Anda di halaman 1dari 24

Nama / No Absen : Listya Ersa Kirana / A16

NPM : 0115101296

Kelas : A Seminar Akuntansi Keuangan

• Bagaimana anda dapat mengembangkan hipotesis dari kerangka pemikiran pengaruh


kinerja keuangan dan responsibility terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh suatu
entitas?

Jawab :

Mengembangkan kerangka pemikiran menjadi hipotesis dilakukan berdasarkan uraian


teori para ahli dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan fenomena dan masalah
yang diteliti.

Contoh kerangka pemikiran pengaruh kinerja keuangan terhadap manajemen laba :

Apabila kinerja pada suatu perusahaan buruk, maka akan ada insentif bagi para
manajer untuk melakukan tindak manajemen laba, apalagi terkait ketatnya regulasi
perbankan di Indonesia (Setiawati dan Naim, 2001, dan Rahmawati dan Baridwan, 2006
dalam Nasution dan Setiawan, 2007). Secara umum, rasio CAMELS (Capital, Assets
Quality, Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity to Market Risked) adalah alat
efektif dan berguna dalam mengidentifikasi masalah perbankan (Mongid, 2000 dalam
Setiawati, 2010), sehingga diharapkan juga dapat mendeteksi manajemen laba di
perusahaan perbankan. Peraturan Bank Indonesia sebelumnya menggunakan rasio
CAMELS, namun saat ini telah diganti dengan RGEC (Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earnings, dan Capital).

Almilia dan Herdiningtyas (2005) menggunakan rasio CAMEL untuk


memprediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan periode 2000-2002. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dengan rasio CAMEL yang terdiri dari rasio CAR, APB,
NPL, PPAPAP, ROA, NIM, dan BOPO berpengaruh positif terhadap kondisi bermasalah.
Risan (2011) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh rasio CAR, RORA, ROA, NPM dan
LDR terhadap manajemen laba, dan pengaruh tersebut signifikan terhadap manajemen
laba di bank umum syariah. Hasil penelitian Setiawati (2010) menunjukkan bukti empiris
bahwa penetapan rasio CAMEL terhadap tingkat kesehatan bank syariah berpengaruh
negatif terhadap praktik manajemen laba, namun pengaruh tersebut tidak signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel rasio CAR, ROA, NPM dan LDR
berpengaruh negatif, hanya variabel rasio RORA yang berpengaruh positif. Hal ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian Zahara dan Sylvia (2009), dimana hanya rasio CAR dan
rasio LDR yang menunjukkan arah slope negatif, sedangkan untuk signifikansi secara
simultan sama, yaitu tidak signifikan.

Contoh kerangka pemikiran pengaruh responsibility terhadap manajemen laba :

Kuatnya informasi mengenai perusahaan yang dimiliki oleh pihak manajemen


seperti yang telah dijelaskan melalui agency theory, membuat manajer
memanfaatkan keadaan tersebut untukmelakukan manajemen laba. Manajemen laba
ini akan membuat laporan keuangan menjadi tidak akurat sehingga menyebabkan
pihak investor maupun pihak yang menggunakan laporan keuangan tersebut tidak
menerima informasi yang akurat mengenai perusahaan tersebut.

Pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial (CSR disclosure) merupakan


salah satupengungkapan informasi yang dilakukan pihak perusahaan kepada pihak
ketiga melalui laporantahunan. Aktivitas tanggung jawab sosial dilakukan
perusahaan karena perusahaan jugamembutuhkan dukungan dari lingkungan
masyarakat yang kondusif agar perusahaan dapat beroperasi dengan tenang.
Dengan kata lain, perusahaan memerlukan legitimasi dari masyarakatsekitarnya.

Menurut Kim,et al. (2012), adanya kegiatan tanggung jawab sosial pada laporan
tahunanakan membuat informasi keuangan lebih terpercaya bagi pihak-pihak yang
menggunakan laporankeuangan. Perusahaan yang lebih banyak mengungkapkan
informasi mengenai aktivitasperusahaannya akan lebih membatasi untuk
melakukan praktik manajemen laba. Sebaliknya,perusahaan yang kurang terbuka
dalam pengungkapan informasi kegiatan perusahaan cenderungmelakukan berbagai
bentuk manajemen laba baik untuk keuntungan pribadi maupun keuntungan
perusahaan (Patten dan Trompeter,2003). Hal ini mengakibatkan adanya hubungan
negatif antara pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan dengan
manajemen laba. Begitu pula padapenelitian Putri (2012) dan Palguna Putra
(2013) yang menemukan adanya hubungan negatif daripengungkapan tanggung
jawab sosial terhadap manajemen laba. Pengungkapan tanggung jawab sosial akan
membuat pelaporan keuangan menjadi transparan sehingga mendorong manajer
untuk mengurangi praktik manajemen laba.

Hipotesis :

Ha.1 : Kinerja Keuangan berpengaruh terhadap Manajemen Laba

Ha.2 : Responsibility berpengaruh terhadap Manajemen Laba

• Jelaskan pengaruh teori agensi dan teori akuntansi keperilakuan terhadap manajemen
laba, serta mana yang paling dominan pengaruhnya antara kedua teori tersebut?

Jawab :

• Pengaruh teori agensi terhadap manajemen laba

Teori keagenan menjelaskan tentang dua pelaku ekonomi yang saling


bertentangan yaitu prinsipal dan agen. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak
dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan
suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat
keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Ichsan, 2013). Jika prinsipal dan agen memiliki
tujuan yang sama maka agen akan mendukung dan melaksanakan semua yang
diperintahkan oleh prinsipal.

Contohnya adalah pemerintah sebagai prinsipal sedangkan perusahaan sebagai


agen. Pemerintah yang bertindak sebagai prinsipal memerintahkan kepada perusahaan
untuk membayar pajak sesuai dengan perundang-undangan pajak. Hal yang terjadi
adalah perusahaan sebagai agen lebih mengutamakan kepentingannya dalam
mengoptimalkan laba perusahaan sehingga meminimalisir beban, termasuk beban pajak
dengan melakukan penghindaran pajak. Manajer perusahaan yang berkuasa dalam
perusahaan untuk pengambilan keputusan sebagai agen memiliki kepentingan untuk
memaksimalkan labanya dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Karakter
manajer perusahaan tentunya mempengaruhi keputusan manajer untuk memutuskan
kebijakannya untuk meminimalkan beban termasuk beban pajak dengan
mempertimbangkan berbagai macam hal seperti sales growth atau leverage.

Karena adanya perbedaan kebutuhan untuk meminimalkan jumlah pajak yang


dibayar dengan kebutuhan penyajian nlaporan keuangan high performance untuk
kebutuhan pemegang saham, kreditor dan investor, maka ketika akan melakukan
earning management, manajemen sering menghadapi suatu konflik kepentingan. Di satu
sisi, manajemen umumnya berkeinginan untuk meningkatkan earning yang dilaporkan
kepada pemegang saham dan kepada pihak eksternal lainnya. Namun di sisi lain,
manajemen biasanya juga berkeinginan untuk meminimalisir beban pajak yang akan
dilaporkan. Maka pengaruhnya dengan manajemen laba terjadi ketika para manajer
menggunakan keputusan tersebut dalam laporan keuangan dan mengubah transaksi
untuk mengubah laporan keuangan guna meminimalkan beban pajak tersebut.

• Pengaruh teori akuntansi keprilakuan terhadap manajemen laba

Teori akuntansi keprilakuan menjelaskan bagaimana perilaku manusia


mempengaruhi data akuntansi dan keputusan bisnis serta bagaimana mempengaruhi
keputusan bisnis dan perilaku manusia. Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek
penting dalam akuntansi keperilakuan, salah satunya pelaporan keuangan.

Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba


dan keandalan informasi akuntani dan relevansi informasi akuntansi bagi investor.
Perataan laba adalah bagian dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak
manajemen mempunyai informasi privat untuk kepentingan dirinya. Manajemen laba
intinya adalah masalah keperilakuan, yaitu perilaku manajemen yang mementingkan
dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup manajemen laba termasuk
didalamnya adalah pemilihan metode akuntansi, estimasi, klarifikasi, dan format yang
digunakan dalam pengungkapan bersifat wajib. Yang perlu diperhatikan di sini adalah
antara format/bentuk sama pentingnya dengan isi yang disajikan/yang dilaporkan. Orang
bisa terpengaruh dengan perbedaan format, padahal memiliki isi yang sama.
• Jelaskan hubungan antara creative accounting dengan tax planning!

Jawab :

Perencanaan pajak (tax planning) adalah suatu proses perekayasaan transaksi yang terkait
dengan kewajiban perpajakan Wajib Pajak agar kewajiban pajak berada pada jumlah
yang seminimal mungkin tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan. Disisi lain
Creative Accounting adalah tindakan penyusunan laporan keuangan dengan
memanfaatkan teknik dan prinsip akuntansi yang bervariasi, dalam penerapan kebijakan
akuntansi perusahaan guna mendapatkan hasil yang diinginkan. Creative Accounting
merupakan bagian dari akuntansi, tetapi juga dapat menjadi bagian dari skandal
akuntansi. Motivasi dan prilaku manusialah yang membuat creative accounting jadi ilegal
atau legal, etis atau tidak etis, dan baik atau buruk.

Tax Planning berhubungan dengan Creative Accounting ketika tujuannya adalah


menghemat pajak dengan cara mengurangi laba. Baik tax planning maupun creative
accounting kedua nya sama sama melakukan tindakan perekayasaan hanya saja tax
planning dilakukan secara legal karena penyusunan nya sesuai dengan aturan perpajakan.
Dan ditujukan untuk meninimalkan pembayaran pajak bukan untuk menghindari
pembayaran pajak. Sedangkan creative accounting meskipun dilakukan sesuai prinsip dan
aturan akuntansi merekayasa laporan keuangan tidak di benarkan dalam standar
pembuatan laporan keuangan. Creative Accounting merupakan bagian dari akuntansi,
tetapi juga dapat menjadi bagian dari skandal akuntansi. Motivasi dan perilaku
manusialah yang membuat creative accounting jadi ilegal atau legal, etis atau tidak etis,
dan baik atau buruk.
• Sebutkan judul masing-masing artikel/proposal yang anda rencanakan untuk pengajuan
skripsi, dari artikel/proposal tersebut :

Jawab :

Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return
Saham (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tergolong dalam LQ45 yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017)

a. Jelaskan apa yang menjadi latar belakang penelitian saudara.

Jawab :

Beberapa fenomena mengenai hal tersebut terjadi pada awal Februari 2016, indeks LQ45
di Bursa Efek Indonesia kedatangan empat saham baru. Namun, kinerja mayoritas saham
pendatang baru ini malah loyo. Padahal, beberapa hari sebelum tanggal pengumuman
rebalancing indeks saham paling likuid itu, saham-saham tersebut cenderung menguat.
Saham PT Indika Energy Tbk (INDY), contohnya, hingga penutupan perdagangan Senin
(26/2) melemah 1,17% ke level Rp 4.220 per saham. Alhasil, INDY telah mengakumulasi
penurunan hingga 7% dari sebelumnya di posisi Rp 4.530 per saham pada 25 Januari
2018, yang merupakan tanggal pengumuman rebalancing indeks LQ45. PT Chandra Asri
Petrochemical Tbk (TPIA) pun serupa. Sejak tanggal tersebut, harga saham TPIA turun
4% ke level Rp 6.200 per saham. Demikian pula saham PT Waskita Beton Precast Tbk
(WSBP). Saham ini sudah menyusut 6% ke posisi Rp 464 per saham. Hanya saham PT
Trada Alam Minera Tbk (TRAM) yang terus menguat. Sejak tanggal pengumuman,
TRAM telah menanjak lebih dari 30% jadi Rp 412 per saham.Volume transaksi menjadi
salah satu kriteria kelayakan anggota indeks LQ45. Keempat saham tersebut sebelum
tanggal pengumuman mengalami lonjakan volume transaksi lantaran sentimen dari
masing-masing emiten. (https://investasi.kontan.co.id/)

Penurunan indikator utama pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat
didominasi oleh saham-saham LQ45. Lihat saja, dari 45 saham anggota indeks
beranggotakan saham-saham dengan kapitalisasi pasar terbesar sekaligus paling likuid
ini, sebanyak 36 saham di Platform penyedia informasi pasar modal RTI mencatat, saham
Trada Alam Mineral Tbk (TRAM) menjadi saham LQ45 peraih loss terbesar hari ini,
yaitu -4,66%. Saham yang terakhir ditransaksikan pada harga Rp 368 per saham ini
menduduki top losser LQ45. Gudang Garam Tbk (GGRM) berada di posisi kedua akibat
penurunan harga sedalam -4,18%. Pabrik rokok asal Kediri, Jawa Timur, ini ditutup pada
harga Rp 73.900 per saham. Berturut-turut penghuni 10 besar top losers LQ45 yang lain
adalah TPIA (-4,17%), ICBP (-4,12%), PGAS (-3,97%), HMSP (-3,88%), ADHI (-
3,78%), KLBF (-3,49%), UNTR (-3,43%), dan BMTR (-3,23%).
(http://investasi.kontan.co.id)

b. Jelaskan kerangka pemikiran dan hipotesis atas penelitian tersebut.

Jawab :

Kerangka Pemikiran

Pengaruh Debt Equity Ratio (DER) dengan Return Saham

Debt Equity Ratio menunjukan persentasi penyedia dana oleh pemegang saham terhadap
pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, maka semakin rendah pendanaan perusahaan yang
disediakan oleh pemegang saham. Semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan
perusaahan dalam membayar utang jangka panjangnya (Darsono & Ashari, 2005)
Jika perusahaan tidak dapat membayar utang jangka panjangnya secara tepat waktu maka
dianggap perusahaan dalam posisi yang bermasalah. Pada kondisi ini perusahaan mengalami
kondisi financial disterss. Sebaliknya jika perusahaan mempunyai DER baik maka investor
percaya bahwa perusahaan dalam kondisi yang stabil karena tidak memiliki kendala atau
permasalahan apapun sehingga banyak permintaan akan saham yang akan berpengaruh terhadap
naiknya harga saham.
Menurut hasil penelitian Amalia (2011) dan Itabilah (2011) menyatakan bahwa Debt
Equiy Ratio berpengaruh terhadap harga saham, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Andri (2013) dan Safitri (2013) yang menyatakan bahwa Debt Equity Ratio tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
Hubungan Return On Asset (ROA) dengan Return Saham
Return On Asset merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Dari sudut pandang investor, salah satu indikator
penting untuk menilai prospek perusahaan dimasa datang adalah dengan melihat sejauh mana
pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Rasio ini penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh
mana investasi yang dilakukan investor disuatu perusahaan mampu memberikan return yang
sesuai dengan tingkat yang disyaratkan oleh investor (Zuliarni, 2012)
Semakin tinggi rasio ini. maka semakin baik keadaan suatu perusahaan dan menunjukan
bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan laba setelah
pajak. Semakin tinggi ROA maka kinerja perusahaan semakin efektif dan kemudian akan
meningkatkan daya tarik bagi investor karena tingkat kembalian akan semakin besar. Hal ini
akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut akan semakin meningkat.
Menurut Syamsuddin (2009) menyatakan bahwa para pemegang saham menaruh
perhatian utama pada tingkat keuntungan baik sekarang maupun masa yang akan datang karena
tingkat keuntungan ini akan mempengaruhi harga saham yang mereka miliki. Jadi dengan kata
lain, meningkatnya profitabilitas perusahaan berarti meningkatkan harga saham.
Mcnurut hasil penelitian yang dilakukan Setiadi (2014) dan Raghilia (2013) menyatakan
return on asset berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Itabilah (2011) dan Puspita (2013) menyatakan bahwa retun on asset tidak berpengaruh terhadap
harga saham.

Pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio dan Return On Asset dengan Return Saham
Kemampuan perusahaan membayar utang sangat diperhatikan oleh investor, karena
utang merupakan hal yang bisa menyebabkan kebangkrutan dalam perusahaan. Banyak
perusahaan yang harus diakuisisi karena utang yang tidak terbayar,maka dari itu investor ingin
kondisi perusahaan sehat yang liquid dan solvable. Liquid dan solvable adalah dimana suatu
perusahan dinyatakan sehat dan dalam keadaan baik, karena ia mampu melunasi utang jangka
pendek dan utang jangka panjangnya secara tepat waktu.
Pada posisi ini saham perusahaan dilihat dalam kondisi yang baik dan konstan, artinya
secara financial dan non financial perusahaan dianggap tidak memiliki kendala atau
permasalahan apapun (Siegel dan Shim, 2005). Profitabilitas menunjukan sehat atau tidaknya
suatu perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah kebıjakan dan keputusan
yang dilakukan oleh perusahaan, perusahaan dengan laba yang besar dapat menarik minat
investor untuk berinvestasi (Brigham dan Houston, 2010).
Jika Current ratio, Debt Equity Ratio dan Return On Asset dalam keadaan baik maka
perusahaan tersebut memiliki kinerja yang bagus, sehat dan mampu bertahan Investor pun akan
tertarik dengan melihat kondisi tersebut, sehingga harga saham akan terus meningkat karena
banyak investor yang terus membeli saham perusahaan. Dengan return saham yang terus
meningkat maka perusahaan tidak mempunyai masalah dengan pembayaran utang, mempunyaı
dana untuk pengembangan usaha ekspansi dan lain-lain.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian keterkaitan antar Current ratio, Debt Equity Ratio , dan
Return On Assets terhadap Return Saham di atas yang mengacu pada kerangka pemikiran
dan rumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara parsial

HA.1 : Current Ratio berpengaruh terhadap Return Saham.

HA.2 : Debt Equity Ratio berpengaruh terhadap Return Saham.

HA.3 : Return On Assets berpengaruh terhadap Return Saham.

2. Secara Simultan

HA.4 : Current ratio, Debt Equity Ratio, dan Return On Asset secara simultan
berpengaruh terhadap Return Saham.
c. Jelaskan ada berapa jumlah dan sebutkan variabelnya (apakah termasuk ke dalam
univariate/bivariate/multivariate) buat dalam bentuk tabel operasionalisasi variabel.

Jawab :

Variabel Y (Return Saham)

Variabel X1 (Current Ratio)

Variabel X2 (Debt Equity Ratio)

Variabel X3 (Return On Assets)

Termasuk Variabel Multivariate

Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan suatu cara pengoperasian variabel sehingga


diperoleh nilai dan gambaran secara nyata dari suatu variabel. Suatu variabel adalah gambaran
dari suatu fenomena yang akan diukur, sehingga untuk dapat diteliti realitasnya harus dapat
dioperasikan dalam bentuk berbagai nilai (Acep Edison, 2018).

Sebagaimana dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt Equity
Ratio (DER), dan Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham pada Perusahaan yang
Tergolong dalam LQ45 yang Terdaftar di BEI periode 2015-2017” maka terdapat 3 variabel
bebas (independent variable) dan 1 variabel terikat (dependent variable). Adapun penjeelasnnya
sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variable bebas adalah variable yang mempengaruhi variable terikat, entah positif atau
negetif (Sekaran, 2014). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel X1 Current Ratio
(CR), X2 Debt Equity Ratio (DER), dan X3 Return On Asset (ROA).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variable yang menjadi perhatian utama peneliti. Tujuan
peneliti adalah memahami dan membuat variable terikat, menjelaskan validitasnya, atau
memprediksinya. Variabel ini merupakan variable utama yang menjadi faktor yang brelaku bagi
investigasi (Sekaran, 2014).

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala


Rasio lancar (current ratio)
adalah ukuran yang umum
Current Ratio digunakan atas solvensi jangka
Rasio
(CR) (X1) pendek, kemampuan suatu
perusahaan memenuhi kebutuhan
utang ketika jatuh tempo.
Debt Equity Ratio adalah ukuran
Debt Equity yang dipakai dalam menganalisis
Ratio (DER) lapporan keuangan untuk Rasio
(X2) memperlihatkan besarnya jaminan
yang tersedia untuk kreditor.
Return On Asset adalah untuk
Return On
mengetahui seberapa besar aset
Asset (ROA) Rasio
yang dimiliki perusahaan itu
(X3)
mampu menghasilkan laba.
Return saham ditentukan menurut
hukum permintaan dan
penawaran. Makin banyak orang
yang ingin membeli, maka harga
Return Saham Return saham pada periode
saham tersebut cenderung Rasio
(Y) akhir tahun
bergerak naik. Sebaliknya, makin
banyak orang ingin menjual
saham, maka saham tersebut akan
bergerak menurun (Rusdin, 2008)

d. Jelaskan populasi dan metode penarikan samplenya.

Jawab :
Populasi Penelitian

Populasi menunjukkan seluruh kelompok orang, kejadian, atau sesuatu yang menjadi
ketertarikkan peneliti untuk diinvestigasi. Dapat dikatakan bahwa populasi merupakan total
kumpulan elemen yang dari kumpulan tersebut akan dibuat kesimpulan (Nuryaman dan
Christina, 2015).

Populasi merupakan objek atau subjek yang barada pada suatu wilayah dan memenuhi
syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Ridwan, 2006).

Dari pengertian tersebut menjelaskan bahwa populasi bukan hanya individu, populasi
juga dapat berupa benda, maupun suatu ukuran yang memiliki karakteristik dan sifat yang sama
dalam sebuah kelompok yang nantinya dapat diteliti dan dipelajari sehingga menghasilkan
sebuah kesimpulan.

Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tergolong LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015 sampai dengan 2017 sebanyak 45 perusahaan.

Tabel 3.1
Daftar Emiten LQ 45 Tahun 2015-2017
AGUS AGUS AGUS
FEB-JULI 2015-JAN FEB-JULI 2016-JAN FEB-JULI 2017-JAN
2015 2016 2016 2017 2017 2018
1 AALI AALI AALI AALI AALI AALI
2 ADHI ADHI ADHI ADHI ADHI ADHI
3 ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO ADRO
4 AKRA AKRA AKRA AKRA AKRA AKRA
5 ANTM ASII ANTM ANTM ANTM ANTM
6 ASII ASRI ASII ASII ASII ASII
7 ASRI BBCA ASRI ASRI ASRI BBCA
8 BBCA BBNI BBCA BBCA BBCA BBNI
9 BBNI BBRI BBNI BBNI BBNI BBRI
10 BBRI BBTN BBRI BBRI BBRI BBTN
11 BBTN BMRI BBTN BBTN BBTN BJBR
12 BMRI BMTR BMRI BMRI BMRI BMRI
13 BMTR BSDE BMTR BMTR BSDE BMTR
14 BSDE CPIN BSDE BSDE BUMI BRPT
15 CPIN EXCL CPIN CPIN CPIN BSDE
16 CTRA GGRM GGRM ELSA ELSA BUMI
17 EXCL ICBP HMSP GGRM EXCL EXCL
18 GGRM INCO ICBP HMSP GGRM GGRM
19 ICBP INDF INCO ICBP HMSP HMSP
20 INCO INTP INDF INCO ICBP ICBP
21 INDF ITMG INTP INDF INCO INCO
22 INTP JSMR JSMR INTP INDF INDF
23 ITMG KLBF KLBF JSMR INTP INTP
24 JSMR LPKR LPKR KLBF JSMR JSMR
25 KLBF LPPF LPPF LPKR KLBF KLBF
26 LPKR LSIP LSIP LPPF LPKR LPKR
27 LPPF MNCN MNCN LSIP LPPF LPPF
28 LSIP MPPA MPPA MNCN LSIP LSIP
29 MNCN PGAS MYRX MPPA MNCN MNCN
30 MPPA PTBA PGAS MYRX MYRX MYRX
31 PGAS PTPP PTBA PGAS PGAS PGAS
32 PTBA PWON PTPP PTBA PPRO PPRO
33 PTPP SCMA PWON PTPP PTBA PTBA
34 PWON SILO SCMA PWON PTPP PTPP
35 SCMA SMGR SILO SCMA PWON PWON
36 SILO SMRA SMGR SILO SCMA SCMA
37 SMGR SRIL SMRA SMGR SMGR SMGR
38 SMRA SSMS SRIL SMRA SMRA SMRA
39 SSMS TBIG SSMS SRIL SRIL SRIL
40 TBIG TLKM TBIG SSMS SSMS SSMS
41 TLKM UNTR TLKM TLKM TLKM TLKM
42 UNTR UNVR UNTR UNTR UNTR UNTR
43 UNVR WIKA UNVR UNVR UNVR UNVR
44 WIKA WSKT WIKA WIKA WIKA WIKA
45 WSKT WTON WSKT WSKT WSKT WSKT
Sumber : www.infojabodetabek.com

Sampel Penelitian

Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian (Suharyadi
Purwanto, 2004). Sampel merupakan bagian dari populasi. Dengan menggunakan sampel, maka
dapat diperoleh suatu ukuran yang hasilnya dapat dijadikan kesimpulan. Pengambilan sampel
adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap
sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan membuat kita dapat
menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi (Uma Sekaran, 2009).
Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh perusahaan yang tergolong LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015 sampai dengan 2017 serta memenuhi kriteria dalam
penarikan sampel.

Teknik Penarikan Sampel

Metode penarikan sampel dilakukan dengan teknik purposive judgement sampling.


Pengambilan sampel berdasarkan purposive judgement sampling adalah pengambilan sampel
didasarkan pada tujuan pemilihan sampel sesuai dengan posisinya sebagai sumber informasi.
Pengambilan sampel sesuai dengan posisinya yang spesifik sebagai sumber informasi didasarkan
pada keputusan dari peneliti mengacu pada latar belakang penelitian dan tujuan penelitian yang
akan dicapai (Acep Edison, 2018).

Dalam hal ini pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap
mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Husein
Umar, 2008). Adapun kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

• Perusahaan yang tergolong LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
periode 2015-2017.
• Perusahaan yang tergolong LQ45 secara continue dari periode 2015-2017.

• Perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang lengkap dan jelas pada periode
2015-2017.

Berdasarkan kriteria tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 36 perusahaan. Seleksi sampel penelitian dan sampel penelitian disajikan pada tabel 3.1
dan tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.1

Purposive Judgement Sampling

No Kriteria Sampel Jumlah


1 Perusahaan yang tergolong LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 45
pada periode 2015-2017.
2 Perusahaan yang tergolong LQ45 secara
(9)
continue dari periode 2015-2017.
3 Perusahaan tersebut memiliki laporan
keuangan yang lengkap dan jelas pada 0
periode 2015-2017.
Perusahaan yang terpilih menjadi sampel 36

Tabel 3.3
Daftar Sampel Perusahaan LQ 45 Tahun 2015-2017
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ADHI Adhi Karya (Persero)Tbk
3 ADRO Adaro Energy Tbk
4 AKRA AKR Corporindo Tbk
5 ASII Astra International Tbk
6 BBCA Bank Central Asia Tbk
7 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
8 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
10 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
11 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
12 GGRM Gudang Garam Tbk
13 HMSP H. M. Sampoerna Tbk
14 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
15 INCO Vale Indonesia Tbk
16 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
17 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
18 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
19 KLBF Kalbe Farma Tbk
20 LPKR Lippo Karawaci Tbk
21 LPPF Matahari Department Store Tbk
22 LSIP PP London Sumatra Tbk
23 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
24 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
25 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
26 PTPP PP (Persero) Tbk
27 PWON Pakuwon Jati Tbk
28 SCMA Surya Citra Media Tbk
29 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
30 SMRA Summarecon Agung Tbk
31 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk
32 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
33 UNTR United Tractors Tbk
34 UNVR Unilever IndonesiaTbk
35 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
36 WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk
Sumber : www.infojabodetabek.com

e. Jelaskan metodologi penelitian atas artikel/proposal saudara tersebut.

Jawab :

Metode Analisis Data

Analisis data adalah kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan
dalam analisis data adalah mengelompokan berdasarkan variabel dan jenis responden,
menyajikan tiap variabel yang diteliti, melakukan perhiitungan untuk menjawab masalah dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan (Sugiyono, 2013:206)
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. Skala rasio merupakan
skala yang mempunyai data yang jaraknya sama dan mempunyai nilai mutlak. Untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), dan Return On Asset
(ROA) terhadap Return Saham.

Alat Analisis Data

Analisis Regresi

Uji regresi pada penelitan ini didasarkan pada data yang bersifat time series. Data yang
telah dikumpulkan di analisis dengann menggunakan alat analisis statistik yakni analisis regresi
linier berganda. Regresi linier berganda adalah analisis prediksi untuk meramalkan hubungan
asosiatif antara minimal dua variable X sebagai variabel prediktor dan variabel Y sebagai
variabel yang di prediksi. Hubunga asosiatif yang dibangun menggunakan alat analisis regresi
linier berganda dimana variabel X sebagai variabel penyebab terhadap variabel Y sebagai
variabel akibat secara langsung (Acep Edison, 2018).

Rumus :

Y = α + β1 X 1 + β2 X 2 + β3 X 3 + β4 X4 + e

Keterangan :

Y = variabel akibat (yang diprediksi)


α = koefisien arah regresi

β1 , β2 , β3 , β4 = koefisien regresi

X 1 = variabel penyebab (Current Ratio)

X 2 = variabel penyebab (Debt Equity Ratio)

X 3 = variabel penyebab (Return On Equity)

X4 = variabel penyebab (Return On Asset)

e = error

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui berbagai hal dalam proses
penelitian. Pengujian asumsi klasik ini untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang
dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan
gejala autokorelasi. Pengujian asumsi klasik ini dilakukan sebelum melaksanakan analisis regresi
linier, apabila uji asumsi telah dilakukan dan sesuai maka penelitian bisa dilanjutkan

• Uji Normalitas Data

Uji normalitas ditujukan untuk mendapatkan hasil bahwa data berdistribusi normal.
Pengujian sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan analisis regresi pada statistik
parametik yang mengharuskan data berdistribusi normal (Acep Edison, 2018). Perbedaan data
berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal sebagai berikut:

• Data berdistribusi Tidak Normal

Data yang memiliki sifat, jenis, karakter, ukuran, nilai, bentuk, yang jumlahnya sangat
terbatas dan dapat dihitung. Data berdistribusi tidak merata dan sangat terbatas sehingga
populasi dari data yang tidak berdistribusi normal relatif sangat sedikit dan dapat
dihitung secara manual (Acep Edison, 2018).

• Data berdistribusi Tidak Normal


Data menyebar merata berdasarkan sifat, jenis, karakter, ukuran, nilai, bentuk, yang
jumlahnya data tidak terbatas. Data distribusi normal adalah data yang menyebar secara
luas dengna jumlah yang banyak bahkan sangat tidak terbatas (Acep Edison, 2018).
Mengetahui data berdistribusi normal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

• Dengan menggunakan gambar distribusi normal berdasarkan hasil pengolahan data


SPSS berbentuk gambar kurva bentuk lonceng dengan melihat keruncingan

• Kemencengan kurva dengan indikator keruncingan dan kemencengan

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen (Y)
dan variabel independen (X) keduanya mempunyai distribusi normal atau kah tidak (Ghozali,
2013). Dengan kata lain apabila asumsi ini dilangar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Cara untuk menguji apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan :

• Analisa grafik yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal.

• Analisis statistic menganjurkan untuk meminimalkan tingkat kesalahan maka analisis


grafik dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2013).

Dalam software EViews normalitas sebuah data dapat dilihat dari gambar histogram, namun
seringkali namun polanya tidak mengikuti kurva normal, sehingga sulit disimpulkan. Lebih
mudah bila melihat koefisien Jarque-Bera (J-B) dan probabilitasnya. Kedua angka bersifa
saling mendukung (Winarno, 2011).

• Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variable bebas (independen). Model korelasi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variable independen (Ghozali, 2013). Untuk mendeteksi ada atu tidaknya
multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari :

• Tolerance Value

• Nilai variance inflation factor (VIF)

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel
bebas lainnya. Nilai yang umum digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF
dibawah 10. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF diatas 10 maka dapat
dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel dalam model regresi.

• Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan


ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian ini
digunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel independen (ZPRED) dengan residualnya
(SRESID).

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi


penyimpangan variabel bersifat konstan dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antar variabel dependen (terikat) dengan residualnya. Apabila
grafik yang ditunjukkan dengan titik-titik tersebut membentuk suatu pola tertentu, maka telah
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

• Auto Korelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggang pada periode t-1
(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang terbebas dari
autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu
dengan uji Durbin-Watson (DW test). Uji DW hanya digunkan untuk autokorelasi tingkat satu
(first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi
dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen (Ghozali, 2013: 110-111)

Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : tidak ada autokorelasi (r=0)

HA : ada autokorelasi (r≠0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi

Tabel 3.2

Kriteria Pengambilan Keputusan Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negative Tolak 4 – dl < d 4
Tidak ada korelasi negative No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau Tidak ditolak Du < d < 4 – du
negatif
Sumber : Ghozali (2013:111)

• Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adlaah mengenai ada atau tidaknya
pengaruh yang signifikan antar variabel-variabel yang diteliti, dimana hipotesis nol (H0)
merupakan hipotesis tentang tidak adanya pengaruh, yang pada umumnya dirumuskan untuk
ditolak, sedangkan hipotesis tandingan (Ha) merupakan hipotesis penelitian. Pengujian Current
Asset, Debt Equity Ratio, Debt Aset Ratio, dan Return on Asset terhadap Return Saham.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan keofisien determinasi, pengujian
secara silmutan disebut uji f, dan pengujian secara parsial disebut uji-t.
• Uji Koefisin Determinasi

Keofisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam variasi variabel dependen. Nilai koefisien determiasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R 2)
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Adapun untuk mengetahui bersar kontribusi pengaruh secara parsial diperoleh dari
hasil perkalian antara nila Beta dengan Zero-Order (Kusnendi, 2005 : 17). Nilai Beta merupakan
nilai koefisin refresi yang sudah terstandarkan (Standardized Coefficient), sedangkan Zero-Order
merupakan korelasi parsial antara setiap variabel bebas dengan variabel terikat (Ghozali,
2013:97)

• Uji Parsial (t-Test)

Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukkan pengaruh tiap
variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Uji t adalah pengujian koefisien
regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui
sebrapa besar pengaruh variabel independet terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:98).
Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan Uji t adalah sebagai berikut:

• Menentukan taraf nyata signifikansi penelitian sebesar α = 5%

Taraf nyata signifikansi penelitian 0,05 (5%) artinya kemungkinan besar hasil
penarikan kesimpulan memiliki probabilitas 95% atau toleransi kesalahan 5% dengan
derajat kebebasan (db = n-k-1).

• Menghitung Uji t

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlan Sampel
• Kriteria Pengambilan Keputusan

• H0 ditolak jika t statistik < 0,05 atau thitung> ttabel atau –thitung< -ttabel

• H0 tidak berhasil ditolak jika t statistik > 0,05 atau thitung<ttabel atau – thitung>-ttabel

3.3.3 Uji Silmultan (F-test)

Uji F merupakan pengujian hubungan regresi secara simultan yang bertujuan untuk
mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018:98). Pengujian hipotesis yang dilakukan
adalah pengujian hipotesis nol (H0) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antar variabel
independen terhadap variabel dependen, dan hipotesis alternatif (Hα) yang menyatakan
sebaliknya. Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan Uji F adalah sebagai berikut:

• Menentukan taraf nyata signifikansi penelitian sebesar α = 5%

Taraf nyata signifikansi penelitian 0,05 (5%) artinya kemungkinan besar hasil
penarikan kesimpulan memiliki probabilitas 95% atau toleransi kesalah 5%.

• Menghitung Uji F

Keterangan :

R2 = Keofisien determinasi gabungan

K = Jumlah Variabel independen

n = Jumlah sampel

• Kriteria Pengambilan Keputusan

• H0 ditolak jika F statistik < 0,05 atau Fhitung> Ftabel

• H0 tidak berhasil ditolak jika F statistik > 0,05 atau Fhitung < Ftabel
Nilai Ftabel didapat dari :

df1 (pembilang) : Jumlah variabel independen

df2 (penyebut) : n-k-1

• Penetapan Tingat Signifikan

Tingkat Signifikansi (Significant level) yang ditetapkan dalam penelitian adalah sebesar
5% atau 0,05 karena dinilah cukup untuk menguji hubungan antara variabel-variabel yang diuji
atau menunjukan bahwa korelasi antar kedua variabel cukup nyata. Tingkat signifikansi 0,05
artinya kemungkinan besar dari hasil penarikan kesimpulan mempunya probabilitas 95% atau
toleransi kesalahan sebesar 5% (Ghozali, 2013:53).

Anda mungkin juga menyukai