari hubungan dekat dengan klien: Akuntan Publik harus menghindari hubungan pribadi atau bisnis
yang terlalu dekat dengan klien mereka, karena hal ini dapat mempengaruhi independensi mereka.
Mereka harus menjaga jarak yang wajar dengan klien dan memastikan bahwa hubungan mereka
didasarkan pada profesionalisme.
4) Pertahankan keahlian dan pengetahuan yang memadai: Akuntan Publik harus terus memperbarui
keahlian dan pengetahuan mereka dalam bidang akuntansi dan audit, agar dapat melakukan pekerjaan
mereka secara efektif dan independen.
5) Ikuti aturan dan regulasi: Akuntan Publik harus selalu mematuhi aturan dan regulasi yang berlaku
dalam profesi akuntansi, termasuk standar akuntansi, standar audit, dan kode etik profesi akuntansi.
Secara keseluruhan, menjaga independensi adalah tanggung jawab utama seorang Akuntan Publik. Dengan
mematuhi standar etika dan profesional yang ketat, dan menghindari konflik kepentingan dan tindakan yang
dapat mempengaruhi independensi, Akuntan Publik dapat memastikan bahwa laporan keuangan yang
dihasilkan adalah akurat dan dapat dipercaya.

2.
a. Laporan laba rugi PT ABC:

  Jumlah
Pendapatan 60.000.000
Beban Pokok -15.000.000
Biaya Gaji -7.500.000
Biaya Perlengkapan -2.500.000
Biaya Utilitas -3.500.000
Biaya Pemeliharaan Gedung -6.500.000
Biaya Pemeliharaan
-3.500.000
Kendaraan
Biaya Depresiasi -1.000.000
Biaya Bunga -500.000
Tax -5.000.000
Biaya bayar dimuka -10.000.000
Laba Bersih 5.000.000

Laporan Neraca PT ABC:

Aset Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Jumlah


Kas 15.000.000 Utang Dagang 42.500.000
Piutang 17.500.000 Kewajiban Jangka Panjang  
Persediaan 20.000.000 Utang Tn F 17.500.000
Aset Tetap
55.000.000 Utang Tn E 17.500.000
(Net)
Bank 12.500.000 Utang Tn D 12.500.000
120.000.00
Total Aset Total Kewajiban 90.000.000
0
    Modal 25.000.000
    Saldo Laba 5.000.000
    Total Kewajiban dan Ekuitas 120.000.000
b. Kondisi Perusahaan PT ABC
Berdasarkan laporan neraca dan laba rugi yang diberikan, perusahaan PT ABC memiliki total aset sebesar
120.000.000 dan total kewajiban sebesar 90.000.000. Dengan demikian, ekuitas perusahaan adalah sebesar
25.000.000. Perusahaan juga memiliki laba bersih sebesar 5.000.000.
Laporan Posisi Keuangan
1) Rasio Likuiditas:
Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities
= (15.000.000 + 17.500.000 + 20.000.000 + 12.500.000) / 42.500.000
= 1,49
Perusahaan memiliki current ratio di atas 1, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
Quick Ratio = (Current Assets - Inventory) / Current Liabilities
= (15.000.000 + 17.500.000 + 12.500.000) / 42.500.000
= 0,88
Perusahaan memiliki quick ratio di bawah 1, yang menunjukkan bahwa perusahaan mungkin
mengalami kesulitan membayar kewajiban jangka pendek jika inventaris tidak dapat dengan cepat
diubah menjadi kas.
Cash Ratio = Cash and Cash Equivalents / Current Liabilities
= 15.000.000 / 42.500.000
= 0,35
Perusahaan memiliki cash ratio di bawah 1, yang menunjukkan bahwa perusahaan mungkin tidak
memiliki cukup kas untuk membayar kewajiban jangka pendek jika terjadi keadaan darurat.
2) Rasio Profitabilitas:
Gross Profit Margin = Gross Profit / Revenue
= (60.000.000 - 15.000.000) / 60.000.000
= 0,75
Perusahaan memiliki gross profit margin sebesar 75%, yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menghasilkan keuntungan yang baik dari penjualan produk dan jasa.
Net Profit Margin = Net Income / Revenue
= 5.000.000 / 60.000.000
= 0,0833
Perusahaan memiliki net profit margin sebesar 8,33%, yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu
menghasilkan keuntungan bersih sebesar 8,33% dari penjualan produk dan jasa.
Return on Equity (ROE) = Net Income / Total Equity
= 5.000.000 / 25.000.000
= 0,2
Perusahaan memiliki ROE sebesar 20%, yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan
keuntungan yang baik untuk pemegang saham.
3) Rasio Solvabilitas:
Debt-to-Equity Ratio = Total Liabilities / Total Equity
= 90.000.000 / 25.000.000
= 3,6
Perusahaan memiliki debt-to-equity ratio sebesar 3,6, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
lebih banyak kewajiban dibandingkan dengan ekuitas.
Interest Coverage Ratio = Earnings Before Interest and Taxes (EBIT) / Interest Expense
= (60.000.000 - 15.000.000 - 25.000.000) / 5.000.000
= 4,8
Perusahaan memiliki interest coverage ratio sebesar 4,8, yang menunjukkan bahwa perusahaan mampu
membayar bunga pinjaman sebesar 4,8 kali dengan laba sebelum bunga dan pajak.
Kesimpulan:
Berdasarkan analisis rasio keuangan, perusahaan PT ABC memiliki current ratio yang baik, namun
quick ratio dan cash ratio perlu ditingkatkan. Perusahaan juga mampu menghasilkan keuntungan yang
baik dari penjualan produk dan jasa dengan gross profit margin sebesar 75% dan net profit margin
sebesar 8,33%. ROE perusahaan juga cukup baik dengan nilai 20%. Namun, perusahaan memiliki debt-
to-equity ratio yang tinggi, yaitu 3,6, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak
kewajiban dibandingkan dengan ekuitas. Meskipun perusahaan mampu membayar bunga pinjaman
dengan laba sebelum bunga dan pajak, namun perusahaan perlu memperhatikan rasio solvabilitasnya
untuk memastikan keberlangsungan bisnis di masa depan.
3. Untuk menghitung risiko dari setiap aset, kita perlu menghitung standar deviasi dari return historis. Semakin
besar standar deviasi, semakin besar pula risiko dari aset tersebut.
a. Untuk menghitung risiko suatu aset, kita dapat menggunakan standar deviasi atau variance dari historical
return. Semakin besar nilai standar deviasi atau variance, semakin besar risiko aset tersebut.
Berikut adalah cara menghitung standar deviasi dari historical return untuk aset A dan aset B:
Aset A:
Hitung rata-rata historical return: (20% + 16% + 14% + 21%) / 4 = 17,75%
Hitung selisih antara historical return dan rata-rata historical return:
Periode 1: 20% - 17,75% = 2,25%
Periode 2: 16% - 17,75% = -1,75%
Periode 3: 14% - 17,75% = -3,75%
Periode 4: 21% - 17,75% = 3,25%
Hitung kuadrat dari selisih tersebut:
Periode 1: (2,25%)^2 = 0,0506%
Periode 2: (-1,75%)^2 = 0,0306%
Periode 3: (-3,75%)^2 = 0,1406%
Periode 4: (3,25%)^2 = 0,1056%
Hitung rata-rata dari kuadrat selisih: (0,0506% + 0,0306% + 0,1406% + 0,1056%) / 4 = 0,0818%
Hitung akar dari rata-rata kuadrat selisih: sqrt(0,0818%) = 0,286 or 28,6%
Sehingga risiko dari aset A adalah sebesar 28,6%.
Aset B:
Hitung rata-rata historical return: (21% + 15% + 16% + 20%) / 4 = 18%
Hitung selisih antara historical return dan rata-rata historical return:
Periode 1: 21% - 18% = 3%
Periode 2: 15% - 18% = -3%
Periode 3: 16% - 18% = -2%
Periode 4: 20% - 18% = 2%
Hitung kuadrat dari selisih tersebut:
Periode 1: (3%)^2 = 0,09%
Periode 2: (-3%)^2 = 0,09%
Periode 3: (-2%)^2 = 0,04%
Periode 4: (2%)^2 = 0,04%
Hitung rata-rata dari kuadrat selisih: (0,09% + 0,09% + 0,04% + 0,04%) / 4 = 0,065%
Hitung akar dari rata-rata kuadrat selisih: sqrt(0,065%) = 0,255 or 25,5%
Sehingga risiko dari aset B adalah sebesar 25,5%.
Berdasarkan perhitungan di atas, risiko dari aset A (28,6%) lebih tinggi dibandingkan dengan risiko dari
aset B (25,5%).
b. Dari hasil perhitungan, rata-rata return dari aset B lebih tinggi daripada aset A, namun risiko (ditunjukkan
oleh standar deviasi) dari aset B lebih rendah daripada aset A. Sehingga, jika seorang investor lebih
memperhatikan return yang lebih tinggi, maka aset B bisa dipilih. Namun, jika investor lebih
memperhatikan risiko yang lebih rendah, maka aset A bisa dipilih. Namun, sebaiknya investor tidak hanya
mempertimbangkan return dan risiko ketika memilih aset, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor
lain seperti tujuan investasi, profil risiko, jangka waktu investasi, dan kondisi pasar saat ini.

4.
a. NPV dari cash flow diatas yaitu:
Tahu Perkiraan arus PV PV arus
n kas 12% kas
1 20.000 0,893 17.860
2 15.000 0,797 11.955
3 18.500 0,712 13.172
4 23.500 0,636 14.946
5 10.000 0,567 5.670
Total PV of Cash Flow 63.603
Total Investasi 45.000
NPV 18.603
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa proyek tersebut memiliki NPV positif, yaitu sebesar
18.603. Oleh karena itu, proyek tersebut tidak dapat diterima karena tidak dapat memberikan keuntungan
finansial yang positif..
b. Untuk menghitung Payback Period, kita perlu menentukan tahun berapa investasi awal dapat terbayar
kembali.
Hitung total arus kas masuk untuk setiap tahun.
T1 = CF1 = $20,000
T2 = T1 + CF2 = $15,000 + $22,500 = $37,500
T3 = T2 + CF3 = $37,500 + $18,500 = $56,000
T4 = T3 + CF4 = $56,000 + $23,500 = $80,500
T5 = T4 + CF5 = $80,500 + $10,000 = $90,500
Tentukan tahun berapa investasi awal terbayar kembali.
Investasi awal = $45,000
Jumlah arus kas masuk pada akhir tahun ke-2 = $37,500
Sisa investasi = Investasi awal - Jumlah arus kas masuk pada akhir tahun ke-2 = $45,000 - $37,500 =
$7,500
Payback Period = 3 + Sisa investasi pada akhir tahun ke-2 / Jumlah arus kas masuk pada tahun ke-4 = 3 +
$7,500 / $18,500 = 2.40 tahun
Jadi, Payback Period untuk proyek ini adalah sekitar 2.40 tahun.
c. Dari perhitungan NPV dan Payback period diatas dapat di simpulkan bahwa proyek tersebut perlu diambil
atau dapat diterima dikarenakan mempunya NPV yang positif dan memiliki payback period yang terbilang
cukup cepat.

5.
a. Berikut adalah perhitungan biaya individual untuk setiap jenis pendanaan:
Biaya utang (after-tax cost of debt):
Pre-tax cost of debt = 12%
Tax rate = 25%
After-tax cost of debt = 0.12 x (1 - 0.25) = 0.09 = 9%
Biaya saham preferen (cost of preferred stock):
Dividend yield = 4% x $75 / $70 = 0.0429 = 4.29%
Flotation cost percentage = $1 / $70 = 0.0143
Cost of preferred stock = 4.29% / (1 - 0.0143) = 4.36%
Biaya saham biasa (cost of common stock):
Pengembalian saham perusahaan = (Dividen per saham / Harga per saham) + Tingkat pertumbuhan dividen
Dividen per saham = $3
Harga per saham = $50 - $1 - $1.5 = $47.5
Tingkat pertumbuhan dividen = 3%
Flotation cost percentage = $1.5 / $47.5 = 0.0316
Pengembalian saham perusahaan = (3 / 47.5) + 0.03 = 0.0894
Cost of common stock = pengembalian yang diharapkan oleh investor yang membeli saham perusahaan =
pengembalian saham perusahaan + Flotation cost percentage = 0.0894 + 0.0316 = 0.121 = 12.1%
b. WACC (rata-rata modal tertimbang)
WACC = (Proportion of debt x After-tax cost of debt) + (Proportion of preferred stock x Cost of preferred
stock) + (Proportion of common stock x Cost of common stock)
WACC = (0.3 x 0.09) + (0.2 x 0.0436) + (0.5 x 0.121)
WACC = 0.027 + 0.0087 + 0.0605
WACC = 0.0962 or 9.62% (rounded to two decimal places)
Maka biaya modal untuk perusahaan tersebut adalah sebesar 9,62%.

FM-BINUS-AA-FPU-579/R3

Anda mungkin juga menyukai