FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA 2022 A. Overview Kasus Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara Inter North (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi tersebut antara lain, future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan. Namun pada tahun 2001 - 2002 Enron melakukan sesuatu yang berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang ditandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa sampai ke Asia. Enron yang merupakan salah satu perusahaan yang menduduki ranking 7 dari 500 perusahaan terkemuka dan juga merupakan perusahaan energy terbesar di Amerika Serikat jatuh bangkrut dengan meninggalkan utang hampir sebesar US $ 31,2 miliar dalam kasus Enron diketahui terjadinya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta $ AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan oleh keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. Namun kasus Enron ini ikut menyeret salah satu Kantor Akuntan Big 5 yaitu Arthur Andersen. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP. KAP Andersen mengetahui bahwa ada sesuatu yang kurang tepat dari pembukuan Enron. Namun pihak KAP Andersen justru menutupi hasil pemeriksaan yang mereka temukan. Hal itu disebabkan oleh pembayaran yang begitu besar dari Enron, $ 5 juta untuk biaya audit dan $ 50 juta untuk biaya konsultasi. Pada bulan September 2001, pemerintah mulai mengamati adanya ketidakberesan dalam laporan pembukuan Enron. Satu Bulan kemudian, Enron mengumumkan kerugian sebesar $ 600 juta dan nilai aset Enron menyusut $ 1,2 triliun. Pada laporan keuangan yang sama diakui bahwa selama tujuh tahun terakhir Enron selalu melebih lebihkan laba bersih mereka. Akibat laporan mengejutkan ini nilai saham Enron mulai turun drastis dan Enron mengumumkan perusahaan harus gulung tikar pada 2 Desember 2001.
B. Soal dan Pembahasan (Buku BD Chapter 2, Hal. 120)
1. Apakah kontribusi Arthur Andersen dalam skandal Enron? Kontribusi Arthur Andersen dalam terjadinya skandal Enron yaitu: 1) Arthur Andersen sebagai auditor dan konsultan (dan menerima pembayaran untuk saran konsultasi) telah menyetujui banyak SPE (Special Purpose Entities) yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan palsu, menyembunyikan kerugian, dan menjaga pembiayaan dari laporan keuangan konsolidasi Enron 2) Arthur Andersen tidak memberi tahu Komite Audit Enron bahwa kebijakan dan pengendalian internal Enron tidak cukup untuk melindungi kepentingan pemegang saham meskipun AA telah mengambil alih fungsi audit internal Enron. 3) Arthur Andersen tidak memberi tahu komite audit Enron bahwa Andrew Fastow (CFO Enron), dan para asistennya terlibat dalam konflik kepentingan yang signifikan dan tidak memberikan sarana alternatif yang memadai untuk mengelola konflik ini. 4) Arthur Andersen tidak bisa menemukan bukti audit yang signifikan atau tidak bertindak atas bukti yang ditemukan, terkait dengan hal-hal berikut: • Kesalahan penilaian saham atau hak saham yang dialihkan ke SPE • Kesepakatan antara Enron dan bank untuk menghilangkan risiko bank dari berbagai transaksi 5) Arthur Andersen tidak mempertimbangkan saran dari Carl Bass (Mitra Kendali Mutu Arthur Andersen) terkait pengendalian mutu di Arthur Andersen.
2. Keputusan manakah yang salah dari Arthur Andersen?
Menurut kelompok kami, keputusan yang salah dari Arthur Andersen adalah: 1) Melakukan kerja sama dengan Enron dalam rangka memanipulasi laporan keuangan Enron yang sebenarnya mengalami kerugian 2) Tidak menjalankan kode etik profesi, tidak adanya integritas dan objektivitas karena kegagalan pengendalian internal/ pengendalian mutu di KAP Arthur Andersen 3) Melakukan kesalahan penilaian mengenai signifikansi setiap temuan audit atau dampak agregat pada tahun fiskal tersebut 4) Kurangnya informasi yang disebabkan oleh staf Enron yang tidak memberikan informasi penting atau kegagalan staf Arthur Andersen untuk menemukan informasi penting tersebut 3. Apa motivasi utama dibalik keputusan partner audit Arthur Andersen terhadap audit dari Enron, WorldCom, Waste Management, dan Sunbeam: Apakah merupakan sebuah kepentingan umum atau kepentingan lain? Berikan contoh yang mengungkapkan motivasi tersebut Menurut kelompok kami, tindakan partner audit Arthur Andersen terhadap audit dari perusahaan diatas termasuk ke kepentingan lain. Dalam kasus ini, Arthur Andersen tidak mementingkan kepentingan umum. Sebagai contoh, dalam kasus ini Arthur Andersen sebagai auditor sekaligus konsultan Enron, tidak melaksanakan kode etik profesi dengan benar, justru yang dilakukan oleh Arthur Andersen adalah bekerja sama dengan Enron untuk memanipulasi laporan keuangan Enron agar terlihat mengalami keuntungan (sebenarnya Enron mengalami kerugian). Tindakan ini tentu termasuk tidak mementingkan kepentingan umum, dan hanya mementingkan kepentingan klien. 4. Mengapa seorang auditor seharusnya membuat keputusan untuk kepentingan umum daripada kepentingan manajemen maupun pemegang saham saat ini? Sebagai seorang auditor, seharusnya memenuhi dan melaksanakan kode etik profesi, diantaranya yaitu integritas, objektivitas, perilaku profesional, dan sebagainya. Keputusan yang diambil oleh auditor harus menjalankan prinsip kode etik profesi serta berdasarkan informasi dan temuan audit yang diperoleh agar keputusan atau opini auditor dapat dipercaya kebenarannya dan dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan bagi kepentingan umum.
5. Mengapa mitra Arthur Andersen yang bertanggung jawab atas kontrol
kualitas tidak menghentikan keputusan yang salah dari mitra audit? Karena Enron memberikan sejumlah dana yang cukup besar kepada Arthur Andersen atas biaya audit dan biaya konsultasi. Sehingga David Duncan (selaku mitra Arthur Andersen) mengabaikan pengontrolan kualitas dari Enron. Hal itu tentu disebabkan oleh adanya kepentingan pribadi dari David Duncan.
6. Haruskah seluruh pekerja Arthur Andersen menderita atas tindakan yang
dilakukan oleh sebagian orang? Manakah dari pekerja Arthur Andersen yang seharusnya diadili? Menurut kelompok kami, tidak adil bagi para pekerja Arthur Andersen yang tidak terlibat dalam skandal yang dilakukan oleh beberapa orang. Hal tersebut sudah melanggar teori keadilan dalam etika. Adil bagi para pekerja yang melakukan pelanggaran, tetapi akan menjadi tidak adil bagi para pekerja yang tidak mengetahui apa-apa. Pekerja yang seharusnya diadili yaitu David B Duncan yang bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron dan juga beberapa karyawan lain yang ikut terlibat. Mereka lah yang seharusnya menanggung akibat dari tindakan kecurangan yang dilakukan.
7. Dalam keadaan apakah sebuah perusahaan audit harus menghancurkan
kertas kerja audit? Dalam Standar Perikatan Audit SPA 230, dokumentasi audit dapat dihapus dan dibuang apabila masa penyimpanan yang disyaratkan berakhir. Batas waktu penyimpanan bukti audit pada umumnya maksimal 5 tahun. Maka setelah itu sebuah perusahaan audit diperbolehkan melakukan penghancuran bukti audit.
8. Akankah pengurangan pilihan kantor akuntan besar, Big 4, dapat melayani
kepentingan publik lebih baik daripada Big 5? Bagaimana jika perusahaan Big 4 lainnya mengalami kesulitan? Akankah tragedi serupa terjadi lagi? Menurut kelompok kami iya bisa saja Big 4 dapat melayani kepentingan publik lebih baik. Akan tetapi penilaian terhadap pelayanan publik tentu bersifat relatif, tergantung pada kepuasan klien dan pihak-pihak terkait atas hasil pekerjaan yang diberikan KAP Big 4 tersebut. KAP Big 4 juga tentunya dapat bekerja secara baik setelah terjadinya kasus yang dilakukan oleh KAP Arthur Andersen karena KAP Big 4 cukup mendapat banyak perhatian dari berbagai wilayah seperti Amerika, Eropa, hingga Asia. KAP Big 4 tentunya mendapat bantuan seperti bantuan dalam menjalani mekanisme audit yang benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Dari kasus yang terjadi serta fakta-fakta yang telah terungkap maka KAP Arthur Andersen dapat dijerat dengan sanksi pidana maupun sanksi administrasi. Menurut sanksi administrasi yang tertera pada Undang – Undang Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 5 tentang akuntan publik, KAP Arthur Andersen dapat dikenai hukuman rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu, peringatan tertulis, pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas tertentu, pembatasan pemberian jasa tertentu, pembekuan izin, pencabutan izin; dan/atau denda. Sedangkan menurut sanksi pidana yang tertera pada Undang – Undang Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 5 tentang akuntan publik, KAP Arthur Andersen dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah). Selain itu, KAP Arthur Andersen juga mendapat sanksi moral dari masyarakat. Sanksi moral tersebut adalah cercaan maupun ketidakpercayaan masyarakat untuk menyewa jasa akuntan publik pada KAP Arthur Andersen. Sanksi moral tersebut tentunya sangat menghancurkan KAP Arthur Andersen. Oleh sebab itu kasus enron dan Arthur Andersen ini cukup menjadi cerminan bagi KAP Big 4 dan kantor akuntan yang lain untuk tidak terlibat dalam kasus serupa.