Anda di halaman 1dari 15

KOMBINASI BISNIS DAN KONSOLIDASI

A. Pendahuluan

Praktik usaha belakangan ini telah banyak menimbulkan jenis struktur perusahaan yang
tidak lagi tradisional dan bahkan entitas baru, sering kali betul-betul merupakan bentuk baru,
untuk menjalankan aktivitas operasi dan keuangan entitas tersebut. Terciptanya struktur
entitas baru dan entitas khusus merupakan respons atas lingkungan operasi usaha saat ini
yang dilingkupi oleh kebanyakan risiko usaha, isu globalisasi, dan aturan perpajakan yang
kompleks. Sejumlah isu akuntansi dan pelaporan muncul ketika dua atau lebih perusahaan
saling bergabung dalam kepemilikan atau ketika suatu perusahaan menciptakan berbagai
bentuk entitas operasi atau pendanaan baru.

Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan semakin ketat.
Kondisi demikian menuntut perusahaan agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang.
Untuk itu, perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar perusahaan bisa
mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Sebagaimana sebuah
organisme, perusahaan akan mengalami berbagai kondisi statis dan mengalami proses
kemunduran atau pengkerutan.dalam rangka tumbuh dan berkembang dari perusahaan bisa
melakukan ekspansi bisnis dengan memilih salah satu diantara dua jalur alternative yaitu
pertumbuhan dari dalam perusahaan, dan pertumbuhan dari luar perusahaan.

Kombinasi bisnis pada umumnya terjadi dengan kepemilikan hak suara yang
memberikan hak pengendalian atau pengaruh signifikan. Kepemilikan hak suara biasanya
direalisasi dengan perolehan ekuitas entitas lain, sebagai contoh, hak suara dalam entitas
yang berbentuk perseroan terbatas dinyatakan dalam kepemilikan saham biasa PSAK 22
revisi tahun 2010 mensyaratkan penerapan metode pembelian (purchase) atau metode
akuisisi untuk perolehan ekuitas entitas yang dimaksud.

B. Investasi pada Entitas Lain

Investasi secara umum dapat didefinisikan sebagai bentuk penyerahan modal kepada
suatu entitas tertentu. Pada umumnya, hubungan antar entitas dipengaruhi oleh investasi
dalam bentuk saham. Hal ini dikarenakan saham merupakan salah satu komponen yang
masuk dalam kelompok ekuitas. Jadi laba maupun rugi akan ditanggung oleh investor yang
menanamkan dananya melalui saham.
1. Aset Keuangan

Definisi aset keuangan menurut PSAK 50 tentang aset keuangan itu adalah a) kas, b)
instrumen ekuitas entitas lain (seperti investasi pada saham biasa dan saham preferen), c)
hak kontraktual seperti piutang usaha, wesel tagih, piutang obligasi, serta d) kontrak yang
akan diselesaikan dengan penerbitan instrumen ekuitas entitas baik non derivatif maupun
derivatif seperti future dan forward contracts, swaps, maupun option contracts.

Aset keuangan yang ada pada suatu entitas akan menyebabkan munculnya liabilitas
keuangan atau instrumen ekuitas untuk entitas lain. Misalnya aset keuangan berupa investasi
pada saham biasa PT B yang ada di B/S PT A di sisi lain merupakan instrumen ekuitas
saham biasa pada B/S PT B. Begitu juga aset keuangan berupa piutang usaha dr PT B pada
B/S PT A merupakan liabilitas keuangan berupa utang usaha pada PT A di B/S PT B.

Klasifikasi aset keuangan dibagi menjadi empat yaitu,

a. Aset keuangan diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi (fair value to profit &
loss). FVTPL adalah aset keuangan yang dimaksudkan untuk tujuan diperdagangkan
dalam waktu dekat.
b. Investasi dipegang hingga jatuh tempo (held to maturities-HTM), yaitu aset
keuangan nonderivatif dgn pembayaran ttp atau ditentukan dan jatuh temponya telah
ditetapkan serta entitas mempunyai intensi positif serta kemampuan utk memiliki
aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
c. Pinjaman yang diberikan atau piutang (loans or receivable-LR) yaitu aset keuangan
nonderivatif dengan pembayaran yang telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi
pasar aktif, kecuali yang termasuk dalam tiga kategori aset keuangan yang lain.
d. Aset keuangan tersedia untuk dijual (available to sale-AFS) yaitu aset keuangan
nonderivatif yang ditetapkan tersedia untuk dijual. Misalnya aset keuangan untuk
tujuan trading.

2. Entitas Asosiasi

Entitas asosiasi (associate) adalah suatu entitas, termasuk entitas non korporasi
seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan
entitas anak ataupun bagian partisipasi dalam ventura bersama. Dalam SAK ETAP
didefinisikan entitas asosiasi sebagai suatu entitas, termasuk entitas bukan Perseroan
Terbatas seperti persekutuan, dimana investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan
merupakan entitas anak ataupun bagian dalam joint venture. Pengaruh signifikan yang
dimaksud merupakan kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan
dan operasional stratejik atas suatu entitas, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan
bersama atas kebijakan tersebut.

Pada umumnya entitas asosiasi diungkapkan jika perusahaan memiliki kepemilikan


saham sebesar 20% dari jumlah saham yang beredar. Jumlah saham yang beredar sebanyak
20% dianggap mampu mempengaruhi suatu kebijakan entitas asosiasi, kecuali dapat
ditunjukkan secara jelas bahwa tidak ada pengaruh signifikan. Namun, terkadang
perusahaan juga bisa menunjukan pengaruh yang signifikan meski jumlah kepemilikan
sahamnya kurang dari 20% dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.

Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode biaya. Investasi
diukur pada biaya perolehan dikurang akumulasi kerugian penurunan nilai. Investor harus
mengakui dividen dan penerimaan distribusi lainnya sebagai penghasilan terlepas apakah
hal tersebut berasal dari akumulasi laba entitas asosiasi yang timbul sebelum atau sesudah
tanggal perolehan.

3. Ventura Bersama (Joint Venture)

Ventura bersama (joint venture) adalah perjanjian kontraktual dimana dua atau lebih
pihak menjalankan aktivitas ekonomi yang tunduk pada pengendalian bersama. Ventura
bersama menggunakan banyak bentuk dan struktur yang berbeda. Pernyataan ini
mengidentifikasi tiga jenis umum ventura bersama, yaitu pengendalian bersama operasi,
pengendalian bersama aset dan pengendalian bersama entitas, yang secara umum dijelaskan
sebagai, dan memenuhi definisi dari, ventura bersama.

a) Pengendalian Bersama Operasi

Operasi dari beberapa ventura bersama melibatkan penggunaan aset dan sumber daya
lainnya dari venture daripada pendirian suatu perseroan terbatas, persekutuan, atau entitas
lainnya, atau suatu struktur keuangan yang terpisah dari venturer. Setiap venturer
menggunakan aset tetap dan persediaannya. Venturer menanggung beban dan kewajiban dan
memperoleh pembiayaan, yang mewakili kewajibannya. Aktivitas ventura bersama dapat
dilaksanakan oleh karyawan venturer bersamaan dengan aktivitas venturer yang serupa.
Perjanjian ventura bersama biasanya mengatur sedemikian sehingga pendapatan dari
penjualan produk bersama dan beban yang terjadi dibagi antar venturer.

Contoh pengendalian bersama operasi adalah ketika dua atau lebih venturer
menggabungkan kegiatan operasi, sumber daya dan keahliannya untuk menciptakan pasar
dan menyalurkan produk tertentu secara bersama, seperti pesawat terbang. Bagian yang
berbeda dari proses manufaktur dikerjakan oleh setiap venturer. Setiap venturer
menanggung biayanya dan memperoleh bagian pendapatan dari penjualan pesawat, dimana
bagian tersebut ditentukan sesuai dengan perjanjian kontraktual.

b) Pengendalian Bersama Aset

Beberapa ventura bersama melibatkan pengendalian bersama, dan seringkali


kepemilikan bersama, oleh venture atas satu atau lebih aset yang dikontribusikan kepada
atau diperoleh untuk tujuan dari ventura bersama dan didedikasikan untuk tujuan ventura
bersama. Aset tersebut digunakan untuk memperoleh manfaat bagi venturer. Setiap venturer
dapat mengambil suatu bagian keluaran dari aset dan menanggung suatu bagian yang
disetujui dari beban yang terjadi. Ventura bersama tersebut tidak melibatkan pendirian suatu
perseroan terbatas, persekutuan, atau entitas lainnya, atau suatu struktur keuangan yang
terpisah dari venturer. Setiap venturer memiliki pengendalian atas bagiannya dari manfaat
ekonomi masa depan melalui bagiannya dalam pengendalian bersama aset.

Banyak aktivitas dalam industri ekstraksi minyak, gas dan mineral melibatkan
pengendalian bersama aset. Misalnya, sejumlah perusahaan yang memproduksi minyak
mengendalikan dan mengoperasikan bersama suatu pipa saluran minyak. Setiap venturer
menggunakan pipa saluran tersebut untuk mengangkut produknya dan menanggung proporsi
yang disetujui dari beban operasi pipa saluran. Contoh lain dari pengendalian bersama aset
adalah ketika dua entitas bersama-sama mengendalikan suatu properti, dimana masing-
masing pihak mengambil suatu bagian dari sewa yang diterima dan menanggung suatu
bagian dari beban.

c) Pengendalian Bersama Entitas

Pengendalian bersama entitas adalah ventura bersama yang melibatkan pendirian suatu
perseroan terbatas, persekutuan atau entitas lainnya yang mana setiap venturer mempunyai
bagian partisipasi. Entitas tersebut beroperasi dalam cara yang sama seperti entitas lainnya,
kecuali adanya perjanjian kontraktual antar venturer yang menciptakan pengendalian
bersama atas aktivitas ekonomi entitas.

Pengendalian bersama entitas mengendalikan aset ventura bersama, menanggung


kewajiban dan beban dan memperoleh penghasilan. Entitas tersebut dapat mengadakan
kontrak atas nama sendiri dan memperoleh pembiayaan untuk tujuan aktivitas ventura
bersama. Setiap venture berhak atas bagian laba dari pengendalian bersama entitas,
meskipun beberapa pengendalian bersama entitas juga meliputi pembagian keluaran ventura
bersama.

Contoh umum pengendalian bersama entitas adalah ketika dua entitas menggabungkan
aktivitas mereka dalam lini usaha tertentu dengan mengalihkan aset dan kewajiban yang
relevan ke suatu pengendalian bersama entitas. Contoh lainnya adalah ketika entitas
memulai suatu usaha di luar negeri bersama dengan pemerintah atau lembaga lain di negara
tersebut, dengan cara mendirikan entitas terpisah yang dikendalikan bersama oleh entitas
dan pemerintah atau lembaga.

Unsur-unsur yang terdapat dalam joint venture ialah :

a. Kerjasama dua pihak atau lebih.

Joint venture merupakan kerjasama dua pihak atau lebih yang sepakat untuk
membentuk perusahaan baru dengan nama baru.

b. Ada modal

Dalam joint venture masing-masing pihak memberikan modal untuk disetor dan
dipakai bersama untuk mengoperasikan perusahaan baru.

c. Ada surat perjanjian

Sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam joint venture
harus ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat kedua belah pihak tersebut. Dalam
joint venture karena melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah
pihak yang akan diajak kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa dipertanggungjawabkan.

Ciri Ciri Join Venture yaitu:

a. Waktunya terbatas
b. Kontribusi masing-masing pihak dapat berupa barang atau uang.
c. Keuntungan atau kerugian dibagi sama.
d. Sebelum Keuntungan dibagi diperhitungkan dahulu bunga modal, komisi,bonus dan
lain-lain untuk pihak-pihak yang telah berjasa.
e. Salah satu pihak ditunjuk sebagai pimpinan usaha joint venture yang disebut
"managing partner"

>> PSAK 15 terkait Entitas Asosiasi dan Joint Venture

Terkait investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama (Joint Venture) yang telah
dipaparkan diatas, diatur dalam PSAK 15 tentang Investasi pada Entitas Asosiasi dan
Ventura Bersama. PSAK 15 tersebut diterapkan oleh seluruh entitas yang merupakan
investor dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan atas investee.

Dijelaskan pengaruh signifikan adalah kekuasaan untuk berpartisipasi dalam keputusan


kebijakan keuangan dan operasional suatu aktivitas ekonomi, tetapi tidak mengendalikan
atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut.

Indikasi kuantitatif:

a. Hak suara ≥20% dianggap memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat


dibuktikansebaliknya

b. Hak suara <20% dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan, kecuali dapat
dibuktikan sebaliknya

Indikasi kualitatif:

a. Keterwakilan dalam dewan direksi dan komisaris atau organ setara

b. Partisipasi proses pembuatan kebijakan, termasuk dividen dan distribusi lain

c. Transaksi material investor dengan investee

d. Pertukaran personel manajerial

e. Penyediaan informasi teknis pokok

Laporan keuangan terkini entitas asosiasi atau ventura bersama yang tersedia digunakan
oleh entitas dalam menerapkan metode ekuitas. Jika akhir periode pelaporan entitas berbeda
dengan entitas asosiasi atau ventura bersama, maka entitas asosiasi atau ventura bersama
menyajikan (untuk digunakan oleh entitas) laporan keuangan dengan tanggal yang sama
dengan laporan keuangan entitas, kecuali hal tersebut tidak praktis.

Jika laporan keuangan entitas asosiasi atau ventura bersama yang digunakan dalam
menerapkan metode ekuitas disusun berbeda dari tanggal entitas, maka penyesuaian
dilakukan terhadap dampak dari transaksi atau peristiwa signifikan yang terjadi di antara
tanggal laporan keuangan entitas asosiasi atau ventura bersama dengan tanggal laporan
keuangan entitas. Dalam kasus apapun, perbedaan antara akhir periode pelaporan entitas
asosiasi atau ventura bersama dengan akhir periode pelaporan entitas tidak boleh lebih dari
tiga bulan. Panjangnya periode pelaporan dan perbedaan apapun antara akhir periode
pelaporan adalah sama dari periode ke periode. Laporan keuangan entitas disusun dengan
menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan
serupa.

>> Metode Ekuitas

Dalam metode ekuitas, investasi dalam entitas asosiasi pada awalnya diakui sebesar
biaya perolehan dan nilai tercatat tersebut ditambah atau dikurang untuk mengakui bagian
investor atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan. Bagian investor atas laba atau
rugi investee diakui dalam laporan laba rugi investor. Penerimaan distribusi dari investee
mengurangi nilai tercatat investasi. Penyesuaian terhadap nilai tercatat tersebut juga
diperlukan jika terdapat perubahan dalam proporsi bagian investor atas investee yang timbul
dari pendapatan komprehensif lain investee. Perubahan tersebut termasuk perubahan yang
timbul dari revaluasi aset tetap dan selisih penjabaran mata uang asing. Bagian investor atas
perubahan tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain investor (Lihat PSAK 1:
Penyajian Laporan Keuangan).

4. Entitas Anak

Entitas anak (subsidiary) adalah suatu entitas, termasuk entitas non korporasi
seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh entitas lain (yang dikenal sebagai entitas induk).
SAK ETAP mendefinisikan entitas anak sebagai suatu entitas yang dikendalikan oleh entitas
induk. Pengendalian adalah kemampuan untuk mengatur kebijakan keuangan dan
operasional dari suatu entitas sehingga mendapatkan manfaat dari aktivitas tersebut.
Pengendalian dianggap ada jika entitas induk memiliki baik secara langsung atau tidak
langsung melalui entitas anak lebih dari setengah hak suara dari suatu entitas, kecuali dapat
ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak menunjukkan adanya
pengendalian.

Pengendalian dapat juga muncul ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang hak
suara suatu entitas tetapi memiliki:

a. mempunyai hak suara lebih dari setengah berdasarkan suatu perjanjian dengan
pemegang saham lain
b. mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional berdasarkan
anggaran dasar atau perjanjian.
c. mempunyai hak untuk menunjuk atau memberhentikan mayoritas anggota dewan
direksi atau badan yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh oleh dewan
atau badan tersebut.
d. mempunyai hak untuk bertindak sebagai suara mayoritas dalam rapat dewan direksi
atau badan yang setara dan pengendalian entitas dilakukan oleh dewan atau badan
tersebut.

Investasi pada entitas anak dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. SAK ETAP
tidak menganjurkan dilakukannya konsolidasi laporan keuangan. Investasi pada entitas anak
awalnya diakui pada biaya perolehan (termasuk biaya transaksi) dan selanjutnya disesuaikan
untuk mencerminkan bagian investor atas laba atau rugi dan pendapatan dan beban dari
entitas anak.

D. Kombinasi Bisnis (PSAK 22)

1. Pengertian Kombinasi Bisnis

Dalam arti umum, kombinasi bisnis berarti bergabungnya entitas-entitas bisnis yang
sebelumnya terpisah. Berdasarkan PSAK 22 (tahun 2010) Kombinasi Bisnis yang
sebelumnya diatur melalui PSAK 22 (tahun 1994) berubah menjadi Akuntansi
Penggabungan Usaha. PSAK 22 revisi tahun 2010 mensyaratkan bahwa kombinasi bisnis
hanya terjadi jika satu entitas mengendalikan entitas lain. Pengendalian ini dapat di peroleh
dengan kepemilikan hak suara atas entitas lain. Hak suara biasanya melekat dalam
kepemilikan ekuitas suatu entitas walaupun tidak selalu demikian.
a. Entitas berbadan hukum Perseroan Terbatas
Hak suara ada pada kepemilikan saham biasa. Jadi memiliki saham biasa suatau
Perseroan Terbatas berarti memiliki hak suara entitas tersebut. Jika hak suara yang
dimiliki sedemikian besar diperoleh hak pengendalian dan pada saat itu telah terjadi
kombinasi bisnis.
b. Hak suara entitas yang berbadan hukum selain Perseroan Terbatas
Dapat diperoleh dengan memiliki ekuitas entitas tersebut. Kepemilikan ekuitas suatu
entitas dalam jumlah tertentu dapat menimbulan pengendalian atas entitas tersebut,
dan hal itu menunjukkan bahwa telah terjadi kombinasi bisnis.
c. Hak suara entitas yang tidak berbadan hukum
Biasanya diperoleh dengan kepemilikan ekuitas atau modal entitas tersebut. Entitas
yang tidak berbadan hukum merupakan usaha yang dididrikan namun belum
memiliki bentuk hukum tetap.

2. Tujuan Kombinasi Bisnis

Secara umum, tujuan dari kombinasi bisnis adalah meningkatkan profitabilitas dan
efisiensi. Secara khusus, kombinasi bisnis dilakukan untuk :

a. Penghematan biaya

Dengan kombinasi bisnis, berbagai biaya bisa dihemat. Diantaranya biaya gaji
berbagai manajer, biaya penelitian produk baru (produk tersebut sudah ada di
perusahaan yang diakuisisi) dan biaya penelitian dan pengembangan.

b. Mengurangi risiko

Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam produk, dan juga
pasarnya, akan lebih kecil resikonya dibandingkan dengan mengembangkan dan
memasarkan produk baru.

c. Mengurangi penundaan beroperasinya perusahaan

Membeli perusahaan yang sudah mempunyai berbagai macam fasilitas dan sudah
memenuhi berbagai macam aturan pemerintah, akan lebih cepat dibandingkan
dengan mengembangkan sendiri atau mendirikan perusahaan baru.
d. Menghindari pengambil alihan oleh perusahaan lainnya

Salah satu cara untuk menghindari pengambilalihan oleh perusahaan lain adalah
dengan melakukan kombinasi bisnis.

e. Memperoleh aset tidak berwujud


Salah satu alasan untuk melakukan kombinasi bisnis adalah untuk memperoleh aset
tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang diakuisisi seperti hak paten, hak
penambangan, database pelanggan dan lain-lain.
f. Alasan-alasan lain

Ada perusahaan yang punya kebanggaan tersendiri ketika berhasil mengakuisisi


perusahaan-perusahaan lain.

3. Identifikasi Kombinasi Bisnis

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.22 revisi tahun 2010,
kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Untuk setiap kombinasi bisnis, salah
satu dari entitas yang bergabung diidentifikasikan sebagai pihak pengakuisisi, yaitu:

a. Entitas yang mengalihkan kas atau aset atau menimbulkan liabilitas.


b. Menerbitkan ekuitas, “Reverse acqusition” penerbit = diakuisisi.
c. Ukuran relatifnya signifikan lebih besar.
d. Berinisiatif telah ada sebelum kombinasi.

4. Bentuk-bentuk Kombinasi Bisnis

Dari segi jenis usaha yang bergabung:


a. Penggabungan Horizontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line-
business atau pasar yang sama.
b. Penggabungan Vertikal, yaitu penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan
operasi yang berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi,
misalnya penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian
jadi.
c. Konglomerasi, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau
jasa yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara
perusahaan minyak dengan perusahaan komputer.

Kombinasi bisnis dari segi hukum, terbagi atas:


a. Akuisisi, terjadi ketika satu perusahaan membeli aset-aset produktif entitas-entitas
bisnis lain dan mengintegrasikan aset-aset itu ke dalam operasinya. Akuisisi juga
terjadi ketika satu perusahaan memperoleh kendali operasi atas fasilitas produksi
entitas-entitas lain melalui pembelian mayoritas saham berhak suara dari entitas-
entitas lain itu.
Contoh : Semen Padang yang diakuisisi oleh Semen Gresik. Di dalam hal ini, pihak
Semen Gresik melakukan pembelian terhadap sebagian besar Saham Semen Padang
sehingga, Semen Gresik memiliki kekuasaan terhadap manajemen perusahaan
Semen Padang. Tetapi operasi kedua perusahaan masih bediri sendiri-sendiri.
b. Merger, terjadi ketika satu perusahaan mengambil alih seluruh aset dan operasi
entitas-entitas bisnis lain dan membubarkan entitas-entitas lain itu.
Kelebihan Merger adalah pengambilalihannya dianggap lebih sederhana dan lebih
murah dibanding pengambilalihan yang lain
Kekurangan Merger adalah dalam melakukan merger harus ada persetujuan dari
para
pemegang saham masing-masing perusahaan, sedangkan untuk mendapatkan
persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama.
Contoh : Merger yang dilakukan Oleh Bank Lippo & Bank Niaga. Perusahaan yang
melakukan Merger adalah antara Bank Lippo dengan Bank Niaga pada tahun 2008.
Antara Bank Lippo dan Bank Niaga keduanya bergabung untuk memperkuat
posisinya di kancah persaingan global. Mereka menyetujui untuk menggabungkan
perusahaan dengan kriteria merger. Dari merger kali ini Perusahaan yang relative
lebih kecil ukuranya adalah Bank Lippo sehingga bank Lippo merelakan untuk
diganti saham yang beredar dengan saham Bank Niaga. Dengan demikian dengan
harga tertentu yang telah disepakati kedua Bnak. Tiap saham Bank Lippo dihargai
dengan harga tertentu sehingga mendapatkan nilai yang cocok untuk dibeli oleh
Bank Niaga.. Sehingga saham Bank Lippo berganti nama dengan Saham Bank
Niaga. Setelah kesepakatan keduanya. Kedua Bank ini menyetujui untuk mengubah
nama mereka after merger menjadi Bank CIMB Niaga. Nah inilah hasil yang
diharapkan dari Merger kali ini yaitu Leverage (Pengungkit) kekuatan kedua Bank
untuk menjadi satu dengan kekuatan yang baru serta more creating value bagi CIMB
Niaga.
c. Konsolidasi, terjadi ketika satu perusahaan baru didirikan dan mengambil alih semua
aset danoperasi entitas-entitas bisnis yang tergabung, dan membubarkan entitas-
entitas itu.
Contoh: yang dilakukan oleh Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bank Dagang Negara,
dan Bapindo. Keempat Bank melakukan konsolidasi dan berubah menjadi Bank
Mandiri. Keempat Bank tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan
permasalahan perusahaanya saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk
menghentikan usahanya yang selama ini mereka bangun pun merupakan hal yang
sayang untuk dilakukan.. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk dapat melakukan
protect terhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis adalah bersatu padu dengan
bank yang lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk konsolidasi. Kerjasama
dalam bentuk konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok perusahaan yang
mempunyai motif yang sama dalam meraih kehidupan baru bersama di masa akan
datang. Konsolidasi keempat perusahaan ini terbukti berhasil dengan membuahkan
Bank Mandiri yang menjadi salah satu Bank besar di Indonesia yaitu Bank Mandiri.
d. Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau
seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian (controlling
interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan
masih beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.
Contoh: salah satunya yaitu PT Freeport Indonesia merupakan perusahaan afiliasi
dari Freeport-McMoRan.
Sedangkan konsep kombinasi bisnis dalam akuntansi menekankan keterpisahan entitas-
entitas sebelum penggabungan serta terbentuknya satu entitas bisnis tunggal. Meskipun
kombinasi bisnis bisa berakibat bubarnya status badan hukum dari entitas-entitas yang
tergabung, pembubaran status badan hukum itu bukanlah keniscayaan dari segi
akuntansi. Bisnis-bisnis yang sebelumnya terpisah bergabung menjadi satu entitas bisnis
ketika sumber daya dan operasi bisnis-bisnis ituberada di bawah kendali satu tim
manajemen. Kendali dalam satu entitas bisnis terjadi ketika:
a. Satu atau lebih perseroan menjadi perusahaan anak dari satu perusahaan
lain sebagai perusahaan induk.
b. Satu atau lebih perusahaan mengalihkan aset dan liabilitas kepada perusahaan lain.
c. Perusahaan-perusahaan yang bergabung mengalihkan aset dan liabilitas ke satu
perseroan yang baru didirikan.

5. Metode Kombinasi Bisnis


a. Metode Akuisisi
Entitas mencatat setiap kombinasi bisnis dengan menerapkan metode akuisisi.
Penerapan metode akuisisi mensyaratkan (PSAK 22 Paragraf 5):
1) Pengidentifikasian pihak pengakuisisi
Berpedoman dalam PSAK 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian untuk
mengidentifikasi pihak pengakuisisi, yaitu entitas yang memperoleh pengendalian
atas entitas lain, yaitu pihak yang diakuisisi.
2) Penentuan tanggal akuisisi
Pihak pengakuisisi mengidentifikasi tanggal akuisisi, yaitu tanggal pihak
pengakuisisi memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi. Pada tanggal
akuisisi, pihak pengakuisisi mengakui, secara terpisah dari goodwill, asset
teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang diambil-alih, dan kepentingan non
pengendali pihak yang diakuisisi.
3) Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang
diambil-alih,dan kepentingan nonpengendali pihak yang diakuisisi. Untuk
memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai bagian dari penerapan metode akuisisi,
aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih harus memenuhi
definisi aset dan liabilitas dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan pada tanggal akuisisi. Sebagai tambahan, asset teridentifikasi
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih merupakan bagian yang
dipertukarkan antara pihak pengakuisisi dan pihak yang diakuisisi (atau pemilik
sebelumnya) dalam transaksi kombinasi bisnis, bukan hasil transaksi terpisah. Pihak
pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang
diambil-alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi.
4) Pengakuan dan pengukuran goodwill atau keuntungan dari pembelian dengan
diskon. Pihak pengakuisisi mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur
sebagai selisih lebih (a) atas (b) di bawah ini:
(a) nilai agregat dari:
– imbalan yang dialihkan yang diukur sesuai dengan Pernyataan
ini, yang pada umumnya mensyaratkan nilai wajar tanggal akuisisi (lihat
paragraf 37);
– jumlah setiap kepentingan non pengendali pada pihak yang diakuisisi
yang diukur sesuai dengan Pernyataan ini; dan
– untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, nilai wajar pada
tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak
pengakuisisi padapihak yang diakuisisi.
(b) selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang
diambil-alih pada tanggal akuisisi, yang diukur sesuai Pernyataan ini.
5) Pengungkapan
Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan dapat mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi
bisnis yang terjadi:
 selama periode pelaporan berjalan; atau
 setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggal penyelesaian laporan
keuangan.
Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna
laporan keuangan dapat mengevaluasi dampak keuangan dari penyesuaian yang
diakui pada periode pelaporanberjalan yang berhubungan dengan kombinasi bisnis
yang terjadi pada periode tersebut atau periode pelaporan sebelumnya.
6) Harga Akuisisi
Nilai investasi pada tanggal akuisisi dicatat sebesar harga perolehan. Biaya terkait
akuisisi adalah biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi dalam rangka kombinasi
bisnis, yang meliputi biaya makelar, hukum, akuntansi, penilaian, dan biaya
professional atau konsultasi lainnya, serta biaya administrasi umum termasuk biaya
pemeliharaan departemen akuisisi internal yang dicatat sebagai beban pada periode
akuisisi. Khusus biaya pendaftaran serta penerbitan efek utang dan efek ekuitas
sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2006): Instrumen Keuangan : Pengakuan dan
Pengukuran.Akuisisi saham akan diikuti dengan registrasi saham. Biaya registrasi
saham pada dasarnya merupakan biaya langsung akuisisi, tetapi tidak satu paket
dengan harga akuisisi, biaya langsung yang tidak satu paket dengan transaksi akuisisi
diperlakukan sebagi pengurang tambahan modal disetor.
b. Metode Penyatuan Kepemilikan

Suatu penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan yang bergabung
bersama-sama menyatukan kendali atas seluruh, atau secara efektif seluruh aktiva neto dan
operasi kendali perusahaan yang bergabung tersebut dan selanjutnya memikul bersama
segala resiko dan manfaat yang melekat pada entitas gabungan, sehingga tidak ada pihak
yang dapat diidentifikasi sebagai perusahaan pengakuisisi (acquirer).

Hilangnya metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest).Didalam PSAK 22


(Revisi 2010) metode akuntansi untuk akuisisi hanya satu yakni metode pembelian
(purchase method) sedangkan metode penyatuan kepemilikan yang sebelumnya masih
dijinkan oleh PSAK 22 (Reformat 2007) tidak lagi diperbolehkan. Walaupun pada praktik
bisnis di Indonesia saat ini rata-rata akuisisi memang menggunakan metode pembelian
namun metode penyatuan kepemilikan masih menjadi pilihan oleh beberapa perusahaan.
Salah satu alasannya adalah metode penyatuan kepemilikan lebih murah dan lebih sederhana
dimana net aset perusahaan yang diakuisisi tidak harus lebih dinilai ulang sesuai dengan
nilai wajarnya dan digabungkan sesuai dengan nilai bukunya.

DSAK-IAI belum mencabut PSAK 38 yang dahulu referensinya dari US GAAP dan
bukan diadopsi dari IFRS. Sehingga metode penyatuan kepemilikan masih menjadi pilihan
metode akuntansi yang diijinkan untuk restrukturisasi entitas sepengendali. Saat ini
restrukturisasi entitas sepengendali tidak termasuk dalam cakupan PSAK 22 (Revisi 2010).
Namun mungkin hal tersebut tidak akan lama karena IFRS yang “principle based” tidak
memiliki pengaturan mengenai hal ini dan pada intinya apabila esensi transaksinya sama
seharusnya dicatat dengan metode yang sama. Apabila konvergensi IFRS akan
dirampungkan pada tahun 2012, kemungkinan besar PSAK 38 juga akan dicabut.

Anda mungkin juga menyukai