OLEH :
KELOMPOK 1
Board of directors
Dewan Direksi Enron gagal melidungi pemegam saham Enron dan memberikan
konstribusi pada kejatuhan perusahaan publik terbesar ke tujuh di AS, dengan
membiarkan Enron terlibat dalam praktik akuntansi beresiko tinggi, konflik transaksi
kepentingan yang tidak pantas, pengungkapan kegiatan penghancuran dokumen
penting, dan kompensasi eksekutif yang berlebihan.
Karyawan Enron
Enron memaksa karyawan dalam hal pengelolaan dana pensiun, di mana diharuskan
pembelian saham perusahaan sebagai dana pensiun, karyawan percaya atas reputasi
perusahaan.
Sheron Wattkins
Sherron adalah seorang akuntan profesional yang kompeten dan telah bekerja untuk
Arthur Andersen selama bertahun-tahun sebelum bergabung dengan Enron. Dia
mengeluhkan praktik akuntansi agresif yang dilakukan oleh Enron. Ketika Lay tidak
merespon surat yang ia tulis, Sharron pun memberikan kesaksian di depan komite
penyelidikan. Seandainya ada anggota dewan yang mendengarkan kekhawatirannya
mengenai Enron, mungkin tindakan pencegahan dapat dilakukan.
F. Analisis Kasus Enron Corporation Ditinjau dari Sudut Pandang Audit dan Etika
Profesional
Demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah pihak
merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur
berantakan. KAP Andersen dinyatakan bersalah telah bekerjasama dalam memalsukan
laporan keuangan dan menghambat proses penyelidikan dengan menghancurkan dokumen-
dokumen yang digunakan untuk menjalankan proses audit. Besarnya jumlah fee yang
ditawarkan menyebabkan KAP Andersen goyah dan mengabaikan prinsip integritas dan
independen. Akhirnya, laporan audit yang dihasilkan jauh dari kualitas yang seharusnya dan
sebenarnya. Akibatnya, pemerintahan Amerika serikat melarang KAP Andersen dan Enron
untuk melakukan kontrak kerjasama dengan lembaga pemerintahan di Amerika. Selain itu
akibat pelanggaran prinsip profesional dan etika yang dilakukannya, KAP Andersen dicabut
kedudukannya dari predikat “ The Big Five” dan kehilangan integritasnya di mata mayarakat.
Pelanggaran 5 prinsip tata kelola (Good Corporate Governance/ GCG) pada kasus
Enron Corporation, antara lain
a. Transparansi (transparency). Berkaitan dengan kewajiban bagi para pengelola untuk
menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses keputusan dan penyampaian informasi.
Keterbukaan dalam menyampaikan informasi juga mengandung arti bahwa informasi yang
disampaikan harus lengkap, benar dan tepat waktu kepada semua pemangku kepentingan.
Dalam Skandal Enron dimensi transparasi jelas dilanggar, hal ini dapat dilihat pada:
Pembentukan SPE dengan tujuan melebih-lebihkan laba, meningkatkan kas dan
menyembunyikan utang, menutup-nutupi kerugian terhadap investasi saham Enron pada
perusahaan lain.
Memberikan informasi kinerja perusahaan yang menyesatkan kepada investor dan
karyawan sehingga investor dan karyawan membeli saham Enron dalam jumlah besar
pada saat harga saham Enron tinggi, sebelum anjloknya harga saham.
Tidak memasukan transaksi SPE dalam laporan konsolidasi Enron, sehingga angka yang
ada dalam neraca tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Penghancuran dokumen terkait SPE sebanyak lebih dari 1 ton kertas dengan tujuan
menutup-nutupi kebenaran dan menghambat penyidikan
e. Kesetaraan (fairness). Perlakuan yang setara merupakan prinsip agar para pengelola
memperlakukan semua pemangku kepentingan secara adil dan merata, baik pemangku
kepentingan primer (pemasok, pelanggan, karyawan, pemodal) maupun pemangku
kepentingan sekunder (pemerintah, masyarakat dan yang lainnya). Prinsip ini juga sangat
erat dan tumpang tindih dengan prinsip akuntabilitas dan tanggung jawab. Enron
memperlakukan pemangku kepentingannya dengan tidak adil, yaitu:
Karyawan memperkaya diri mereka sendiri tanpa persetujuan Dewan Direksi
(kompensasi berlebihan).
Konflik kepentingan yang tidak pantas, yaitu adanya insider trading di mana Dewan
Direksi menyetujui CFO untuk mengoperasikan dana ekuitas swasta SPE LJM yang
melakukan transaksi bisnis dengan Enron dan meperoleh keuntungan dari biaya Enron.
Kegagalan tugas fidusida Dewan Direksi yaitu: gagal melindungi pemegang saham
Enron dari kegiatan yang tidak adil sehingga merugikan pemegang saham, karyawan,
dan rekan bisnis.
Memanipulas krisis listrik di California dan menerapkan skema prabayar dan
menetapkan harga listrik sangat tinggi sampai 9 kali lipat demi keuntungan eksekutif
Enron.
Karyawan diperlakukan tidak adil. Enron mengharuskan dana pensiun karyawannya
diubah dalam bentuk saham. Tujuan Enron adalah menaikan harga saham perusahaan
dengan cara ini. Dan pada saat masa jatuhnya enron, para ekskutif yang terlebih dahulu
tahu telah menjual sahamnya, sedangkan karyawan hanya dapat menjual saham sampai
pada harga 26 sen.
KESIMPULAN
Pada kasus Enron Corporation, auditor telah melanggar kode etik profesi akuntan
publik di mana auditor telah memanipulasi laporan keuangan sehingga laporan tersebut
mencerminkan seolah-olah kinerja perusahaan sangat baik. Padahal, jika diungkap fakta
sebenarnya, perusahaan sebenarnya telah berada diujung ambang kebangkrutan, di mana
hutang perusahaan cukup besar yang disembunyikan dengan menggunakan entitas bertujuan
khusus. Hal ini terjadi akibat ketidakindependenan auditor dalam pelaksanaan audit atas
laporan keuangan klien karena desakan konflik kepentingan antara pengungkapan yang
objektif dan mempertahankan klien potensial. Hal ini merupakan sebuah ketidakjujuran dan
kebohongan yang disebabkan oleh dilema etika yang dialami kantor akuntan publik. Auditor
juga melanggar kode etik profesionalisme sebagai akuntan independen dikarenakan
memusnahkan dokumen-dokumen penting yang merupakan bukti audit yang relevan serta
menciptakan laporan audit yang menyesatkan. Perilaku tidak etis ini kemudian akhirnya
menuju kehancuran perusahaan korporat terebut dan menyisakan kerugian bagi berbagai
pihak di samping proses peradilan dan tuntutan hukum.
PEMBAHASAN KASUS
Soal 1
Bencana Enron memunculkan sebuah pelaporan publik secara resmi sebagai “krisis kepercayaan”
dalam profesi akuntansi. Buatlah daftar orang-orang yang paling bertanggungjawab untuk krisis
tersebut. Buatlah argumentasi singkat dari setiap pilihan.
Jawaban:
Pihak yang paling bertanggung jawab atas krisis kepercayaan pada profesi akuntansi adalah
KAP Arthur Andersen karena ikut serta dalam manipulasi yang dilakukan oleh pihak Enron dan
memberikan opini wajar tanpa pengecualian namun pada kenyataannya perusahaan tersebut tidak
berjalan sesuai dengan opini yang diberikan oleh auditor. Pihak auditor yaitu Arthur Andersen
yang memberikan opini tidak sesuai keadaan pada saat itu, pihak auditor tidak menyatakan
kecurangan yang dilakukan oleh pihak Enron sehingga menyesatkan pengguna informasi. Selain
itu Andersen yang merupakan auditor Enron juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana
hal ini melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik
kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50
juta untuk biaya konsultasi.
Soal 2
Sebutkan 3 jenis jasa konsultasi yang disediakan oleh kantor akuntan (Arthur Andersen) untuk
para klien audit pada tahun yang baru saja berakhir. Dari setiap jenis jasa tersebut indikasikan
perlakuan khusus, jika ada, apakah ada ketentuan/peraturan yang memperbolehkan akuntan publik
untuk mengajukan jasa tersebut. Berikut 3 jenis jasa konsultasi yang diberikan.
Jawaban:
1) KAP Andersen memberikan jasa akuntan eksternal, selain itu juga mereka memberikan jasa
akuntan internal untuk perusahaan enron. Hal itu menyebabkan Kantor Akuntan Publik
Andersen sudah melanggar SA200 mengenai “tujuan keseluruhan auditor independen dan
pelaksanaan audit berdasarkan ISA” dan SA610 mengenai”penggunaan pekerjaan auditor
internal”. Seharusnya Andersen hanya memilih satu jasa audit saja.
2) Andersen juga memberikan jasa studi kelayakan yaitu menganalisa dan meninjau transaksi
SPE Enron. Pada akhirnya Andersen melaksanakan audit kerja mereka sendiri sebagai
konsultan SPE dan mengaudit SPE hal ini menyebabkan kurangnya objektivitas. Hal ini tentu
tidak sesuai dengan SA 210 bahwa terjadi pelanggaran objektivitas auditor dalam mengaudit
kliennya dalam hal ini ENRON.
3) Andersen memberikan jasa konsultasi masalah perpajakan dan pengkajian dari pengungkapan
(masalah) keuangan.
Soal 3
Untuk tujuan dari pertanyaan ini, asumsikan kutipan pada Powers Report yang ditunjukkan pada
Gambar 3 yang menampilkan deskripsi akurat dari keterlibatan Andersen dalam akuntansi Enron
dan keputusan pelaporan keuangan. Sesuai asumsi tersebut. Apa anda percaya bahwa keterlibatan
Andersen dalam keputusan di atas melanggar standar audit professional? Jika iya, jelaskan standar
yang dilanggar dan argumentasikan alasan anda!
Jawaban:
Peran Andersen yang berkaitan dengan Enron antara lain yaitu, a) Auditor, b) Konsultan akuntansi
dan lainnya, termasuk transaksi SPE, c) Internal auditor, penasihat masalah perpajakan, dan
penasihat pengungkapan masalah keuangan Enron.
Andersen menghadapi beberapa konflik kepentingan yang telah dilanggar dan melemahkan tekad
mereka untuk bertindak dalam hubungan fidusia mereka sebagai auditor. Hal ini juga dikarenakan
ketertarikan Andersen untuk menghasilkan pendapatan sehingga Andersen bersedia untuk tidak
bersikap keras kepada kliennya yaitu antara lain:
1) Mengaudit pekerjaan mereka sendiri sebagai konsultan SPE, sehingga hal ini melanggar
objektifitas dalam pengerjaan audit. Standar audit yang dilanggar adalah standar umum kedua
“Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.” yang dijelaskan dalam Seksi 280 SPAP.
2) Konflik kepentingan diri sendiri melawan kepentingan umum, yang mengarah untuk tidak
membuat manajemen Enron kecewa (Pelanggaran Seksi 220 mengenai benturan kepentingan)
sebagai berikut: a) Ketidakpatuhan dengan kebijakan perusahaan dan kode etik tidak dibawah
kepada perhatian Dewan, b) Perdebatan internal Andersen atas praktik akuntansi Enron yang
dipertanyakan dan risiko bisnis tidak disampaikan kepada komite audit di dalam Enron, untuk
memastikan komite audit mengetahui masalah secara luas.
3) Banyak transaksi antara Enron dan SPE tidak untuk kepentingan para pemegang saham Enron
(pelanggaran Standar Pelaporan 1, 2, 3 dan 4) yaitu : (1) keuntungan dan arus kas Enron
dimanipulasi dan meningkat terlalu tinggi, menyesatkan investor dan memalsukan
peningkatan pengaturan bonus manajemen; (2) pengaturan transaksi, biaya, dan pengaturan
likuidasi besar-besaran yang dilakukan oleh Fastow, dengan SPE yang yang dimiliki oleh
Fastow, keluarganya dan Kopper yang juga seorang karyawan Enron.
4) Andersen tidak menemukan bukti-bukti audit yang signifikan dan tidak bertindak berdasarkan
bukti yang ditemukan (pelanggaran standar umum ketiga “Dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporannya,auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan saksama” dan pelanggaran Seksi 326 mengenai Bukti Audit), terkait dengan a) Penilaian
yang keliru dari saham atau kepemilikan saham yang ditransfer ke SPE, b) Kesepakatan
tersembunyi antara Enron dan bank yang menghilangkan risiko bank dari transaksi seperti :
Lindung nilai SPE Chewco Rhythms dan berbagai transaksi prabayar saham energy meskipun
AA membuat presentasi untuk persyaratan Andersen yang melarang hal tersebut.
5) Andersen mengetahui kalau ternyata laporan keuangan enron telah dimanipulasi namun
selama 15 tahun Andersen tetap memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian yang
menyebabkan terjadinya kebohongan publik yang berkepentingan tercantum pada (SA700)
yaitu Perumusan pendapatan dan pelaporan atas laporan keuangan.
6) Andersen telah gagal mempertahankan kualitas mutu auditnya yang menyebabkan ditutupnya
Kantor Akuntan Andersen, tercantum pada (SA220) : Pengendalian mutu kualitas audit atas
laporan keuangan.
Soal 4
Jelaskan secara singkat persyaratan utama (lengkap dengan standar profesional audit) mengenai
persiapan dan penyimpanan kertas kerja audit. Pihak manakah yang memiliki hak atas kertas kerja,
pihak klien atau auditor?
Jawaban:
Dasar Hukum SA 339 Tahun 2011 dan SA 230 Tahun 2014.
a) Persyaratan utama mengenai persiapan dan penyimpanan kertas kerja sesuai adalah sebagai
berikut:
1) Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor tentang prosedur
audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan
simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya
2) Auditor harus membuat dan memelihara kertas kerja, yang isi maupun bentuknya harus
didesain untuk memenuhi keadaan-keadaan yang dihadapinya dalam perikatan tertentu.
3) Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan:
Pekerjaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menujukan diamatinya
standar pekerjaan lapangan yang pertama.
Pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah diterapkan, dan pengujian
yang telah dilaksanakan, memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang menujukan
diamatinya standar pekerjaan lapangan ketiga.
4) Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai kuantitas, bentuk, dan isi kerta
kerja untuk perikatan tertentu mencakup:
Sifat perikatan auditor.
Sifat laporan auditor.
Sifat laporan keuangan, daftar, dan keterangan yang perlu bagi auditor dalam pembuatan
laporan.
Sifat dan kondisi catatan clien.
Tingkat risiko pengendalian taksiran.
Kebutuhan dalam keadaan tertentu untuk mengadakan supervisi dan review atas
pekerjaan yang dilakukan para asisten.
b) Kertas kerja adalah milik auditor. Namun hak dan kepemilikan atas kertas kerja masih tunduk
pada pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang
berkaitan dengan hubungan yang bersifat rahasia dengan klien.
Soal 5
Identifikasi dan buatlah daftar 5 rekomendasi yang belakangan ini sudah dibuat untuk memperkuat
fungsi independen audit. Untuk masing-masing rekomendasi indikasikan mengapa anda
mendukung atau tidak tindakan tersebut!
Jawaban:
a) Pihak regulator lebih memperhatikan pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan yang
diterbitkan perusahaan dan memastikan bahwa peraturan tersebut membantu perusahaan dan
akuntan perusahaan untuk mengungkapkan kondisi keuangan yang sebenarnya secara historis
sehingga informasi mudah untuk dipahami.
b) Sarbanes-Oxley Act memberikan batasan atas jenis jasa konsultasi yang diberikan auditor
independen kepada klien serta member syarat kepada perusahaan perusahaan untuk
menyiapkan laporan tahunan sesuai dengan kualitas pengendalian internal yang dimiliki.
c) Pembentukan agensi federal baru yaitu public companies accounting oversight board untuk
mengawasi proses pembuatan aturan untuk fungsi audit independen.
d) Mewajibkan perusahaan untuk merotasi atau mengganti auditor eksternalnya secara berkala
untuk menghindari adanya hubungan istimewa antara auditor dengan klien, dan untuk
meningkatkan laporan audit yang dihasilkan karena auditor yang mengetahui bahwa mereka
akan diganti umumnya akan melaksanakan audit dengan standar yang baik agar memiliki
redibilitas tinggi dimata auditor yang baru.
e) Pembentukan fungsi audit internal dan komite audit. Fungsi audit internal untuk membantu
manajemen melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif dan dapat mendukung audit atas
laporan keuangan. Pembentukan komite audit yang nantinya akan menerima laporan dari
auditor independen serta mereview hasil audit yang menunjukkan kebijakan akuntansi penting
yang digunakan, alternatif perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah
dibicarakan dengan manajemen perusahaan.
Soal 6
Apakah anda percaya bahwa telah terjadi perubahan yang signifikan atau berkembang selama
beberapa dekade terakhir mengenai konsep profesionalisme yang berkaitan dengan ilmu akuntansi
publik. Jika iya, jelaskan bagaimana anda percaya bahwa konsep tersebut berubah atau
berkembang selama jangka waktu tersebut dan identifikasi faktor utama yang bertanggungjawab
untuk perubahan tersebut.
Jawaban:
Dalam kasus Enron ini jika dihubungkan dengan konsep profesionalisme, kami percaya telah
terjadi penurunan tingkat profesionalitas oleh KAP Andersen selaku auditor independent Enron.
Dalam kasus ini, Andersen menerima fee yang sangat tinggi yang diduga dapat mempengaruhi
kualitas profesionalisme Andersen. Andersen telah melanggar beberapa standar profesional
akuntansi yaitu:
a) SA200: Auditor harus bersikap independen dan tidak memihak atau bersifat netral. Dalam
kasus Enron, hal ini telah dilanggar dan tidak bisa mempertahankan independensinya.
b) SA210: Persetujuan mengenai ketentuan perikatan audit. Andersen melanggar hal ini karena
telah membantu menyusun pembukuan perusahaan dan sebagai auditor internal.
c) SA220: Pengendalian mutu kualitas audit atas laporan keuangan. Andersen telah gagal
mempertahankan kualitas mutu auditnya yang menyebabkan ditutupnya Kantor Akuntan
Andersen.
d) SA700: Perumusan pendapatan dan pelaporan atas laporan keuangan. Pihak Andersen
mengetahui kalau ternyata laporan keuangan Enron telah dimanipulasi namun selama 15 tahun
Andersen tetap memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian yang menyebabkan
terjadinya kebohongan publik
Soal 7
Seperti yang telah ditunjukkan dalam kasus ini, SEC tidak mensyaratkan perusahaan publik untuk
memiliki laporan keuangan kuartalan yang telah diaudit. Tanggung jawab seperti apa, jika ada,
yang dimiliki oleh kantor akuntan publik terhadap laporan keuangan kuartalan klien mereka.
Menurut pendapat anda, haruskah laporan keuangan kuartalan diaudit? Berikan alasannya!
Jawaban:
Tanggung jawab KAP terhadap laporan keuangan kuartalan mereka adalah melakukan review.
Namun review atas informasi keuangan interim bukanlah dasar bagi pemberian pendapat audit.
Review dapat mengarahkan perhatian akuntan terhadap hal-hal signifikan yang berdampak
terhadap informasi keuangan interim, namun tidak memberikan jaminan bahwa akuntan
mengetahui semua hal signifikan yang dapat diungkapkan dalam audit. Hal ini sesuai dengan SA
No. 772. Selain itu menurut kami laporan keuangan kuartalan perusahaan tidak harus diaudit
karena merupakan suatu pemborosan biaya dan waktu. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
membayar jasa audit akan meningkat dan untuk mengaudit setiap laporan keuangan kuartalan akan
memakan waktu yang lama. Laporan keuangan kuartalan juga belum mencerminkan kinerja
perusahaan secara keseluruhan.