Disusun oleh :
Elika Mahara (200603033)
Ilham Maulana (200603961)
Muhammad Farhan (200603005)
Nadiatul Husnah (200603032)
Nisa Andaiyani (200603058)
Rajuli Adriansyah (200603004)
Laporan keuangan Enron yang kompleks menimbulkan pertanyaan dari pemegang saham
dan analis. Model bisnis dan praktik-praktik tidak etis dari perusahaan ini, antara lain
menampilkan data penghasilan yang tidak sebenarnya serta modifikasi neraca keuangan demi
memperoleh penilaian kinerja keuangan yang positif. Kombinasi dari sekian banyak isu ini
kemudian menyebabkan kebangkrutan Enron.
Di samping itu Enron menerapkan praktik akuntansi yang dikenal sebagai mark-to-
market accounting dimana pencatatan aset didasarkan pada nilai pasar bukan pada nilai bukunya.
Praktik akuntansi ini juga memungkinkan Enron melaporkan profit berdasarkan proyeksi bisnis
bukan berdasar profit sebenarnya.
Pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik “Portland General
Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir, manajemen mengubah
perusahaan tersebut menjadi “Enron Capital and Trade Resources” yang menjadi perusahaan
Amerika terbesar yang memperjualbelikan gas alam serta listrik. Pendapatan meningkat drastis
dari $ 2 milyar menjadi $ 7 milyar dengan karyawan yang juga tumbuh dari 200 orang menjadi
2.000 orang.
Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula “Enron Online” (EOL)
pada bulan oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara online memasarkan
produk energi secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan
transaksi senilai $ 335 milyar pada tahun 2000. Pada Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah
rencana besar yang amat ambisius untuk membangun jaringan elektronik broadbrand yang
berkecepatan tinggi (high speed broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth
untuk melakukan penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna
melaksanakan program ini, walaupun keuntungannya belum nampak, namun harga saham Enron
di Wall Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga Enron
dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai “one of the most admired and
innovative companies in the world” (Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif) selama enam
tahun berturut-turut.
Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa
kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang
sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa melaporkan
kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2 Desember, di AS
Enron mengajukan permohonan perlindungan. Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan
terbesar dalam sejarah AS dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka.
Tuntutan hukum terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena
para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah uang yang sangat
besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan dibubarkannya perusahaan
akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan dunia bisnis yang lebih luas.
- Kasus ini menyeret KAP Arthur Anderser sebagai akuntan yang memberikan jasa audit dan
konsultasi kepada Enron. Keduanya melakukan penipuan akuntansi pada Laporan Keuangan
Enron.
- Fakta lainnya menurut Wikipedia adalah salah satu eksekutif Enron, Jeffrey Skilling,
mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi CEO Enron pada tanggal 14 Agustus setelah
berada di posisi tersebut hanya enam bulan. Skilling menyebutkan alasan pribadi sebagai dasar
pengunduran dirinya tersebut. Namun, pengamat memperhatikan bahwa beberapa bulan sebelum
pengunduran diri tersebut, Skilling telah menjual 450.000 lembar saham Enron miliknya senilai
$33 juta. Meski begitu, Kenneth Lay yang menjabat sebagai chairman Enron memastikan bahwa
tidak ada permasalahan di dalam kinerja perusahaan di balik pengunduran diri Skilling. Lay
kemudian mengambil alih peran sebagai CEO.
Berdasarkan kronologi dan fakta – fakta yang terdapat dalam kasus Enron, dapat
disimpulkan bahwa segala kecurangan yang terjadi di dalam suatu bisnis adalah sesuatu yang
sulit untuk ditutupi. Meskipun dalam beberapa hal tampaknya dapat diatasi oleh manajemen
Enron, namun pada akhirnya kasus tersebut terungkap oleh publik. Bahkan, segala sesuatu yang
ditutupi tersebut pada akhirnya menjadi kasus yang terus menggelinding hingga bangkrutnya
institusi bisnis tersebut.
Skandal Enron mengajarkan kepada dunia mengenai pentingnya etika profesi seorang akuntan.
Meskipun tidak dianggap sebagai profesi yang sangat prestisius, peran seorang akuntan sangat
penting bagi stabilitas perekonomian. Tindakan seorang akuntan yang tidak memiliki etika
profesi bahkan dapat memicu terjadinya krisis seperti yang terjadi pada skandal Enron. Tindakan
curang dan manipulatif yang dilakukan seorang akuntan dapat menjadi awal kehancuran
perekonomian.