Anda di halaman 1dari 3

Rahel Pratiwi Simarmata

142210150
EA-D

Analisis Kasus Enron


Enron merupakan hasil dari merger dua perusahaan gas alam, Houston Natural Gas
dan InterNorth. Merger ini dilakukan oleh pebisnis Kenneth Lay pada tahun 1985.[1]
Pada awal tahun 1990-an, Lay menginisiasi penentuan harga pasar untuk listrik
serta mendorong Kongres Amerika Serikat melakukan deregulasi terkait penjualan
gas alam. Hal ini memungkinkan Enron untuk menjual energi dengan harga yang
lebih tinggi sehingga berpengaruh positif terhadap keuntungan perusahaan.
Kesuksesan ini menempatkan Enron sebagai produsen gas alam terbesar di
Amerika Utara sejak 1992 dengan memiliki kontrak senilai 122 juta dollar Amerika
Serikat. Dalam perkembangan usahanya, Enron melakukan strategi diversifikasi
dengan merambah bisnis pembangkit tenaga listrik, parbrik pulp dan kertas,
pengolahan air bersih, dan layanan broadband di seluruh dunia. Termasuk juga
mendirikan pembangkit tenaga listrik di negara lain seperti di Filipina, Indonesia, dan
India.
Pada tahun 1997 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik “Portland General
Electric Corp” senilai $ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir, manajemen
mengubah perusahaan tersebut menjadi “Enron Capital and Trade Resources” yang
menjadi perusahaan Amerika terbesar yang memperjualbelikan gas alam serta
listrik. Pendapatan meningkat drastis dari $ 2 milyar menjadi $ 7 milyar dengan
karyawan yang juga tumbuh dari 200 orang menjadi 2.000 orang.

Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula “Enron Online” (EOL)
pada bulan oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara online
memasarkan produk energi secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL
berhasil melaksanakan transaksi senilai $ 335 milyar pada tahun 2000. Pada Januari
2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar yang amat ambisius untuk
membangun jaringan elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed
broadbrand) dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk melakukan
penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan
program ini, walaupun keuntungannya belum nampak, namun harga saham Enron di
Wall Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga
Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai “one of the most
admired and innovative companies in the world” (Perusahaan Amerika yang Paling
Inovatif) selama enam tahun berturut-turut.

Enron menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan
bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan
akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya
di Eropa melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari
kemudian, pada 2 Desember, di AS Enron mengajukan permohonan perlindungan.
Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS dan
menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka. Tuntutan hukum
terhadap para direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena
para direkturnya menyelesaikan tuntutan tersebut dengan membayar sejumlah uang
yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut menyebabkan
dibubarkannya perusahaan akuntansi Arthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di
kalangan dunia bisnis yang lebih luas.
Di dalam kronologis skandal Enron terungkap beberapa fakta penting. Berikut ini
beberapa fakta penting di dalam skandal Enron berdasarkan HIMANIA UI:
➢ Pada tahun 2001, terkuak bahwa Enron melakukan kecurangan dan memiliki
banyak utang yang disembunyikan.
➢ Enron melakukan manipulasi untuk mempercantik laporan keuangan
perusahaan.
➢ Terkuaknya kasus ini pun berakibat pada perginya investor hingga saham
Enron turun drastis ke level US$ 0.26.
➢ Pada Januari 2002, investigasi terkait kasus ini pun dilakukan.
➢ Kasus ini menyeret KAP Arthur Anderser sebagai akuntan yang memberikan
jasa audit dan konsultasi kepada Enron. Keduanya melakukan penipuan
akuntansi pada Laporan Keuangan Enron.
➢ Enron melakukan beberapa pelanggaran, antara lain:
✓ Menggelembungkan nilai pendapatan Mariner Energy (anak usaha Enron)
dari US$ 185 juta menjadi US$ 366 juta. Tercatat sebesar US$ 181 juta
merupakan pendapatan fiktif.
✓ Meminjam dalam jumlah besar untuk dana operasional yang tidak dicatat
sebagai utang. Sebagian pinjaman ini (sekitar US$ 8 miliar) sengaja
disalahklasifikasikan sebagai perdagangan energi berjangka (trades of
energy futures). Dana pinjaman lainnya diberi judul “arus kas dari kegiatan
perdagangan” (“cash flow from trading activities”).
✓ Enron menyalahgunakan Special-Purpose Entities(SPE) di antaranya
untuk menyembunyikan kerugian besar di anak perusahaan yang dimiliki
Enron dengan menciptakan agreement tertentu untuk menutup kerugian
anak perusahaannya.
✓ Fakta lainnya menurut Wikipedia adalah salah satu eksekutif Enron,
Jeffrey Skilling, mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi CEO
Enron pada tanggal 14 Agustus setelah berada di posisi tersebut hanya
enam bulan. Skilling menyebutkan alasan pribadi sebagai dasar
pengunduran dirinya tersebut. Namun, pengamat memperhatikan bahwa
beberapa bulan sebelum pengunduran diri tersebut, Skilling telah menjual
450.000 lembar saham Enron miliknya senilai $33 juta. Meski begitu,
Kenneth Lay yang menjabat sebagai chairman Enron memastikan bahwa
tidak ada permasalahan di dalam kinerja perusahaan di balik pengunduran
diri Skilling. Lay kemudian mengambil alih peran sebagai CEO.
Berdasarkan kronologi dan fakta – fakta yang terdapat dalam kasus Enron, dapat
disimpulkan bahwa segala kecurangan yang terjadi di dalam suatu bisnis adalah
sesuatu yang sulit untuk ditutupi. Meskipun dalam beberapa hal tampaknya dapat
diatasi oleh manajemen Enron, namun pada akhirnya kasus tersebut terungkap oleh
publik. Bahkan, segala sesuatu yang ditutupi tersebut pada akhirnya menjadi kasus
yang terus menggelinding hingga bangkrutnya institusi bisnis tersebut.
Laporan keuangan Enron yang kompleks menimbulkan pertanyaan dari pemegang
saham dan analis. Model bisnis dan praktik-praktik tidak etis dari perusahaan ini,
antara lain menampilkan data penghasilan yang tidak sebenarnya serta modifikasi
neraca keuangan demi memperoleh penilaian kinerja keuangan yang positif.
Kombinasi dari sekian banyak isu ini kemudian menyebabkan kebangkrutan Enron.
Di samping itu Enron menerapkan praktik akuntansi yang dikenal sebagai mark-to-
market accounting dimana pencatatan aset didasarkan pada nilai pasar bukan pada
nilai bukunya. Praktik akuntansi ini juga memungkinkan Enron melaporkan profit
berdasarkan proyeksi bisnis bukan berdasar profit sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai