Layaknya produsen di negara berkembang seperti Bangladesh yang diuntungkan dari
persetujuan MFA, bagaimnaa seharusnya anda menanggapi berakhirnya perjanjian? Pembahasan : Menurut pandangan kelompok kami, jika organisasi MFA ini dibubarkan maka kekhawatiran utama yang dipikirkan oleh negara berkembang adalah dengan masuknya pihak Cina ke WTO. Mereka beranggapan bahwa dengan adanya Cina masuk ke WTO maka akan menguasai pangsa pasar untuk eskpor tekstil. Negara berkembang yang memproduksi tesktil takut dalam memnghadapi tingkat persaingan dengan Cina, hal ini dikarenakan mereka sudah terbiasa dilindungi oleh pihak MFA dalam hal perlindungan produsen tekstil dengan penentuan kuota setiap melakukan ekspor tektsil. Karena melihat data yang diatas pada kasus menyatakan bahwa “negara-negara seoerti Bangladesh, Sri Lanka dan Kamboja mampu untuk mendapatkan manfaat yang menguntungkan dari adanya alokasi kuota untuk membangun industri tekstil yang signifikan yang menhasilkan ekspor subtansial. Dan pada tahun 2003, tekstil tercatata menyumbang lebih dari 70% ekspor dari Bangladesh dan Kamboja serta 50 persen berasal dari Sri Lanka”. Dari data yang ada maka dapat disimpulkan bahwasannya MFA sangat berperan penting sebagai proteksi dari produsen tekstil.. Dengan dihapuskannya perjanjian mengenai pemeberhentian MFA maka akan sanagt berpengaruh besar pada negara-negara berkembang penghasil tekstil, hal ini dikarenakan semua negara di bawah naungan organisasi ini telah terbiasa dibatasi dengan jumlah kuota setiap kali melakukan ekspor tekstil. Secara tidak langsung mereka akan takut untuk bersaing dengan pesaing dari negara lain jika nantinya perjanjian ini benar-benar dihapuskan. Terlebih dengan masuknya cina ke WTO, mereka beranggapan bahwasannya Ciina nantinya akan dapat menguasai pangas pasar eskpor tekstil. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu Cina mulai memberlakukan tarif akan ekpor tekstil ke lar negeri, dan hal ini secara tidak langsung memeberikan peluang bagi negaralain untuk tetap melakukan ekspor tekstil. 3. Apakah anda berpikir bahwa Cina telah melakukan hal yang benar untuk menempatkan tarif pada ekspor tekstil Cina? Mengapa? Apakah tindakan tersebut membantu atau membahayakan ekonomi dunia? Pembahasan : Menurut pandangan kelompok kami, tindakan yang dilakukan oleh Cina dalam menetapkan tarif pada ekspor tekstil merupakan suatu hal yang benar. Hal ini dikarenakan Cina telah mengambil sebuah sikap dimana pihak Cina telah mengumumkan akan meberlakukan tarif atas ekspor tekstil. Dengan menaikkan biaya tektil, Cina berharap agar nantinya tarif yang ditetapkan akan dapat berpengaruhpada tingkat permintaan luar negeri. Sebelum diberlakkannya tarif pada ekspor tekstil di Cina permintaan luar negeri cenderung tinggi, dan dengan diberlakukannya tarif ekspor tekstil di Cina maka diharapkan dapat mengurangi jumlah permintaan luar negeri akan eskpor tekstil itu sendiri. Meskipun tarif ekspor yang diberlakukan bersifat moderat, tarif untuk ekspor tekstil cina berkisar mulai dari 2,4 sampai dengan 6 sen untuk per itemnya. Hal ini merupakan bukti dari sikap pihak Cina sebagai bentuk bantuan terhadap negara-negara lain yang memproduksi tekstil. Karena tidak sedikit dari negara-negara penghasil tekstil lalinnya yang merasa dirugikan dengan adanya ekspor tekstil cina yang dilakukan secara besar-besaran. Secara tidak langsung jika hal ini terjadi secara continue maka akan berdamapak pada negara penghasil tekstil yang lainnya, pangsa pasar akan di kuasai oleh Cina. Setidaknya dengan adanya tindakan pemberlakukan tarif akan membantu produsen dari negara lain untuk tetap melakukan ekspor tekstil ke negara lain, dan anggapan kepada Cina bahwa Cina akan membahayakan perekonomian dunia setidaknya akan berkurang. 4. Kepentingan siapakah yang diuntungkan oleh adanya kesepakatan pada November 2005 antara Amerika Serikat dan Cina untuk membatasi pertumbuhan Impor tekstil Cina ke Amerika Serikat? Menurut anda apakah kesepakatan itu bagus untuk Amerika Serikat? Pembashasan : Menurut pandangan kelompok kami, yang diuntungkan oleh adanya kesepakatan pada November 2005 antara Amerika Serikat dan Cina untuk membatasi pertumbuhan impor tekstil dari Cina ke Amerika Serikat adalah kepentingan Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan, sebelum dilakukan kesepakatan tersebut produk China di pasar tekstil Amerika menguasai 50% pasar domestik Amerika Serikat. Seiring meningkatnya impor produk tekstil Cina, maka menjadikan neraca perdagangan pakaian dari Amerika Serikat mengalami defisit. Nilai impor pakaian Amerika Serikat sejak tahun 2002 mengalami tingkat peningkatan dari USD 62 milyar menjadi USD 80,1 milyar, tetapi pada tahun 2005 pakaian yang di produksi Amerika Serikat mengalami defisit dengan nilai sebesar 75,1 milyar untuk perdagangan ekspor-impor pakaian jadi. Dengan meningkatnya impor produk tekstil Cina juga berdampak pada hilangnya lapangan pekerjaan di sektor pakaian jadi dan tekstil di Amerika Serikat. Diperikakan terjadi 149.600 jobs lost sejak berakhirnya kuota tekstil ATC (Agreement on Textil and Clothing) atau 630.000 pengangguran untuk kurun waktu 2004-2005. Dengan diadakannya kesepakatan pembatasan tersebut setidaknya dampak-dampak yang terjadi sebelum dilakukannya pembatasan impor tekstil dari China ke Amerika bisa dibenahi oleh Amerika Serikat. 5. Jenis hambatan perdangangan apa yang muncul akibat kesepakatan anatara Cina dan Amerika Serikat pada November 2005? Pembahasan : Menurut pandangan kelompok kami, jenis hambatan perdagangan yang timbul dari adanya kesepakatan antara Cina dan Amerika Serikat bulan November 2005 ada beberpa hal diantaranya adalah : (1) yang pertama, hambatan tarif menaikkan biaya ekspor produk ke suatu negara (atau ekspor produk separuh jadi antar negara). Secara tidak langsung hal ini akan menempatkan perusahaan pada posisi dimana perusahaaan nantinya akan mengalami kerugian kompetitif terhdap pesaing dari negara tersebut; (2) kedua, dengan adanya pembatasan kuota maka akan membatasi perusahaan dalam proses pemenuhan kemampuan dalam hal melayani negara dari lokasi di luar negara asal itu. Dan apabila perusahaan mendirikan fasilitas produksi di negara tersebut, maka sangat memungkinkan bagi perusahaan untuk mengeluarkan tingkat biaya produksi yang lebih tinggi; (#) hambtan yang ketiga, apabila perusahaan harus menyesuaikan dengan aturan konten lokal maka memungkinkan bagi perusahaan agar nantinya harus menempatkan lebih banyak kegiatan produksi pada pasar tertentu dari pada sebaliknya; dan (4) hambatan yang terakhir adalah dengan adanya ancaman tindakan antidumping dalam membatasi kemmapuan perusahaan untuk menggunakan harga yang agresif untuk meraih pangsa pasar di suatu negara.