Anda di halaman 1dari 24

SEMINAR PENGAUDITAN (MAK 301)

Kasus 1.1 Enron -Corporation (3-22)

OLEH :

KELOMPOK 1

Ni Made Ayu Nirmalasari Putri Erawan (1881621008 / 09)

Putu Cintya Purnama Dewi (1881621010 / 11)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2020
KASUS ENRON CORPORATION

A. Profil Enron Corporation


Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di
Houston, Texas, Amerika Serikat. Enron jejak akarnya adalah Perusahaan Gas Alam
Utara, yang dibentuk pada tahun 1932, di Omaha, Nebraska. Enron merupakan perusahaan
dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston
Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985 oleh Kenneth Lay. Pada tahun
1997 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik “Portland General Electric Corp” senilai
$ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir, manajemen mengubah perusahaan tersebut menjadi
“Enron Capital and Trade Resources” yang menjadi perusahaan Amerika terbesar yang
memperjualbelikan gas alam serta listrik.
Dalam upaya untuk memperluas pertumbuhan bisnis perusahaan, Enron
menerapkan strategi bisnis diversifikasi. Perusahaan tersebut memiliki dan mengoperasikan
berbagai aset meliputi gas pipelines, electricity plants, pulp and paper plants, water plants,
dan broadband services. Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron membentuk pula
“Enron Online” (EOL) pada bulan Oktober 1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang
secara online memasarkan produk energi secara elektronik lewat website. Dalam sekejap,
EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai $335 milyar pada tahun 2000.

B. Profil KAP Arthur Andersen


KAP Arthur Andersen adalah perusahaan jasa akuntansi yang berbasis di Chicago,
Illinois, Amerika Serikat. Kantor Akuntan Publik tersebut termasuk dalam “The Big Five”
bersama dengan Pricewaterhouse Coopers, Deloitte, Ernst & Young, dan KPMG. KAP Arthur
Andersen didirikan pada tahun 1913 oleh Arthur Andersen dan Clarence Delany sebagai
Anderse Delany & Co. Perusahaan tersebut berubah nama menjadi Arthur Andersen & Co.
pada tahun 1918. Arthur Andersen adalah aktivis pembentukan standar dalam industri
akuntansi. Setelah konsultasi IT ditetapkan pada tahun 1980, Arthun Andersen pun
mengembangkan praktek konsultasi di bidang IT tersebut, sementara KAP lain masih
berfokus pada konsultasi jasa audit. KAP Arthur Andersen berjuang untuk menyeimbangkan
antara “faithfulness to accouting standards” dengan “its clients’ desire to maximize profits”.
Arthur Andersen menjadi auditor eksternal Enron sekaligus konsultan
manajemennya dengan bayaran $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi.
Hal inilah yang menyebabkan konflik kepentingan di tubuh Arthur Andersen sendiri, karena
pembayaran atas jasa yang dilakukannya terlampau besar, sehingga memunculkan kurangnya
independensi dalam proses pengauditan laporan keuangan Enron. Sehingga, pada tahun 2002
perusahaan ini secara sukarela menyerahkan izin praktiknya sebagai Kantor Akuntan Publik
setelah dinyatakan bersalah dan terlibat dalam skandal Enron dan menyebabkan 85.000 orang
kehilangan pekerjaannya.

C. Skandal Akuntansi Enron Corporation


Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia perekonomian dikejutkan dengan berita yang
berasal dari kota minyak Houston di Texas, Amerika. Enron, perusahaan ke tujuh terbesar di
Amerika, perusahaan energi perdagangan terbesar di dunia menyatakan dirinya bangkrut.
Kebangkrutan bukan disebabkan oleh perekonomian dunia yang sedang melemah, melainkan
kesalahan fatal dalam sistem akuntan mereka. Selama tujuh tahun terakhir, Enron melebih-
lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang. Auditor independen, Arthur Andersen ikut
berperan dalam "menyusun" pembukuan kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor hukum yang
menjadi penasihat Enron, Vinson & Eikins, juga dituduh ikut ambil bagian dalam korupsi
skala dunia ini dengan membantu membuka partnership-partnership kontroversial yang
dianggap sebagai awal dari kehancuran Enron.
Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah
melakukan praktek window dressing yaitu dengan cara penundaan pencatatan piutang karena
kasnya digunakan untuk kepentingan pribadi. Manajemen Enron telah menggelembungkan
(mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2
miliar. Dengan kata lain, telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron,
analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya. Belakangan diketahui bahwa auditor
Enron, Arthur Andersen kantor Hudson, telah ikut membantu proses rekayasa keuangan
tingkat tinggi itu. Berikut adalah kronologis runtuhnya Enron:
1. Enron telah menggunakan apa yang secara khusus dibuat oleh perusahaan, yaitu entitas
bertujuan khusus (SPE) untuk joint venture, kemitraan, dan sindikasi aset dalam beberapa
waktu. Namun, realisasinya SPE tersebut dapat digunakan secara tidak etis dan illegal
yang bertujuan untuk melebih-lebihkan pendapatan dan keuntungan; meningkatkan kas
dan menyembunyikan utang; saling menutupi kerugian terhadap investasi saham Enron
pada perusahaan lain; menghindari aturan-aturan akuntansi untuk penilaian saham Enron;
dan memanipulasi harga saham Enron sehingga menyesatkan investor dan memperkaya
eksekutif investor dan memperkaya eksekutif Enron yang memegang opsi saham.
2. Pada bulan November 1997, Enron menciptakan SPE yang disebut Chewco untuk
mengumpulkan dana dan menarik investor untuk mengambil alih kepentingan mitra
investasi joint venture Enron, CalPERS (Sistem pensiunan karyawan publik California),
dalam SPI yang disebut Joint Energy Development Investment Partnership (JEDI).
Tujuan Enron adalah mencari rekanan dimana terpisah atau independen dari Enron;
menginvestasikan dana minimal 3% dari aset berisiko; dan menjadi pemegang saham
pengendali dalam membuat keputusan untuk Chewco.
3. Namun, Enron tidak menemukan investor independen yang bersedia untuk
menginvestasikan 3% yang diperlukan Enrom sebelum akhir tahun 31 Desember 1997.
Sehingga, aturan akuntansi AS mengharuskan Enron menyatakan kembali laporan
keuangannya untuk menghapuskan setiap keuntungan yang yang dibuat dari transaksi
Enron dan JEDI.
4. Andrew Fastow (CFO Enron) mengusulkan agar ia ditunjuk sebagai investor luar
Chewco. Pengacara Enron menekankan bahwa keterlibatan pejabat tinggi Enron perlu
diungkapkan secara terbuka, namun dirahasiakn dari dewan, dimana Michael Kopper
tetap menjadi seorang karyawan Enron serta diangkat sebagai investor 3%, independen,
dan sebagai pengendali. disinilah ketidakjujuran dimulai.
5. Enron mampu menjual aset kepada Chewco dengan laba yang sangat tinggi. Hal ini
memungkinkan Enron untuk menunjukkan keuntungan atas penjualan aset ini dan
menarik uang ke rekening Enron tanpa menunjukkan dalam laporan keuangan kas Enron
berasal dari pinjaman Chewco dan harus dilunasi. Kewajiban Enron dibuat lebih kecil
dan tidak diungkapkan oleh Enron.
6. Sejumlah isu lain yang berkaitan dengan transaksi Chewco yang tercatat dalam Powers
Report mencakup: biaya manajemen yang berlebihan telah dibayarkaan kepada Kopper
untuk pekerjaan yang kecil. Penilaian yang berlebihan digunakan pada penyelesaian
lilitan masalah hingga mentransfer $10,5 juta untuk Kopper. Kopper mencari dan
menerima $2,6 juta sebagai ganti rugi dari utang pajak untuk $10,5 juta; pinjaman tanpa
jaminan, sebesar $15 juta dibuat untuk Kopper dan tidak dipulihkan; Enron membukukan
lebih awal pendapatan dari Chewco.
7. Dapat disimpulkan, pola pembiayaan adalah sebagai berikut: Investasi kas Enron yang
hampir tidak ada atau rendah, bank menyediakan sebagian besar pendanaan, dan
karyawan Enron yang menyamar sebagai investor 3%.
8. Beberapa SPE, seperti kemitraan LJM, digunakan untuk menciptakan pembeli aset Enron,
yang bisa dikendalikan oleh Enron, tetapi mengonversikan aset tetap menjadi uang tunai
untuk pertumbuhan pada harga yang meningkat, sehingga kas dan keuntungan menjadi
lebih. SPE lainnya seperti LJM1 dan LJM2, memberikan pengaturan lindung nilai maya
untuk melindungi Enron terhadap kerugian di portofolio investasi perdagangannya dalam
spekulasi bukan untuk tujuan kendali, sehingga menutupi keuntungan Enron yang
sebenarnya.
9. LJM1 diterbitkan untuk memberikan lindung nilai terhadap gejolak dimasa depan dan
kerugian investasi Enron di Rhythms, sebuah bisnis penyedia jasa internet yang
merupakan tempat Enron berinvestasi pada bulan Maret 1998. Jika harga saham Rhythms
jatuh Enron harus mencatat kerugian pada investasinya. Namun demikian, LJM1
diharapkan untuk membayar Enron sehingga mengimbangi kerugian yang terjadi , jadi
tidak ada pengurangan bersih yang muncul dalam laporan laba Enron secara keseluruhan.
10. Seperti dengan Chewco perusahaan Rhythms didanai dengan uang tunai dari investor
lainnya dan bank, berdasarkan pada janji-janji jaminan pengembalian dan hasil yang
besar. Enron menginvestasikan sahamnya sendiri tapi tanpa uang tunai.
11. Ketika saham Rhythms jatuh, LJM harus membayar tunai uang Enron. Hal ini
mengakibatkan kerugian untuk LJM1 dan mengurangi ekuitasnya. Pada saat yang sama
ketika kas LJM dibayarkan kepada Enron, nilai pasar saham Enron juga menurun
sehingga mengurangi ekuitas LJM1 hingga negatif.
12. Awalnya, pengaturan LJM1 dianggap begitu berhasil menghasilkan keuntungan dari
saham treasuri, lindung nilai terhadap risiko investasi, dan menghasilkan uang tunai, yang
mendorong dibentuknya LJM2 Co-Investment LP (LJM2) pada bulan Oktober 1999,
untuk memberikan lindung nilai untuk investasi lebih lanjut pedagang Enron dalam
portofolio investasi Enron.
13. LJM2 kemudian menciptakan empat SPE, yang disebut “Raptor”, untuk melaksanakan
strategi ini menggunakan metode kapitalisasi yang serupa berdasarkan saham treasuri
sendiri atau pilihan yang ada.
14. Raptor sudah memunculkan tanda-tanda keberhasilan. Pada bulan Oktober 2000, Fastow
melaporkan kepada investor LJM2 bahwa Raptor mendapatkan pengembalian sebesar
193.278.2,500 dan 125%, hal in terjadi karena Enron mempertahankan risiko Ekonomi.
15. Meskipun pengaturan tidak transparan digunakan kembali, kekurangan yang ditemukan
di pengaturan LJM1 akhirnya menjadi jelas dalam pengaturan LJM2, mencakup : (1)
Enron melindungi nilai diri sendiri sehingga tidak ada lindung nilai ekonomi eksternal
yang diciptakan; (2) Harga saham Enron yang jatuh akhirnya mengikis ekuitas dasar serta
Enron harus terlebih dahulu menerbitkan lebih banyak saham treasuri atau opsi saham
untuk membeli mereka dengan harga khusus yang bersifat dilutive terhadap laba per
saham Enron; (3) keuntungan yang tidak semestinya dicatat pada saham treasuri yang
digunakan atau diindungi oleh lindung nilai yang tidak ada; (4) para pejabat Enron dan
pembantunya mengmbil manfaat bagi diri mereka sendiri.
16. Pada bulan Agustus 2001 terjadi penurunan nilai saham Enron yang mengakibatkan
penurunan kredit Raptor, mengharuskan adanya pengiriman saham Enron yang begitu
bayak sehingga membuat dilusi laba per saham Enrondisadari menjadi terlalu besar untuk
dipertahankan.
17. Pada bulan September 2001, para akuntan di Arthur Andersen dan Enron menyadari
bahwa keuntungan yang dihasilkan dari pencatatan saham Enron yang digunakan untuk
pembiayaan pada nilai pasar tidak benar karena tidak ada uang tunai yang diterima, dan
ekuitas pemegang saham dilebih-lebihkan sedikitnya $1 miliar.
18. Efek dari Raptor telah memberikan informasi yang menyesatkan tentang perkembangan
laba Enron selama periode pertengahan tahun 2000 hingga akhir kuartal ketiga tahun
2001 (30 September) sebesar $1.077 juta, belum termasuk biaya pembubaran Raptor di
bulan September sebesar $710 juta.
19. Pada tanggal 12 Oktober 2001 Arthur Andersen menerima perintah dari para pengacara
Enron untuk memusnahkan seluruh materi audit, kecuali berkas-berkas yang paling dasar.
Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah kantor akuntan
Enron.
20. Selain penghancuran dokumen, terungkap pula adanya kemitraan Enron dengan
perusahaan “kosong”, seperti Chewco dan JEDI. Perusahaan dengan nama yang terkesan
main-main (Chewco dan JEDI adalah karakter dalam Star Wars) ini membuat para
eksekutif Enron yang mengemudikannya kaya raya, dan Enron membuat pembukuan off
balance sheet atas kerugian ratusan juta dolar sehingga tersembunyi dari mata investor
dan pihak lain.
21. Pada tanggal 2 Desember 2001, Enron menyatakan dirinya bangkrut.

D. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Skandal Enron Corporation


Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam skandal Enron Corporation antara lain
sebagai berikut:
a. Pihak dari Enron Corporation
 Kenneth Lay (Founder, Chairman dan CEO)
Ken Lay adalah seseorang yang telah mendirikan Enron, tetapi dia membangun Enron
dengan banyak hutang kepada pihak lain. Ketika Enron mengalami keadaan yang sulit,
dalam hal ini dalam keadaan hampir bangkut, Ken Lay mengatakan perusahaannya
dalam keadaan yang baik-baik saja.
 Jeffrey Skilling (Mantan Presiden, dan COO)
Jeffrey Skilling berhasil membuat Enron menjadi sebuah perusahaan perdagangan yang
sangat besar dan ekspansif. Namun, karena ambisinya mengesampingkan rambu-rambu
aturan yang berlaku baik aturan SEC maupun prinsip akuntansi yang berterima umum.
 Andrew Fastow (Mantan CFO)
Andrew Fastow memanipulasi untuk membentuk anak perusahaan yang hanya dipakai
oleh Enron untuk mendapatkan pinjaman dana dari bank, sehingga dalam laporan
keuangan yang dimiliki oleh Enron tidak mengalami penambahan hutang.

 Board of directors
Dewan Direksi Enron gagal melidungi pemegam saham Enron dan memberikan
konstribusi pada kejatuhan perusahaan publik terbesar ke tujuh di AS, dengan
membiarkan Enron terlibat dalam praktik akuntansi beresiko tinggi, konflik transaksi
kepentingan yang tidak pantas, pengungkapan kegiatan penghancuran dokumen
penting, dan kompensasi eksekutif yang berlebihan.
 Karyawan Enron
Enron memaksa karyawan dalam hal pengelolaan dana pensiun, di mana diharuskan
pembelian saham perusahaan sebagai dana pensiun, karyawan percaya atas reputasi
perusahaan.
 Sheron Wattkins
Sherron adalah seorang akuntan profesional yang kompeten dan telah bekerja untuk
Arthur Andersen selama bertahun-tahun sebelum bergabung dengan Enron. Dia
mengeluhkan praktik akuntansi agresif yang dilakukan oleh Enron. Ketika Lay tidak
merespon surat yang ia tulis, Sharron pun memberikan kesaksian di depan komite
penyelidikan. Seandainya ada anggota dewan yang mendengarkan kekhawatirannya
mengenai Enron, mungkin tindakan pencegahan dapat dilakukan.

b. Pihak dari KAP Arthur Andersen


Peran KAP Arhur Andersen dalam skandal Enron antara lain sebagai eksternal auditor
Enron, sebagai konsultan akuntansi dan manajemen berkaitan dengan pengakuan SPE,
sebagai internal auditor Enron, sebagai konsultan perpajakan Enron, dan sebagai penasihat
dari pengungkapan masalah keuangan. Budaya internal KAP Arthur Andersen didorong
oleh keinginan untuk mendapatkan penghasilan, sehingga Enron adalah salah satu sumber
kekayaan KAP. David B. Duncan menjadi karyawan Andersen selama 20 tahun, ia
bertanggung jawab atas Enron sejak 1997, ia dibayar lebih dari $1 juta. David dipecat dari
Andersen pada Januari 2002 dan dibebankan hukuman karena telah memerintahkan staff
Andersen untuk menghancurkan lebih dari 1 ton dokumen yang berkaitan dengan Enron.
Pada 9 April 2002, David mengaku bersalah dengan hukuman maksimum 10 tahun.

c. Pihak-pihak luar lain yang terlibat


 Securities and Exchange Commission (US SEC)
SEC juga harus bertanggungjawab pada kasus ini karena mereka memberikan
persetujuan kepada Skilling dan Andrew Fastow untuk menggunakan metode akuntansi
yang menguntungkan bagi mereka.
 Mitra kerja
Mitra kerja dan konsumen Enron dirugikan dalam hal ini, sebut saja Blockbuster.
Begitupun dengan pemasok dan kreditor yang bekerja sama dengan Enron.
 Investor
Sebagai hasil dari skandal Enron, investor baik pribadi maupun kelompok, kehilangan
jutaan dollar karena mereka mendapatkan informasi yang salah mengani kinerja
keuangan perusahaan, semua pemegang saham kehilangan uang yang telah mereka
investasikan setelah Enron jatuh bangkrut.
 White House
Skandal ini semakin rumit dengan ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi
gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana
politik dari perusahaan ini.
 Jaksa Penuntut Enron dan Departement of Justice
Penuntutan terhadap Enron (yang seringkali diprakarsai oleh SEC) telah menyebabkan
peningkatan ekspektasi kinerja dan agresivitas kejaksaan, di mana penjahat kelas
eksekutif dicurigai. Eliot Spitzer (Attoney General for The Northen District of Illinnois)
dan Patrick J. Fitzgerald (US Attorney for the Nothern District of Illinois) muncul
sebagai jaksa umum yang mengejar setiap eksekutif Enron dengan penuh semangat.

E. Penyebab Terjadinya Skandal Enron Corporation


Begitu kompleksnya model usaha yang dimiliki oleh Enron, yang terdiri atas
beragam produk, termasuk aset tetap dan perdagangan yang melampaui skala nasional telah
menyebabkan adanya keterbatasan akuntansi. Enron mengambil keuntungan penuh dari
keterbatasan akuntansi tersebut untuk menyusun dan memoles laporan keuangan perusahaan.
Adapun beberapa penyebab terjadinya skandal perusahaan Enron antara lain sebagai berikut:
a. Trading Business dan Market-to-Market Accounting
Pada bisnis gas alam Enron, perlakuan akuntansinya sangatlah mudah, yaitu pada setiap
periode tertentu, perusahaan akan membuat daftar biaya supply gas dan pendapatan aktual
yang diterima dari penjualan tersebut. Namun pada bisnis perdagangan, Enron mengadopsi
mark-to-market accounting, yakni begitu sebuah kontrak jangka panjang ditandatangani,
present value dari future inflows dari kontrak tersebut diakui sebagai pendapatan dan
present value dari biaya kontrak tersebut dianggap sebagai biaya.
b. Special Purpose Entities
Enron telah menggunakan ratusan special purpose entities sampai dengan tahun 2001 di
mana kebanyakan SPE tersebut digunakan untuk mendanai pembelian forward contract
dengan produsen gas untuk menyuplai gas dalam sebuah kontrak jangka panjang. Sebagai
contohnya, pada tahun 1997, Enron berkeinginan untuk membeli kepemilikan dari
beberapa joint venture, namun Enron tidak mau memperlihatkan hutang miliknya yang
digunakan untuk membiayai akuisisi tersebut pada neraca perusahaan. Maka Enron
menggunakan Chewco, sebuah SPE yang dikontrol oleh Enron untuk menerbitkan hutang
dengan Enron sebagai penjamin untuk medapatkan kepemilikan pada joint venture seharga
$ 383 juta. Transaksi tersebut telah diatur sedemikian rupa sehingga Enron tidak harus
mengkonsolidasi Chewco ataupun joint venture tersebut pada laporan keuangannya,
sehingga Enron tidak perlu mengakui hutang pada pembukuannya.
c. Penghindaran pajak
Beberapa Bank, KAP, bankir investasi, dan kantor pengacara bahkan politisi diduga
memberikan konsultasi mengenai penyembunyian pajak terstruktur pada 12 transaksi besar
yang mencapai $2 miliar dari tahun 1995-2001. Manajemen Enron menemukan bahwa
transaksi pajak tidak hanya bisa menghemat pajak, tetapi dapat digunakan untuk
menciptakan laba dalam laporan keuangan. Secara umum, empat strategi yang digunakan
Enron dalam transaksi terstruktur tersebut adalah:
 Duplikasi kerugian ekonomi tunggal (mengurangi kerugian yang sama sebanyak dua
kali).
 Pergeseran dari DPP aset tak tersusutkan (tidak kena pajak) menjadi suatu aset
tersusutkan (kena pajak).
 Timbulnya biaya pemotongan pajak untuk pembayaran pokok.
 Timbulnya biaya jasa bagi pihak yang memberikan bantuan untuk WP lain.
d. Budaya perusahaan, konflik kepentingan, whistle-blower
Banyak karyawan Enron mengetahui tentang kurangnya integritas dalam transaksi SPE,
tetapi hanya sedikit karyawan yang berani maju untuk melaporkannya, dan Dewan Direksi
Enron tidak mendengar keluhan mereka. Kekurangan integritas pada budaya Enron berada
dalam taraf yang cukup menyedihkan. Kurangnya loyalitas ini ada hubungannya dengan
keinginan untuk memuaskan Fastow dan Lay yang memberikan pengaruh signifikasn
terhadap rencana insentif opsi saham enron.
e. Kegagalan fungsi dewan direksi
Dewan Direksi beroperasi di bawah undang-undang yang membebankan tugas fidusia
kepada mereka untuk bertindak dengan itikad baik, sewajarnya, dan dalam kepentingan
terbaik dari perusahaan dan pemegang sahamnya. Dalam kerangka kerja tata kelola, Dewan
Direksi Enron bertanggung jawab untuk mengawasi lini bisnis Enron dan strategi untuk
membiayainya. Salah satu bidang usaha Enron, yaitu: bisnis perdagangan energi secara
online, memerlukan akses ke lini kredit yang luas. Pada saat yang sama, sifat dari bisnis
ini menyebabkan fluktuasi laba yang besar dari triwulan ke triwuan, sehingga mengarah
pada pendanaan berbiaya rendah. Semua anggota Dewan Direksi sangat menyadari dan
mendukung fokus Enron di peringkat kredit, arus kas dan beban utang. Semua orang akrab
dengan strategi “asset light”. Di sinilah titik di mana Dewan Direksi Enron tidak
menjalankan tugas fidusia, mereka hanya bertindak demi kepentingan perusahaan bukan
pemegang saham.

F. Analisis Kasus Enron Corporation Ditinjau dari Sudut Pandang Audit dan Etika
Profesional
Demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah pihak
merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi hancur
berantakan. KAP Andersen dinyatakan bersalah telah bekerjasama dalam memalsukan
laporan keuangan dan menghambat proses penyelidikan dengan menghancurkan dokumen-
dokumen yang digunakan untuk menjalankan proses audit. Besarnya jumlah fee yang
ditawarkan menyebabkan KAP Andersen goyah dan mengabaikan prinsip integritas dan
independen. Akhirnya, laporan audit yang dihasilkan jauh dari kualitas yang seharusnya dan
sebenarnya. Akibatnya, pemerintahan Amerika serikat melarang KAP Andersen dan Enron
untuk melakukan kontrak kerjasama dengan lembaga pemerintahan di Amerika. Selain itu
akibat pelanggaran prinsip profesional dan etika yang dilakukannya, KAP Andersen dicabut
kedudukannya dari predikat “ The Big Five” dan kehilangan integritasnya di mata mayarakat.
Pelanggaran 5 prinsip tata kelola (Good Corporate Governance/ GCG) pada kasus
Enron Corporation, antara lain
a. Transparansi (transparency). Berkaitan dengan kewajiban bagi para pengelola untuk
menjalankan prinsip keterbukaan dalam proses keputusan dan penyampaian informasi.
Keterbukaan dalam menyampaikan informasi juga mengandung arti bahwa informasi yang
disampaikan harus lengkap, benar dan tepat waktu kepada semua pemangku kepentingan.
Dalam Skandal Enron dimensi transparasi jelas dilanggar, hal ini dapat dilihat pada:
 Pembentukan SPE dengan tujuan melebih-lebihkan laba, meningkatkan kas dan
menyembunyikan utang, menutup-nutupi kerugian terhadap investasi saham Enron pada
perusahaan lain.
 Memberikan informasi kinerja perusahaan yang menyesatkan kepada investor dan
karyawan sehingga investor dan karyawan membeli saham Enron dalam jumlah besar
pada saat harga saham Enron tinggi, sebelum anjloknya harga saham.
 Tidak memasukan transaksi SPE dalam laporan konsolidasi Enron, sehingga angka yang
ada dalam neraca tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
 Penghancuran dokumen terkait SPE sebanyak lebih dari 1 ton kertas dengan tujuan
menutup-nutupi kebenaran dan menghambat penyidikan

b. Akuntabilitas (accountability). Prinsip akuntabilitas adalah prinsip di mana para pengelola


berkewajiban untuk membina sistem akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan
keuangan yang dapat dipercaya. Untuk itu, diperlukan kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan
pertangungjawaban setiap orang sehingga pengelolaan berjalan efektif. Dalam skandal
Enron, pihak manajemen tidak mengelola sistem akuntansi yang efektif sehingga
menghasilkan laporan keuangan yang tidak dapat dipercaya, hal ini dapat dicermati pada:
 SEC membolehkan sebuah perusahaan untuk mengeluarkan pencatatan SPE dari
laporan keuangannya.
 Melakukan skema prabayar, yakni mencatat transaksi prabayar dalam pengiriman
energi masa depan sebagai laba operasi dan arus kas saat ini, bukan sebagai arus kas
dari operasi pembiayaan.
 Perhitungan pajak yang salah yaitu mengakui kerugian yang sama sebanyak dua kali
dan mencatatnya sebagai pendapatan; dan merubah dpp aset tak tersusutkan menjadi
aset tersusutkan (kena pajak).
 Melakukan praktik asset light, yaitu menjual aset pembangkit listrik secara langsung
atau menjual kepentingan di dalamnya kepada investor secara lansung, dan mencatat
pendapatan tersebut sebagai laba dari hasil “monetizing” dan “syndicating”

c. Responsibilitas (responsibility). Prinsip responsibilitas adalah prinsip di mana para


pengelola wajib memberikan pertanggungjawaban atas semua tindakan dalam mengelola
perusahaan kepada para pemangku kepentingan sebagai wujud kepercayaan yang diberikan
kepadanya. Skandal Enron memberikan contoh pelanggaran tanggung jawab ini
mempunyai dalam berbagai dimensi, yaitu:
 Dimensi ekonomi, Enron tidak bertanggungjawab untuk memberikan keuntungan
ekonomis bagi para pemangku kepentingan.
 Dimensi hukum, tanggung jawab manajemen Enron tidak diwujudkan dalam bentuk
ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Enron melakukan ratusan
transaksi yang melanggar hukum, mulai dari konspirasi, penipuan, pemalsuan laporan,
insider trading, penipuan pajak, pencucian uang, dan penipuan sekuritas.
 Dimensi moral, kegiatan perusahaan Enron tidak menghormati nilai-nilai dasar yang
mendasari ketertarikan pemangku kepentingan (hypernorms) sehingga saat mendekati
detik-detik keterpurukan, Enron tidak mendapat dukungan dari pemangku kepentingan
selain dengan cara curang.
 Dimensi spiritual, artinya sejauh mana tindakan manajemen telah mampu mewujudkan
akuntabilitas diri atau telah dirasakan sebagai bagian dari ibadah sesuai dengan ajaran
agama yang diyakininya.

d. Independensi (independency). Independensi adalah keadaan di mana para pengelola dalam


mengambil suatu keputusan bersifat professional, mandiri, bebas dari konflik kepentingan,
dan bebas dari tekanan atau pengaruh dari mana pun yang bertentangan dengan perundang-
undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan yang sehat. Pelanggaran prinsip
ini terjadi pada, sebagai berikut:
 Arthur Ardensen menyediakan setidaknya 5 layanan kepada Enron yaitu: (1) sebagai
auditor eksternal yang mengaudit kewajaran laporan keuangan Enron; (2) sebagai
konsultan akuntansi dan manajemen, termasuk saat transaksi SPE; (3) sebagai penasihat
perpajakan; (4) sebagai internal auditor Enron; (5) sebagai penasihat masalah keuangan.
Kelima layanan tersebut memiliki fungsi yang saling bertabrakan bahkan tumpang
tindih hingga menyebabkan hilangnya objektivitas Arthur Andersen.
 Banyaknya auditor Arthur Andersen yang kemudian pindah dan menjabat sebagai
eksekutif Enron.
 SPE seharusnya dimiliki oleh pihak independen, tetapi SPE yang bertransaksi dengan
Enron adalah bentukan Fastow yang merupakan CFO Enron.

e. Kesetaraan (fairness). Perlakuan yang setara merupakan prinsip agar para pengelola
memperlakukan semua pemangku kepentingan secara adil dan merata, baik pemangku
kepentingan primer (pemasok, pelanggan, karyawan, pemodal) maupun pemangku
kepentingan sekunder (pemerintah, masyarakat dan yang lainnya). Prinsip ini juga sangat
erat dan tumpang tindih dengan prinsip akuntabilitas dan tanggung jawab. Enron
memperlakukan pemangku kepentingannya dengan tidak adil, yaitu:
 Karyawan memperkaya diri mereka sendiri tanpa persetujuan Dewan Direksi
(kompensasi berlebihan).
 Konflik kepentingan yang tidak pantas, yaitu adanya insider trading di mana Dewan
Direksi menyetujui CFO untuk mengoperasikan dana ekuitas swasta SPE LJM yang
melakukan transaksi bisnis dengan Enron dan meperoleh keuntungan dari biaya Enron.
 Kegagalan tugas fidusida Dewan Direksi yaitu: gagal melindungi pemegang saham
Enron dari kegiatan yang tidak adil sehingga merugikan pemegang saham, karyawan,
dan rekan bisnis.
 Memanipulas krisis listrik di California dan menerapkan skema prabayar dan
menetapkan harga listrik sangat tinggi sampai 9 kali lipat demi keuntungan eksekutif
Enron.
 Karyawan diperlakukan tidak adil. Enron mengharuskan dana pensiun karyawannya
diubah dalam bentuk saham. Tujuan Enron adalah menaikan harga saham perusahaan
dengan cara ini. Dan pada saat masa jatuhnya enron, para ekskutif yang terlebih dahulu
tahu telah menjual sahamnya, sedangkan karyawan hanya dapat menjual saham sampai
pada harga 26 sen.

G. Dampak Kasus Enron Corporation Terhadap Tata Kelola, Manajemen, dan


Akuntan Publik
Meskipun sebelumnya telah ada upaya untuk memperkuat tata kelola dan praktik
akuntansi sebelum terjadinya skandal Enron, gaung reformasi atas tata kelola baru terdengar
keras setelah terjadi kemarahan publik atas skandal Enron pada bulan Desember 2001. Maka
pada 30 juli 2002 disahkanlah Sarbanes-Oxley Act (SOX), yaitu Undang-undang baru yang
mengatur reformasi tata kelola. Nama Sarbanes-Oxley sendiri diambil dari dua orang politisi
yang menjadi inisitor undang-undang tersebut. SOX telah menciptakan sebuah kerangka kerja
peraturan internasional bagi perusahaan dalam mencari akses ke pasar modal AS dan
auditornya. Demikian juga SOX menetapkan kerangka kerja baru untuk profesi akuntansi AS
yang menggantikan pengaturan diri oleh profesi dengan Public Company Accounting
Oversight Board (PCAOB).
Bencana keuangan sebelumnya, termasuk kegagalan tata kelola Enron, Arthur
Andersen, dan WorldCom, meningkatkan kesadaran di AS, Kanada, Australia dan Inggris
bahwa kerangka tata kelola harus diperbaiki. Secara khusus, dalam rangka menghadapi krisis
kredibilitas tata kelola dan mengembalikan kepercayaan dalam sistem pasar modal.
Perusahaan saat ini, tindakan yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan masyarakat menurut,
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Klarifikasi peran, tanggung jawab dan akuntabilitas dari dewan direksi, subkomitenya, diri
para direktur pribadi dan auditor.
b. Memastikan bahwa para direktur memiliki informasi yang cukup mengenai rencana dan
kegiatan perusahaan, kecukupan kebijakan dan pengendalian internal untuk memastikan
kepatuhan, dan kepatuhan aktual, termasuk keprihatinan para whistle-blower.
c. Memastikan bahwa para direktur memiliki kompetensi keuangan yang memadai dan
keahlian lainnya yang diperlukan.
d. Memastikan bahwa laporan keuangan akurat, lengkap, dapat dipahami dan transparan.
e. Memastikan bahwa standar akuntansi memadai untuk melindungi kepentingan para
investor.
Rancangan Undang-Undang diajukan oleh anggota senat Paul Sarbanes dan
Michael Oxley pada tanggal 30 Juli 2002 dan disahkan oleh Presiden Bush. Ikthisar Sarbanes
Oxley Act 2002 antara lain sebagai berikut:
a. Memberi kejelasan dan kepastian atas dewan pengawas independen yang bertugas
sepenuhnya untuk mengawasi pelaku pasar modal.
b. Menetapkan tanggung jawab baru terhadap komite audit dan pejabat perusahaan.
c. Menetapkan aturan dan keharusan baru untuk pelaporan perusahaan.
d. Mendefinisikan jasa non Audit yang dapat diberikan oleh KAP kepada Klien Audit yaitu
melarang KAP melakukan 8 jenis jasa audit kepada klien audit: pembukuan, desain dan
sistem informasi keuangan, jasa penilai, jasa aktuaris, outsorcing jasa internal audit, fungsi
manajemen SDM, broker pialang atau penasehat investasi, jasa hukum dan jasa
professional lainnya yang tidak berhubungan dengan audit.
e. Memperberat hukuman atas kecurangan yang dilakukan perusahaan.
f. Mengharuskan adanya peraturan yang mengatur benturan kepentingan.
g. Meningkatkan secara signifikan tanggung jawab dan anggaran SEC.
h. Mengijinkan pemberian jasa lainnya dengan persetujuan terlebih dahulu dari komite audit.
Dengan diterbitkan Undang-Undang Sarbanes Oxley, maka dampaknya bagi
manajemen menurut antara lain:
a. Mengharuskan adanya sertifikasi CEO/CFO atas laporan berkala yang disampaikan SEC.
b. Setiap laporan tahunan diharuskan untuk melampirkan laporan dari manajemen mengenai
penaksiran internal control.
c. Auditor independen diharuskan melakuakan atestasi dan melaporkan penaksiran
manajemen.
d. Pengungkapan yang harus dilakukan antara lain:
 Keharusan bagi direktur, pejabat perusahaan dan pihak yang memiliki saham
perusahaan dengan jumlah minimum 10% untuk menyampaikan perubahan ekuitas
yang dimiliki.
 Pengungkapan tambahan untuk off balance sheet dan kontijensi.
 Pengungkapan oleh perusahaan secara real time.
Dengan diterbitkan Undang-Undang Sarbanes Oxley, maka dampaknya bagi
akuntan publik menurut antara lain:
a. Membentuk Public Accounting Oversight Board (PCAOB) yang bertujuan untuk
mengawasi audit atas perusahaan publik dan melindungi kepentingan investor.
b. Melarang jasa non audit. Hukum secara spesifik telah melarang KAP untuk melakukan 8
jenis jasa non audit.
c. Perputaran partner—pemimpin (lead) atau coordinating partner audit atau concurring
reviewer tidak dapat memberikan jasa audit kepada klien yang sama lebih dari 5 tahun
berturut-turut.
d. Laporan kepada komite audit—Auditor diharuskan untuk melaporkan kepada komite audit
perihal semua kebijakan akuntasi yang berlaku, perlakuan informasi keuangan dan
informasi penting lainnya yang telah didiskusikan dengan manajemen.
e. Penugasan auditor dibutuhkan 1 tahun cooling of period. SEC telah menambahkan periode
“cooling off” selama satu tahun sebelum seorang anggota dari tim penugasan audit dapat
bekerja dengan klien dan menduduki posisi manajemen kunci tertentu.

KESIMPULAN
Pada kasus Enron Corporation, auditor telah melanggar kode etik profesi akuntan
publik di mana auditor telah memanipulasi laporan keuangan sehingga laporan tersebut
mencerminkan seolah-olah kinerja perusahaan sangat baik. Padahal, jika diungkap fakta
sebenarnya, perusahaan sebenarnya telah berada diujung ambang kebangkrutan, di mana
hutang perusahaan cukup besar yang disembunyikan dengan menggunakan entitas bertujuan
khusus. Hal ini terjadi akibat ketidakindependenan auditor dalam pelaksanaan audit atas
laporan keuangan klien karena desakan konflik kepentingan antara pengungkapan yang
objektif dan mempertahankan klien potensial. Hal ini merupakan sebuah ketidakjujuran dan
kebohongan yang disebabkan oleh dilema etika yang dialami kantor akuntan publik. Auditor
juga melanggar kode etik profesionalisme sebagai akuntan independen dikarenakan
memusnahkan dokumen-dokumen penting yang merupakan bukti audit yang relevan serta
menciptakan laporan audit yang menyesatkan. Perilaku tidak etis ini kemudian akhirnya
menuju kehancuran perusahaan korporat terebut dan menyisakan kerugian bagi berbagai
pihak di samping proses peradilan dan tuntutan hukum.
PEMBAHASAN KASUS
Soal 1
Bencana Enron memunculkan sebuah pelaporan publik secara resmi sebagai “krisis kepercayaan”
dalam profesi akuntansi. Buatlah daftar orang-orang yang paling bertanggungjawab untuk krisis
tersebut. Buatlah argumentasi singkat dari setiap pilihan.
Jawaban:
Pihak yang paling bertanggung jawab atas krisis kepercayaan pada profesi akuntansi adalah
KAP Arthur Andersen karena ikut serta dalam manipulasi yang dilakukan oleh pihak Enron dan
memberikan opini wajar tanpa pengecualian namun pada kenyataannya perusahaan tersebut tidak
berjalan sesuai dengan opini yang diberikan oleh auditor. Pihak auditor yaitu Arthur Andersen
yang memberikan opini tidak sesuai keadaan pada saat itu, pihak auditor tidak menyatakan
kecurangan yang dilakukan oleh pihak Enron sehingga menyesatkan pengguna informasi. Selain
itu Andersen yang merupakan auditor Enron juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana
hal ini melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik
kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50
juta untuk biaya konsultasi.

Soal 2
Sebutkan 3 jenis jasa konsultasi yang disediakan oleh kantor akuntan (Arthur Andersen) untuk
para klien audit pada tahun yang baru saja berakhir. Dari setiap jenis jasa tersebut indikasikan
perlakuan khusus, jika ada, apakah ada ketentuan/peraturan yang memperbolehkan akuntan publik
untuk mengajukan jasa tersebut. Berikut 3 jenis jasa konsultasi yang diberikan.
Jawaban:
1) KAP Andersen memberikan jasa akuntan eksternal, selain itu juga mereka memberikan jasa
akuntan internal untuk perusahaan enron. Hal itu menyebabkan Kantor Akuntan Publik
Andersen sudah melanggar SA200 mengenai “tujuan keseluruhan auditor independen dan
pelaksanaan audit berdasarkan ISA” dan SA610 mengenai”penggunaan pekerjaan auditor
internal”. Seharusnya Andersen hanya memilih satu jasa audit saja.
2) Andersen juga memberikan jasa studi kelayakan yaitu menganalisa dan meninjau transaksi
SPE Enron. Pada akhirnya Andersen melaksanakan audit kerja mereka sendiri sebagai
konsultan SPE dan mengaudit SPE hal ini menyebabkan kurangnya objektivitas. Hal ini tentu
tidak sesuai dengan SA 210 bahwa terjadi pelanggaran objektivitas auditor dalam mengaudit
kliennya dalam hal ini ENRON.
3) Andersen memberikan jasa konsultasi masalah perpajakan dan pengkajian dari pengungkapan
(masalah) keuangan.

Soal 3
Untuk tujuan dari pertanyaan ini, asumsikan kutipan pada Powers Report yang ditunjukkan pada
Gambar 3 yang menampilkan deskripsi akurat dari keterlibatan Andersen dalam akuntansi Enron
dan keputusan pelaporan keuangan. Sesuai asumsi tersebut. Apa anda percaya bahwa keterlibatan
Andersen dalam keputusan di atas melanggar standar audit professional? Jika iya, jelaskan standar
yang dilanggar dan argumentasikan alasan anda!
Jawaban:
Peran Andersen yang berkaitan dengan Enron antara lain yaitu, a) Auditor, b) Konsultan akuntansi
dan lainnya, termasuk transaksi SPE, c) Internal auditor, penasihat masalah perpajakan, dan
penasihat pengungkapan masalah keuangan Enron.
Andersen menghadapi beberapa konflik kepentingan yang telah dilanggar dan melemahkan tekad
mereka untuk bertindak dalam hubungan fidusia mereka sebagai auditor. Hal ini juga dikarenakan
ketertarikan Andersen untuk menghasilkan pendapatan sehingga Andersen bersedia untuk tidak
bersikap keras kepada kliennya yaitu antara lain:
1) Mengaudit pekerjaan mereka sendiri sebagai konsultan SPE, sehingga hal ini melanggar
objektifitas dalam pengerjaan audit. Standar audit yang dilanggar adalah standar umum kedua
“Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.” yang dijelaskan dalam Seksi 280 SPAP.
2) Konflik kepentingan diri sendiri melawan kepentingan umum, yang mengarah untuk tidak
membuat manajemen Enron kecewa (Pelanggaran Seksi 220 mengenai benturan kepentingan)
sebagai berikut: a) Ketidakpatuhan dengan kebijakan perusahaan dan kode etik tidak dibawah
kepada perhatian Dewan, b) Perdebatan internal Andersen atas praktik akuntansi Enron yang
dipertanyakan dan risiko bisnis tidak disampaikan kepada komite audit di dalam Enron, untuk
memastikan komite audit mengetahui masalah secara luas.
3) Banyak transaksi antara Enron dan SPE tidak untuk kepentingan para pemegang saham Enron
(pelanggaran Standar Pelaporan 1, 2, 3 dan 4) yaitu : (1) keuntungan dan arus kas Enron
dimanipulasi dan meningkat terlalu tinggi, menyesatkan investor dan memalsukan
peningkatan pengaturan bonus manajemen; (2) pengaturan transaksi, biaya, dan pengaturan
likuidasi besar-besaran yang dilakukan oleh Fastow, dengan SPE yang yang dimiliki oleh
Fastow, keluarganya dan Kopper yang juga seorang karyawan Enron.
4) Andersen tidak menemukan bukti-bukti audit yang signifikan dan tidak bertindak berdasarkan
bukti yang ditemukan (pelanggaran standar umum ketiga “Dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporannya,auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan saksama” dan pelanggaran Seksi 326 mengenai Bukti Audit), terkait dengan a) Penilaian
yang keliru dari saham atau kepemilikan saham yang ditransfer ke SPE, b) Kesepakatan
tersembunyi antara Enron dan bank yang menghilangkan risiko bank dari transaksi seperti :
Lindung nilai SPE Chewco Rhythms dan berbagai transaksi prabayar saham energy meskipun
AA membuat presentasi untuk persyaratan Andersen yang melarang hal tersebut.
5) Andersen mengetahui kalau ternyata laporan keuangan enron telah dimanipulasi namun
selama 15 tahun Andersen tetap memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian yang
menyebabkan terjadinya kebohongan publik yang berkepentingan tercantum pada (SA700)
yaitu Perumusan pendapatan dan pelaporan atas laporan keuangan.
6) Andersen telah gagal mempertahankan kualitas mutu auditnya yang menyebabkan ditutupnya
Kantor Akuntan Andersen, tercantum pada (SA220) : Pengendalian mutu kualitas audit atas
laporan keuangan.

Soal 4
Jelaskan secara singkat persyaratan utama (lengkap dengan standar profesional audit) mengenai
persiapan dan penyimpanan kertas kerja audit. Pihak manakah yang memiliki hak atas kertas kerja,
pihak klien atau auditor?
Jawaban:
Dasar Hukum SA 339 Tahun 2011 dan SA 230 Tahun 2014.
a) Persyaratan utama mengenai persiapan dan penyimpanan kertas kerja sesuai adalah sebagai
berikut:
1) Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh auditor tentang prosedur
audit yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan
simpulan yang dibuatnya sehubungan dengan auditnya
2) Auditor harus membuat dan memelihara kertas kerja, yang isi maupun bentuknya harus
didesain untuk memenuhi keadaan-keadaan yang dihadapinya dalam perikatan tertentu.
3) Kertas kerja biasanya harus berisi dokumentasi yang memperlihatkan:
 Pekerjaan telah direncanakan dan disupervisi dengan baik, yang menujukan diamatinya
standar pekerjaan lapangan yang pertama.
 Pemahaman memadai atas pengendalian intern telah diperoleh untuk merencanakan
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan.
 Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah diterapkan, dan pengujian
yang telah dilaksanakan, memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan, yang menujukan
diamatinya standar pekerjaan lapangan ketiga.
4) Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor mengenai kuantitas, bentuk, dan isi kerta
kerja untuk perikatan tertentu mencakup:
 Sifat perikatan auditor.
 Sifat laporan auditor.
 Sifat laporan keuangan, daftar, dan keterangan yang perlu bagi auditor dalam pembuatan
laporan.
 Sifat dan kondisi catatan clien.
 Tingkat risiko pengendalian taksiran.
 Kebutuhan dalam keadaan tertentu untuk mengadakan supervisi dan review atas
pekerjaan yang dilakukan para asisten.
b) Kertas kerja adalah milik auditor. Namun hak dan kepemilikan atas kertas kerja masih tunduk
pada pembatasan yang diatur dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang
berkaitan dengan hubungan yang bersifat rahasia dengan klien.

Soal 5
Identifikasi dan buatlah daftar 5 rekomendasi yang belakangan ini sudah dibuat untuk memperkuat
fungsi independen audit. Untuk masing-masing rekomendasi indikasikan mengapa anda
mendukung atau tidak tindakan tersebut!
Jawaban:
a) Pihak regulator lebih memperhatikan pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan yang
diterbitkan perusahaan dan memastikan bahwa peraturan tersebut membantu perusahaan dan
akuntan perusahaan untuk mengungkapkan kondisi keuangan yang sebenarnya secara historis
sehingga informasi mudah untuk dipahami.
b) Sarbanes-Oxley Act memberikan batasan atas jenis jasa konsultasi yang diberikan auditor
independen kepada klien serta member syarat kepada perusahaan perusahaan untuk
menyiapkan laporan tahunan sesuai dengan kualitas pengendalian internal yang dimiliki.
c) Pembentukan agensi federal baru yaitu public companies accounting oversight board untuk
mengawasi proses pembuatan aturan untuk fungsi audit independen.
d) Mewajibkan perusahaan untuk merotasi atau mengganti auditor eksternalnya secara berkala
untuk menghindari adanya hubungan istimewa antara auditor dengan klien, dan untuk
meningkatkan laporan audit yang dihasilkan karena auditor yang mengetahui bahwa mereka
akan diganti umumnya akan melaksanakan audit dengan standar yang baik agar memiliki
redibilitas tinggi dimata auditor yang baru.
e) Pembentukan fungsi audit internal dan komite audit. Fungsi audit internal untuk membantu
manajemen melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif dan dapat mendukung audit atas
laporan keuangan. Pembentukan komite audit yang nantinya akan menerima laporan dari
auditor independen serta mereview hasil audit yang menunjukkan kebijakan akuntansi penting
yang digunakan, alternatif perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah
dibicarakan dengan manajemen perusahaan.

Soal 6
Apakah anda percaya bahwa telah terjadi perubahan yang signifikan atau berkembang selama
beberapa dekade terakhir mengenai konsep profesionalisme yang berkaitan dengan ilmu akuntansi
publik. Jika iya, jelaskan bagaimana anda percaya bahwa konsep tersebut berubah atau
berkembang selama jangka waktu tersebut dan identifikasi faktor utama yang bertanggungjawab
untuk perubahan tersebut.
Jawaban:
Dalam kasus Enron ini jika dihubungkan dengan konsep profesionalisme, kami percaya telah
terjadi penurunan tingkat profesionalitas oleh KAP Andersen selaku auditor independent Enron.
Dalam kasus ini, Andersen menerima fee yang sangat tinggi yang diduga dapat mempengaruhi
kualitas profesionalisme Andersen. Andersen telah melanggar beberapa standar profesional
akuntansi yaitu:
a) SA200: Auditor harus bersikap independen dan tidak memihak atau bersifat netral. Dalam
kasus Enron, hal ini telah dilanggar dan tidak bisa mempertahankan independensinya.
b) SA210: Persetujuan mengenai ketentuan perikatan audit. Andersen melanggar hal ini karena
telah membantu menyusun pembukuan perusahaan dan sebagai auditor internal.
c) SA220: Pengendalian mutu kualitas audit atas laporan keuangan. Andersen telah gagal
mempertahankan kualitas mutu auditnya yang menyebabkan ditutupnya Kantor Akuntan
Andersen.
d) SA700: Perumusan pendapatan dan pelaporan atas laporan keuangan. Pihak Andersen
mengetahui kalau ternyata laporan keuangan Enron telah dimanipulasi namun selama 15 tahun
Andersen tetap memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian yang menyebabkan
terjadinya kebohongan publik

Soal 7
Seperti yang telah ditunjukkan dalam kasus ini, SEC tidak mensyaratkan perusahaan publik untuk
memiliki laporan keuangan kuartalan yang telah diaudit. Tanggung jawab seperti apa, jika ada,
yang dimiliki oleh kantor akuntan publik terhadap laporan keuangan kuartalan klien mereka.
Menurut pendapat anda, haruskah laporan keuangan kuartalan diaudit? Berikan alasannya!
Jawaban:
Tanggung jawab KAP terhadap laporan keuangan kuartalan mereka adalah melakukan review.
Namun review atas informasi keuangan interim bukanlah dasar bagi pemberian pendapat audit.
Review dapat mengarahkan perhatian akuntan terhadap hal-hal signifikan yang berdampak
terhadap informasi keuangan interim, namun tidak memberikan jaminan bahwa akuntan
mengetahui semua hal signifikan yang dapat diungkapkan dalam audit. Hal ini sesuai dengan SA
No. 772. Selain itu menurut kami laporan keuangan kuartalan perusahaan tidak harus diaudit
karena merupakan suatu pemborosan biaya dan waktu. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
membayar jasa audit akan meningkat dan untuk mengaudit setiap laporan keuangan kuartalan akan
memakan waktu yang lama. Laporan keuangan kuartalan juga belum mencerminkan kinerja
perusahaan secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai