BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
b) Beban yang ditanggung dan bagian pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa ventura bersama.
Dikarenakan aset, liabilitas, pendapatan, dan beban diakui dalam laporan keuangan venturer, maka tidak ada
penyesuaian atau prosedur konsolidasi lainnya yang disyaratkan sehubungan dengan unsur-unsur tersebut ketika
venturer menyajikan laporan keuangan konsolidasian.
2. Pengendalian bersama aset
Beberapa venturer bersama melibatkan pengendalian bersama, dan seringkali kepemilikan bersama, oleh
venturer atas satu atau lebih aset yang dikontribusikan kepada ventura bersama atau diperoleh untuk tujuan dari
ventura bersama dan didedikasikan untuk tujuan dari ventura bersama. Aset tersebut digunakan untuk memperoleh
manfaat bagi venturer. Setiap venturer dapat mengambil suatu bagian output aset dan menanggung suatu bagian
yang disetujui dari beban yang terjadi.
Ventura bersama tersebut tidak melibatkan pendirian suatu peseroan terbatas, persekutuan, atau entitas
lainnya, atau suatu struktur keuangan yang terisah dari venturer. Setiap venturer memiliki pengendalian atas
bagiannya dari manfaat ekonomi masa depan melalui bagiannya dalam pengendalian bersama aset.
Banyak aktivitas dalam industri ekstraksi minyak, gas, dan mineral melibatkan pengendalian bersama aset.
Misalnya, sejumlah perusahaan yang memproduksi minyak mengendalikan dan mengoperasikan bersama suatu pipa
saluran minyak. Setiap venturer menggunakan pipa saluran tersebut untuk mengangkut produknya dan menanggung
proporsi yang disetujui dari beban operasi pipa saluran. Contoh lain dari pengendalian bersama aset adalah ketika
dua entitas bersama-sama mengendalikan suatu properti, dimana masing-masing pihak mengambil suatu bagian dari
sewa yang diterima dan menanggung suatu bagian dari beban.
Sehubungan dengan bagian partispasinya dalam pengendalian bersama aset, venturer mengakui dalam
laporan keuangan :
a. Bagiannya atas pengendalian bersama aset, yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat aset.
b. Setiap liabilitas yang telah terjadi.
c. Bagiannya atas liabilitas yang terjadi bersama dengan venturer lain yang berkaitan dengan venturer bersama.
d. Setiap penghasilan dari penjualan atau penggunaan bagiannya atas output ventura bersama, bersama dengan
bagiannya atas beban yang terjadi pada ventura bersama.
e. Setiap beban yang terjadi sehubungan dengan bagian partisipasinya dalam ventura bersama.
Sehubungan dengan bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama aset, setiap venturer membukukan
dalam catatan akuntansinya dan mengakui dalam laporan keuangan.
a. Bagiannya dalam pengendalian bersama aset, diklasifikasikan sesuai dengan sifat aset bukan sebagai investasi.
Misalnya bagian dalam pengendalian bersama pipa saluran minyak diklasifikasikan sebagai aset tetap.
b. Setiap liabilitas yang telah terjadi, misalnya yang terjadi dalam pembiayaan bagiannya atas aset.
c. Bagiannya atas setiap liabilitas yang ditanggung bersama dengan venturer lain yang berkaitan dengan ventura
bersama.
d. Setiap penghasilan dari penjualan atau penggunaan bagiannya atas output ventura bersama, bersama dengan
bagiannya atas beban yang terjadi pada ventura bersama.
e. Setiap beban yang telah terjadi sehubungan dengan bagian partisipasinya dalam ventura bersama, misalnya beban
yang berkaitan dengan pembiayaan bagian partisipasi venturer dalam aset dan penjualan bagiannya atas output.
Dikarenakan aset, liabilitas, pendapatan, dan beban diakui dalam laporan keuangan venturer, maka tidak ada
penyesuaian atau prosedur konsolidasi lainnya yang disyaratkan sehubungan dengan unsur-unsur tersebut ketika
venturer menyajikan laporan keuangan konsolidasian.
3. Pengendalian bersama entitas
Pengendalian bersama entitas adalah ventura bersama yang melibatkan pendirian suatu perseroan terbatas,
persekutuan atau entitas lainnya yang mana setiap venturer mempunyai bagian partisipasi. Entitas tersebut
beroperasi dalam cara yang sama seperti entitas lainnya, kecuali adanya perjanjian kontraktual antar venturer yang
menciptakan pengendalian bersama atas aktivitas ekonomi entitas.
Pengendalian bersama entitas mengendalikan aset ventura bersama, menanggung liabilitas dan beban, dan
memperoleh penghasilan. Entitas tersebut dapat mengadakan kontrak atas nama sendiri dan memperoleh
pembiayaan untuk tujuan aktivitas ventura bersama. Setiap venturer berhak atas bagian laba dari pengendalian
bersama entitas, meskipun beberapa pengendalian bersama entitas juga meliputi pembagian output ventura bersama.
Contoh umum pengendalian bersama entitas adalah ketika dua entitas menggabungkan aktivitas mereka
dalam lini usaha tertentu dengan mengalihkan aset dan liabilitas yang relevan ke suatu pengendalian bersama
entitas. Contoh lainnya adalah ketika entitas memulai suatu usaha di luar negeri bekerjasama dengan pemerintah
atau lembaga lain di negara tersebut, dengan cara mendirikan entitas terpisah yang dikendalikan bersama oleh
entitas dan pemerintah atau lembaga.
Pengendalian bersama entitas melakukan catatan akuntansi sendiri serta menyusun dan menyajikan laporan
keuangan dengan cara yang sama seperti entitas lainnya.
Setiap venturer biasanya mengkontribusikan kas atau sumber daya lainnya kepada pengendalian bersama
entitas. Kontribusi tersebut dimasukkan dalam catatan akuntansi venturer dan diakui dalam laporan keuangan
sebagai investasi pada pengendalian bersama entitas.
Buku Imam
Kas Rp.86.900
Tuan Habibi Rp.76.700
Tuan Mulyono Rp.163.600
Buku Mulyono
Kas Rp.109.100
Tuan Habibi Rp.76.700
Tuan Imam Rp.86.900
Kas-joint venture Rp.272.700
2.7 Joint Venture yang Belum Selesai
Dalam hubungannya dengan joint venture yang belum selesai tersebut timbul masalah
akuntansi, yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture yaitu apakah perlu mengakui
rugi-laba atas joint venture yang belum selesai. Perlu tidaknya mengakui rugi-laba joint venture
yang belum selesai harus memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari pengakuan rugi laba
(pendapatan dan biaya).
Dalam hal anggota joint venture mengakui laba atas joint venture yang belum selesai ini
menimbulkan 2 masalah, yaitu penentuan besarnya laba atau rugi yang diakui dan pencatatannya
akan tergantung pada metode akuntansi yang digunakan.
1. Metode Akuntansi Terpisah
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka besarnya laba
adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Apabila diperlukan maka untuk menghitung laba
atau rugi tersebut diperlukan penyesuaian. Laba atau rugi tersebut akan dibagi sesuai dengan
rasio atau metode pembagian laba yang disepakati. Dengan metode ini maka masing-masing
sekutu hanya akan mencatat bagian laba atau rugi yang menjadi haknya.
2. Metode Akuntansi Tidak Terpisah
Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka besarnya laba atau
rugi dapat diketahui dari saldo rekening Joint Venture, yaitu :
Laba, apabila rekening Joint venture bersaldo kredit dan
Rugi, apabila rekening Joint venture bersaldo debit.
Seperti yang dijelaskan bahwa joint Venture hanya bisa dihitung laba/ruginya apabila telah
berakhir usaha yang menjadi obyeknya maka dalam pembukuan ini mengalami hal hal yang
perlu dilakukan karena pembukuan secara tidak terpisah sedikit berbeda dari pembukuan secara
terpisah, yang membedakan adalah hak-hak para anggota di dalam joint venture dapat ditentukan
pada setiap saat yang menyangkut aktivitas joint venture.
Hak-hak para anggota adalah selisih antara jumlah komuatif semua rekening yang
mempunyai saldo debit dengan jumlah komulatif semua rekening yang mempunyai saldo kredit
dari pembukuan yang diselenggarakan oleh anggota yang bersangkutan.
Rekening-rekening dengan saldo debet menunjukkan aktiva joint venture (termasuk biaya
yang dibayar dimuka). Sedangkan rekening-rekening yang mempunyai saldo kredit adalah
rekening yang menunjukkan kewajiban-kewajiban koint venture kepada pihka ketiga dan hak-
hak anggota di dalam joint venture.
2.8 Barang yang Belum Terjual
Sisa barang dagangan yang belum terjual harus diperlakukan secara tepat sesuai
penggunaan sisa barang yang bersangkutan, yang dalam hal ini ada 3 kemungkinan yaitu :
1. Dibagi kepada Para Sekutu
Metode akuntansi terpisah
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara terpisah maka pencatatan terhadap
pembagian sisa barang dagangan kepada para sekutu, tergantung sistem akuntansi persediaan.
Jika dengan sistem perpetual, maka pembagian sisa barang kepada para sekutu dicatat oleh joint
venture dengan mendebit rekening masing-masing sekutu dan mengkredit rekening persediaan.
Jika dengan sistem fisik, maka pembagian sisa barang dagangan tidak harus dicatat. Jika ingin
dicatat maka akan dicatat dengan mendebit rekening modal masing-masing sekutu dan
mengkredit rekening penjualan.
Metode akuntansi tidak terpisah
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tidak terpisah, maka pembagian sisa
barang kepada para sekutu tidak perlu dicatat.
2. Dijual kepada Pihak Luar
Apabila sisa barang dijual kepada pihak luar maka akan dicatat seperti halnya penjualan yang
biasa. Jika menggunakan metode akuntansi terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening
penjualan, yang akhirnya akan menambah laba sebesar harga jual. Jika menggunakan metode
akuntansi tidak terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening joint venture sebesar harga jual.
3. Dijual kepada Sekutu
Metode yang digunakan:
Metode akuntansi terpisah
Jika menggunakan metode akuntansi terpisah maka transaksi tersebut hanya akan dicatat oleh
joint venture dan sekutu yang bersangkutan dengan mendebit rekening sekutu yang membeli dan
mengkredit rekening penjualan, masing-masing sebesar harga jual.
Metode akuntansi tidak terpisah
Jika menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka transaksi tersebut akan dicatat oleh
semua sekutu. Sekutu pembeli akan mencatat dengan mendebit rekening pembelian atau
persediaan dan mengkredit rekening joint venture. Sekutu yang lain akan mencatat dengan
mendebit rekening sekutu pembeli dan mengkredit rekening joint venture, masing-masing
sebesar harga jual.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk perusahaan yang mempunyai modal yang cukup besar,dengan jangkauan pemasaran
yang luas mungkin tidak masalah bila ingin menambah jenis usahanya. Tetapi bagi perusahaan
yang memiliki kendala misalnya dalam bidang modal. Hal itu dapat menjadi masalah untuk
mengembangkan usahanya. Tetapi ada satu cara yaitu dengan melakukan Joint Venture (JV).
Arti dari Joint Venture adalah bentuk usaha bersama, kongsi, atau kerjasama. Joint Venture
adalah satu kerjasama yang mekibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai mitra atau disebut
aliansi strategis. Dalam kerjasama tersebut tentu untuk mendapatkan keuntungan (bidang
ekonomi) merupakan alasan utama. Hal- hal yang mendukung terjadinya kerjasama tersebut
yaitu tersedianya bahan baku yang melimpah, tenaga kerja yang banyak, dan pasar yang
prospektif. Joint venture dapat bersifat nasional dan internasional. Dalam Joint Venture terdapat
perjanjian dalam hal kerjasama berdasarkan pada kontraktual.
3.2 Saran
Alasan dilakukannya Joint Venture di Indonesia karena terbatasnya modal yang dimiliki,
juga skill dan teknologi yang ada. Negara Indonesia sampai saat ini masih memerlukan
kehadiran pemilik modal asing untuk menanamkan modalnya. Karena bila hanya mengandalkan
kekayaan alam, tenaga kerja yang besar tetapi tanpa teknologi dan modal yang mencukupi maka
pertumbuhan ekonomi di Indonesia sulit meningkat. Disini sebenarnya peluang bagi negara
Indonesia untuk dapat menciptakan lapangan kerja, membangun daerah tertinggal, juga
meningkatkan sarana dan prasarana yang ada. Semoga makalah yang saya buat ini dapat
bermanfaat bagi kita untuk menambah wawasan kitakhususnya mengenai Joint Venture.