Anda di halaman 1dari 13

MEKANISME PENYELESAIAN

SENGKETA DAGANG DI WTO: STUDI


KASUS SENGKETA DAGANG AMERIKA
SERIKAT-INDONESIA DALAM BIDANG
HOLTIKULTURA
Habil Misbachul Amal 145120407111044
Luthfi Muhammad Fadillah 165120407111081
Muhammad Iqra Bayu Anggana 165120401111020
Nathasa Febriani 155120401111047
Zulfikar Hardiansyah 165120400111036
Konten

Pendahuluan

Mekanisme Penyelesaian Sengketa Dagang di WTO

Studi Kasus: Sengketa Dagang Amerika Serikat-Indonesia


di Bidang Holtikultura
• Indonesia adalah anggota WTO sejak tahun 1995
dan sudah meratifikasi dalam Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1994 Tentang Pengesahan
Agreement Establishing The World Trade
Organization

Pendahuluan • Indonesia menyepakati aturan ekspor-impor


dalam Protocol Amending The Marrakesh
Agreement Establishing The World Trade
Organization
• Melalui ratifikasi tersebut, terdapat empat
kewajiban:
1.Memberikan kelancaran dan meningkatkan
perdagangan barang pada pasar ekspor
tradisional dan non-tradisional.
Pendahuluan 2.Pengurangan biaya logistic dan biaya
perdagangan yang dikeluarkan oleh pelaku
usaha.
3.Peningkatan akses ekspor bagi Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM).
4.Peningkatan transparansi dalam proses
ekspor-impor.
• Pada tahun 2014 Indonesia terlibat sengketa
dagang dengan Amerika Serikat dan Selandia
Baru mengenai isu kebijakan Indonesia yang
mengatur impor produk hortikultura hewan
dan produk hewan

Pendahuluan • Keputusan WTO DS477 dan DS478 Indonesia –


Importation of Horticultural Products, Animals
and Animal Products
• Peraturan yang digugat: Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 86 Tahun 2013, Peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 16 Tahun 2013 ,
dan Peraturan Menteri Perdagangan
(Permendag) Nomor 46 Tahun 2013
• Jalur Non-Yudisial
1) Negosiasi & Konsultasi
Mekanisme 2) Good Offices
Penyelesaian 3) Mediasi

Sengketa 4) Konsiliasi
• JalurYudisial
Dagang di 1) Konsultasi
WTO 2) Pembentukan Panel
3) Lembaga Banding (Appelate Body)
4) Pengawasan Implemantasi
• Gugatan Amerika Serikat pada Indonesia terkait

Studi Kasus:
kebijakan impor produk holtikultura hewan dan
produk hewan

Sengketa • Peraturan yang digugat:

Dagang Amerika  Peraturan Menteri Pertanian Nomor 86 Tahun


2013 tentang Rekomendasi Impor Produk
Serikat- Holtikultura (RIPH)

Indonesia di  Peraturan Menteri Pertanian Nomor 139 Tahun


2014 tentang Pemasukan Karkas Daging
Bidang  Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 46

Holtikultura Tahun 2013 tentang Ketentuan Produk Hewan


 Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 16
Tahun 2013 tentang ketentuan impor produk
holtikultura.
• AS-Indonesia telah melakukan upaya non-yudisial

Studi Kasus: Konsultasi


Sengketa pertama pada
bulan Februari

Dagang Amerika
tahun 2013

Serikat- Konsultasi kedua


pada bulan
Indonesia di September
tahun 2013

Bidang
Holtikultura
Konsultasi
terakhir pada
bulan Juni tahun
2014
• Sengketa dagang berlanjut ke jalur yudisial

Studi Kasus:
Sengketa
Bulan Maret 2015 AS mengajukan
pembentukan panel dan ditolak
Indonesia

Dagang Amerika
Serikat- Pembentukan panel disetujui

Indonesia di
Indonesia pada bulan April 2015 dan
panel terbentuk pada bulan Oktober
2015

Bidang
Holtikultura Panel melakukan penilaian obyektif
terhadap regulasi dan penerapannya
di Indonesia dan laporan terhadap
penilaian obyektifnya diterbitkan pada
Bulan Desember 2016
Indonesia tidak puas dengan hasil
laporan panel dan mengajukan

Studi Kasus: banding ke Lembaga Banding


(Appelate Body)

Sengketa
Dagang Amerika Lembaga Banding menilai dan
berkonsultasi dengan Direktur
Serikat- Jenderal WTO dan mengeluarkan
laporan pada bulan November

Indonesia di
Bidang Lembaga Banding menolak banding
yang dikeluarkan Indonesia dan
Holtikultura mengeluarkan rekomendasi revisi
regulasi untuk Indonesia
Indonesia pada akhirnya harus merubah
regulasi-regulasi yang digugat oleh Amerika
Serikat dan baru melaksanakannya pada Bulan
Juni Tahun 2019
Kesimpulan
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai