Anda di halaman 1dari 6

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Oleh :

Renalda Gebriella Harlim / 17 / IX


1. Indonesia Resmi Ajukan Banding Atas Kekalahan Gugatan Nikel di WTO

Pemerintah Indonesia resmi mengajukan permohonan banding atas putusan panel Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) yang menyatakan kebijakan larangan ekspor dan hilirisasi bijih nikel domestik
melanggar ketentuan perdagangan internasional.Banding pemerintah Indonesia atas kasus sengketa
dengan Uni Eropa itu telah disampaikan ke WTO pada Senin (12/12/2022) seperti dilihat dari
pengumuman sengketa dagang WTO.

“Indonesia dengan ini memberitahukan kepada Badan Penyelesaian Sengketa [Dispute Settlement
Body/DSB] atas keputusannya untuk mengajukan banding atas masalah hukum dan penafsiran hukum
tertentu dalam laporan panel,” tulis WTO dalam pengumuman resminyaPemberitahuan banding itu
disampaikan bersamaan dengan pengajuan banding kepada Sekretariat Badan Banding atau Appellate
Body Secretariat.Upaya banding menjadi pembelaan lanjutan Pemerintah Indonesia atas laporan final
panel pada 17 Oktober 2022 lalu yang menyatakan Indonesia terbukti melanggar ketentuan WTO Pasal
XI.1 GATT 1994 dalam sengketa yang terdaftar pada dispute settlement (DS) 592. Pembelaan awal lewat
ketentuan Pasal XI.2 (a) dan XX (d) GATT 1994 berkaitan dengan keterbatasan jumlah cadangan nikel
nasional juga ditolak badan pengatur perdagangan internasional tersebut.Upaya mengatasi kevakuman
Appellate Body saat ini masih difokuskan pada upaya perbaikan kelembagaan dan kemungkinan
penggantian sistem ajudikasi dua tingkat dengan ajudikasi satu tingkat. Seperti diberitakan sebelumnya,
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif berharap pemerintah Amerika Serikat
mencabut pemblokiran Appellate Body seiring dengan rencana banding Indonesia atas keputusan panel
WTO terkait kebijakan larangan ekspor bijih nikel. Berharap pencabutan pemblokiran itu dapat
memudahkan rencana pemerintah untuk mengajukan banding atas putusan panel badan pengatur
perdagangan internasional tersebut.

2. China Keluarkan Paket Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

China mengeluarkan paket kebijakan pada tahun ini untuk menjaga stabilitas perdagangan luar
negerinya. Hal itu disampaikan Perdana Menteri Li Keqiang ketika melaporkan kinerja pemerintahannya
pada pembukaan sidang parlemen dua sesi di Beijing. China akan membantu perusahaan berorientasi
ekspor dalam menerima order dan mempertahankan kapasitas produksinya. "Kebijakan ini bisa
mempercepat pembentukan model baru perdagangan luar negeri, memberikan kesempatan yang lebih
besar terhadap e-dagang lintas-batas, dan mendukung pembangunan gudang-gudang barang
perdagangan asing," ujarnya. China akan meningkatkan impor produk dan jasa yang lebih berkualitas
dan membangun sistem perdagangan jasa dan digital yang baru. "Pembangunan sistem layanan logistik
bisa membantu mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi perdagangan internasional," kata PM Li.
Oleh sebab itu pula China akan meningkatkan dan memperluas investasi asing di bidang manufaktur,
penelitian dan pengembangan, dan layanan data yang tersebar di wilayah tengah, barat, dan timur laut.
China juga akan meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi, baik multilateral maupun
bilateral.Dalam pembukaan sidang parlemen yang juga dihadiri oleh Presiden Xi Jinping itu, PM Li
membacakan laporan kinerja setahun terakhir dan program kerja ke depan yang di antaranya meliputi
bidang perekonomian, perdagangan, investasi, keuangan, kesehatan, kesejahteraan sosial, dan
pertahanan. Sidang parlemen dua sesi yang terdiri dari Kongres Rakyat Nasional (NPC) dan Majelis
Penasihat Politik Rakyat China (CPPCC) berlangsung hingga 12 Maret. NPC mirip dengan DPR, sedangkan
CPPCC berfungsi seperti MPR.Sidang tahunan tersebut diikuti sebanyak 2.951 anggota legislatif yang
mewakili beberapa daerah, berbagai kelompok etnis minoritas, dan entitas lainnya di China. Sidang
parlemen dua sesi atau yang biasa dikenal dengan sebutan "Lianghui" itu digelar setiap awal Maret
kecuali pada 2020 akibat pandemi COVID-19.

3. Kebijakan ekspor kepala sawit Indonesia yang dipersempit.

Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (Gimni) menilai dengan dibatasinya ekspor minyak sawit
mentah (crude palm oil/CPO) mulai Januari 2023 akan meningkatkan posisi tawar sawit Indonesia dalam
perdagangan internasional. Apalagi, CPO Indonesia akan diserap oleh program campuran biodiesel 35
persen (B35) yang akan dimulai bulan depan. Direktur Utama Gimni Sahat Sinaga mengatakan dengan
adanya program B35 tersebut, nantinya ada pemakaian CPO dalam negeri rata-rata 24,8 juta ton per
tahun. Rata-rata per tahun sendiri sebelumnya hanya 21,1 juta ton atau 39,7 persen dari total konsumsi
domestic dan ekspor. Menurutnya, hal tersebut memberikan posisi baik bagi sawit Indonesia.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan mengeluarkan Keputusan Dirjen Perdagangan Luar Negeri


Nomor 18/2022 tentang Penetapan Rasio Pengali sebagai Dasar Penetapan Hak Ekspor Crude Palm Oil,
Refined, Belached, and Deodorized Palm Oil, Refined, Bleached, And Deodorized Palm Olein dan Used
Cooking Oil. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan aturan yang mulai berlaku 1
Januari 2023 dimaksudkan melakukan pembatasan ekspor CPO. Ketentuan ekspor CPO yang baru
tersebut mengharuskan eksportir CPO memasok Domestic Market Obligation (DMO) 1:6. Artinya,
eksporti wajib memasok CPO 1 ke domestik baru bisa ekspor 6. Misalnya jika memasok DMO 300.000
ton, maka si pemasok bisa mengekspor sebanyak 6x300.000 ton. Kebijakan DMO sebelumnya sendiri
yaitu 1:8. Sebagai informasi, DMO adalah batas wajib pasok yang mengharuskan produsen minyak sawit
untuk memenuhi stok dalam negeri sesuai ketentuan.

4. Kebijakan Peningkatan Tarif Impor Ban Cina Munculkan Persoalan Baru

Putusan WTO yang memenangkan Amerika Serikat terhadap gugatan Cina tentang peningkatan tarif
impor ban yang dilakukan AS pada 2011 silam dikhawatirkan akan menimbulkan persoalan baru dalam
perdagangan intrenasional secara keseluruhan. Pasalnya, aturan hukum yang diterapkan AS terkait
impor produk-produk Cina dapat menjadi acuan hukum baru bagi negara-negara lain untuk
memberlakukan hukum yang sama. Negara-negara lain dimungkinkan akan menjadikan aturan hukum
yang diterapkan AS sebagai acuan hukum baru,tutur Angga Aditama Putra dalam diskusi mingguan yang
diselenggarakan Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) UGM, baru-baru ini. Fenomena ini, menurut
Angga dapat mengakibatkan perdagangan bebas yang menjadi tujuan utama WTO akan semakin
terhambat. Negara-negara lain juga akan memiliki kerangka legal baru untuk memproteksi barang
produksi dalam negerinya.

Seperti diketahui, pada tahun 2009 Cina mengajukan gugatan pada WTO terkait peningkatan tarif
impor ban oleh Amerika Serikat. Cina menilai tindakan AS yang menaikkan tarif impor telah melanggar
ketentuan dalam China Accession Protocol dan GATT 1994. Pemerintah Cina menganggap bahwa alasan
AS bahwa produk ban Cina di As telah menciptakan gangguan terhadap pasar adalah sesuatu yang tidak
rasional. Sementara AS menilai bahwa kenaikan tarif impor ban tersebut bertujuan untuk melindungi
produksi dalam negerinya dan tidak menyalahi aturan. Presiden Obama mengambil kepurusan tarif
impor ban Cina secara bertahap selama 3 tahun berdasarkan pada section 421 karena impor ban jenis
certain passenger vehicles dan light truck produksi Cina dinilai membahayakan industri ban sejenis.
Keputusan yang diambil Obama mendapatkan reaksi negatif dari berbagai kalangan karena langkah yang
diambil bertentangan dengan prinsip dasar perdagangan bebas. Meskipun begitu, pada tahun 2011 lalu
WTO memutyuskan bahwa peningkatan tarif impor ban yang diberlakukan AS terhadap Cina tidak
menyalahi aturan yang ada, terangnya.

Sengketa Cina-AS Mengenai Peningkatan Tarif Impor Ban Cina tahun 2009-2011 Angga menyampaikan
bahwa tidak dipungkiri bergabungnya Cina dalam keanggotaan WTO menimbulkan berbagai
kekhawatiran bagi sejumlah negara. Kondisi perekonomian Cina yang melesat cepat dan didukung oleh
industrialisasi besar-besaran ditakutkan akan menguasai pasar internasional, tidak terkecuali pasar
domestik negara anggota WTO. Terbukanya pasar internasional bagi Cina akan mejadi tantangan bagi
negara lain untuk bersaing dan juga mengamankan pasar domestik mereka. Cina tergabung dalam
keanggotaan WTO pada tahun 2001 dengan syarat menyetujui section 421 dari trade act 1974 yang
secara spesifik mengatur tentang impor dari Cina dan memperbolehkan Amerika Serikat menaikkan tarif
produk Cina jika produk yang diimpor menyebabkan gangguan pasar. Peraturan ini berlaku selama 12
tahun sejak diterimanya Cina dalam keanggotaan WTO.Cina ingin membawa isu penaikan tarif impor AS
ke forum internasional dan membangun opini akan adanya proteksi AS terhadap produk Cina. Upaya
penaikan traif terhadap barang-barang Cina sebagai bentuk proteksi tentunya akan sagat
menguntungkan Cina saat pembahasan berkelanjutan dari section 421 trade act 1974 yang akan habis
pada Desember 2013 nanti.

5. Kebijakan dampak pasar moneter dan uang

Kebijakan dari dampak pasar moneter dan yang perdagangan internasional adalah proses mengatur
persediaan uang untuk tujuan tertentu.Bertujuan untuk menahan dan mencegah inflasi serta
menstabilkan Negara Indonesia dan juga mensejahterahkan pekerja.Kebijakan moneter juga mengeset
standar bunga pinjaman dan juga menjadi kapitalisasi untuk bank dan juga bisa dikatakan sebagai
peminjam usaha terakhir. Pada hakikatnya kebijakan moneter dibagi menjadi dua yaitu keseibangan
internasional internal dan keseimbangan eksternal. Keseimbangan Internal bisa dilihat dalam
pertumbuhan ekonomi yang meningkatkan dan juga stabilitas harga uang yang beredar dan pemerataan
pembangunan di setiap wilayah di Indonesia.

Pemerataan pembangunan di setiap wilayah di Indonesia. Dala Keseimbangan eksternal kita lihat dari
segi pembayaran utang-utang luar negeri. Dalam dua keseimbangan itu tebentuklah ekonomi makro
yang bertujuan menjaga stabilitas keuangan di Indonesia serta luasnya lapangan pekerjaan, harga-harga
di pasaran yang stabil serta neraca pembayaran di luar negri yang seimbang dan berjalan lancar. Salah
satu cara yang ditempuh adalah mengadakan perdagangan baik intererregional maupun internasional,
dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Ilmu ekonomi internasional yang sering pula hanya kita sebut
ekonomi internasional kiranya dapat didefinisikan sebagai bagian dari ilmu. Ekonomi yang khusus
mempelajari perilaku transaksi-transaksi ekonomi internasional perekonomian bangsa pada khususnya
dan mekanisme bekerjanya perekonomian dunia pada umumnya. Menurut Oxlay Summary, pengertian
ekonomi international dilihat dari dua segi, yaitu dari segi ilmiah dan dari segi praktisnya.

a. Dari segi ilmiah, pengertian ekonomi international adalah bagian atau cabang dari ilmu ekonomi yang
diterapkan pada kegiatan-kegiatan ekonomi antar negara atau antar bangsa.

b. Dari segi praktisnya, ekonomi international adalah meliputi seluruh kegiatan perekonomian yang
dilakukan antar bangsa, negara,maupun antara orang-orang perorangan dari negara yang satu dengan
negara yang lain.

Ilmu ekonomi internasional mempelajari alokasi sumberdaya yang langka guna memenuhi kebutuhan
manusia. Hanya saja masalah ekonomi dipelajari dalam ruang lingkup internasional. Artinya, masalah
alokasi dianalisis dalam hubungan antara pelaku ekonomi satu Negara dengan Negara lain. Ekonomi
internasional juga mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antara satu Negara dengan Negara lain
dapat mempengaruhi alokasi sumberdaya baik antara dua Negara tersebut maupun antar beberapa
Negara. Hubungan ekonomi internasional dapat berupa perdagangan,investasi, pinjaman, bantuan serta
kerjasama internasional. Oleh sebab itu ekonomi internasional lebih luas pengertiannya
apabiladibandingkan dengan perdagangan internasional yang hanya menyangkut pertukaran barang dan
jasa. Pelaku yang mengadakan hubungan internasional yaitu swasta, pemerintah maupun organisasi
internasional. Ekonomi Internasional adalah Sebagai cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari dan
menganalisis tentang transaksi dan permasalahan ekonomi Internasional (Eksport-Import) yang meliputi
perdagangan dan keuanga atau moneter serta organisasi ekonomi (Swasta maupun Pemerintah) dan
kerjasama ekonomi antar negara.Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.Faktor
pendorong perdagangan internasional adalah perbedaan sumber daya, kondisi geografis, iklim,
penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi.Faktor penghambat perdaganinternasional adalah tidak
amannya suatu Negara, Kebijakan ekonomi internasional yang dilakukan olehpemerintah, tidak stabilnya
kurs mata uang asing, pembayaran antar negara sulit dan risikonya besar, kualitas sumber daya yang
rendah perbedaan mata uang antar negara.

Anda mungkin juga menyukai