Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH: TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

RMK:
“THE ECONOMICS OF FINANCIAL REPORTING REGULATION”

DOSEN: Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, M.Si., Ak., CA


NIP. 19580718 198601 1 001

KELOMPOK XIII

NI KADEK ALIT AGUSTINI WITARI (1981621009)


KADEK GITA SARASWATI (1981621016)

PROGRAM MAGISTER AKUNTASI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
FEBRUARI 2020
BAB 4 : SISI EKONOMIK DARI REGULASI PELAPORAN KEUANGAN

Pelaporan keuangan untuk perusahan yang go publik telah diatur di Amerika


Serikat sekitar tahun 1930 an ketika kongres SEC ( Sock Exchange Commission) untuk
mengatur proses pelaporan keuangan. SEC adalah agen federal yang didanai oleh
pemerintah federal dan bertanggungjawab terhadap pemerintah AS. SEC memberikan
kewenangan pembuatan perbuatan kebijakan akuntansi kepada sektor swasta pertama
kepada AICPA.

A. INFORMASI AKUNTANSI PADA PASAR YANG TIDAK DIREGULASI


1. Teori Agensi
Teori ini berpendapat bahwa perusahaan merupakan urat nadi dari
hubungan-hubungan keagenan dan mencoba untuk memahami perilaku
organisasi dengan menguji bagaimana pihak- pihak dalam hubungan keagenan
tersebut memaksimumkan utilitas perusahaan dengan bekerja sesama mereka.
Satu diantara hubungan keagenan yang paling penting adalah antara kelompok
manajemen dan pemilik perusahaan. Teori keagenan menggambarkan konflik
antara pemilik dan manajer dalam beberapa hal yang tercermin dalam pelaporan
keuangan.
Teori keagenan atau disebut juga teori kontrak saat ini sangat penting
sekali dalam riset akuntansi. Teori keagenan dapat berupa penalaran deduktif
dan induktif, merupakan suatu contoh yang spesial dari riset keperilakuan, teori
keagenan lebih berkembang dalam ilmu ekonomi dan financial dari pada dalam
sosiologi dan psikologi.
Perbedaan “kepentingan ekonomis” ini bisa saja disebabkan ataupun
menyebabkan timbulnya informasi asymmetri (Kesenjangan informasi) antara
Pemegang Saham (Stakeholders) dan organisasi. Deskripsi bahwa manajer
adalah agen bagi para pemegang saham atau dewan direksi adalah benar sesuai
teori agensi.
Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas
kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan
hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di
dalam perusahaan. Sedangkan para agen diasumsikan menerima kepuasan
berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan
tersebut.
Karena perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak berusaha
memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Principal menginginkan
pengembalian yang sebesar besarnya nya dan secepatnya atas investasi yang
salah satunya dicerminkan dengan kenaikan porsi deviden dari tiap saham yang
dimiliki. Agen menginginkan kepentingannya diakomodir dengan pemberian
kompensasi/bonus/insentif/remunerasi yang “memadai” dan sebesar besarnya
atas kinerjanya. Principal menilai prestasi Agen berdasarkan kemampuannya
memperbesar laba untuk dialokasikan pada pembagian deviden. Makin tinggi
laba, harga saham dan makin besar deviden, maka Agen dianggap
berhasil/berkinerja baik sehingga layak mendapat insentif yang tinggi.
Sebaliknya Agen pun memenuhi tuntutan Principal agar mendapatkan
kompensasi yang tinggi. Sehingga bila tidak ada pengawasan yang memadai
maka sang Agen dapat memainkan beberapa kondisi perusahan agar seolah-
olah target tercapai. Permainan tersebut bisa atas prakarsa dari Principal
ataupun inisiatif Agen sendiri. Maka terjadilah Creative Accounting yang
menyalahi aturan, misal: adanya piutang yang tidak mungkin tertagih yang
tidak dihapuskan; Capitalisasi expense yang tidak semestinya; Pengakuan
penjualan yang tidak semestinya; yang kesemuanya berdampak pada besarnya
nilai aktiva dalam Neraca yang “mempercantik” laporan keuangan walaupun
bukan nilai yang sebenarnya. Atau bisa juga dengan melakukan income
smoothing (membagi keuntungan ke periode lain) agar setiap tahun kelihatan
perusahaan meraih keuntungan, padahal kenyataannya merugi atau laba turun.
Salah satu hipotesis dalam teori ini adalah bahwa manajemen dalam mengelolah
perusahaan cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadinya daripada
meningkatkan nilai perusahaan.
2. Kompetensi dan Sinyal Inisiatif dalam Pasar Modal
Teori keagenan memberikan kerangka dasar analisis inisiatif pelaporan
keuangan antara manager dan para pemilik. Teori sinyal menjelaskan kenapa
perusahaan memiliki inisiatif pelaporan- pelaporan kepada pasar modal
walaupun tidak ada ketentuan yang mengharuskan.
Sumber modal perusahaan adalah publik, dan perusahaan harus
berkompetisi untuk mendapatkannya. Salah satu cara yang dilakukan yaitu
menyampaikan laporan keuangan walaupun tidak diminta, karena perolahan
modal akan meningkat bila perusahaan memiliki reputasi yang baik dan
tercermin dalam laporan keuangan.
3. Kesempatan Melaksanakan Komitmen Pribadi
Argumen yang ketiga yang mendukung pasar yang tidak diregulasi
( bebas) adalah adanya anggapan bahwa setiap orang yang benar- benar ingin
memperoleh informasi tentang suatu perusahaan maka ia akan mamppu
memperoleh informasi tersebut. Setiap pihak dapat melakukan komitmen
pribadi untuk mendapatkan informasi dari dalam perusahaan itu sendiri, dengan
pemilik perusahaan atau secara tidak langsung melalui analisis saham. Jika
informasi yang dibutuhkan diluar dari yang tersedia, individu-individu dapat
memperolehnya dengan membeli informasi tersebut.
B. PASAR REGULASI
Regulasi pasar dapat di pertimbangkan sebagai dasar adanya kepentingan
public dalam kontek ini ada dua alasan yang biasanya di pergunakan untuk
mendukung adanya regulasi yaitu: (1) kemungkinan adanya kegagalan pada system
pasar bebas yang sering diistilahkan sebagai kegagalan pasar yang akan
menghasilkan alokasi sumber yang tidak optimal. (2) Pasar bebas bertentangan
dengan tujuan- tujuan sosial sebagai contoh pasar bebas tidak mengkomunikasikan
cukup informasi kepada pasar scuritas yang menyebabkan manejer dan orang
dalam perusahaan lainnya tidak memiliki informasi.
1. Kegagalan - Kegagalan Pasar
Ada beberapa argumen yang mendukung perlunya regulasi karena
kegagalan pasar. Argumen ini menekankan pada :
a. Perusahaan sebagai penghasil informasi yang bersifat monopoli. Argumen
ini menyatakan bahwa kegagalan pasar terjadi karena perusahaan
merupakan penghasil informasi diri sendiri yang bersifat monopoli. Situasi
ini memberikan kesempatan untuk membatasi informasi yag dihasilkan dan
memberikan harga monopoli jika harga tidak diatur.
b. Kegagalan pelaporan keuangan dan auditing. Kritik yang diterima oleh
praktisi akuntansi dalam proses pembentukan standar umumnya dipusatkan
pada rendahnya kualitas pelaporan keuangan walaupun sudah diatur. Alasan
yang dikemukakan untuk hal ini adalah rendahnya standar akuntansi dan
standar auditing.
c. Akuntansi merupakan barang ekonomi bagi masyarakat. Informasi
akuntansi menjadi kebutuhan masyarakat dapat dipindahkan secara bebas
dari orang- keorang dan setiap orang dapat mengkonsumsi isi dari setiap
informasi tersebut. Karena karakteristik ini akuntansi memiliki kualitas
sebagai barang publik. Ada dua aspek pelaporan keuangan yang bisa
meningkatkan nilai sosial yaitu (1) peningkatan komorabilitas angka- angka
akuntansi antar perusahan (2) peningkatan kepercayaan pada pasar modal.
d. Regulasi pasar untuk tujuan sosial. Penyebab lainnya mengapa di perlukan
regulasi pasar adalah untuk memenuhi tujuan sosial yang tidak bisa
dipenuhi oleh pasar bebas. Kewajaran pasar merupakan salah satu bentuk
argumentasi kepentingan publik. Diasumsikan bahwa pasar saham akan
wajar jika investor potensial mempunyai akses yang sama pada informasi
yang sama.
e. Pertimbangan kodifikasi dalam pembuatan standar. Tugas dari badan
pembuat standar adalah memberikan standar terbaik dari sudut padang
masyarakat. Jika dipandang dari sudut kodifikasi maka anggota dari anggota
organisasi seperti FASB diharapkan memiliki kemampuan kesempatan dan
keinginan untuk membuat keputusan yang benar.
2. Perbandingan antara Pasar Regulasi dan Pasar tidak Diregulasi
Kebijakan kewajiban regulasi akuntansi merupakan sesuatu yang penting
misalnya, kebijakan standarisasi akuntansi dapat membantu melihat
keseragaman diantara perusahaan–perusahaan secara lebih cepat dibandingkan
dengan apa yang mungkin terjadi di pasar bebas.
Argumen ekonomis yang menentang regulasi berpandangan bahwa akan
terdapat insentif untuk melakukan pelaporan secara sukarela. Bagaimanapun
fokus dari regulasi akuntansi bukanlah pada pelaporan mendatary melainkan
pada peningkatan kualitas informasi yang dilaporkan. Regulasi akuntansi
berkepentingan untuk memperbaiki dan mempersatukan aturan pengakuan dan
pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai