Disusun oleh:
Almi Hafiz
NIM. 20602030211003
PASCASARJANA
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
1.1 Latar Belakang
informasi laporan keuangan, khususnya pihak investor dan kreditor. Laba merupakan
ukuran yang merangkum kinerja sebuah perusahaan yang disusun berdasarkan basis
akrual. Informasi laba ini dibutuhkan oleh investor dan kreditor sebagai dasar keputusan
terhadap tingkat pengembalian modal yang mereka investasikan. Selain investor dan
kreditor, informasi laba tidak kalah pentingnya bagi manajer, hal ini disebabkan
informasi laba atau laba historis berguna untuk mengukur efisiensi manajemen,
membantu memprediksi keadaan usaha dan distribusi deviden di masa yang akan datang,
mengukur keberhasilan manajemen (Hendriksen & Breda, 1992). Laba terlahir dari
sebuah proses akuntansi yang memberikan kebebasan bagi para penyusunnya untuk
waktu dan jumlah dari pendapatan dan biaya yang terjadi dalam perusahaan (Assih et al.,
2005). Pada kenyataannya perhatian para pemakai laporan keuangan sering hanya
ditujukan pada informasi laba, sehingga membuat para pemakai laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu hal yang sangat krusial bagi sebuah
perusahaan dan stakeholder lainnya karena merupakan alat yang sangat penting untuk
mendapatkan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasilhasil yang telah
dicapai oleh sebuah perusahaan. Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas yang bermanfaat
Laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada para investor
dan kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi dana mereka.
akuntansi, dan prosedur akuntansi. Menurut Scott (2015:369) manajemen laba adalah
cara yang digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi angka laba secara sistematis dan
sengaja dengan cara memilih kebijakan akuntansi dan prosedur akuntansi tertentu yang
bertujuan untuk memaksimumkan utilitas manajer atau nilai pasar dari perusahaan.
seperti pada kasus transaksi off-balance sheet Enron Energy tahun 2000, kasus
peningkatan pendapatan Xerox tahun 1997-2000 dan sebagainya. Di Indonesia, hal ini
pun pernah menjadi isu, seperti antara lain pada kasus mark up laba Kimia Farma tahun
2001 dan kasus pembukuan ganda Lippo Bank tahun 2002 (Inggarwati & Kaudin, 2010).
Manajemen laba, akhir-akhir ini merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi
di sejumlah perusahaan. Praktik yang dilakukan untuk mempengaruhi angka laba dapat
terjadi secara legal maupun tidak legal. Praktik legal dalam manajemen laba berarti usaha
untuk mempengaruhi angka laba tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku,
khususnya dalam Standar Akuntansi, yaitu dengan cara memanfaatkan peluang untuk
periode pendapatan atau biaya. Adapun manajemen laba yang dilakukan secara illegal
(disebut juga dengan financial fraud), dilakukan dengan cara-cara yang tidak
secara fiktif dengan cara menambah (mark up) atau mengurangi (mark down) nilai
transaksi, atau mungkin dengan tidak melaporkan sejumlah transaksi, sehingga akan
pendapat secara berbeda pula. Pada satu pihak, manajemen laba bukanlah bentuk
tindakan manipulasi laba apabila masih dilakukan dalam koridor prinsip akuntansi
berterima umum. Pada sisi yang lain, manajemen laba merupakan bentuk tindakan
manipulasi laba, karena manajemen laba selalu dilandasi oleh motivasi untuk
perusahaan yang tidak sebenarnya, meskipun kinerja yang digambarkan adalah kinerja
jangka pendek (Riduwan, 2010). Menurut pandangan orang awam, manajemen laba
dianggap tidak etis, bahkan merupakan bentuk dari manipulasi informasi sehingga
menyesatkan. Adanya fenomena manajemen laba juga memberikan perhatian besar bagi
yang tidak sepakat dengan adanya manajemen laba sebagai bentuk perekayasaan laporan
perspektif etika, manajemen laba merupakan salah satu masalah penting dalam dunia
bisnis. Dalam pelaksanaanya pastinya berangkat dari sebuah motivasi seorang menajer
untuk mencapai tujuan tertentu yang itu erat kaitannya dengan permasalahan etika. Etika
merupakan bidang ilmu normatif yang dapat menentukan apa yang harus dilakukan atau
tidak dilakukan oleh seorang individu. Etika bisnis merujuk kepada ketika manajemen
atau etika organisasi yang membatasi kerangka acuannya kepada konsepsi sebuah
organisasi. Etika bisnis dalam kaitannya dengan ajaran Islam, berarti sebuah pemikiran
atau refleksi tetang moralitas yang membatasi kerangka acuannya kepada konsepsi
sebuah organisasi dalam ekonomi dan bisnis yang disarkan atas ajaran Islam.
Islam merupakan sumber nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia
secara menyeluruh, termasuk wacana bisnis. Islam memiliki wawasan yang komprehensif
tentang etika bisnis. Etika dalam Islam menganjurkan kepada manusia untuk
menghadirkan kedamaian, kejujuran, dan keadilan. Etika bekerja dalam Islam juga
mengajarkan agar manusia dalam menjalankan pekerjaannya dilakukan dengan jujur dan
amanah serta tidak melanggar prinsip-prinsip syariah. Etika bisnis Islam mengatur
tentang sesuatu yang baik atau buruk, wajar atau tidak wajar, atau diperbolehkan atau
tidaknya perilaku manusia dalam aktivitas bisnis baik dalam lingkup individu maupun
organisasi yang didasarkan atas ajaran Islam. Dalam hal ini penelitian akan berusaha
apakah manajemen laba merupakan sebuah tindakan yang baik atau buruk, wajar atau
tidak wajar, atau diperbolehkan atau dilarang manurut ajaran Islam. Berdasarkan uraian
di atas, penelitian ini akan memaparkan dan mengekplorasi Manajemen Laba (Earnings
Management) Dalam Perspektif Etika Islam dengan maksud untuk melihat bagaimana
pandangan etika islam mengenai praktik manajemen laba. Penelitian ini sangat penting
karena, banyaknya kontroversi yang terjadi tentang manajemen laba baik dari sisi
akuntansi maupun dari segi etika. Selain itu, penelitian tentang manajemen laba dalam
sudut pandang etika bisnis Islam masih terbilang jarang, hal ini menjadi topik yang
Rumusan masalah yang berusaha dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen
laba (earnings management) dalam perspektif etika Islam? Tinjauan etika Islam tersebut
nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam menyimpulkan apakh manajemen laba
(earning management) merupakan tindakan yang etis dalam perspektif etika Islam.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami manajemen laba (earnings management)
dalam perspektif etika Islam. Selanjutnya, tinjauan etika Islam tersebut nantinya akan
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat bagi para pelaku bisnis untuk
Islam dalam menjalankan bisnisnya. Karena dalam etika bisnis Islam berbisnis tidak hanya
masalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, akan tetapi etika bisnis Islam
mengajarkan bahwa keberkahan merupakan hal yang sangat utama dalam menjalankan
bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
Assih, P. Gudono. 2005. Hubungan tindakan perataan penghasilan dengan reaksi pasar atas
pengumuman informasi laba perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia, 3(1), 35-53.
Hendriksen, E. S., & Van Breda, M. F. (1992). Accounting Theory, Richard D. Irwin, Boston.
Scott, W. R., & Scott, W. R. (2015). Financial accounting theory. Pearson Canada Inc.
Riduwan, A. (2010). Etika dan perilaku koruptif dalam praktik manajemen laba: Studi
hermeneutika. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, 14(2).
Inggarwati, K., & Kaudin, A. (2010). Persepsi Etis Pelaku Akuntansi Terhadap Praktik
Manajemen Laba Berdasarkan Profesi Akuntansi Dan Jender. Jurnal Manajemen Teori dan
Terapan| Journal of Theory and Applied Management, 3(3).