1. A. Hipotesis
B. hipotesis statistik
H0: ρ ≤ 0
H1: ρ > 0
H0: ρ ≤ 0
H1: ρ > 0
H0: ρ ≤ 0
H1: ρ > 0
H0: ρ ≤ 0
H1: ρ > 0
H0: ρ ≤ 0
Tidak terdapat hubungan antara LDR dengan ROA1
H1: ρ > 0
H0: ρ ≤ 0
H1: ρ > 0
C.
Menggunakan analisis regresi logistik alasannya karena penelitian digunakan untuk memprediksi
variabel terikat yang berskala dikotomi. Skala dikotomi yang dimaksud adalah skala data nominal
dengan dua kategori, misalnya: Ya dan Tidak, Baik dan Buruk atau Tinggi dan Rendah.
E. goodness of fit
Terlihat dari tabel bahwa nilai sig sebesar 0,774 yang telah lebih dari 0,05
Keputusan : terima Ho
Maka kesimpulannya,dengan tingkat keyakinan 95%, dapat diyakini bahwa model regresi logistic yang
F. tes Wild
STEP 1
Constant berpengaruh
Hipotesis
H0 : Koefisien regresi tidak signifikan
Keputusan :
Dari tabel variables in the equation terlihat hanya 3 variabel yang berpengaruh terhadap ROA1 yaitu
Penafsiran hasil
Koefisien variable LDR sebesar 1,227 menunjukkan bahwa setiap perubahan 1 unit dalam LDR,
G.
JAWABAN:
H.
0,255*ROE
Untuk setiap perubahan per unit pada variabel CAR, akan menurunkan ROA1 sebesar 100%
Untuk setiap perubahan per unit pada variabel NPL, akan menurunkan ROA1 sebesar 100%
Untuk setiap kenaikan pada variabel ROA sebesar 1 unit, maka akan meningkatkan ROA1
Untuk setiap kenaikan pada variabel LDR sebesar 1 unit, maka akan meningkatkan ROA1
Untuk setiap perubahan per unit pada variabel NIM, akan menurunkan ROA1 sebesar 100%
Untuk setiap perubahan ROE per unit pada variabel , akan menurunkan ROA1 sebesar 100%
Classification Tablea
Predicted
ROA1
kinerja di bawah kinerja di atas Percentage
industri
kinerja di atas rerata industri 17 26 60,5
Overall Percentage 70,0
a. The cut value is ,500
Adapun dari tabel diatas dapat ditunjukkan bahwa model regresi logistik yang digunakan telah
cukup baik, karena mampu menebak dengan benar 70% kondisi yang terjadi
2. A. Dan B. (sama)
Normalitas
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 5,08534348
Most Extreme Differences Absolute ,066
Positive ,060
Negative -,066
Test Statistic ,066
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Firm Size
,919 1,089
Product Quality
,950 1,053
E-Commerce Activities
,795 1,258
Technical Support
,949 1,054
Complaint Resolution
,926 1,080
Advertising
,766 1,305
a. Dependent Variable: Purchase Level
Uji multikolinieritas ini dilakukan untuk mengetahui bahwa tidak terjadi hubungan yang sangat kuat
atau tidak terjadi hubungan linier yang sempurna atau dapat dikatakan pula dikatakan bahwa antar
variabel bebas tidak saling berkaitan. Cara pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai
toleransi yang didapat dari perhitungan regresi berganda, apabila nilai tolerance < 0,1, maka terjadi
multikolinieritas.
Berdasarkan tabel diatas, berikut hasil pengujian dari masing – masing variabel bebas :
Pada hasil pengujian didapat bahwa keseluruhan nilai tolerance > 0,1 sehingga dapat disimpulkan
Uji multikolinieritas dapat pula dilakukan dengan cara membandingkan nilai VIF (Variance Inflation
Factor) dengan angka 10. Jika nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas. Berikut hasil pengujian
Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar
variabel bebas. Dengan demikian uji asumsi tidak adanya multikolinearitas dapat terpenuhi.
Heterokedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
ini akan dibandingkan dengan tabel “Durbin-Watson dStatistic : Significance Point For d1 dan du AT
0.05 level of significance” dengan menggunakan nilai signifikansi 5 % di tabel Durbin-Watson akan
didapatkan nilai sebagai berikut nilai batas bawah (dl ) adalah 1.3779 dan nilai batas atas (du) adalah
1.7214
D. goodness of fit
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5212,789 6 868,798 31,559 ,000b
Residual 2560,211 93 27,529
Total 7773,000 99
a. Dependent Variable: Purchase Level
b. Predictors: (Constant), Advertising, Product Quality, Technical Support, Complaint Resolution, Firm
Pengujian ini dilakukan dengan uji F pada tingkat keyakinan 95% dengan
0.05 ; df regresi = 6 : df = 93) adalah sebesar 2,20. Karena F hitung > F tabel yaitu
31,59 > 2,20 atau nilai Sig. F (0,000) < α = 0.05 maka model analisis regresi adalah
signifikan. Hal ini berarti H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
berkisar antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol besarnya koefisien suatu persamaan
regresi, maka semakin kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya
semakin besar koefisien determinasi mendekati angka 1, maka semakin besar pula pengaruh semua
varibel bebas terhadap variabel terikat. Dari analisis pada tabel tersebut diperoleh hasil adjusted R2
(koefisien determinasi) sebesar 0.649. Artinya bahwa 64,9 % variabel purchase level akan dipengaruhi
oleh variabel bebasnya, yaitu Advertising,product quality, technical support, complain resolution, firm
size, dan ecommerce activites. Sedangkan sisanya 35,1% variabel purchase level akan dipengaruhi
Selain koefisien determinasi juga didapat koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya
hubungan antara variabel bebas yaitu advertising,product quality, technical support, complain
resolution, firm size, dan ecommerce activites terhadap variable purchase level nilai R (koefisien
korelasi) sebesar 0,819 nilai korelasi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas dengan
purchase level termasuk dalam kategori kuat karena berada pada selang 0.6 – 0.8
E. Uji t parsial
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil estimasi dengan nilai koefisiensi 1,770, sedangkan
signifikan pada tabel (0.109) > α (0.05 ) maka pengaruh firm size terhadap purchase level
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil estimasi dengan nilai koefisiensi 3,488, sedangkan
signifikan pada tabel (0.000) < α (0.05 ) maka pengaruh product quality terhadap purchase level
adalah signifikan.
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil estimasi dengan nilai Koefisiensi 1,529, sedangkan
signifikan pada tabel (0.073) > α (0.05 ) maka pengaruh ecommerce activities terhadap
signifikan pada tabel (0.123) > α (0.05 ) maka pengaruh technical support terhadap purchase
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil estimasi dengan nilai koefisiensi -3,884, sedangkan
signifikan pada tabel (0.000) > α (0.05 ) maka pengaruh complaint resolution terhadap
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan hasil estimasi dengan nilai koefisiensi 0,215, sedangkan
signifikan pada tabel (0.688) > α (0.05 ) maka pengaruh advertising terhadap purchase level
Persamaan regresi:
Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d Collinearity
1. Nilai koefisiensi firm size sebesar 1,770 berarti bahwa purchasing level akan bertambah untuk
setiap tambahan X1 (firm size). Jadi apabila firm size mengalami peningkatan, maka
purchasing level akan meningkat sebesar 1,770 satuan dengan asumsi variabel yang lainnya
dianggap konstan.
2. Nilai koefisiensi product quality sebesar 3,488 berarti bahwa purchasing level akan bertambah
untuk setiap tambahan X2 (product quality). Jadi apabila product quality mengalami
peningkatan, maka purchasing level akan meningkat sebesar 3,488 satuan dengan asumsi
3. Nilai koefisiensi e-commerce activites sebesar 1,529 berarti bahwa purchasing level akan
activites mengalami peningkatan, maka purchasing level akan meningkat sebesar 1,529 satuan
4. Nilai koefisiensi technical support -0,551 berarti bahwa purchasing level akan menurun untuk
setiap tambahan X4 (technical support). Jadi apabila technical support mengalami peningkatan,
maka purchasing level akan menurun sebesar 0,551 satuan dengan asumsi variabel yang
5. Nilai koefisiensi complain resolution sebesar 3,884 berarti bahwa purchasing level akan
bertambah untuk setiap tambahan X5 (complaint resolution). Jadi apabila complaint resolution
mengalami peningkatan, maka purchasing level akan meningkat sebesar 3,884 satuan dengan
6. Nilai koefisiensi advertising sebesar 0,215 berarti bahwa purchasing level akan bertambah
maka purchasing level akan meningkat sebesar 0,215 satuan dengan asumsi variabel yang