Anda di halaman 1dari 3

Pembatasan Ekspor Nikel Indonesia Terhadap Eropa

Abstrak
Ekspor-impor merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh negara-negara dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi negaranya. Indonesia sendiri juga termasuk dalam negara yang sering
melakukan ekspor, salah satunya adalah ekspor komoditas nikel ke negara-negara Eropa.
Namun, Indonesia telah melakukan pembatasan ekspor nikel terhadap Eropa. Artikel ini
bertujuan untuk mengetahui penyebab adanya pembatasan ekspor nikel terhadap Eropa yang
dilakukan Indonesia.

Pendahuluan
Hubungan Bilateral antara Indonesia dan uni Eropa telah dimulai sejak tahun 1967.
Kerjasama tersebut telah dimulai dalam kerangka ASEAN dan saat ini Uni Eropa masih dalam
bentuk Masyarakat Uni Eropa (European Economic Community). Hubungan Bilateral atau
Kerjasama antara Indonesia dan Uni Eropa dapat dilihat dalam kerjasama ekonominya.
Hubungan Kerjasama antara Indonesia dan Uni Eropa dalam bidang ekonomi dapat dilihat dalam
3 hal yaitu : Perdagangan, Investasi, dan juga bantuan Luar Negeri. Berikut merupakan beberapa
perjanjian kerjasama bilateral antara Indonesia dan Uni Eropa dalam bidang ekonomi :

a. Perjanjian Kemitraan Sukarela - Penegakan Hukum, Tata Kelola Perdagangan di bidang


Kehutanan (Forest Law Enforcement, Governance and Trade - Voluntary Partnership
Agreement/ FLEGT-VPA) adalah perjanjian untuk kerja sama dalam penanggulangan
perdagangan kayu ilegal dan juga tata kelola hutan yang berkesinambungan. FLEGT-
VPA mulai berlaku tanggal 1 Mei 2014 dan Lisensi FLEGT operasionalisasi tanggal 15
November 2015.
b. Perjanjian Horizontal untuk Beberapa Aspek Jasa Penerbangan (Horizontal
Agreement  on Certain Aspects of Air Services) mengatur tentang eleme-elemen jasa
penerbangan, seperti penyedia keselamatan penerbangan dan peraturan pajak emisi
penerbangan bagi maskapai Indonesia di wilayah Uni Eropa. Perjanjian ditandatangani
tanggal 29 Juni 2011 dan Indonesia ratifikasi perjanjian melalui Perpres No. 88 tahun
2016 yang disahkan tanggal 31 Oktober 2016
c. Perjanjian Kemitraan Ekonomi Menyeluruh RI-Uni Eropa (Comprehensive Economic
Partnership Agreement RI-UE/ IEU CEPA) telah dimulai pada tahun 2016.

Dengan adanya beberpa penjanjian diatas dapatt dilihat bahwa Indonesia dan juga Uni Eropa
memiliki hubungan kerjasama yang cukup baik dalam bidang ekonomi. Salah satu bntuk
kerjasama antara Indonesia dan Uni Eropa adalah Uni Eropa merupakan Importir Nikel terbesar
dari Indonesia. Indonesia merupakan negara penghasil nikel terbesar di dunia dan telah
melakukan ekspor nikel ke beberapa negara. salah satu negara yang melakuakn impor nikel
kepada Indonesia adalah Eropa. Nikel merupakan logam yang memiliki banyak manfaat, nikel
merupakan logam yang tahan karat dan meskipun keras logam ini mudah dibentuk. Nikel juga
dapat bertahan meskipun terpapar suhu ekstrem. Seiring berkembangnya zaman nikel
dimanfaatkan sebagai pembuatan baterai lithium untuk gadget, selain itu nikel juga dimanfaatkan
sebagai salah satu bahan pembuat kendaraan listrik. Dengan berbagai manfaat yang
dimilikinya, nikel menjadi banyak dicari di negara-negara dunia.
Menurut Kompas.com sekitar 4 juta metrik ton nikel tersimpan di Indonesia, Indonesia
berada pada peringkat ke-6 yang memiliki nikel terbesar di dunia.Dengan jumlah nikel yang
dimilikinya, Indonesia menetapkan kebijakannya untuk membatasi jumlah ekspor bijih nikel
pada tahun 2020. Kebijakan Indonesia ini ditentang oleh negara-negara Uni Eropa, mengingat
banyak manfaat yang dihasilkan oleh nikel dan juga jenisnya yang tidak mudah berkarat.
Indonesia sendiri melakukan kebijakan pembatasan ekspor nikel didasari oleh alasan kerugian
yang dialami Indonesia, harga nikel mentah lebih murah dibandingkan dengan nikel yang sudah
diolah, selama ini Indonesia masih mengekspor nikel dalam bentuk mentah, maka dari itu
pemerintah Indonesia menetapkan pembatasan ekspor nikel untuk kemudian dapat mengolahnya
agar dapat meningkatkan industri dan keuntungan Indonesia.
Uni Eropa mendukung kepentingan peningkatan industri yang dilakukan Indonesia, akan
tetapi Uni Eropa merasa bahwa kebijakan tersebut tidak dilakukan Indonesia sesuai dengan
aturan yang ditetapkan oleh WTO, sedangkan Indonesia sendiri merasa bahwa WTO memberi
hak kepada setiap negara untuk mengatur kebijakan larangan ekspor. Uni Eropa menganggap
kebijakan yang ditetapkan oleh Indonesia ini tidak adil bagi mereka dan merugikan perusahaan-
perusahaan yang ada di Uni Eropa, maka dari itu Uni Eropa melaporkan Indonesia kepada WTO
atas kebijakan yang telah ditetapkannya. Namun pada akhir tahun 2019 Indonesia memutuskan
untuk melakukan pembatasan pengeksporan nikel terhadap Eropa.
Sumber :
Idris, Muhammad. 2019. Indonesia Akan Batasi Ekspor Bijih Nikel, Industri Baja Eropa Tuding
Ini. https://money.kompas.com/read/2019/12/18/120000626/indonesia-akan-batasi-ekspor-bijih-
nikel-industri-baja-eropa-tuding-ini?page=all. Diakses 1 Maret 2020.

Kurnia, Tommy. 2019. Dubes Uni Eropa: Larangan Ekspor Nikel Indonesia Merugikan Kami.
https://www.liputan6.com/global/read/4120866/dubes-uni-eropa-larangan-ekspor-nikel-
indonesia-merugikan-kami . Diakses 1 Maret 2020.

Kemlu. 2019. Kerja Sama Regional Uni Eropa.


https://kemlu.go.id/portal/id/read/149/halaman_list_lainnya/uni-eropa . Diakses 2 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai