Anda di halaman 1dari 2

Skandal Enron

Oleh : Putri Indriana


Nomor absen : 24
Kelas : 7-1 Akuntansi Alih Program

Kronologi Kasus

Pada bulan Juli 1985, perusahaan pipa gas Houston Natural Gas Co. melakukan merger
dengan InterNorth Inc. melahirkan perusahaan baru bernama Enron. Seiring
perkembangannya, Enron tidak hanya bergerak di bisnis energi melainkan juga menguasai
dan mengelola berbagai lini usaha termasuk pembangkit listrik, pengolah air bersih, dan
jaringan broadband berkecepatan tinggi.

Langkah diversifikasi yang diambil berdampak positif terhadap harga saham Enron.
Puncaknya di bulan Agustus 2000, saham Enron mencapai $ 90,75 per lembar. Bahkan di
tahun yang sama Enron masuk urutan ke 7 dalam daftar Fortune 500, sebuah daftar ranking
perusahaan-perusahaan dengan pendapatan terbesar di Amerika Serikat.

Pada Oktober 2001, Enron, yang sebelumnya hampir selalu membawa berita gembira ke
lantai bursa, tiba-tiba menggemparkan Wall Street dengan melaporkan kerugian ratusan juta
dollar dari divisi broadband. Sehubungan dengan kabar tersebut, Securities Exchange
Commission (SEC), sebuah badan pengawas pasar modal, menggelar investigasi dan
akhirnya terungkap bahwa kejayaan Enron selama ini ternyata lebih didukung oleh praktek
manipulasi laporan keuangan yang telah dijalani selama bertahun-tahun. Kemudian
diketahui juga bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen, auditor merangkap
konsultan akuntansi Enron, telah melakukan pemusnahan berkas-berkas Enron.

Kenyataannya sejak tahun 1997, Enron mulai mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas
akibat perluasan bidang usaha yang ambisius. Alih-alih mengakui kepada publik kondisi
tersebut, jajaran eksekutif Enron memaksa menyembunyikan fakta demi menjaga nilai
perusahaan. Trik-trik akuntansi pun dilakukan yaitu dengan memanfaatkan Special Purpose
Entities (SPE) untuk melakukan hedging (lindung nilai). Pada awal 2001, media mulai
mempertanyakan apakah saham perusahaan Enron dihargai terlalu tinggi. Banyak pihak
turut menyoroti hal ini, namun ternyata sebagian besar eksekutif sudah lebih dahulu menjual
saham-sahamnya. Pada November 2001 Enron mengaku bahwa sejak 1997 perusahaan
telah menggelembungkan labanya hingga $586 juta. Enron makin kehilangan kepercayaan
investor dan harga saham Enron terus merosot hingga akhirnya pada Januari 2002 hanya
bernilai $ 0.67 per lembar.

Akhirnya pada Desember 2001, Enron menyatakan bangkrut dan saham ditutup pada harga
$0.26, meninggalkan setidaknya 4.000 karyawan yang kehilangan pekerjaan.

Isu Etika

Keberhasilan Enron tidak didapat dengan cara-cara yang etis, salah satunya melalui
rekayasa laporan keuangan agar performa bisnis terlihat menguntungkan. Salah satu trik
yang dilakukan Enron untuk menyembunyikan hutangnya adalah dengan menggunakan
mekanisme off-balance sheet melalui Special Purpose Entity (SPE).

Kebohongan Enron selama bertahun-tahun tidak terlepas dari andil KAP Arthur Andersen.
Tugas KAP Arthur Andersen meliputi audit atas laporan keuangan dan memastikan bahwa
laporan keuangan sudah sesuai dengan GAAP (Generally Accepted Accounting Practices).
Namun kenyataannya meski Enron menghadapi banyak permasalahan akuntansi yang
mengkhawatirkan, laporan keuangan hasil manipulasi Enron tetap mendapatkan
pengesahan KAP dan melenggang cantik di bursa. Setelah dilakukan investigasi, diketahui
bahwa KAP Arthur Andersen juga memberikan jasa konsultasi untuk Enron dimana tugas
tersebut melebihi wewenang akuntan publik pada umumnya. Hal ini lah yang memicu
adanya konflik kepentingan. KAP Arthur Andersen menghadapi berbagai tuntutan di
pengadilan termasuk atas pemusnahan berkas-berkas Enron.

Hikmah yang Dapat Dipetik

Keruntuhan Enron menjadi satu sejarah kelam kebangkrutan korporasi dan praktik kerja
sama yang tidak sehat antara perusahaan dengan Kantor Akuntan Publik. Kasus ini juga
menggambarkan kegagalan moral korporasi. Hal ini memberikan pelajaran bagi pelaku
bisnis bahwa meskipun berorientasi pada profit, korporasi tetap harus menjunjung tinggi
tanggung jawab sosial. Laporan keuangan yang tidak menyajikan informasi yang
sebenarnya telah mengakibatkan kerugian besar bagi para stakeholder-nya terutama para
kreditur, karyawan, dan pemegang saham.

Di sisi lain, KAP Arthur Andersen telah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi
pedoman dalam melaksanakan tugasnya. KAP Arthur Andersen telah menyalahgunakan
kepercayaan publik dengan memberikan informasi yang tidak berdasarkan kondisi
sebenarnya. Kasus Enron melatarbelakangi disusunnya Sarbanes Oxley, yaitu undang-
undang reformasi perlindungan investor untuk meningkatkan pertanggungjawaban
keuangan perusahaan publik dan menjamin independensi KAP.

Referensi

Investopedia. 2016. Enron Scandal Summary. Diakses 9 September 2017 dari


http://www.investopedia.com/updates/enron-scandal-summary/

CNN Library. 2017. Enron Fast Facts. Diakses 9 September 2017 dari
http://edition.cnn.com/2013/07/02/us/enron-fast-facts/

William W. Bratton. 2002. Enron and the Dark Side of Shareholder Value. Washington, D.C.:
Georgetown Law Library

Anda mungkin juga menyukai