206020302011003
Reguler 2 Etika Profesi dan Tata Kelola Perusahaan HA
yang berkaitan dengan kasus Enron. Independensi sebagai auditor terpengaruh dengan
banyaknya mantan pejabat dan senior KAP Arthur Andersen yang bekerja dalam
departemen akuntansi Enron Corp.
Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen telah bekerja sama dengan para
eksekutif Enron melalui kecurangan akuntansi yang sistematis. Beberapa eksekutif Enron
berasal dari KAP Arthur Andersen serta biaya audit yang sangat besar dikucurkan oleh
Enron menimbulkan conflict of interest. Pendapatan jasa yang diperoleh dari Enron
memberikan porsi yang besar dalam komposisi pendapatan Arthur Andersen. Selain itu,
jasa yang diberikan Arthur Andersen meliputi jasa audit dan jasa konsultasi, hal ini rawan
timbulnya fraud. KAP Arthur Andersen dinilai lalai dalam melaksanakan kewajibannya
secara independen dan profesional, misalnya dalam hal pengakuan pendapatan Enron.
Puncaknya, skandal Enron melibatkan petinggi KAP Arthur Andersen. Petinggi Artur
Andersen menghancurkan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berkaitan
dengan audit terhadap Enron. US SEC (United States Securities and Exchange
Commission) pun akhirnya melakukan investigasi terhadap Arthur Andersen.
Dengan serangkaian tindakan manipulasi tersebut pada akhirnya ada seorang
peniup peluit ketidak beresan Enron yaitu vice president Enron, Sherron Watkins. Selain
itu, kepercayaan inestor menurun akibat harga saham yang semakin menurun, Revisi
laporan keuangan Enron menjadi rugi turut andil membuat harga saham semakin
menurun serta anjloknya credit rating Enron. Bahkan pesaing Enron yang jauh lebih kecil
berniat membeli Enron namun pada akhirnya batal sehingga membuat rating kredit Enron
semakin jatuh dan berpredikat “Junk bond”. Akhirnya pada tanggal 2 Desember 2001
Enron dinyatakan bangkrut. Pada bulan Juni 2002, melalui sidang pengadilan KAP
Arthur Andersen dinyatakan bersalah dan Arthur Andersen pun dibubarkan.
“The big six” tidak hanya melakukan manipulasi laporan keuangan, tetapi juga telah
melakukan tindakan yang tidak etis dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting
yang berkaitan dengan kasus Enron. Independensi sebagai auditor terpengaruh dengan
banyaknya mantan pejabat dan senior KAP Arthur Andersen yang bekerja dalam
departemen akuntansi Enron Corp. Baik Enron maupun Anderson, dua raksasa industri di
bidangnya, sama-sama kolaps dan menorehkan sejarah kelam dalam praktik akuntansi.
Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai
mencuat kepermukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun
penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini
dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur.
Disini Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen
dengan melakukan tindakan knowingly and recklessly yaitu menerbitkan laporan audit
yang salah dan meyesatkan (deception of information).
Pihak Enron maupun KAP Arthur Andersen melakukan deception information.
Mereka mengetahui tentang praktik akuntansi dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi
trust dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari
tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur berantakan. Bahkan CEO Enron saat
menjelang kebangkrutannya masih tetap melakukan deception dengan menyebutkan
bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang sangat baik. KAP
Andersen tidak mau mengungkapkan apa sebenarnya terjadi dengan Enron.
Menurut prinsip Etika Profesional Akuntan persoalan etis yang dilanggar oleh
Akuntan Publik Arthur Anderson dan Enron adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Integritas: Setiap Praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional
dan yang menjadi dasar kepercayaan publik. KAP Andersen dianggap menlanggar
prinsip integritas dikarenakan tidak dapat memelihara dan meningkatkan kepentingan
publik sebagai KAP yang termasuk kategori The Big Five seperti yang terungkap pada
Almi Hafiz
206020302011003
Reguler 2 Etika Profesi dan Tata Kelola Perusahaan HA
kasus Enron bahwa KAP Andersen telah memanipulasi laporan keuangan dan
penghancuran dokumenatas kebangkrutan Enron.
Di samping sebagai eksternal auditor, Arthur andersen juga bertugas sebagai konsultan
manajemen Enron. Besarnya jumlah consulting fees yang diterima Arthur Andersen
menyebabkan KAP tersebut bersedia kompromi dan tidak bertindak tegas terhadap
temuan auditnya dengan klien mereka. Ketidakjujuran KAP Arthur Andersen tersebut
telah banyak merugikan banyak pihak, terutama para investor Enron. Para investor yang
tertarik untuk terus berinvestasi di Enron karena diberikan ekspektasi keuntungan yang
tinggi harus menerima kenyataan bahwa mereka dibohongi dan menderita kerugian
akibat harga saham Enron yang terus menurun dan hampir tidak ada nilainya setelah
kasus ini terungkap.
3. Prinsip Perilaku Profesional: Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan
yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Almi Hafiz
206020302011003
Reguler 2 Etika Profesi dan Tata Kelola Perusahaan HA
KAP Andersen dikatakan tidak berperilaku profesional serta konsisten dengan reputasi
profesi dalam mengaudit laporan keuangan dengan melakukan penyamaran data, karena
kerugian perusahaan sebesar $544juta yang disebabkan hutang perusahaan yang tidak
dilaporkan. Tindakan KAP Artur Andersen yang tidak menjunjung integritas dan
objektivitas, malakukan pelanggaran dalam membantu dan menyembunyikan manipulasi
laporan keuangan Enron, dan pengahancuran dokumen yang menghambat proses
peradilan tentu telah melanggar ketentuan hukum dan mendiskreditkan profesinya.
Seharusnya KAP Arthur Andersen mampu berperilaku profesional dengan mematuhi
peraturan hukum dan kode etik profesi yang ada serta lebih mengutamakan kepentingan
umum dari pada kepentingan pribadinya. KAP yang bertindak profesional tentu akan
mampu meningkatkan kredibilitasnya di mata masyarakat.
4. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
(professional competence and due care): Setiap Praktisi wajib memelihara pengetahuan
dan keahlian profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara
berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa profesional
yang diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik,
perundang-undangan, dan metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap Praktisi harus bertindak
secara profesional dan sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku
dalam memberikan jasa profesionalnya.
KAP Arthur Andersen telah menggunakan kemahiran profesionalnya tidak sesuai dengan
standar profesi dan kode etik yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya. KAP
Arthur Andersen yang memberikan jasa konsultasi manajemen dan jasa akuntansi, di
samping jasa audit kepada Enron telah menggunakan kemampuannya dalam bidang
akuntansi untuk membantu Enron merancang struktur perusahaan yang dikenal dengan
sebutan Spesial Purpose Entity (SPE) dengan tujuan memproleh hasil akuntansi sesuai
dengan yang diinginkan. Penstrukturan ini memungkinkan SPE untuk tidak dimasukkan
dalam laporan keuangan konsolidasi dan dijadikan entitas untuk merekayasa laba atau
melakukan offset kerugian. Ini menunjukkan bahwa KAP Arthur Andersen turut terlibat
dalam membantu pemanipulasian laporan keuangan Enron.
Almi Hafiz
206020302011003
Reguler 2 Etika Profesi dan Tata Kelola Perusahaan HA
Selain itu, kemahiran profesional dalam bidang audit juga tidak digunakan sebagaimana
mestinya. Auditor seharusnya mampu memiliki kompetensi profesional yang memadai
dan menggunakan kompetensi tersebut untuk dapat mendeteksi berbagai salah saji yang
material dalam laporan keuangan yang diauditnya dan memberikan opini audit yang tepat
sehingga dapat meningkatkan keandalan informasi dalam laporan keuangan tersebut.
Akan tetapi KAP Arthur Andersen tetap mempertahankan Enron sebagai kliennya dan
penerima penugasan perikatan dari Enron.
Profesi akuntan publik saat ini sedang mendapatkan sorotan tajam bahkan sinis
dari masyarakat umum akibat terjadinya skandal-skandal besar di negara maju seperti AS
yaitu kasus Enron. Akibat kasus-kasus tersebut kini kredibilitas akuntan publik menjadi
jatuh terutama disebabkan oleh keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP terbesar di
dunia di dalam skandal tersebut. Akuntan Publik tidak lagi dipandang sebagai profesi
Almi Hafiz
206020302011003
Reguler 2 Etika Profesi dan Tata Kelola Perusahaan HA
yang unik melainkan sebagai industri yang tidak lepas dari kepentingan bisnis yang
sempit. Fenomena ini telah mendorong berbagai upaya untuk memulihkan kepercayaan
masyarakat terhadap profesi akuntan publik.
Contoh yang paling nyata adalah inisiatif Sarbanes-Oxley yang
merekomendasikan pembentukan badan pengawas akuntan publik di pasar modal.
Indonesia sendiri tidak terlepas dari pengaruh skandal tersebut sehingga berbagai pihak
seperti IAI dan BAPEPAM kini tengah membahas pengawasan kompetensi dari Akuntan
publik terutama yang terlibat di pasar modal Indonesia.
Bagi perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran dari AS tersebut harus menjadi
acuan agar tidak sampai terulang di Indonesia. Untuk itu di dalam menunjuk auditor
eksternalnya perusahaan harus memiliki kriteria yang mampu meminimalkan resiko
manipulasi audit.
Almi Hafiz
206020302011003
Reguler 2 Etika Profesi dan Tata Kelola Perusahaan HA
DAFTAR PUSTAKA
Craig, S. N., & Quirk, M. From Grace to Disgrace: the Rise & Fall of Arthur Andersen.
Journal of Business Ethics Education.
Tonge, A., Greer, L., & Lawton, A. (2003). The Enron story: you can fool some of the
people some of the time…. Business Ethics: A European Review, 12(1), 4-22.