Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aulia Ferizal

NPM : 1715020044
Mata Kuliah : Internal Audit

Soal!
Ringkasan Pengenalan Internal Audit (Audit Intern) dan Internal Audit : Good
Corporate Governance (GCG)

Ringkasan Pengenalan Internal Audit (Audit Intern)


Internal audit merupakan auditor dalam suatu entitas yang melakukan praktik
professional bidang audit untuk kepentingan manajemen atau komisaris. Internal audit
juga mempunyai tugas sebagai “tangan kanan” kepercayaan pemegang saham atau
direksi dalam menjaga keseimbangan bisnis dari resiko agar dapat memacu bisnis ke
level yang ditargetkan dari waktu ke waktu.
Berikut adalah beberapa pandangan orang mengenai internal audit :
• Internal audit dianggap tidak terlalu penting.
• Internal audit merupakan kepanjangan tangan Finance/Accounting.
• Internal audit tidak lebih dari sebuah fungsi operasional support.
• Internal audit identik sebagai polisi perusahaan.

Beberapa pandangan yang lazim terhadap internal audit dalam 3 versi

Versi Pandangan Terhadap Internal Audit


1. Penangkal tindak kecurangan (sebagai polisi
perusahaan)
Strategic level 2. Menyajikan data tambahan terhadap informasi internal
3. Mematai aktivitas pelaksanaan strategi yang ditetapkan
oleh beneficial owner (BO)

1. Sebagai polisi perusahaan, selaku pihak terakhir dalam


Kolega Audit rantai pengawasan
(Auditee) 2. Berperan melakukan intermediasi antar berbagai pihak
3. Berperan sebagai esksekutor

1. Sebagai penjaga aset perusahaan dan penegak


Praktisi internal audit kebijakan perusahaan
2. Pengawasan sesuai arahan beneficial owner (BO) atau
pengelola perusahaan
3. Sebagai backup dari fungsi pengawasan

Independensi merupakan kata kunci paling penting untuk menilai peran internal
audit. Terdapat dua pengertian dalam mengartikan indepedensi. Pertama,
independensi ialah mengambil sikap netral, tidak memihak dan bebas dari pengaruh
dan yang kedua independensi ialah keberpihakan pada kepentingan yang lebih besar
atau bernilai. Atau dengan kata lain independensi internal audit ialah keberpihakan
internal audit pada kebenaran faktual, yang ditinjau dari :
1. Adanya bukti serta data material yang otentik, relevan dan cukup.
2. Adanya praktek bisnis yang menjunjung tinggi etika atau moral serta
memperhatikan risiko terukur.
3. Adanya kapasitas tanggung jawab dan wewenang seseorang yang terukur
dalam organisasi bisnis.
4. Adanya administrasi dan pengedalian yang memadai serta konsisten.
Independensi menjadi kunci kebebasan sekaligus batasan bagi internal audit
dalam menjalankan dua aktivitas pokok, yaitu :
1. Menggali objek pengawasan.
2. Menyajikan hasil pengawasan.

Peran ideal Internal Audit


Tiga peran yang ideal bagi audit internal:
1. Peran Analisis Penelaah Data Berbasis Risiko Bisnis Kontribusi audit internal di
sini setidaknya dalam beberapa aspek startegis, seperti :
a. Melakukan sosialisasi terhadap prinsip-prinsip Risk Management dan
mendeteksi berbagai Critical Risk Point yang secara potensial tersimpan di
tengah bisnis korporasi.
b. Melakukan Risk-Based Data Analysis serta menyebarkan hasilnya secara
teratur, yang merupakan contoh praktis Risk Management.
c. Mengembangkan perspektif pengawasan berbasis Risiko Risk-based Internal
Auditing dengan memasukkan aspek pengukuran risiko pada setiap Audit
Object.
d. Bila belum ada dan dirasa penting, merintis pembentukan unit kerja tersendiri
yang berfokus pada penajaman Risk Management keuangan dan operasi
perusahaan.
2. Peran Akselerator Pendorong Terwujudnya Pengawasan Melekat Built-in Control
Accelerator Sinergizer Penetapan pengawasan melekat built-in control korporasi yang
kuat tidak mungkin hanya mengandalkan internal audit semata.
3. Peran Penyelaras Perekat Strategi Bisnis Business Strategy Integrator Audit
internal harus mampu menjadi alat senior management sebagai penyelaras dan
perekat organisasi,

Perbedaan audit internal dengan sistem pengendalian internal


Perbedaan utama antara audit internal dan kontrol internal adalah bahwa audit
internal adalah fungsi yang memberikan jaminan independen dan obyektif bahwa
kontrol internal organisasi dan sistem manajemen risiko berfungsi secara efektif.
Sedangkan kontrol internal adalah sistem yang diterapkan oleh perusahaan untuk
memastikan integritas keuangan dan informasi akuntansi dan bahwa ia maju menuju
pemenuhan profitabilitas dan tujuan operasionalnya secara sukses.

Sistem Pengendalian Internal


Sistem pengendalian internal adalah sistem untuk mengendalikan kegiatan
intern organisasi, berupa perencanaan, kebijakan, prosedur dan metode yang
dirancang serta diimplementasikan untuk menjadi (1) keandalan informasi, (2)
efektivitas dan efesiensi operasi, (3) keamanan aset, (4) kepatuhan terhadap
kebijakan, komitmen, peraturan dan undang-undang.
Berikut ialah tujuan utama SPI dalam perusahaan : (a) keandalan informasi,
(b) kesesuaian dengan kebijakan rencana, proses ketentuan yang berlaku, (c)
perlindungan terhadap harta, (d) Penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisian,
(e) Tercapainya berbagai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
Peran Penting Sistem Pengendalian Internal :
1. Membantu manajemen dalam mengendalikan dan memastikan keberhasilan
kegiatan organisasi.
2. Menciptakan pengawasan melekat, menutupi kelemahan dan keterbatasan
personil, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan.
3. Membantu auditor dalam menentukan ukuran sampel dan pendekatan audit
yang akan diterapkan.
Terdapat 5 Komponen Pengendalian Internal Versi COSO : (1) Lingkungan
Pengendalian, (2) Aktivitas Pengendalian, (3) Penilaian Risiko, (4) Informasi dan
komunikasi, dan (5) Pemantauan atau Monitoring.
Sistem pengendalian internal perusahaan akan efektif dan efisien jika
melibatkan pimpinan (Top Management). Komitmen adalah yang paling utama
berjalannya sistem ini. Hal ini akan mempengaruhi beberapa hal, misal cara antar
karyawan berinteraksi satu sama lain dan kepatuhan terhadap prosedur-prosedur yang
dimiliki perusahaan.

Internal Audit : Good Corporate Governance (GCG)


Definisi Governance concepts ialah kombinasi dari proses dan struktur yang
diterapkan oleh dewan untuk memberikan informasi, mengarahkan, mengelola dan
memonitor aktivitas organisasi untuk mencapai tujuannya. Beberapa elemen umum
yang selalu hadir dalam definisi governance ialah kebijakan, proses, dan struktur yang
digunakan oleh organisasi, untuk mencapai tujuan, dan melindungi organisasi dari
berbagai macam kepentingan kelompok stakeholder, melalui cara-cara yang sesuai
dengan standar etika yang tepat.
Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury
Committee pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut pada laporan mereka
(Cadbury Report). Menurut Cadbury, Good Corporate Governance adalah
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai keseimbangan antara
kekuatan dan kewenangan perusahaan.
Prinsip-prinsip utama dari GCG yang menjadi indikator, sebagaimana ditawarkan
oleh OECD (2004) adalah :
1. Kewajaran dan kesetaraan (Fairness)
2. Keterbukaan (Transparancy)
3. Akuntabilitas (Accountability)
4. Pertanggungjawaban (Responsibilitas)
Dalam kaitannya dengan Good Corporate Governance (GCG), direksi dipandang
sebagai kunci utama keberhasilan penerapan prinsip-prinsip GCG. Secara teoritis
harus diakui bahwa dengan melaksanakan prinsip-prinsip GCG ada beberapa manfaat
yang bisa diambil yakni : 1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya
proses pengambilan keputusan yang baik. 2. Mempermudah diperolehnya dana
pembiayaan yang lebih murah yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate
value 3. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia 4. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan stakeholder.

Anda mungkin juga menyukai