Anda di halaman 1dari 13

Kasus Pelanggaran Etika Profesi

Akuntan

Alrya Feradeh Bernadetta br. Sitorus


( 2019310063 )
Pelanggaran Etika Profesi Akuntan
Kasus Enron Dan Kap Andersen

Skandal Akuntansi pada PT Worldcom (MCI)


Kasus Enron

Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa)
dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron
bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan
sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut,
antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan.
Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada
tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan
menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari
Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari
lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi
terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar
dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka.
KAP ARTHUR
ANDERSEN

Salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang berdiri sejak tahun 1913 Kantor
Akuntan Publik yang termasuk dalam “the big four” (PricewaterhouseCoopers,
Deloitte, Ernst & Young, KPMG) lalu pecah menjadi “the big five” Sejak pemisahan
bisnis jasa atestasi (fungsi akuntansi dan konsultasi) Arthur Andersen, (1999).
Kode Etik yang telah dilanggar
• Dalam kasus WorldCom, Arhur Andersen selaku Auditor eksternal tidak
menjalankan tugasnya sesuai dengan prosedur, karena tidak melaporkan
laporan temuan audit yang telah dimanipulasi oleh perusahaan
WorldCom.
• Adanya hubungan Arthur Andersen dengan Scott D. Sullivan dan Myers
yang merupakan pekerja KAP Arthur Andersen sebelum bergabung
dengan WorldCom.
• Rekayasa laporan keuangan milyaran dollar AS dapat terealisasi karena
dibantu oleh pihak eksternal Arthur Andersen dan Staff akuntansi
perusahaan WorldCom.
• Beberapa SPE digunakan untuk menghasilkan keuntungan palsu,
menyembunyikan kerugian, dan mengurangi biaya pada laporan
keuangan.
• CEO WorldCom menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan
pribadinya.
Menurut Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntansi Indonesia yang dilanggar oleh Enron
dan KAP Arthur Andersen, sebagai berikut :
1. Prinsip Integritas: Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya. Integritas adalah
suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional dan yang menjadi
dasar kepercayaan public KAP Andersen dianggap menlanggar prinsip integritas
dikarenakan tidak dapat memelihara dan meningkatkan kepentingan publik sebagai
KAP yang termasuk kategori The Big Five seperti yang terungkap pada kasus Enron bahwa
KAP Andersen telah memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran dokumenatas
kebangkrutan Enron.
2. Prinsip Objektivitas: Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain
memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya. Didalam kasus ini, KAP
Arthur Andersen diniliai telah tidak objektif, karena justru cenderung berpihak pada Enron
dengan melakukan manipulasi laporan keuangannya, dan menghambat proses
penyelidikan dengan memusnahkan dokumen- dokumen terkait
3. Prinsip Perilaku Profesional: Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan
peraturan yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi. KAP Andersen dikatakan tidak bererilaku
profesional serta konsisten dengan reputasi profesi dalam mengaudit laporan
keuangan dengan melakukan penyamaran data, karena kerugian perusahaan
sebesar $644juta yang disebabkan hutang perusahaan yang tidak dilaporkan.
4. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
professional (professional competence and due care): Setiap Praktisi
wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya pada suatu
tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan, sehingga klien atau
pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang diberikan secara
kompeten berdasarkan perkembangan terkini
 
Penyebab Pelanggaran Kode Etik Akuntansi

Enron Corp., perusahaan terbesar ke tujuh di AS yang bergerak di bidang industri


energi, para manajernya memanipulasi angka yang menjadi dasar untuk memperoleh
kompensasi moneter yang besar. Praktik kecurangan yang dilakukan antara lain yaitu di Divisi
Pelayanan Energi, para eksekutif melebih-lebihkan nilai kontrak yang dihasilkan dari estimasi
internal. Pada proyek perdagangan luar negerinya misal di India dan Brazil, para eksekutif
membukukan laba yang mencurigakan. Strategi yang salah, investasi yang buruk dan
pengendalian keuangan yang lemah menimbulkan ketimpangan neraca yang sangat besar dan
harga saham yang dilebih-lebihkan. Akibatnya ribuan orang kehilangan pekerjaan dan kerugian
pasar milyaran dollar pada nilai pasar (Schwartz, 2001; Mclean, 2001).
Kasus ini diperparah dengan adanya praktik akuntansi yang meragukan dan
tidakindependennya audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
ArthurAndersen terhadap Enron. Arthur Anderson, yang sebelumnya merupakan salah
satu“The big six” tidak hanya melakukan manipulasi laporan keuangan, tetapi juga
telahmelakukan tindakan yang tidak etis dengan menghancurkan dokumen-dokumen
pentingyang berkaitan dengan kasus Enron. Independensi sebagai auditor terpengaruh
denganbanyaknya mantan pejabat dan senior KAP Arthur Andersen yang bekerja
dalamdepartemen akuntansi Enron Corp. Baik Enron maupun Anderson, dua raksasa industri
dibidangnya, sama-sama kolaps dan menorehkan sejarah kelam dalam praktik akuntansi.
Prinsip Kode Etik AICPA, KAP Arthur Andersen melanggar
prinsip-prinsip, yaitu :

1.Tanggung Jawab : KAP Andersen telah menalahkan tanggung jawabnya sebagai


profesional, hal itu dapat telihat dari keterlibatannya dalam Laporan Audit
perusahaan Enron yang di manipulasi sekian  rupa. 
2.Kepentingan Pubik : KAP Andersen bertindak sedmikian rupa untuk
kepentingan pribadi/KAP bukan untuk demi melayani kepentingan Publik, serta
tidak menunjukan komitmen atas profesionalismenya. 
3.Integritas   : setelah ikut terlibat dalam Kasus Enron, KAP Andersen tidak dapat
kepercayaan dari publik serta mengalami gugatan-gugatan akan Profesionalisme
mereka. 
4.Objektivitas dan Indenpensi : dapat terlihat bahwa KAP Andersen mengikuti
perintah pengacara Enron untuk memanipulasi laporan aduit mereka serta
pemusnahan dokumen atas kebangkurtan Enron.   
5.Due Care :KAP Andersen tidak mengikuti tidak mengikuti standar-standar etika
dan teknis profesi, menyebakan kerugian besar bagi Andersen baik dari segi
Financial maupun tingkat kepercayaan dimata publik, sehingga penyebabkan
pembubaran Kantor Akutan Publik Arthur Anderson.
Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen
1.  Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para
investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang
dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company
Accounting Oversight Board) 
2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act
3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi
investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu,
kini CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan
yang mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi
yang dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai
tambahan, menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan
pelanggaran ini
4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi kode etik bagi
para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai berikut “ para profesional
dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam kaidah-kaidah aturan profesi saja tetapi
profesional juga dalam menyatakan kebenaran pada saat masyarakat akan dirugikan atau ada
tindakan-tindakan perusahaan yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku”.
5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang melarang KAP
untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya kepada perusahaan yang
menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.
6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe SEC,mengeluarkan
rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-Undang yang mengharuskan
perusahaan Go Public melaksanakan dan melaporkan ketaatanyan terhadap pedoman corporate
governance.
7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange (NYSE), menyerukan
bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran dalam pemeriksaan ketaatan, mengelola
resiko, dan mengembangkan operasi bisnis, dan setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki
fungsi audit intern
Kesimpulan

Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen
sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan
tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan
kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur Andersen. Dalam kasus
ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh KAP Arthur
Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran
dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP
Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari
masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang bekerja di
KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan
akibat kasus ini.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai