Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Disusun oleh :

Kevin Nata / 125150191

Ivan Sebastian / 125150195

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan yang diberikan
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh Bapak Dosen.

Semoga dengan tugas ini, kami dapat menyerap dan menerapkan ilmu – ilmu yang telah
diberikan kepada kami, sehingga ilmu – ilmu tersebut dapat kami terapkan dalam aktivitas kami
sehari – hari.

Demikian kata pengantar dari kami, semoga paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan serta kesalahan lainnya yang terdapat di dalam paper
kami. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran, ide, kritik, dan petunjuk guna
peningkatan kualitas serta ilmu kami.

2
DAFTAR ISI

Cover ………………………………………………………………… 1

Kata Pengantar ………………………………………………………………… 2

Pendahuluan ………………………………………………………………… 4

Landasan Teori ……………………………………………………………….... 5

Isi ………………………………………………………………… 6

Tanggapan ………………………………………………………………… 9

Kesimpulan ……………………………………………………………….... 10

Penutup ………………………………………………………………… 11

3
BAB I

PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi system informasi dan
komunikasi telah ikut mendorong perkembangan ekonomi menuju penyatuan system ekonomi
global. Kesatuan aktivitas perekonomian ini terlihat jelas pada aktivitas bursa saham dan
perdagangan valuta asing. Sayangnya aktivitas bisnis perusahaan-perusahaan, khususnya
perusahaan yang bergerak di multinasional meninggalkan noda di bidang profesi audit dan
akuntansi.

Organisasi IAI sebagai wadah profesi akuntan di Indonesia telah merintis berbagai
kerjasama dengan beberapa organisasi profesi akuntan di Negara-negara ASEAN dan Australia
dalam upaya mempersempit jurang perbedaan yang ada. Dalam hal mendunia ada wadah profesi
akuntan berupa IASB dan IFAC dimana mereka mengembangkan kode etik profesi akuntan global.
Namun , hal tersebut menemui kendala karena banyak pihak mempunyai otoritas untuk
mengembangkan , membina dan mengawasi profesi akuntan.

Rumusan Masalah

1. Identifikasi pelanggaran prinsip etika dan aturan etika apa saja yang dilanggar oleh AA
dengan mengacu pada pedoman kode etik AICPA!
2. Bagaimana pelanggaran etika tersebut dapat dijelaskan bila menggunakan pedoman kode
etik IFAC?
3. Identifikasi ketentuan-ketentuan yang ada dalam Sarbones-Oxley Art untuk mengatasi
ancaman pelanggaran etika sebagaimana telah dilakukan oleh personel AA!
4. Bagaimana menjelaskan perilaku pekjabat puncak Enron dan AA dengan menmggunakan
teori hakikat manusia utuh dan teori-teori etika yang telah dibahas pada bab-bab
sebelumnya?

4
BAB II

LANDASAN TEORI

Etika profesi akuntan diatur oleh pihak IFAC (International Federations of Accountants),
dimana terdiri atas 3 bagian, antara lain :

1. Bagian A berisi prinsip-prinsip fundamental etika profesi yang berlaku untuk seluruh
profesi akuntan dan juga berisi kerangka konsep untuk menerapkan prinsip-prinsip
tersebut
2. Bagian B berisi penjelasan lebih lanjut mengenai penerapan kerangka konsep dan
prinsip-prinsip fundamental pada bagian A untuk situasi-situasi khusus, terutama bagi
mereka yang berpraktik sebagai akuntan public
3. Bagian C berisi penjelasan lebih lanjut mengenai kerangka konsep dan prinsip-prinsip
fundamental pada bagian A untuk diterapkan pada situasi-situasi khusus, terutama bagi
profesi akuntan bisnis (akuntan manajemen)
Kerangka-kerangka dasar kode etik IFAC, terdiri dari:

 Kewajiban akuntan adalah untuk melayani kepentingan publik


 Tanggung jawab akuntan tidak secara eksklusif hanya melayani klien atau hanya
melayani atasan melainkan melayani kepentingan publik dalam arti luas
 Tujuan dari profesi akuntan adalah memenuhi harapan profesionalisme,kinerja dan
kepentingan publik
 Empat kebutuhan dasar yaitu kredibilitas , profesionalisme,kualitas jasa tertinggi dan
kerahasiaan
 Prinsip-prinsip perilaku fundamental terdiri dari integritas,objektivitas,kompetensi
professional dan kehati-hatian,kerahasiaan , perilaku professional dan standar teknis
 Sikap independen.

Profesi akuntan di Indonesia, baik akuntan public maupun akuntan manajemen, mengikuti
standar kompetensi yang berlaku di AS. Namun dengan kecenderungan terjadinya sistem
perekonomian dunia, mau tidak mau seluruh profesi akuntan di dunia juga harus mendukung
kearah penyatuan sistem ekonomi global tersebut. Akibatnya banyak hal yang tidak seragam,
seperti misalnya penerapan standar teknis akuntansi, auditing dan kode etik profesi akuntan di
seluruh dunia. Pihak IAI sebagaimana pengatur akuntan di Indonesia, bertekad agar profesi
akuntan Indonesia mengadopsi standar teknis dan perilaku yang dikeluarkan IFAC.

5
BAB III

ISI

1. Identifikasi pelanggaran prinsip etika dan aturan etika apa saja yang dilanggar oleh
AA dengan mengacu pada pedoman kode etik AICPA?
KAP AA ( Arthur Anderson) sebagai salah satu anggota big five akuntan public pada
awal tahun 2000 bahkan menempati posisi puncak, namun dalam praktik profesi mereka
melakukan penyelewengan alias pelanggaran karena anggota KAP AA menjabat top
position di perusahaan Enron , hal ini membuat KAP AA melanggar prinsip dan aturan
etika,yakni:

A. Pelanggaran terhadap prinsip etika


 Tanggung jawab  Sebagai KAP harus bersifat professional , artinya melakukan
kewajiban secara netral tidak memihak salah satu pihak . KAP AA sudah
memihak kepada salah satu perusahaan top bahkan sudah sampai melakukan
kesepakatan yang tidak sehat.
 Kepentingan public Setiap profesi harus mengorientasikan kepentingan
public,menghormati kepercayaan public dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme. Hal tersebut pun berlaku juga kepada pihak akuntan
public,terlebih mereka dipercaya oleh public untuk mengurusi masalah-masalah
terkait keuangan dan hal terkait akuntansi (audit dan system akuntansi) sehingga
dapat menjalani kehidupan bisnis secara lancer, namun hal/tindakan yang
dilakukan oleh KAP Arthur Andersen menunjukkan bahwa mereka telah
memihak pada Enron dengan menyembunyikan skandal enron di hadapan public.
 Integritas Prinsip ini diperlukan untuk memelihara dan memperluas keyakinan
public. KAP Arthur Andersen sudah melakukan integritas yang salah dengan
mengabaikan profesionalisme nya dimana mereka ragu melepas Enron hingga
mempertahankan sebagai klien disaat mereka sudah mengetahui ada kasus-kasus
dalam Enron.
 Objektivitas dan IndependensiPrinsip ini berkaitan dengan bebas dari konflik
kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab serta menjaga independensi
dalam fakta dan penampilan saat memberikan jasa auditing dan atestasi. KAP AA
melakukan pelanggaran atas prinsip ini berupa terikat akan kepentingan beberapa
anggotanya dalam jabatan di dalam perusahaan Enron dan melalaikan
independensi nya.

6
B. Pelanggaran terhadap aturan etika
 Independensi KAP Arthur Andersen melanggar aturan dimana mereka
dipengaruhi dengan beberapa anggotanya memegang jabatan resmi di pihak si
klien yakni Enron
 Integritas dan objektivitas KAP AA memiliki kedekatan intern dengan enron
sendiri dan telah melaporkan laporan keuangan milik Enron yang salah ,dimana
kondisi rugi justru dilaporkan sebagai kondisi untung.
 Standar umum KAP Arthur Andersen tidak melaporkan hal-hal/suatu data
secara relevan.

2. Bagaimana pelanggaran etika tersebut dapat dijelaskan bila menggunakan


pedoman kode etik IFAC?
Pelanggaran etika tersebut juga bertentangan dengan standar IFAC,dimana pada dasarnya
juga sudah termuat dalam standar AICPA (American Institute of CPA) antara lain:

 Integritas KAP Arthur Andersen tidak berani untuk melepaskan kliennya ketika
sudah mengetahui bahwa kliennya sudah melakukan perlakuan akuntansi dan
bisnis yang tidak sehat serta KAP tersebut sudah melaporkan hal yang tidak
terpuji lainnya berupa kebohongan kepada public yakni menutupi kondisi
sebenarnya dari perusahaan Enron saat itu
 ObjektivitasKAP Arthur Andersen mengesampingkan unsur publisitas karena
beberapa anggotanya menjabat di posisi atas dalam kepempimpinan Enron
 Kompetensi professional dan kesungguhan KAP Arthur Andersen telah berlaku
tidak mengikuti standar teknis yang ada dan tidak bekerja secara kompeten
 Kerahasiaan KAP Arthur Andersen sudah menggunakan informasi yang
bersifat privasi untuk kepentingan pribadi yang dilakukannya dengan
mempertahankan klien
 Perilaku professional KAP Arthur Andersen tidak mematuhi hukum yang
berlaku,sebagaimana mereka menyembunyikan fakta yang seharusnya diinput ke
berita Negara dengan menghancurkan dokumen-dokumen yang menerangkan
kepailitan Enron.

7
3. Identifikasi ketentuan-ketentuan yang ada dalam Sarbones-Oxley Art untuk
mengatasi ancaman pelanggaran etika sebagaimana telah dilakukan oleh personel
AA!
Ketentuan-ketentuan untuk mengatasi ancaman pelanggaran etika sebagaimana telah
dilakukan oleh personel AA yang ada dalam Sarbones-Oxley Art antara lain:

 Dukungan kepempimpinan
 Diskusi masalah
 Pendisiplinan standar etika menurut prinsip terkait
 Melibatkan tambahan pihak akuntan
 Pengendalian yang kuat
 Menerapkan system komunikasi
 Membuat kebijakan pemantauan
4. Bagaimana menjelaskan perilaku pejabat puncak Enron dan AA dengan
menmggunakan teori hakikat manusia utuh dan teori-teori etika yang telah dibahas
pada bab-bab sebelumnya?

Perilaku pejabat puncak Enron selaku juga bertindak sebagai bagian dari KAP AA sudah
mencerminkan sikap dan perilaku yang tidak etis dimana dalam menjalankan profesi
bertindak indisipliner, tidak professional , tidak kompeten serta melanggar kode-kode etik
lainnya yang tercantum dalam kode etik IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), antara lain:

 Menentang norma Melakukan kebohongan publik


 Ikut terlibat dalam hal intern lain perusahaan Beberapa anggota KAP Arthur
Andersen menjadi pejabat tinggi dalam Enron
 Mengabaikan tanggungjawab Tidak melakukan tugasnya hingga selesai(
Melakukan pemeriksaan saja tanpa melaporkan fakta terkait)
 Mengabaikan keadilan Keadilan yang dimaksud adalah seimbang antara
profesi dengan tanggungjawab, KAP AA mengabaikan keseimbangan tersebut
Berlawanan dengan komitmen KAP Arthur Andersen tidak mengindahkan hal pokok
sebagai pihak akuntan public dengan bertindak diluar kode,aturan dan prinsip etika
terkait.

8
BAB IV

TANGGAPAN

Sebagai salah satu pelaku profesi akuntan public, sudah sepatutnya untuk menjalankan
segala tugas dan wewenang dengan penuh konsistensi,tanggung jawab dan jujur , dengan kata lain
berpedomankan pada kode etik profesi yang tercantum di dalam ketentuan-ketentuan yang ada
dimana dibuat oleh lembaga terkait.

Perilaku dan tindakan yang dilakukan oleh KAP Arthur Andersen , terlebih menempati
posisi pertama dalam big five KAP di Dunia merupakan hal yang tidak terpuji, karena
mengabaikan prinsip-prinsip beserta kode etik yang ada dengan salah satunya prinsip kepentingan
public. Pada prinsip ini, dijelaskan bahwa profesi yang dilakukan menjunjung tinggi publisitas
sedangkan mereka sendiri pada kliennya yakni perusahaan ternama Enron. Dalam kinerja
melayani Enron, KAP Arthur Andersen sudah melakukan kebohongan berupa menutupi
pelanggaran dan scandal yang ada di dalam Enron bahkan kondisi kerugian besar yang dialami
oleh Enron itu sendiri.

KAP Arthur Andersen seharusnya tidak ragu akan keputusannya yakni dengan tidak
mempertahankan kliennya , mereka seharusnya pun melaporkan hal apa adanya di hadapan public
, KAP AA juga memiliki prinsip yang teguh untuk tetap menjalankan tugas dengan integritas ,
loyalitas yang tinggi serta memberikan service secara kompeten,professional.jujur dan secara bijak
karena KAP itu sendiri sudah mendapatkan kepercayaan tinggi dari public, melalui kasus besar
ini, pihak KAP AA mengalami kerugian karena selain sudah mencoreng nama baiknya, mereka
pun terjangkit kasus hukum serta kehilangan ijin profesi (segi administrasi).

9
BAB V

KESIMPULAN

Sebagai akuntan publik harus menjunjung tinggi prinsip etika, kode etika dan aturan etika
dalam menjalani profesinya sehingga dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada
public.

Namun apa yang dilakukan oleh KAP Arthur Andersen, bertolak belakang ketika
memasuki awal tahun 2000. Mereka menyalahgunakan wewenang dan tanggung jawab sehingga
ketika di tahun 2002 mereka divonis bersalah dan ditutup

10
BAB VI

PENUTUP

Sekian informasi dari studi kasus kami, terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dosen
yang telah memberikan kami kesempatan untuk menjelaskan informasi ini. Beserta teman –
teman yang ingin mendengarkan informasi dari kami. Semoga informasi yang telah kami berikan
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Layaknya peribahasa “Tak ada gading yang tak retak”, maafkan kami jika terdapat
kesalahan penulisan atau kata – kata yang kurang tepat atau kalimat yang kurang enak didengar.
Sekian presentasi dari kami, terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dosen dan teman – teman
semuanya.

11

Anda mungkin juga menyukai