Anda di halaman 1dari 5

DILARANGNYA EKSPOR NIKEL

KELOMPOK

1.DWIVA

2.SIMSOM

3.ROSA

4. JASON
UNI Eropa menggugat Indonesia ke WTO terkait larangan ekspor bijih nikel yang mulai
berlaku 1 Januari 2020. Permintaan konsultasi delegasi Uni Eropa kepada delegasi Indonesia,
disampaikan kepada Dispute Settlement Body (DSU) sesuai dengan Pasal 4.4 DSU. .
kebijakan itu memicu protes dari Uni Eropa karena menganggap larangan ekspor nikel
mengganggu produktivitas industri stainless steel mereka yang melibatkan 30 ribu pekerja
langsung dan 200 ribu pekerja tidak langsung.

Uni Eropa mengklaim bahwa larangan ekspor Indonesia, persyaratan pemrosesan dan
pemasaran dalam negeri, serta persyaratan perizinan ekspor yang berlaku untuk bahan
mentah, termasuk nikel, bijih besi, kromium, batu bara, limbah logam, skrap, kokas, tidak
sesuai dengan Pasal XI:1 General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) 1994. Uni Eropa
juga mengklaim skema pembebasan bea masuk merupakan subsidi yang bergantung pada
penggunaan barang-barang domestik atas impor yang dilarang berdasarkan Pasal 3.1 b)
Perjanjian tentang Subsidi dan Tindakan Penyeimbang/Agreement on Subsidies and
Countervailing Measures (ASCM).

Tetapi walaupun digugat oleh WTO Wakil Menteri Perdagangan RI (2011-2014) Bayu
Krisnamurthi mendukung langkah pemerintah untuk tetap melanjutkan kebijakan larangan
ekspor bijih nikel. Sekalipun saat ini Indonesia kalah dalam gugatan Uni Eropa ke Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO) terkait penghentian ekspor bijih tersebut. Menurut dia, Indonesia
tidak perlu menarik kembali kebijakan yang sudah dikeluarkan sebelumnya. Mengingat.
masih terdapat opsi banding untuk menghadapi gugatan Uni Eropa itu. "Kalau menurut saya
selama ini dalam pada saat kita digugat, kita sudah menerapkan itu, jadi menurut saya jalan
aja terus nggak apa-apa dan saya sangat mendukung bahwa pemerintah akan mengambil
pilihan jalan banding ya," kata dia dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Pasalnya,
kebijakan ini akan meningkatkan nilai tambah untuk produk mineral tambang yang selama ini
diekspor dalam bentuk bahan mentah. Oleh sebab itu, banyak argumentasi yang bisa
Indonesia berikan dalam menghadapi gugatan Uni Eropa atas larangan ekspor produk mineral
tambang. Dan juga pemrintah bisa memberi manfaat Paling tidak pemerintah dapat
menunjukkan bahwa langkah kebijakan Indonesia bukan hanya bermanfaat bagi Indonesia
tetapi juga bermanfaat bagi negara lain dan dunia. Misalnya salah satunya yang menarik
diskusi nikel kemarin adalah bahwa dengan kebijakan itu ternyata tambang ilegal di Indonesia
yang sangat merusak lingkungan jauh menurun dan itu akhirnya apa memberi manfaat yang
lain kepada dunia karena dengan demikian lingkungan Indonesia jadi lebih terjaga

Indonesia meyakini bahwa kebijakan pelarangan ekspor nikel merupakan tujuan yang paling
transformatif, karena terkait dengan nilai tambah dan konservasi sumber daya, yang mengacu
pada visi jangka panjang pembangunan Indonesia berkelanjutan. Dan juga Di sisi lain,
Indonesia beralasan larangan ekspor tersebut dilakukan karena cadangan nikel Indonesia yang
semakin menipis, penggunaan nikel untuk program pemerintah dalam pembuatan industri
baterai kendaraan listrik.
Pendapat PRO

-Menurut wakil mentri perdagan RI Indonesia tidak perlu menarik kembali kebijakan yang
sudah dikeluarkan sebelumnya. Mengingat. masih terdapat opsi banding untuk menghadapi
gugatan Uni Eropa

-kebijakan dilaranganya ekspor nikel memberikan manfaat seperti tambang ilegal di Indonesia
yang sangat merusak lingkungan jauh menurun dan itu akhirnya apa memberi manfaat yang
lain kepada dunia karena dengan demikian lingkungan Indonesia jadi lebih terjaga

- kebijakan ini akan meningkatkan nilai tambah untuk produk mineral tambang yang selama
ini diekspor dalam bentuk bahan mentah.

- Indonesia beralasan larangan ekspor tersebut dilakukan karena cadangan nikel Indonesia
yang semakin menipis, penggunaan nikel untuk program pemerintah dalam pembuatan
industri baterai kendaraan listrik.

Pendapat KONTRA

- UNI Eropa menggugat Indonesia ke WTO terkait larangan ekspor bijih nikel yang mulai
berlaku 1 Januari 2020.

-kebijakan itu memicu protes dari Uni Eropa karena menganggap larangan ekspor nikel
mengganggu produktivitas industri stainless steel mereka yang melibatkan 30 ribu pekerja
langsung dan 200 ribu pekerja tidak langsung

- Uni Eropa mengklaim bahwa larangan ekspor Indonesia, persyaratan pemrosesan dan
pemasaran dalam negeri, serta persyaratan perizinan ekspor yang berlaku untuk bahan
mentah, termasuk nikel, bijih besi, kromium, batu bara, limbah logam, skrap, kokas, tidak
sesuai dengan Pasal XI:1

- Uni Eropa juga mengklaim skema pembebasan bea masuk merupakan subsidi yang
bergantung pada penggunaan barang-barang domestik atas impor yang dilarang berdasarkan
Pasal 3.1 b)

DAFTAR PUSTKA

Firdaus, Sabilla Ramadhiani. 2022. “Pembatasan Ekspor Nikel: Kebijakan Nasional Vs


Unfairness Treatment Hukum Investasi Internasional”,

https://lan.go.id/?p=10221, diakses pada 1 Februari 2022 pukul 18.30


\
diterbitkannya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 Tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai