Oleh:
Amilya Putri Rahmadanti
NIM 2013220783
Kelompok Diskusi:
1. Mohamad Apip
2. Amilya Putri
3. Lita Permatasari
4. Tendi
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014
1. Salah satu karakteristik standar akuntansi adalah bahwa standar tersebut tidak
mengatur prosedur akuntansi, namun merupakan pedoman yang lengkap tentang
fungsi akuntansi sebagai alat untuk mengungkapkan informasi keuangan. Jelaskan
dan uraikan landasan apa saja yang diatur dalam standar akuntansi keuangan.
Menurut saya landasan yang diatur dalam standart akuntansi tercantum secara
keseluruhan dalam kerangka konseptual. Kerangka kerja konseptual mencakup konsep-
konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep- konsep lainnya
mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-
ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan
pelaporan. Dalam Statement of Financial Accounting Concept no. 8, FASB menyebutkan
“The Conceptual Framework is a coherent system of interrelated objectives and
fundamental concepts that prescribes the nature, function, and limits of financial
accounting and reporting and that is expected to lead to consistent guidance”.
Sedangkan Hendriksen (1977) menyebutkan kerangka kerja konseptual akuntansi adalah
seperangkat prinsip yang koheren, hipotetis, konseptual, dan pragmatis yang membentuk
kerangka kerja umum untuk referensi lingkup penelitian. Berdasar dua pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa kerangka konseptual mencoba menyediakan teori akuntansi
yang lebih terstruktur. Sesuai FASB, kerangka konseptual merumuskan sifat, fungsi,
serta batasan pelaporan dan akuntansi keuangan. (SFAC No. 1). Dari kerangka
konseptual tersebut akan digunakan sebagai dasar dan pedoman mengembangan
kebijakan akuntansi. Pandangan yang dianut oleh orang-orang yang terlibat dalam
pengembangan kerangka konseptual adalah jika praktek pelaporan keuangan ingin
dikembangkan secara logis dan konsisten (penting untuk membangun kepercayaan
public pada praktek akuntansi), maka yang harus dikembangkan terlebih dahulu adalah
consensus dalam isu-isu penting seperti :
- Makna sebenarnya pelaporan keuangan beserta lingkupnya
- Karakteristik organisasi atau atribut yang mengindikasikan bahwa suatu entitas harus
membuat laporna keuangan.
- Tujuan pelaporan keuangan
- Karakteristik kualitatif yang harus ada dalam informasi keuangan
- Elemen-elemen pelaporan keuangan
- Aturan pengukuran mana yang harus diterapkan dalam elemen akuntansi, dan lain-
lain
2. Terdapat perdebatan pandangan apakah akuntansi perlu diregulasi atau tidak.
Jelaskan bagaimana pada level teori, dan uraikan perlu atau tidaknya regulasi,
serta implementasi dalam praktik. Uraikan jika terlalu banyak standar akuntansi,
dan dampaknya dalam praktik, serta alternatif cara mengatasinya. Jelaskan pula
alasan perusahaan enggan mengungkapkan lebih banyak informasi keuangan.
3. Dalam perumusan standar akuntansi ada tiga pendekatan, yaitu diatur oleh
pemerintah, swasta, dan diserahkan langsung pada pasar bebas. Jelaskan kelebihan
dan kekurangannya.
Manipulasi akuntansi adalah penyimpangan yang dilakukan secara sengaja dari dari
standart akuntansi yang berlaku umum untuk menggelembungkan informasi keuangan
yang dilaporkan dan dimaksudkan untuk menutupi kegagalan atau kecurangan keuangan
dari pemangku kepentingan maupun auditor. manipulasi akuntansi secara umum bisa
dikelompokkan menjadi dua yakni manipulasi akuntansi yang melaggar PABU dan
maipulasi akuntansi yang selaran dengan PABU.
Kecurangan akuntansi, dari sudut pandang akuntansi dan audit, kecurangan adalah
penggambaran yang salah dari fakta material dalam buku besar atau laporan keuangan.
Kecurangan dapat juga ditujukan pada organisasi oleh pihak luar, misalnya, penjual,
pemasok, kontraktor, konsultan dan pelanggan, dengan cara penagihan yang berlebihan,
dua kali penagihan, substitusi material yang lebih rendah mutunya, pernyataan yang salah
mengenai mutu dan nilai barang yang dibeli, atau besarnya kredit pelanggan. Kecurangan
(Fraud) sebagai bentuk penipuan yang disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian
tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi
pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk
melakukan penyelewengan atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan
adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.
5. Manajemen laba pada umumnya tidak dapat dideteksi secara langsung sehingga
digunakan proksi akrual diskresioner. Jelaskan metode untuk mendeteksi
manajemen laba tersebut.
Beberapa penelitian telah banyak yang mengangkat tema terkait pendeteksian manajemen
laba, salah satunya Jones (1991). Jones (1991) melakukan sped regretion dalam model
ini. Akrual diskresioner diperoleh dengan membandingkan akrual tahun t (pada saat
terjadinya manipulasi laba) dengan rata-rata akrual perusahaan tersebut dilihat dari tahun-
tahun sebelumnya. Selain itu, akrual diskresioner dapat juga dihitung dengan menghitung
perbedaan antara net income dan cash flow. Manajemen melakukan peningkatan laba
melalui kebijakan akrual dapat dideteksi dari empat items akrual yaitu: biaya amortisasi,
peningkatan net accounts receivable, peningkatan inventory, dan penurunan accounts
payble and accrual liabilities.
6. Jelaskan dan uraikan perkembangan dan isu dari Good Corporate Governant
(GCG), Behavioral Finance, dan Corporate Sosial Responsibility (CSR). Uraikan
pula isu tersebut terkait dengan bidang akuntansi keuangan dan pelaporannya jika
memang ada.
CSR sangat penting dalam penerapan GCG, hal ini terjadi karena dalam tata kelola
perusahaan, perusahaan mempunyai tanggung jawab terhadap para pemangku
kepentingan baik itu karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas.
Selain itu perusahaan perlu melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang meningkatkan
kesejahteraan masyarakat diluar kegiatan-kegiatan ekonomi yang memang menjadi tujuan
perusahaan.. Terdapat lima prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman bagi para pelaku
bisnis, yaitu Transprency (Keterbukaan Informasi), Accountability (Akuntabilitas),
Responsibility (Pertanggungjawaban), Indepadency (Kemandirian), Fairness (Kesetaraan
dan Kewajiban). Prinsip Responsibilty (Pertanggungjawaban) merupakan prinsip yang
mempunyai hubungan paling dekat dengan CSR. Dalam prinsip ini, penekanan yang
signifikan diberikan kepada stakeholders perusahaan. Melalui penerapan prinsip ini
diharapkan perusahaan dapat menyadari bahwa kegiatan operasionalnya seringkali
menghasilkan dampak eksternal yang harus ditanggung oleh stakeholders. Oleh karena
itu, wajar bila perusahaan juga memperhatikan kepentingan dan nilai tambah bagi
stakholders-nya. Namun dalam praktiknya masih saja terdapat kendala yang dikarenakan
kurang tegasnya pemerintah mengenai CSR dan status untuk CSR ini masih merupakan
voluntare disclosure atau baru dilakukan secara sukarela.
7. Konsep historical cost sering mendapat kritik tajam karena dianggap sudah
ketinggalan jaman dan tidak relevan dalam menyajikan informasi akuntansi.
Namun demikian, keandalan informasi justru telah dibuktikan oleh historical cost,
karena bisa ditelusuri kepada bukti transaksi, yaitu pada saat terjadinya transaksi
tersebut. Disamping itu, fair market value justru tidak fair karena hanya
penaksiran oleh beberapa pihak yang bisa jadi hanya bersifat sangat subjektif.
Jelaskan pendapat saudara baik setuju maupun yang tidak setuju!
Historical Cost Principle adalah prinsip akuntansi yang mengakui harta/utang pada nilai
historisnya/harga perolehan. Penggunaan Historical Cost Principle membuat laporan
keuangan yang disajikan akan lebih reliable. Hal tersebut dikarenakan jumlah yang
dicatat dalam setiap transaksi didukung dengan bukti yang jelas dan nyata, sehingga
pencatatannya pun dapat dipertanggungjawabkan dan akurat. Namun seiring dengan
perkembangan kebutuhan pengguna laporan keuangan, muncul berbagai kritik terhadap
penggunaan Historical Cost Principle. Sekarang ini investor lebih menuntut informasi
yang lebih relevan dalam pengambilan keputusan. Latar belakang tersebut mendasari
penggunaan Fair Value Accounting (FVA) dalam membuat laporan keuangan.
Ada tiga komponen ekonomi modern yang menyebabkan Historical Cost Principle
kurang valid untuk digunakan dalam penyajian laporan keuangan jika dibandingkan saat
model ini dikembangkan, antara lain: tingkat perubahan harga secara khusus yang
disebabkan oleh hal-hal seperti kemajuan teknologi dan pergeseran preferensi konsumen,
tingkat perubahan harga secara umum yang disebabkan oleh inflasi, serta fluktuasi nilai
tukar mata uang.
Menurut pendapat saya penggunaan Fair Value Accounting (FVA) lebih baik
dibandingkan Historical Cost Principle. Reliable dan relevan terkadang tidak dapat kita
penuhi dengan sempurna secara bersamaan, harus ada salah satu yang dikorbankan.
Namun tentu saja, penggunaan Fair Value Accounting (FVA) bukan tanpa cacat sama
sekali. Prinsip Fair Value Accounting (FVA) tetap harus lebih dikembangkan kembali
karena masih memiliki banyak kelemahan, seperti misalnya dianggap tidak fair karena
hanya penaksiran oleh beberapa pihak yang bisa jadi hanya bersifat sangat subjektif .
8. Isu tentang IFRS, IAS, harmonisasi dan konvergensi terkait erat dengan faktor
budaya (culture) antarnegara. Berikan penjelasan singkat tentang isu-isu tersebut.
Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan kompatibilitas (kesesuaian) praktik
akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar praktik-praktik tersebut
dapat beragam (Choi, et al.,1999). Standart harmonisasi ini bebas dari konflik logika dan
dapat meningkatkan komparabilitas (daya banding) informasi keuangan yang berasal dari
berbagai negara. Keuntungan dari harmonisasi antara lain informasi keuangan dapat
diperbandingkan, menghemat waktu dan uang, serta meningkatkan perkembangan pasar
modal domestik menuju pasar modal internasional.
Hal inilah yang mendorong perubahan peraturan akuntansi domestik ke arah IFRS.
Dengan menerapkan IAS (IFRS) dalam laporan keuangan perusahaan domestik berarti
laporan keuangan berbicara dengan bahasa akuntansi yang sama, hal ini akan
memudahkan perusahaan multinasional dalam berkomunikasi dengan cabang-cabang
perusahaannya yang berada dalam negara yang berbeda, serta meningkatkan kualitas
pelaporan manajemen dan pengambilan keputusan. Sedangkan di Indonesia, Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) mengumumkan bahwa Standar akuntansi internasional (IFRS)
akan mulai berlaku di Indonesia pada tahun 2012 secara keseluruhan atau full adoption
(sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2009). Dengan demikian, saat ini standar akuntansi
keuangan nasional sedang dalam proses konvergensi secara penuh dengan IFRS.
Proses harmonisasi dan kovergensi IFRS tersebut tentu saja mengalami hambatan, antara
lain hambatan antara lain nasionalisme dan budaya tiap-tiap negara, perbedaan sistem
pemerintahan pada tiap tiap negara, perbedaan kepentingan antara perusahaan
multinasional dengan perusahaan nasional yang sangat mempengaruhi proses harmonisasi
antar negara, serta tingginya biaya untuk merubah prinsip akuntansi.
Faktor budaya (culture) merupakan hal yang perlu diperhatikan. Budaya timbul dan
tercermin dari kehidupan masyarakat di suatu negara, serta tentu saja tercermin dari
kehidupan ekonomi masyarakat tersebut. Misalnya saja kehidupan ekonomi di Indonesia
dengan Amerika tentu saja memiliki banyak perbedaan dalam hal transaksi ekonomi
ataupun sumber dayanya. Budaya juga tercermin dalam prinsip akuntansi domestik di
setiap negara yang memang telah disesuaikan dengan perekonomian di negara masing-
masing. Selain itu, pastinya setiap negara ingin mempertahankan budaya masing-masing
sebagai ciri khas dan kepribadian bangsanya. Dengan demikian, proses harmonisasi dan
konvergensi tersebut tidak akan mudah karena memerlukan waktu dan biaya yang tidak
sedikit untuk dapat menyeragamkan standar akuntansi yang sama untuk semua negara
dengan budaya yang berbeda.
10. Berikan penjelasan tentang apa yang terkait dengan akuntansi lingkungan yang
saudara fahami.
Pendekatan akuntansi biaya lingkungan secara sistematis dan tidak hanya berfokus pada
akuntansi untuk biaya proteksi lingkungan, tetapi juga mempertimbangkan biaya
lingkungan terhadap material dan energi. Akuntansi biaya lingkungan menunjukkan biaya
riil atas input dan proses bisnis serta memastikan adanya efisiensi biaya dan diaplikasikan
untuk mengukur biaya kualitas dan jasa.