Anda di halaman 1dari 1

KEPEMIMPINAN

“What Makes an Ideal Leader?”: Pelajaran yang Bisa Dipetik dan Rekomendasi
Dirangkum oleh: Putri Indriana (7-1 D4 Alih Program Nomor Urut 24)

Kepemimpinan Menurut Ginandjar Kartasasmita merta mengesampingkan tugas parlemen, namun yang
perlu diingat parlemen bertugas mengawasi dan bukan
Belajar sejarah berarti belajar tentang
menghalang-halangi.
kepemimpinan. Dari pola kepemimpinan para founding
fathers di awal lahirnya negara ini, dapat dipetik Presiden dalam tugasnya harus diberi
pembelajaran bahwa pemimpin yang baik harus kebebasan untuk mengambil keputusan sebab untuk
memiliki idealisme, intelektual dan karakter seorang itulah presiden dipilih. Kewenangan presiden pun sudah
pemimpin. Karakter kepemimpinan menurut Mahbubani dibatasi sejak reformasi berkumandang. Untuk itu, DPR
mencakup kepedulian (compassion), kecerdikan selaku parlemen tidak perlu langsung menyamakan
(canniness) dan keberanian (courage). Sementara pengambilan keputusan presiden sebagai bentuk
menurut Schwab, karakter kepemimpinan mencakup kediktatoran, melainkan seharusnya menciptakan iklim
hati (heart), kecerdasan (brain), kekuatan (muscle), yang suportif demi pencapaian tujuan bersama yakni
ketangguhan (nerve), dan nurani (soul). sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam hal ini,
juga diperlukan kedewasaan dan sikap kritis dari
“Pemimpin muncul dari zaman apa saja karena
masyarakat untuk menyikapi kerja presiden dan DPR.
tidak ada zaman normal” berarti kepemimpinan
Indonesia pada era sekarang dengan Indonesia pada
masa awal pembentukannya masing-masing memiliki
Rekomendasi
tantangan yang berbeda. Masyarakat kini yang lebih
didominasi generasi Z lebih canggih dan terbuka  Ketika menjadi pemimpin, sebaiknya seseorang
terhadap informasi, sehingga tuntutan kepada sudah selesai dengan dirinya sendiri. Dengan kata
pemimpinnya pun akan semakin tinggi. Oleh karena itu, lain, yang menjadi fokus pemimpin adalah
kepemimpinan di zaman modern ini di samping harus kepentingan kolektif dan bukan lagi kepentingan
memiliki nilai nilai ‘tradisional’ yakni moral pribadi atau golongan. Sehingga dalam
kepemimpinan bangsa yang dianut sejak dahulu, juga menjalankan tugasnya, kebijakan-kebijakan
harus memiliki pola pikir kekinian—harus terbuka pemerintah hendaknya selalu mengedepankan
terhadap barbagai kemajuan ilmu dan teknologi, inovatif hasil terbaik untuk kepentingan rakyat.
dan mampu berpikir rasional.  Pemimpin harus mampu menjawab tantangan yang
Sering dikatakan bahwa pemimpin adalah dihadapi dalam eranya. Dengan perkembangan
cerminan masyarakatnya, pemimpin adalah produk teknologi yang pesat di era ini, pemerintah
budaya masyarakatnya, atau pemimpin itu dilahirkan, diharapkan mampu memanfaatkan teknologi untuk
akan tetapi Ginandjar Kartasasmita lebih setuju bahwa dapat membangun ikatan dengan rakyat dan
kepemimpinan bisa dibentuk. Maka peran pendidikan menyampaikan informasi yang kredibel.
teramat penting untuk mencetak generasi pemimpin  Permasalahan utama dalam pemerintahan yang
selanjutnya. menghambat tujuan kepemimpinan adalah korupsi,
kolusi dan nepotisme. Perlu ada komitmen bersama
dari pemerintah baik legislatif, eksekutif, dan
yudikatif untuk bahu-membahu memerangi praktik
Pemerintah yang Efektif Menurut Daoed Joesoef
tersebut.
Ada 2 pandangan terhadap istilah pemerintah:  Kepemimpinan bukanlah tentang siapa yang paling
sebagai penguasa dan sebagai pelayan publik. Di kaya, paling lama menjabat, atau paling tinggi
Indonesia, pemerintah menggunakan sistem posisinya, tapi kepemimpinan adalah soal
presidensial, artinya kepala pemerintahan dijabat oleh kemampuan. Berangkat dari pemahaman tersebut,
presiden sekaligus untuk memimpin kabinet dan idealnya model kepemimpinan yang diterapkan di
memutuskan hal-hal signifikan kenegaraan. berbagai sektor strategis di pemerintahan pun
sebaiknya beralih ke meritokrasi, yaitu
Kerja presiden perlu diawasi oleh parlemen
kepemimpinan yang berdasarkan pada kompetensi
(DPR). Namun, DPR kini lebih cenderung untuk
dan pencapaian-pencapaian prestatif.
menghambat atau kerja presiden karena perbedaan
 Kepemimpinan dapat dipelajari, oleh karena itu
pandangan politik. Sebagai solusinya yaitu kembali ke
kurikulum pendidikan soft skill kepemimpinan perlu
amanat UUD 1945, menerapkan secara konsekuen dan
diajarkan sejak dini untuk mendorong lahirnya
benar sistem pemerintahan presidensial yang
generasi pemimpin yang tangguh dan cakap.
diamanatkan para pendiri bangsa. Sistem ini tidak serta-

Anda mungkin juga menyukai