VANNES VIC MASINAMBOUW YEHIEL TUMANAN JORDAN FERARI RUNTUWAROW ARZWENDY SASERANG EUGENIA GIANINA MASIKOME ZEFANYA LENGKEY CHRISTOPHER WALUKOW JASON RUMONDOR SHALOMITHA PANTOUW ANGELA ERKLES LAURA TAMPUN FRISKY ULAEN Para Pihak
• Para pihak yang terlibat :
• Indonesia sebagai Tergugat dan UNI EROPA sebagai Penggugat • Indonesia sebagai penghasil biji nikel dan penyuplai. • Uni Eropa sebagai pembeli atau konsumen biji nikel. • Para pihak bersengketa karena kebijakan Indonesia (Tergugat) melarang penjualan Biji Nikel. • Indonesia tidak lagi ingin menjual biji nikel tetapi nikel batangan (bentuk lain yang diproduksi Indonesia). • Pihak UNI EROPA tidak setuju dan menggugat Indonesia. Kronologi Sengketa • Diawali dengan keluarnya kebijakan ekspor nikel Indonesia pada tahun 2019 lewat Peraturan Mentar ESDM No.11 Tahun 2019 dan akan berlaku pada 1 Januari 2020 yang disambut dengan pernyataan tidak setuju oleh pihak-pihak yang menjadi pengimpor biji nikel dari Indonesia yang tergabung dalam UNI EROPA. • Pernyataan tidak setuju tersebut dilandasi dengan perhitungan kerugian yang akan diterima pihak-pihak terkait apabila larangan ini diberlakukan. • Selain pertimbangan kerugian tersebut, Indonesia juga dianggap melanggar ketentuan Pasal XI:1,X:1, GATT 1944 dan Pasal 3.1(b) ASCM. • Kemudian pihak penggugat mengajukan gugatan untuk Indonesia ke Dispute Settlement Body (DSB) World Trade Organization (WTO). Penyelesaian
• Setelah dilakukan pemeriksaan dan peninjauan,putusan paneln terhadap
Indonesia adalah terbukti menyalahi aturan WTO dengan mengeluarkan kebijakan tersebut. • Namun Pemerintah Indonesia berpandangan bahwa putusan tersebut belum incracht atau belum berkekuatan hukum tetap dan masih berpeluang untuk dilakukannya banding. • Maka dari itu pemerintah Indonesia berkesimpulan untuk tidak mengubah kebijakan hingga adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap atau hasil dari banding yang akan dilakukan.