Nim : 18520079
Kelas : Akuntansi B
RANGKUMAN
“KASUS ENRON”
Salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang berdiri sejak 1913 Kantor Akuntan
Publik yang termasuk dalam “the big four” (PricewaterhouseCoopers, Deloitte, Ernst &
Young, KPMG) lalu pecah menjadi “the big five” Sejak pemisahan bisnis jasa atestasi (fungsi
akuntansi dan konsultasi) Arthur Andersen, (1999) Arthur andersen Perusahaan akuntan yang
mengaudit laporan keuangan Enron, juga sebagai konsultan manajemen Enron. KAP tersebut
memiliki kebijakan pemusnahan dokumen yang tidak menjadi bagian dari kertas kerja audit
formal. Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron
(penghambatan terhadap proses peradilan). KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor
enron pada pertengahan juni 2002, sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan
Audit oleh Enron telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2
Desember 2001. Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang
Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan
di Amerika. Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US
dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Andersen.
Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut untuk
melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen
mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk suatu
komite yang diketuai oleh Paul sendiri untuk menyusun manajemen baru.
Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar energi diawasi oleh
Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi FERC tidak melakukan
pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron melakukan aktivitasnya
dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar negara. Sebagai perusahaan publik,
Enron diharuskan mengikuti peraturan dari SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya SEC,
tidak melakukan investigasi secara mendalam atau melakukan konfirmasi ulang terhadap
Enron. SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti
auditor perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi
peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya melakukan
verifikasi firsthand. Enron menginginkan dan membutuhkan sebuah nilai rating. Sehingga
Enron membayar Standard & Poors serta Moody’s untuk memberikan nilai rating. Rating ini
dibutuhkan untuk sekuritas hutang perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar.
Yang menjadi masalah, perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada
data yang diberikan kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan Enron.
Penyebabnya:
Keruntuhan perusahaan energi Enron cukup banyak berdampak bagi dunia bisnis
internasional. Akibat kebangkrutan Enron pada tahun 2001 sedikitnya 4.000 karyawan
kehilangan pekerjaan. Kolapsnya Enron juga mengguncang neraca keuangan para kreditornya
yang telah mengucurkan milyaran dolar (JP Morgan Chase dan Citigroup adalah dua kreditor
terbesarnya). Para karyawan Enron dan investor kecil-kecilan juga dirugikan karena
simpanan hari tua mereka yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000
karyawan Enron terikat dalam saham yang kini tanpa nilai.
Arthur Andersen LLP (member di Amerika Serikat) yang dianggap ikut bersalah
dalam kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa
negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan KPMG,
Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan Deloitte Touche
Tohmatsu. Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah.
Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal klien-klien Andersen LLP beralih ke berbagai
auditor. Antara lain Delotte and Touche (10 persen), KPMG (11 persen),
PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Dan yang berpindah ke
auditor-auditor kecil lainnya atau mengaku belum tahu berpindah kemana sebanyak 40
persen. Masih banyak lagi hal-hal yang dipengaruhi oleh keruntuhan Enron, seperti
munculnya trauma dalam bursa saham terhadap efek domino skandal Enron. Hal ini membuat
para investor mengurangi aktivitasnya di bursa saham sehingga gairah bursa dunia menjadi
lesu.
Berakhirnya kasus enron memnyebabkan perubahan yang terjadi setelah kasus yaitu
disahkan UU baru, Sarbannes Oxley, Act 2002, larangan melakukan jasa konsultasi
bersamaan dengan audit keuangan, adanya pembatasan masa partner audit (7thn) serta
keharusan Auditor untuk memberikan opini terhadap keandalan SPI.
Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya
menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Yang
menyebabkan kebangkrutan dan keterpurukan pada perusahaan Enron adalah Editor, Arthur
Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) yang merupakan kantor akuntan
Enron. Keduanya telah bekerja sama dalam memanipulasi laporan keuangan sehingga
merugikan berbagai pihak baik pihak eksternal seperti para pemegang saham dan pihak
internal yang berasal dari dalam perusahaan enron. Enron telah melanggar etika dalam bisnis
dengan tidak melakukan manipulasi-manipulasi guna menarik investor. Sedangkan Arthur
Andersen yang bertindak sebagai auditor pun telah melanggar etika profesinya sebagai
seorang akuntan. Arthur Andersen telah melakukan “kerjasama” dalam memanipulasi laporan
keuangan enron. Hal ini jelas Arthur Andersen tidak bersikap independent sebagaimana yang
seharusnya sebagai seorang akuntan.