Anda di halaman 1dari 3

KASUS: PERSEDIAAN FIKTIF

1. Pengendalian Internal Perusahaan


Phar-Mor.Inc adalah perusahaan didirikan oleh Mickey Monus di Youngstown, Ohio 10 tahun
yang lalu. Perusahaan ini memiliki 299 toko yang menjual berbagai jenis produk rumahan
dan obat resep dengan harga sangat murah. Sebenarnya harga produk Phar-Mor sangat
rendah, sehingga perusahaan tersebut menjual barang dengan harga kurang dari harga
pokoknya dan menyebabkan perusahaan menderita kerugian. Agar perusahaan tidak semakin
merugi, monus dan timnya melakukan praktik akuntansi kreatif sehingga Phar-Mor tidak
pernah melaporkan kerugian di laporan keuangannya.
Manajemen menyingkirkan kerugiannya ke akun pembuangan, untuk mengalokasikan
jumlah kerugian tersebut ke ratusan toko ritelnya dalam bentuk kenaikan biaya persediaan.
Mereka menerbitkan faktur fiktif ata pembelian barang dagangan, membuat jurnal yang
menyesatkan untuk meningkatkan jumlah persediaan dan menurunkan harga pokok
penjualan, dan melebihisajikan serta menggandakan jumlah persediaannya. Auditor tidak
pernah menemukan pelanggaran tersebut karena auditor hanya mengamati persediaan pada
empat dari 300 toko dan menginformasikan terlebih dahulu kepada manajemen Phar-Mor
tentang stok mana saja yang akan auditor kunjungi. Phar-Mor memenuhi persediaan ke empat
toko yang akan dikunjungi dan menghabiskan peningkatan persediaan ke 296 toko lainnya.
Kejahatan Phar-Mor terbongkar setelah seorang agen perjalan menerima cek yang
ditandatangai Monus untuk membayar biaya yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan
Phar-Mor. Agen tersebut menunjukan cek kepada atasannya yaitu investor Phar-Mor,
selanjutnya atasannya menghubungi direktur Phar-Mor dan melakukan investigasi lebih
lanjut, yang kemudian menyebabkan kejahatan atas persediaan itu terungkap.
2. Rekomendasi Kasus

Perusahaan tersebut telah melakukan kecurangan atas laporan keuangan atau audit
kecurangan (fraud auditing). Dilihat dari pelaku fraud auditing maka secara garis besar
kecurangan bisa dikelompokkan menjadi dua jenis :
1. Oleh pihak perusahaan, yaitu :
A. Manajemen untuk kepentingan perusahaan, yaitu salah saji yang timbul karena
kecurangan pelaporan keuangan (misstatements arising from fraudulent financial
reporting, untuk menghidari hal tersebut ada baiknya karyawan mengikuti auditing
workshop dan fraud workshop).
B. Pegawai untuk keuntungan individu, yaitu salah saji yang berupa penyalahgunaan
aktiva (misstatements arising from misappropriation of assets).

2. Oleh pihak di luar perusahaan, yaitu pelanggan, mitra usaha, dan pihak asing yang
dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Salah saji yang timbul karena kecurangan pelaporan keuangan.


Kecurangan pelaporan keuangan biasanya dilakukan karena dorongan dan ekspektasi
terhadap prestasi kerja manajemen. Salah saji yang timbul karena kecurangan terhadap
pelaporan keuangan lebih dikenal dengan istilahirregularities (ketidakberesan). Bentuk
kecurangan seperti ini seringkali dinamakan kecurangan manajemen (management fraud),
misalnya berupa : manipulasi, pemalsuan, atau pengubahan terhadap catatan akuntansi
atau dokumen pendukung yang merupakan sumber penyajian laporan keuangan.
Kesengajaan dalam salah menyajikan atau sengaja menghilangkan (intentional omissions)
suatu transaksi, kejadian, atau informasi penting dari laporan keuangan, untuk itu
sebaiknya karyawan mengikuti auditing workshop dan fraud workshop. Salah saji yang
berupa penyalahgunaan aktiva.
Kecurangan jenis ini biasanya disebut kecurangan karyawan (employee fraud). Salah saji
yang berasal dari penyalahgunaan aktiva meliputi penggelapan aktiva perusahaan yang
mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum(ada baiknya karyawan mengikuti seminar fraud dan seminar
auditing). Penggelapan aktiva umumnya dilakukan oleh karyawan yang menghadapi
masalah keuangan dan dilakukan karena melihat adanya peluang kelemahan pada
pengendalian internal perusahaan serta pembenaran terhadap tindakan tersebut. Contoh
salah saji jenis ini adalah :
Penggelapan terhadap penerimaan kas.
Pencurian aktiva perusahaan.
Mark-up harga
Transaksi tidak resmi.
Dari penjelasan singkat di atas, hal yang menarik adalah dapat saja diklaim
bahwa fraud auditing dengan sengaja dilakukan demi kepentingan perusahaan. Demi
kredibilitas perusahaan pihak manajemen dengan sengaja melakukan katakanlah
istilahnya soft fraud. Apakah tindakan tersebut benar atau tidak yang pasti semuanya
tergantung pada keyakinan yang memadai dari auditor.

Meningkatkan internal control Phar Mor, Inc. Dalam meningkatkan internal control
perusahaan dapat dilakukan diawal dengan cara selektif dalam memilih orang-orang yang
ada di manajemen perusahaan dan membentuk komite audit sebagai pengawas
perusahaan. Hal ini penting dilakukan karena sebagai atasan (manajemen perusahaan)
perlu memberikan sikap (attitude) yang baik bagi lingkungan perusahaan sehingga dapat
memberikan contoh bagi para bawahannya. Jika lingkungan perusahaan kondusif dan

memegang teguh prinsip-prinsip etika maka tidak akan ada fraud di perusahaan tersebut
apalagi dilakukan oleh top manajemen. Selain itu perlu didukung adanya komite audit
sebagai pihak yang mengawasi perusahaan. Komite audot disini dipilih sebagai orang
independen yang ada pada perusahaan. Dalam hal ini komite audit memberikan
pengawasan terhadap jalannya perusahaan serta orang-orang yang terlibat dalam
perusahaan. Dengan demikian akan ada check and balancing dari elemen perusahaan.
Melakukan audit investigatif. Audit investigatif dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya
fraud di lingkungan perusahaan. Jika terdapat gejala atau tanda-tanda adanya kejanggalan
pada perusahaan maka dapat dilakukan audit investigatif yang fungsinya untuk mendeteksi
fraud sehingga segera dapat diatasi dan tidak akan terjadi fraud yang akan membahayakan
perusahaan kedepannya.

3. Kesimpulan Kasus
Perusahaan Phar-Mor.Inc merupakan perusahaan yang menjual berbagai jenis produk
rumahan dan obat resep dengan harga sangat murah. Perusahaan tersebut memiliki 299 toko.
Sebenarnya harga produk Phar-Mor sangat rendah, sehingga perusahaan tersebut menjual
barang dengan harga kurang dari harga pokoknya dan menyebabkan perusahaan menderita
kerugian. Maka dari itu, Mickey Monus sebagai seorang Manajemen perusahaan melakukan
segara cara agar perusahaan tersebut tidak mengalami kerugian yaitu dengan cara melakukan
kecurangan atas laporan keuangannya atau fraud Auditing. Kecurngan tersebut dilakukan
dengan cara melakukan paktik akuntansi kretif yang dilakukan Monus dan timnya (karyawan
perusahaan tersebut).

Anda mungkin juga menyukai