Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS TERHADAP KASUS SKANDAL ENRON CORPORATION

A. Latar Belakang
Kasus Enron di Amerika Serikat yang berujung pada bubarnya kantor akuntan publik
ternama di dunia Arthur Andersen telah menyurutkan kepercayaan publik terhadap laporan
keuangan perusahaan yang hanya menitik beratkan pada kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba saja. Enron melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang. KAP
Arthur Andersen sebagai Auditor independen ikut berperan dalam “menyusun” pembukuan
kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor hukum yang menjadi penasihat Enron, Vinson & Eikins,
juga dituduh ikut ambil bagian dalam korupsi skala dunia ini. Independensi auditor adalah
sebuah sikap mental auditor yang wajib dimiliki oleh auditor. Sehingga, seringkali para
pengguna laporan keuangan selalu mempertanyakan apakah auditor bisa independen dalam
menjalankan tugasnya. Auditor adalah orang atau profesi yang mendapatkan penghasilan dari
klien yang mereka audit.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah analisis terhadap kasus skandal Enron Corporation ditinjau dari sudut
pandang prinsip auditing dan etika profesional?
C. Pembahasan
Auditor independen bertanggung jawab memberikan assurance services. Sementara
manajeman, dibantu pengacara, penasihat keuangan, dan konsultan, menyajikan informasi
keuangan, sedangkan akuntan publik bertugas menilai apakah informasi keuangan itu dapat
dipercaya atau tidak. Dalam menjalankan audit, akuntan wajib mendeteksi kemungkinan
kecurangan dan kekeliruan yang material. Penyimpangan (irregularities) dan kecurangan (fraud)
akan dianggap sebagai kelaziman. Kegagalan untuk bersikap obyektif dan independensi sama
artinya dengan hilangnya eksistensi profesi. Membenarkan, bahkan menutupi, perilaku
manajemen yang manipulatif jelas-jelas merupakan pengkhianatan terhadap tugas profesi
akuntan publik. Karena itu, sangat wajar jika, dalam kasus Enron, auditor paling dipersalahkan
karena telah gagal melindungi kepentingan publik yang merupakan pemberi otoritas (Sanjaya:
2014).
Kasus ini menyingkap kerjasama penipuan yang dilakukan Enron dengan auditornya, yaitu
KAP Andersen. KAP Andersen dinyatakan bersalah telah bekerjasama dalam memalsukan laporan
keuangan dan menghambat proses penyelidikan dengan menghancurkan dokumen-dokumen yang
digunakan untuk menjalankan proses audit. Tindakan ini telah dianggap melanggar standar umum
audit yang kedua yaitu independensi, di mana seharusnya dalam semua hal yang berhubungan
dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. KAP
Andersen juga dinyatakan bersalah telah melanggar prinsip etika profesi akuntan di antaranya
yaitu melanggar prinsip integritas dan perilaku profesional. Perlu diketahui bahwa integritas
merupakan prinsip yang penting dan harus diterapkan dalam etika audit sebab merupakan kualitas
yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua
keputusan yang diambilnya. Sedangkan perilaku profesional diterapkan agar setiap pelaku audit
dapat berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang
dapat menghancurkan mana baik profesi. Besarnya jumlah fee yang ditawarkan menyebabkan KAP
Andersen goyah dan mengabaikan prinsip integritas dan independen. Akhirnya, laporan audit yang
dihasilkan jauh dari kualitas yang seharusnya dan sebenarnya. Posisi auditor sangat dilematis
karena mereka dituntut untuk memenuhi keinginan klien namun di sisi tindakan auditor dapat
melanggar standar profesi sebagai acuan kerja mereka. Dalih-dalih untuk menghasilkan laporan
audit yang seharusnya dan sebenarnya, KAP Andersen malah ikut terlibat melakukan tindakan
kriminal. Akibatnya, pemerintahan Amerika serikat melarang KAP Andersen dan Enron untuk
melakukan kontrak kerjasama dengan lembaga pemerintahan di Amerika. Selain itu akibat
pelanggaran prinsip profesional dan etika yang dilakukannya, KAP Andersen dicabut
kedudukannya dari predikat “ The Big Five” dan kehilangan integritasnya di mata mayarakat
(Rahayu: 2014). Pelanggaran 5 prinsip tata kelola (Good Corporate Governance/ GCG)pada kasus
Enron Corporation menurut Kurnia: 2014, antara lain :
1. Transparansi (transparency).
2. Akuntabilitas (accountability).
3. Responsibilitas (responsibility).
4. Independensi (independency).
5. Kesetaraan (fairness).
D. Kesimpulan
Kasus ini menyingkap kerjasama penipuan yang dilakukan Enron dengan auditornya, yaitu
KAP Andersen. KAP Andersen dinyatakan bersalah telah bekerjasama dalam memalsukan laporan
keuangan dan menghambat proses penyelidikan dengan menghancurkan dokumen-dokumen yang
digunakan untuk menjalankan proses audit. Selain itu juga jumlah fee yang ditawarkan
menyebabkan KAP Andersen goyah dan mengabaikan prinsip integritas dan independen. Akhirnya,
laporan audit yang dihasilkan jauh dari kualitas yang seharusnya dan sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai