Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kecurangan (fraud) tidak terlepas dari perusahan-perusahaan besar yang

berada di Indonesia maupun luar negeri. Banyak sekali kasus-kasus kecurangan

yang dilakukan perusahaan dalam bidang keuangan, karena banyaknya

perusahaan berorientasi ekonomi sehingga memfokuskan segala kegiatan/aktivitas

untuk mencapai laba yang maksimal. Perusahaan dengan orientasi ekonomi

menjadikan laba sebagai tolok ukur keberhasilan perusahaan, dan menjadikan laba

menjadi tolok ukur penilaian kinerja manajemen. Orientasi pada laba semata

inilah yang membuat perusahaan seringkali memanipulasi data-data akuntansi

untuk meningkatkan keuntungan dengan cara ilegal dan tidak etis.

Adanya tindakan fraud tidak lepas dari adanya kesempatan dan peluang.

Seseorang akan melakukan fraud demi memperkaya diri, jika peluangnya sangat

besar untuk melakukan hal tersebut. Banyak cara yang dilakukan oleh seseorang

demi mendapatkan apa saja yang mereka inginkan, misalnya dalam perusahaan

mereka memegang peranan penting seperti menjabat sebagai manajer perusahaan

tersebut. Seorang manajer ingin memperkaya dirinya sendiri, sehingga

menyalahgunakan jabatannya tersebut untuk melakukan fraud seperti mengubah

laporan keuangan yang awalnya mengalami penurunan, lalu mengubahnya dengan

menaikkan nilainya pada laba perusahaan, sehingga investor tetap menginvestasi

pada perusahaan tersebut.

1
Sejarah mencatat kasus Phar Mor Inc. sebagai kasus fraud yang paling

melegenda di kalangan auditor keuangan. Eksekutif Phar Mor Inc. secara sengaja

melakukan fraud untuk mendapatkan keuntungan yang masuk ke saku pribadi di

jajaran top manajemen perusahaan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja kasus yang terjadi pada Phar Mor Inc ?

2. Apa faktor penyebab terjadinya kasus fraud pada Phar Mor Inc ?

3. Bagaimana dampak dari kasus Phar Mor Inc dan bagaimana

penyelesaiannya ?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui apa saja kasus yang terjadi pada Phar Mor Inc.

2. Mengetahui apa faktor penyebab terjadinya kasus fraud pada Phar Mor

Inc.

3. Mengetahui bagaimana dampak dari kasus Phar Mor Inc dan bagaimana

penyelesaiannya.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada dasarnya aktivitas audit terdapat dalam Al-Qur’an maupun hadits.

Diantaranya adalah yang terdapat dalam surah Al-Infitar ayat 10 sampai 12 yang

artinya “Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang

mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-

pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan dia

memeriksa burung-burung lalu berkata, "Mengapa aku tidak melihat hud-hud,

apakah ia termasuk yang tidak hadir? Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman

yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan

yang jelas”.

Adapun aktivitas audit juga terdapat dalam Hadits: Dia bertanya lagi:

“Beritahukan kepadaku tentang ihsan”. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam

menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau

melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu”

Dari ayat dan hadits di atas dapat kita jadikan sebagai landasan dalam

melakukan aktivitas yang berkaitan dengan audit. Sebagaimana dalam surah An-

naml: 20-21, dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman a.s melakukan pengecekan atau

pemeriksaan untuk mencari burung hud-hud, dimana dalam proses pencarian ini

juga merupakan suatu proses dalam aktivitas audit. Selain hadits yang

menjelaskan tentang ihsan. Dimana ihsan merupakan adalah puncak prestasi

dalam ibadah, muamalah, dan akhlaq.

3
Oleh karena itu, semua orang yang menyadari akan hal ini tentu akan

berusaha dengan seluruh potensi diri yang dimilikinya agar sampai pada tingkat

tersebut. adapun kaitan ihsan dengan audit adalah sebagaimana dalam proses

audit, seorang auditor harus memeiliki sikap independen yaitu tidak adanya

pengaruh dan ketergantungan terhadap apapun. Sikap independen inilah

merupakan penjabaran dari ihsan.

2.1 Kerangka Teoritis

Teori-teori dalam internal audit yang berkaitan dengan kasus Phar Mor Inc.:

Salah satu syarat agar internal audit bisa berfungsi, yaitu fungsi dari teori

control environment. Control environment adalah komponen yang meliputi sikap

manajemen di semua tingkatan terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol

secara khusus. Teori control environment mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan

organisasi. Juga mencakup struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi

manajemen
b. Control environment terdiri atas: Struktur organisasi berdasarkan tanggung

jawab masing-masing manajer untuk mengambil keputusan dan menetapkan

kebijakan organisasi dan batas kewenangan.


c. Elemen kerangka kontrol, mencakup:
 Pemisahan tugas-tugas yang bersesuaian; seorang karyawan atau

organisasi tidak boleh mengendalikan semua tahap dari proses yang dilalui

organisasi.
 Kompetensi dan integritas orang-orang di organisasi.
 Tingkatan otoritas dan tanggung jawab yang sesuai.
 Kemampuan untuk menelus
 Ketersediaan sumber daya, waktu, dan karyawan yang ahli memadai.
 Pengawasan staf dan pemeriksaan kerja yang sesuai.

4
 Kebijakan-kebijakan dan prosedur prosedur yang didokumentasikan

dengan baik dan dapat menjelaskan lingkup fungsi, aktivitas, dan

berkaitan dengan departemen-departemen lainnya. Kebijakan berarti arah,

prosedur menjelaskan, cara menerapkan dan bagaimana mengikuti

kebijakan tersebut. Pengaruh-pengaruh eksternal mencakup persyaratan

hukum dan regulasi, ketentuan kontrak, adat istiadat, kebiasaan, ketentuan

serikat organisasi, dan lingkungan yang kompetitif.


Teori lainnya yang terdapat di dalam kasus Phar Mor adalah The fraud

Triangle.
1. Insentive/ Pressure adalah ketika manajemen atau karyawan mendapat

insentive atau justru mendapat pressure (tekanan) sehingga mereka

“commited“ untuk melakukan fraud.


2. Opportunity adalah peluang terjadinya fraud akibat lemah atau tidak

efektifnya control sehingga membuka peluang terjadinya fraud.


3. Rationalization/ Attitude adalah teori yang menyatakan bahwa fraud

terjadi karena kondisi nilai-nilai etika lokal yang membolehkan terjadinya

fraud (Donald R. Cressey. 1953).

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Profil Perusahaan Phar Mor Inc

Phar Mor Inc adalah perusahan terbesar di Amerika Serikat. Perusahaan

ini merupakan perusahaan retail yang menjual produk yang cukup bervariasi,

seperti furniture, obat-obatan, elektronik, pakaian olahraga, hingga vidiotape. Phar

5
Mor Inc dididrikan oleh Michael I. Monus atau biasa disebut Mickey Monus dan

David S. Shapira di tahun 1982. Beberapa toko menggunakan nama Pharmhouse

and Rx Place. Slogan Phar-Mor adalah ”Phar-Mor power buying gives you Phar-

Mor buying power”. Pada masa puncaknya, Phar Mor Inc mempunyai 300 outlet

besar hampir di seluruh negara bagian dan mempunyai 23.000 orang karyawan

yang berpusat di Youngstown, Ohio, United States.

3.2 Kasus Phar Mor Inc

Eksekutif Phar Mor sengaja melakukan fraud untuk mendapat keuntungan

financial yang masuk ke dalam saku pribadi individu di jajaran top manajemen

perusahaan. Saat melakukan fraud, top manajemen Phar Mor membuat dua

laporan keuangan yaitu laporan inventory dan laporan bulanan keuangan (monthly

financial report). Kedua laporan tersebut kemudian dibuat ganda oleh pihak

manajemen. Satu set laporan inventory berisi laporan inventory yang benar (true

report), sedangkan satu set laporan lainnya berisi informasi tentang inventory

yang di adjusment dan ditujukan untuk auditor eksternal. Demikian juga dengan

laporan bulanan keuangan, laporan keuangan yang benar berisi tentang kerugian

yang diderita oleh perusahaan yang ditujukan hanya untuk jajaran eksekutif.

Laporan lainnya adalah laporan yang telah dimanipulasi sehingga seolah-olah

perusahaan mendapat keuntungan yang berlimpah.

Saat mempersiapkan laporan-laporan tersebut, manajemen Phar Mor

sengaja merekrut staf dari akuntan publik (KAP) Cooper & Lybrand. Staf-staf

6
tersebut kemudian turut dimainkan dalam fraud tersebut dan sebagai imbalan

telah membuat laporan ganda mereka diberikan kedudukan jabatan penting.

3.3 Penyebab Terjadinya Kasus Fraud pada Phar Mor Inc

Dari penjelasan kasus diatas, penyebab terjadinya fraud pada Phar Mor Inc

ini berasal dari top manajemen perusahaan yang menyalahgunakan posisi atau

jabatannya tersebut. Manajemen membuat dua laporan keuangan yang berupa

laporan inventory dan laporan bulanan keuangan. Pada kedua laporan tersebut,

pihak manajemen menggandakan laporan tersebut. Pada laporan inventory berisi

laporan inventory yang benar dan set laporan yang lainnya berisi tentang

informasi ditujukan untuk auditor eksternal. Sedangkan pada laporan keuangan

bulanan berisi tentang kerugian pada perushaan tersebut yang ditujukan hanya

untuk jajaran eksekutif.

Inti dari terjadinya fraud pada Phar Mor Inc ini adalah laporan keuangan

perusahaan ini sengaja dimanipulasi oleh pihak manajemen. Para pihak

menajemen melakukan pemalsuan laporan keuangan ini agar seolah-olah

perusahaan ini mendapat keuntungan yang berlimpah. Karena dengan laporan

yang telah di manipulasi tersebut dengan keuntungan yang berlimpah bertujuan

untuk menarik dan mempertahankan investor yang berinvestasi pada perusahaan

tersebut, sehingga pihak-pihak investor ingin menanamkan modalnya pada

perusahaan ini.

Penyebab terjadinya fraud pada perusahaan ini berkaitan dengan farud

triangle, yaitu:

7
a. Insentive/ Pressure adalah ketika manajemen atau karyawan mendapat

insentive atau justru mendapat pressure (tekanan) sehingga mereka

“commited“ untuk melakukan fraud. Top manejemen sengaja merekrut

staf dari KAP Cooper & Librand dengan insentive berupa posisi sebagai

Vice President bidang financial dan controler. Yang dikemudian hari

ternyata terbukti turut terlibat aktif dalam fraud di Phar Mor Inc.
b. Opportunity adalah peluang terjadinya fraud akibat lemah atau tidak

efektifnya control sehingga membuka peluang terjadinya fraud.


c. Rationalization/ Attitude adalah teori yang menyatakan bahwa fraud

terjadi karena kondisi nilai-nilai etika lokal yang membolehkan terjadinya

fraud.

3.4 Dampak dari Kasus Phar Mor Inc dan Penyelesaian

Pihak Top Management dan Auditor Internal telah melakukan fraud demi

kepentingan pribadi mereka. Phar Mor terbukti telah melakukan fraud dengan

memberikan insentive berupa imbalan kepada auditor internal. Auditor Internal

dari suatu organisasi berfungsi sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan

oleh manajemen senior atau dewan. Auditor Internal mempunyai tugas pokok

untuk menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh

manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan

terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur

kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh

berbagai bagian organisasi (Mulyadi, 2002).

Selain itu, internal auditor mempunyai kewajiban untuk menjaga standar

perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi di mana mereka bekerja,

8
masyarakat, dan diri mereka sendiri. Dalam menjalankan profesinya, seorang

internal auditor terkadang berhadapan dengan dilema etik yang melibatkan pilihan

antara nilai-nilai yang bertentangan. Saat menghadapi dilema etik tersebut, nilai

dan keyakinan individu menjadi dasar pertimbangan profesional, dan kesadaran

moral memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan akhir. Tetapi perlu

dipahami, bahwa dalam menjalankan profesinya, seorang internal auditor tidak

hanya bertanggung jawab pada pimpinan tetapi juga bertanggung jawab pada

Allah, karena manusia hanya sekedar hamba-Nya dengan tujuan untuk

mewujudkan keadilan sosial ekonomi di dunia dan di akhirat (Burhanudin, 1996

dalam Aji dan Sabeni, 2003). Menurut Islam, akuntan harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a) Akuntan harus mengetahui dan meyakini Islam sebagai cara hidupnya.

b) Akuntan harus memiliki karakter yang baik, jujur, dan terpercaya.

c) Akuntan harus adil, efisien, dan independen.

d) Akuntan harus bertanggung jawab kepada masyarakat dan negara.

e) Akuntan harus bertanggung jawab melaporkan setiap transaksi yang

bertentangan dengan hukum Islam (Harahap, 1997).

Staf dari KAP Cooper & Librand melakukan fraud dengan harapan

mendapatkan insentive dari manajemen berupa posisi sebagai Vice President

bidang financial dan controler. Banyak manajemen dalam suatu perusahaan yang

bertindak curang karena sudah memiliki jabatan yang cukup tinggi, misalnya dari

kasus yang pertama, eksekutif di perusahaan Phar Mor secara sengaja melakukan

fraud untuk mendapatkan keuntungan financial yang masuk ke saku pribadi

9
individu di jajaran top manajemen perusahaan, sangat disayangkan karena

perusahaan Phar Mor ini termasuk dalam perusahaan retail terbesar di Amerika

Serikat namun pada bulan Agustus 1992 dinyatakan bangkrut.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Fraud yang dilakukan oleh eksekutif Phar Mor dilakukan dengan

membuat 2 (dua) laporan ganda, yaitu laporan inventory dan laporan keuangan

bulanan yang masing-masing telah dilakukan adjustment. Dalam kasus ini,

internal audit tidak bisa berfungsi karena adanya control environment yang tidak

dilakukan dengan baik oleh manajemen. Manajemen Phar Mor setidaknya telah

10
membuktikan satu dari tiga unsur The fraud Triangle, yaitu: insentive berupa

imbalan jabatan kepada auditor internal. Oleh karena itu, auditor internal harus

benar-benar memegang teguh kode etik profesi dalam menjalankan tugasnya,

salah satunya dalam hal ini adalah kemandirian atau independensi.

Fungsi pemeriksaan internal haruslah terpisah dari kegiatan-kegiatan yang

diperiksanya. Suatu kemandirian akan memungkinkan pelaksanaan pekerjaan para

auditor internal secara bebas dan objektif. Tanpa kemandirian, hasil pemeriksaan

internal yang diharapkan tidak akan dapat diwujudkan secara optimal. Salah satu

pihak dari manajemen pada perusahaan Phar Mor yang ternyata merekrut staf

auditor dari KAP Cooper & Librand guna membantunya dalam fraud. Lalu staf

mantan auditor tersebut kemudian dipromosikan menduduki jabatan penting,

tetapi dengan imbalan harus membuat laporan-laporan keuangan ganda. Tindakan

seperti itu akan menghasilkan resiko yang sangat besar yaitu kebangkrutan

perusahaan itu sendiri.

Saran Bagi Phar Mor Inc

1. Segregation of dutties : sebaiknya bagian manajer dan staf auditor bekerja

sesuai dengan peran mereka masing-masing, dengan begitu mereka juga akan

mendapatkan kepercayaan penuh baik dari pihak internal dan eksternal.

2. Revolusi Mental : kurangnya mental untuk mengontrol diri juga dapat

memperbesar untuk terjadinya fraud dalam sebuah prusahaan, jika para

petinggi atau top manajer pada perusahaan tersebut dapat mengatasi akan hal

itu, mungkin perusahaan tersebut akan terselamatkan dari fraud, atau godaan

yang memungkinkan pribadinya melakukan fraud.

11
3. Leadership : ketegasan seorang pemimpin juga diperlukan dalam membimbing

para bawahannya untuk bersikap transparan dalam berbisnis. Karena tidak

hanya kerugian financial perusahaan saja yang ditimbulkan, nama baik dan

reputasi perusahaan juga dipertaruhkan akan hal ini.

4. SOP & Company Policies : perlu dilakukan evaluasi atas Standard of

Procedure yang ada di Phar Mor serta Company Policies terutama yang

berkaitan dengan aturan keuangan. Sebab internal control dari sisi SOP &

Company Policies sangat lemah.

5. Compliance : perlu dilakukan proses Compliance untuk mengukur tingkat

kepatuhan kerja sesuai dengan SOP & Company Policies yang efektif.

6. Internal Audit : Phar Mor seharusnya mengaktifkan fungsi internal audit sesuai

dengan ketentuan berlaku. Sehingga internal control di perusahaan dapat

dilakukan dan proses bisnis berjalan dengan maksimal. Jadwal audit regular

dan non regular pun harus ditentukan, selanjutnya dilaporkan kepada Komite

Audit.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Gunawan dan Sabeni, Arifin. 2003. Pengaruh Etika Islam Terhadap

Komitmen Organisasi Dengan Komitmen Profesi Sebagai Variabel

Intervening. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Donald R. Cressey. 1953. Other people's money; a study of the social psychology

of embezzlement. (Montclair: Patterson Smith, 1973).

Harahap, S.S. 1997. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat

Edisi Pertama. Jakarta. Penerbit PT. Raja Grafimdo.

13
http://www.fundinguniverse.com/company-histories/phar-mor-inc-history/

(dikutip pada tanggal 11 Desember 2017)

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Keenam, Selemba Empat, Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai