Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kasus 4

Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat


Keterlibatan KAP Arthur Andersen dalam Skandal Enron

Dosen:
Heyvon Herdhayinta, S.E., Ak., CA., M.Sc., Ph.D

Kelompok 1:
Fernanda Venturini Ronsumbre (487260)
Ridani Wiyani Putri (487276)
Alwi Dahlan Fijai Renwair (487294)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2022
A. Overview Kasus
Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara Inter North (penyalur gas alam
melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. kedua perusahaan ini bergabung pada tahun
1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan
diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya
dengan industri energi. Diversifikasi tersebut antara lain, future transaction, trading
commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan. Namun pada tahun 2001 - 2002
Enron melakukan sesuatu yang berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global
yang ditandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di
belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa sampai ke Asia. Enron yang merupakan salah
satu perusahaan yang menduduki ranking 7 dari 500 perusahaan terkemuka dan juga
merupakan perusahaan energy terbesar di Amerika Serikat jatuh bangkrut dengan
meninggalkan utang hampir sebesar US $ 31,2 miliar dalam kasus Enron diketahui
terjadinya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta $ AS
padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan oleh
keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. Namun kasus Enron ini ikut
menyeret salah satu Kantor Akuntan Big 5 yaitu Arthur Andersen. Tugas dari Andersen
adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan keuangan
Enron memenuhi GAAP. KAP Andersen mengetahui bahwa ada sesuatu yang kurang
tepat dari pembukuan Enron. Namun pihak KAP Andersen justru menutupi hasil
pemeriksaan yang mereka temukan. Hal itu disebabkan oleh pembayaran yang begitu
besar dari Enron, $ 5 juta untuk biaya audit dan $ 50 juta untuk biaya konsultasi. Pada
bulan September 2001, pemerintah mulai mengamati adanya ketidakberesan dalam
laporan pembukuan Enron. Satu Bulan kemudian, Enron mengumumkan kerugian
sebesar $ 600 juta dan nilai aset Enron menyusut $ 1,2 triliun. Pada laporan keuangan
yang sama diakui bahwa selama tujuh tahun terakhir Enron selalu melebih lebihkan laba
bersih mereka. Akibat laporan mengejutkan ini nilai saham Enron mulai turun drastis dan
Enron mengumumkan perusahaan harus gulung tikar pada 2 Desember 2001.

B. Soal dan Pembahasan (Buku BD Chapter 2, Hal. 120)


1. Apakah kontribusi Arthur Andersen dalam skandal Enron?
Kontribusi Arthur Andersen dalam terjadinya skandal Enron yaitu:
1) Arthur Andersen sebagai auditor dan konsultan (dan menerima
pembayaran untuk saran konsultasi) telah menyetujui banyak SPE
(Special Purpose Entities) yang digunakan untuk menghasilkan
keuntungan palsu, menyembunyikan kerugian, dan menjaga pembiayaan
dari laporan keuangan konsolidasi Enron
2) Arthur Andersen tidak memberi tahu Komite Audit Enron bahwa
kebijakan dan pengendalian internal Enron tidak cukup untuk melindungi
kepentingan pemegang saham meskipun AA telah mengambil alih fungsi
audit internal Enron.
3) Arthur Andersen tidak memberi tahu komite audit Enron bahwa Andrew
Fastow (CFO Enron), dan para asistennya terlibat dalam konflik
kepentingan yang signifikan dan tidak memberikan sarana alternatif yang
memadai untuk mengelola konflik ini.
4) Arthur Andersen tidak bisa menemukan bukti audit yang signifikan atau
tidak bertindak atas bukti yang ditemukan, terkait dengan hal-hal berikut:
• Kesalahan penilaian saham atau hak saham yang dialihkan ke SPE
• Kesepakatan antara Enron dan bank untuk menghilangkan risiko bank
dari berbagai transaksi
5) Arthur Andersen tidak mempertimbangkan saran dari Carl Bass (Mitra
Kendali Mutu Arthur Andersen) terkait pengendalian mutu di Arthur
Andersen.

2. Keputusan manakah yang salah dari Arthur Andersen?


Menurut kelompok kami, keputusan yang salah dari Arthur Andersen adalah:
1) Melakukan kerja sama dengan Enron dalam rangka memanipulasi laporan
keuangan Enron yang sebenarnya mengalami kerugian
2) Tidak menjalankan kode etik profesi, tidak adanya integritas dan
objektivitas karena kegagalan pengendalian internal/ pengendalian mutu di
KAP Arthur Andersen
3) Melakukan kesalahan penilaian mengenai signifikansi setiap temuan audit
atau dampak agregat pada tahun fiskal tersebut
4) Kurangnya informasi yang disebabkan oleh staf Enron yang tidak
memberikan informasi penting atau kegagalan staf Arthur Andersen
untuk menemukan informasi penting tersebut
3. Apa motivasi utama dibalik keputusan partner audit Arthur Andersen
terhadap audit dari Enron, WorldCom, Waste Management, dan Sunbeam:
Apakah merupakan sebuah kepentingan umum atau kepentingan lain?
Berikan contoh yang mengungkapkan motivasi tersebut
Menurut kelompok kami, tindakan partner audit Arthur Andersen terhadap audit
dari perusahaan diatas termasuk ke kepentingan lain. Dalam kasus ini, Arthur
Andersen tidak mementingkan kepentingan umum. Sebagai contoh, dalam kasus
ini Arthur Andersen sebagai auditor sekaligus konsultan Enron, tidak
melaksanakan kode etik profesi dengan benar, justru yang dilakukan oleh Arthur
Andersen adalah bekerja sama dengan Enron untuk memanipulasi laporan
keuangan Enron agar terlihat mengalami keuntungan (sebenarnya Enron
mengalami kerugian). Tindakan ini tentu termasuk tidak mementingkan
kepentingan umum, dan hanya mementingkan kepentingan klien.
4. Mengapa seorang auditor seharusnya membuat keputusan untuk
kepentingan umum daripada kepentingan manajemen maupun pemegang
saham saat ini?
Sebagai seorang auditor, seharusnya memenuhi dan melaksanakan kode etik
profesi, diantaranya yaitu integritas, objektivitas, perilaku profesional, dan
sebagainya. Keputusan yang diambil oleh auditor harus menjalankan prinsip kode
etik profesi serta berdasarkan informasi dan temuan audit yang diperoleh agar
keputusan atau opini auditor dapat dipercaya kebenarannya dan dapat dijadikan
dasar untuk pengambilan keputusan bagi kepentingan umum.

5. Mengapa mitra Arthur Andersen yang bertanggung jawab atas kontrol


kualitas tidak menghentikan keputusan yang salah dari mitra audit?
Karena Enron memberikan sejumlah dana yang cukup besar kepada Arthur
Andersen atas biaya audit dan biaya konsultasi. Sehingga David Duncan (selaku
mitra Arthur Andersen) mengabaikan pengontrolan kualitas dari Enron. Hal itu
tentu disebabkan oleh adanya kepentingan pribadi dari David Duncan.

6. Haruskah seluruh pekerja Arthur Andersen menderita atas tindakan yang


dilakukan oleh sebagian orang? Manakah dari pekerja Arthur Andersen
yang seharusnya diadili?
Menurut kelompok kami, tidak adil bagi para pekerja Arthur Andersen yang tidak
terlibat dalam skandal yang dilakukan oleh beberapa orang. Hal tersebut sudah
melanggar teori keadilan dalam etika. Adil bagi para pekerja yang melakukan
pelanggaran, tetapi akan menjadi tidak adil bagi para pekerja yang tidak
mengetahui apa-apa. Pekerja yang seharusnya diadili yaitu David B Duncan yang
bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron dan juga beberapa karyawan lain
yang ikut terlibat. Mereka lah yang seharusnya menanggung akibat dari tindakan
kecurangan yang dilakukan.

7. Dalam keadaan apakah sebuah perusahaan audit harus menghancurkan


kertas kerja audit?
Dalam Standar Perikatan Audit SPA 230, dokumentasi audit dapat dihapus dan
dibuang apabila masa penyimpanan yang disyaratkan berakhir. Batas waktu
penyimpanan bukti audit pada umumnya maksimal 5 tahun. Maka setelah itu
sebuah perusahaan audit diperbolehkan melakukan penghancuran bukti audit.

8. Akankah pengurangan pilihan kantor akuntan besar, Big 4, dapat melayani


kepentingan publik lebih baik daripada Big 5? Bagaimana jika perusahaan
Big 4 lainnya mengalami kesulitan? Akankah tragedi serupa terjadi lagi?
Menurut kelompok kami iya bisa saja Big 4 dapat melayani kepentingan publik
lebih baik. Akan tetapi penilaian terhadap pelayanan publik tentu bersifat relatif,
tergantung pada kepuasan klien dan pihak-pihak terkait atas hasil pekerjaan yang
diberikan KAP Big 4 tersebut. KAP Big 4 juga tentunya dapat bekerja secara baik
setelah terjadinya kasus yang dilakukan oleh KAP Arthur Andersen karena KAP
Big 4 cukup mendapat banyak perhatian dari berbagai wilayah seperti Amerika,
Eropa, hingga Asia. KAP Big 4 tentunya mendapat bantuan seperti bantuan dalam
menjalani mekanisme audit yang benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dari kasus yang terjadi serta fakta-fakta yang telah terungkap maka KAP Arthur
Andersen dapat dijerat dengan sanksi pidana maupun sanksi administrasi.
Menurut sanksi administrasi yang tertera pada Undang – Undang Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 5 tentang akuntan publik, KAP Arthur Andersen
dapat dikenai hukuman rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu,
peringatan tertulis, pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas tertentu,
pembatasan pemberian jasa tertentu, pembekuan izin, pencabutan izin; dan/atau
denda. Sedangkan menurut sanksi pidana yang tertera pada Undang – Undang
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 5 tentang akuntan publik, KAP Arthur
Andersen dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Selain itu, KAP
Arthur Andersen juga mendapat sanksi moral dari masyarakat. Sanksi moral
tersebut adalah cercaan maupun ketidakpercayaan masyarakat untuk menyewa
jasa akuntan publik pada KAP Arthur Andersen. Sanksi moral tersebut tentunya
sangat menghancurkan KAP Arthur Andersen. Oleh sebab itu kasus enron dan
Arthur Andersen ini cukup menjadi cerminan bagi KAP Big 4 dan kantor akuntan
yang lain untuk tidak terlibat dalam kasus serupa.

Anda mungkin juga menyukai