Anda di halaman 1dari 6

KASUS ENRON

A. PERUSAHAAN ENRON

Enron Coorporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston,
Texas, Amerika Serikat. Enron jejak akarnya adalah Perusahaan Gas Alam Utara, yang
dibentuk pada tahun 1932, di Omaha, Nebraska. Enron merupakan perusahaan dari
penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural
Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985 oleh Kenneth Lay. Enron memiliki
cakupan bisnis yang luas, diantaranya adalah listrik, gas alam, pulp, kertas, komunikasi, dll.
Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk “Enron Online” (EOL) pada tahun
1999, yaitu sebuah unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk energi secara
elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai $335
milyar pada tahun 2000. Pada Januari 2000, Enron mengumumkan sebuah rencana besar
yang amat ambisius untuk membangun jaringan elektronik broadband yang berkecepatan
tinggi (high speed broadband) dengan kapasitas penjualan brandwidth untuk melakukan
penjualan gas serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan program
ini, walaupun keuntungannya belum nampak, namun harga saham Enron di Wall Street
melonjak menjadi $40, bahkan meningkat menjadi $90,56 sehingga Enron dinyatakan oleh
berbagai media sebagai “Perusahaan Amerika yang paling inovatif di dunia”.

B. SKANDAL ENRON

Gambaran Umum

Enron mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2001. Bangkrutnya Enron


dianggap bukan lagi semata-mata hanya sebuah kegagalan bisnis akibat manipulasi sistem
akuntansi, melainkan juga sebuah skandal yang multidimensional, yang melibatkan politisi
dan pemimpin terkemuka di Amerika Serikat. Hal ini bisa dilihat dari beberapa fakta yang
cukup mencengangkan seperti:
1. Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang pada awal tahun 2001 sebelum
kebangkrutannya masih membukukan pendapatan US$ 100 miliar, ternyata tiba-tiba
melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Sebagai entitas bisnis,
nilai kerugian Enron diperkirakan mencapai US$ 50 miliar. Sementara itu, pelaku
pasar modal kehilangan US$ 32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus menangisi
amblasnya dana pensiun mereka tak kurang dari US$ 1 miliar.
2. Saham Enron terjun bebas hingga berharga US$ 45 sen. Padahal sebelumnya pada
Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar. Oleh karenanya banyak pihak yang
mengatakan kebangkrutan Enron ini sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah
bisnis di Amerika Serikat dan menjadi bahan pembicaraan dan ulasan di berbagai
media bisnis dan ekonomi terkemuka.

Sebab-sebab Kebangkrutan Enron

Sebab-sebab kebangkrutan Enron setelah dilakukan pengusutan:


1. Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing yaitu dengan cara
penundaan pencatatan piutang karena kasnya digunakan untuk kepentingan pribadi,
misal ada piutang dari pihak A, pihak B, pihak C. Pelunasan dari pihak A ditunda
pencatatannya sampai terjadi pelunasan dari pihak B. Baru kemudian piutang piutang
pihak A dicatat di rekening perusahaan. Begitu seterusnya sampai terbongkar
penipuan tersebut. Manajemen Enron juga menggelembungkan (mark up)
pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2
miliar. Enron tidak melaporkan utang pada neraca. Belakangan diketahui bahwa
auditor Enron, Arthur Andersen kantor Hudson, telah ikut membantu proses rekayasa
keuangan tingkat tinggi itu.
2. Melakukan teknik–off balance sheet (mencatat diluar buku besar, sehingga tidak
nampak di laporan keuangan)
3. Mendirikan sekitar 90 perusahaan di luar Enron (Special Purpose
Partnership/Vehicle/Entity), untuk mengalihkan hutang-hutang Enron.
4. Melalui kerjasama dengan bank-bank besar Enron meminjam uang, sering dengan
jaminan langsung atau tidak langsung dari Enron. Uang tersebut digunakan untuk
keuntungan Enron, tetapi tidak selalu ditransfer ke Enron, melainkan ke pihak lain.
5. Enron memanipulasi laporan arus kas untuk menyamarkan uang tunai dari pinjaman
sebagai arus kas dari penjualan investasi.
6. Kontroversi lainnya, mundurnya beberapa eksekutif terkemuka Enron dan dipecatnya
sejumlah partner Andersen. Terbongkar juga kisah pemusnahan ribuan surat
elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron oleh petinggi
di firma audit Arthur Andersen. Diperkirakan tidak kurang dari $32 miliar harus
disediakan Arthur Andersen untuk dibayarkan kepada para pemegang saham Enron
yang merasa dirugikan karena auditnya yang tidak benar.
7. Belakangan diketahui banyak sekali pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat
Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini.
70% senator, baik dari Partai Republik maupun Partai Demokrat, pernah menerima
dana politik. Dalam komite yang membidangi energi, 19 dari 23 anggotanya juga
termasuk yang menerima sumbangan dari perusahaan itu.

Kronologis Kasus Enron

Adapun kronologis yang didasarkan pada fakta, data dan informasi dari berbagai sumber
yang berkaitan dengan hancurnya Enron, dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan
dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa
di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk praktek akuntansi
dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada publik.
2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out sourcing
secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3. Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan,
mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis
enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron sebagai
klien KAP Andersen.
4. Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek akuntansi
perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran berkaitan
dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada pertengahan 2001.
CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk melakukan investigasi.
5. Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan ketiga.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat menjadi $393
juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron, Kenneth Lay,
menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan prospek yang
sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang pembebanan biaya
akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar $1 miliar yang
sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut menjadi rugi $644
juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh mengenai beban $1
miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-
perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
6. Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke
pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa terdapat
hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar dolar. Dengan
pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained earning) berkurang
dalam jumlah yang sama.
7. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron
(penghambatan terhadap proses peradilan).
8. Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron.
Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada nilainya.
9. KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002,
sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron telah
berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
10. CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002 akan tetapi
masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada tanggal 4 Pebruari
Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.
11. Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi US$750 juta untuk
menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
12. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang Enron
dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga
pemerintahan di Amerika.
13. Tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen
bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah
menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
14. Tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri sebagai
presiden dan Chief Operating Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni 2002.
15. Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen bersalah
telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.

Permasalahan Audit

Skandal Enron dianggap kejahatan ekonomi multidisiplin. Segelintir penguasa informasi


telah menipu banyak pihak tentang seluk-beluk transaksi keuangan perusahaan. Mereka
terdiri dari para professional-CEO, akuntan, auditor, pengacara, bankir, dan analis keuangan
yang telah mengkhianati tugasnya sebagai penjaga kepentingan publik.
Meskipun bangkrutnya sebuah usaha menjadi tanggung jawab banyak pihak, dalam
kedudukannya sebagai auditor, tanggung jawab Arthur Andersen dalam kasus Enron
sangatlah besar. Dalam hal ini, Arthur Andersen LPP salah satu firma akuntansi di Amerika
Serikat telah melakukan pelanggaran etika dalam pelaksanaan pengauditan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hal – hal berikut :
1. Adanya praktik discrimination of information/unfair discrimination, terlihat dari
tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen yang berperan besar pada
kebangkrutan perusahaan, terjadinya pelanggaran terhadap norma etika corporate
governance dan corporate responsibility oleh manajemen perusahaan, dan perilaku
manajemen perusahaan merupakan pelanggaran besar-besaran terhadap kepercayaan
yang diberikan kepada perusahaan.
2. Adanya penyesatan informasi, pihak manajemen Enron maupun Arthur Andersen
mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi
mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa
laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur
berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap
melakukan Deception dengan menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan
memberikan prospek yang sangat baik. Andersen tidak mau mengungkapkan apa
sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi
Enron tetap dipertahankan.
3. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan
manipulasi laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak
etis, dalam kasus Enron adalah dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting
yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada
periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya
panggilan pengadilan.
Dari kasus ini banyak terjadi perilaku tidak etis. Perilaku tidak etis paling paling
mengemuka disini adalah adalah adanya manipulasi laporan keuangan (window dressing)
untuk menunjukkan seolah-olah kinerja perusahaan baik. Andersen telah menciderai
kepercayaan dari pihak stock holder untuk memberikan suatu informasi yang adil mengenai
pertanggungjawaban. Dalam kasus Andersen diketahui terjadinya perilaku moral hazard
diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan padahal perusahaan
mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham
tetap diminati investor. KAP Andersen diduga memberi opini wajar tanpa pengecualian
terhadap laporan keuangan Enron yang telah di manipulasi.

Anda mungkin juga menyukai