direncanakan dan kelayakan biaya (financial) sesuai rencana partisipasi pemerintah, swasta dan masyarakat itu sendiri. Bentuk
anggaran biaya atau estimasi kebutuhan, sehingga dapat kerjasama yang akan dijalin dari masing-masing pihak disesuaikan
memudahkan kesinambungan program. dengan tawaran program-program Konsep KOTAKU yangitu
Kolaborasi pada kawasan prioritas ini. Indikasi Program
Dalam Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
Pelaksanaan Pembangunan Jangka Menengah (5 Tahun) Untuk
(RPLP) Kawasan Permukiman yang berada pada Kelurahan
mewujudkan kawasan permukiman kelurahan menjadi kawasan
Atakkae dibutuhkan suatu rencana investasi dalam memperlancar
bebas kumuh sampai tahun 2019, maka perlunya penyusunan
proses pelaksanaan pembangunannya.Baik dalam peningkatan
kegiatan-kegiatan/program perencanaan jangka menengah
fisik lingkungan maupun kegiatan-kegiatan penguatan kepada
(5tahun) yang dilengkapi oleh estimasi biaya, manfaat, pelaksana,
masyarakat. Oleh karena itu, manajemen pembangunan serta
pemanfaat serta sumber dana yang didapatkan. Hal ini di susun
pembiayaan sangat dibutuhkan dalam melihat keberhasilannya
dengan tujuan setiapstakeholdersdapat mempersiapkan dan
pembangunan pada kawasan permukiman kumuh yang berjangka
mengkondisikan pembiayaannya pada kegiatan yang sesuai
5tahun.
dengan harapannya.Tahapan pembangunan disesuaikan dengan
Perencanaan pembangunan serta rencana investasi tingkat kebutuhan dan kemendesakan, seperti penanggulangan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sebab bencana dan kebutuhan dasar permukiman. Adapun tabel rencana
pembangunan tanpa rencana investasi yang baik tidak akan pembiayaandan peta tahapan pembangunandapat dilihat pada
menghasilkan pembangunan yang baik pula. Pelaksanaan tabel 7.1
pembiayaan pembangunan dikawasan prioritas ini diharapkan
tidak hanya berasal dari dana APBN namun diharapkan
pemerintah, swasta/investor, dana hibah, masyarakat juga sangat
dibutuhkan dan diharapkan dalam rencana ini mampu
mempercepat implementasi pembangunan serta tak lupa akan
TABEL 7.1
RENCANA INFESTASI PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN
KELURAHAN ATAKKAE
ESTIMASI BIAYA TAHUN
NO KRITERIA/PROGRAM KEGIATAN LOKASI VOLUME APBN APBD/KEMITRAAN MASYARAKAT
(RpxJuta) PELAKSANAAN
A. FISIK
Kepadatan, Keteraturan &
01 Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni BTN Pepabri 16 unit Rp 240.000.000 Rp 240.000.000 2017-2021
Kelayakan bangunan
Atakae Manorang
25 Unit Rp 375.000.000 Rp 375.000.000 2017-2021
(H. Haris)
Jl. Sawerigading
20 Unit Rp 300.000.000 Rp 300.000.000 2017-2021
(Lampu Merah)
Lapatoka Indah 17 Unit Rp 255.000.000 Rp 255.000.000 2017-2021
Rumah Adat 39 Unit Rp 585.000.000 Rp 585.000.000 2017-2021
Perbatasan (Yoga) 11 Unit Rp 165.000.000 Rp 165.000.000 2017-2021
Tanete (Sartia) 19 Unit Rp 285.000.000 Rp 285.000.000 2017-2021
Perumnas 1 Unit Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 2017-2021
Latenri Dolong 1 Unit Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 2017-2021
Campala Bebe 5 Unit Rp 75.000.000 Rp 75.000.000 2017-2021
Peremajaan Lingkungan Hunian Atakae Manorang
LS Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 2017-2021
(H. Haris)
Lapatoka Indah LS Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 2017-2021
Rumah Adat LS Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 2017-2021
Keteraturan Bangunan Atakae Manorang 3 Unit Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 2017-2021
BTN Pepabri 10 Unit Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 2017-2021
Jl. Sawerigading
31 Unit Rp 155.000.000 Rp 155.000.000 2017-2021
(Lampu Merah)
Lapatoka Indah 10 Unit Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 2017-2021
Rumah Adat 20 Unit Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 2017-2021
Keteraturan Bangunan Perbatasan (Yoga) 3 Unit Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 2017-2021
Tanete (Sartia) 7 Unit Rp 35.000.000 Rp 35.000.000 2017-2021
Latenri Dolong 2 Unit Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 2017-2021
Perbaikan dan Pembangunan
02 Pembangunan Jalan rabat beton BTN Pepabri 2000 x 4 M Rp 600.000.000 Rp 600.000.000 2017-2021
Jalan
Atakae Manorang
800 x 4 M Rp 240.000.000 Rp 240.000.000 2017-2021
(H. Haris)
Jl. Sawerigading
500 x 3,5 M Rp 125.000.000 Rp 125.000.000 2017-2021
(Lampu Merah)
Lapatoka Indah 300 x 4 M Rp 90.000.000 Rp 90.000.000 2017-2021
Rumah Adat 50 x 4 M Rp 15.000.000 Rp 15.000.000 2017-2021
Perumnas 1000 x 4 M Rp 300.000.000 Rp 300.000.000 2017-2021
Latenri Dolong 250 x 4 M Rp 75.000.000 Rp 75.000.000 2017-2021
Peningkatan Jalan Lapatoka Indah 250 x 4 M Rp 75.000.000 Rp 75.000.000 2017-2021
Pembangunan Talud Jalan Jl. Srikaya (Lampu
P=50 x T= 4 M Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 2017-2021
Merah)
Penyuluhan pengolahan air limbah Kelurahan Atakkae 2 Kegiatan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
Penyuluhan tentang sampah serta
Kelurahan Atakkae 2 Kegiatan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
dampaknya
Penyuluhan / Bimbingan tentang
Kelurahan Atakkae 2 Kegiatan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
kebakaran
Penyuluhan / Bimbingan tentang Arus
Kelurahan Atakkae 2 Kegiatan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
Pendek
Penyuluhan Pentingnya perilaku hidup
Kelurahan Atakkae 2 Kegiatan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
sehat
Pencegahan &
Penyuluhan Tentang Pentingnya
Penanggulangan penyakit Kelurahan Atakkae 2 Kegiatan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
Pendidikan
serta pencemaran lingkungan
Penyuluhan Kesehatan Lingkungan Kelurahan Atakkae 2 Kegiatan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
Pengelolaan Daur Ulang Sampah Kelurahan Atakkae 2 Kegiatan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
Pelatihan pemetaan Swadaya Kelurahan Atakkae 2 Kegiatan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
Pembinaan Pengelolaan sarana Kelurahan Atakkae 2 Kegiatan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
Pelatihan penjernihan air Kelurahan Atakkae 2 Kegiatan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
Penyuluhan tentang Legalitas Bangunan
Kelurahan Atakkae 2 Kegiatan Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
Hunian
Jumlah Rp 65.000.000 Rp 65.000.000 Rp - Rp -
Total Rp 9.577.050.000 Rp 9.577.050.000 Rp - Rp -
C. SOSIAL
Penyuluhan Pola Hidup Bersih & Sehat Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
Penyuluhan Pencegahan Kebakaran Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
10 Pengelolaan Daur Ulang Sampah Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 2017-2021
Pelatihan Penjernihan Air Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 2017-2021
Pelatihan Pengelolaan Prasarana Rp 5.000.000 Rp 5.000.000 2017-2021
JUMLAH Rp 45.000.000 Rp 45.000.000 Rp - Rp -
Total Estimasi Biaya ( A + B + C ) Rp 3.435.250.000 Rp 3.435.250.000 Rp - Rp -
Tidak
PerlumengacupadaLampiran6untukacuanSOPyangterkait
Pengelolaan Prosedur standar
UKL dan Kegiatan yang membutuhkan AMDAL tidak dapat dibiayai oleh
Risiko Bencana mitigasi dampak AMDAL
UPL PROGRAM KOTAKU
(PRB) (SPPL/SOP) Perlu mengacu pada Peraturan Menteri LHNo.16/2012 untuk
penyiapan UKL/UPL
Pengelolaan risiko bencana tingkat sedang atau tinggi, dengan
upaya pencegahan, pengurangan dan kesiapsiagaan (Perka BNPB
No 24 Tahun 2010
lingkungan/kawasan yang berdasarkan dokumen RPLP ini adalah 1. Pengaturan Keselamatan Bangunan.
adalah : a. Persyaratan Struktur Bangunan
Struktur Bangunan Bawah (Sub Structure).
a. Penetapan alat-alat dan prosedur pengendalian pelaksanaan,
Pondasi bangunan harus diperhitungkan sedemikian rupa
seperti dalam mekanisme perijinan IMB, review tim ahli bangunan
sehingga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat
gedung (TABG), dan penerapan insentif dan disinsentif;
sendiri, bahan berguna dan gaya-gaya luar yang diterimanya
b. Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan materi teknis dari bangunan struktur atas. Penurunan pondasi bangunan
dokumen RPLP ; harus merata dalam batas yang diperkenankan apabila terjadi
differensial settlement, maka boleh membuat sudut kemiringan
c. Evaluasi pelaksanaan peran para pemangku kepentingan sesuai
10.
kesepakatan dalam penataan bangunan dan lingkungan, baik
Tipe pondasi ditentukan oleh :
pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat, maupun
a. Berat bangunan termasuk segala macam beban.
pemerintah;
b. Kemampuan daya dukung tanah.
d. Pengawasan teknis atas pelaksanaan sistem perijinan dan c. Tipe-tipe bangunan struktur atas untuk tanah bangunan yang
pelaksanaan kegiatan pembangunan di lokasi penataan; miring.
d. Untuk tanah bangunan yang miring, pondasi bangunan dapat
e. Penerapan mekanisme sanksi dalam penyelenggaraan
dibuat rata atau merupakan tangga.
pembangunan sesuai peraturan perundang-undangan
e. Kedalaman pondasi ditentukan oleh kedalaman tanah padat
Aspek pengendalian pada perencanaan RPLP Kawasan dengan daya dukung yang cukup.
perencanaan ini meliputi: pengaturan keselamatan bangunan, Struktur Bangunan Atas (Upper Structure)
pengaturan bangunan dan lingkungan, dan pengaturan administrasi. Harus dapat menahan semua gaya-gaya yang bekerja padanya
sesuai dengan fungsinya yang dihitung dengan ilmu gaya dan
peraturan-peraturan yang berkaku. Bahan bangunan dan kontruksi Kedalaman pondasi ditentukan oleh dalamnya tanah padat
yang diperkenankan untuk struktur bangunan terdiri dari : dengan daya dukung yang cukup kuat.
Konstruksi Kayu Konstruksi Atap
Konstruksi Beton Bertulang Konstruksi atap harus didasarkan atas perhitungan-
b. Persyaratan Konstruksi Bangunan perhitungan yang dilakukan secara keilmuan/keahlian dan
Pondasi dikerjakan dengan teliti dan/atau percobaan-percobaan yang
Pondasi bangunan harus diperhitungkan sedemikian rupa dapat dipertanggung jawabkan.
sehingga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap Kemiringan atap (terdapat dua kemiringan masing-masing
gaya yang berasal dari bangunan dan isinya serta gaya-gaya 600 dan < 300) dengan bahan penutup atap genteng dan
yang berasal dari luar bangunan seperti tekanan angin, tidak menimbulkan kebocoran-kebocoran ketika turun hujan.
gempa bumi dan lain sebagainya. Bidang atap harus merupakan bidang yang rata kecuali
Pondasi bangunan tidak boleh turun setempat. dikehendaki bentuk-bentuk khusus.
Pondasi tidak boleh turun merata melebihi dari ketentuan Untuk konstruksi atap yang sederhana tidak diisyaratkan
yang diperkenankan pada masing-masing jenis bangunan. adanya perhitungan seperti yang dimaksud di atas
Macam pondasi yang diterapkan dalam suatu bangunan Bahan dan tegangan-tegangan yang digunakan harus
ditentukan oleh berat bangunan, jenis bangunan dan memenuhi ketentuan-ketentuan SKBI mengenai bahan
keadaan tanah tempat berdirinya bangunan. bangunan dan SKBI mengenai beton.
Bila kemiringan tanah bangunan lebih besar dari 10%, maka Langit-langit
pondasi bangunan harus dibuat rata atau merupakan tangga Langit-Langit Kayu;
dengan bagian atas dan bahan pondasi yang datar. Pelaksanaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan SKBI
mengenai perencanaan kontruksi kayu untuk rumah dan gedung.
1. Instalasi Plambing baik, dan kotoran yang terkumpul harus dikeluarkan secara
Setiap rumah harus dilengkapi dengan sistem plambing untuk air berkala.
bersih, pembuangan air limbah dan air hujan, sesuai dengan 2. Instalasi Air Bersih
buku Instalasi air bersih yang direncanakan berupa sambungan
Pedoman Plambing Indonesia yang berlaku dengan persyaratan halaman dan sambungan rumah. Apabila tersedia sistem
sebagai berikut : penyediaan air bersih kota dan sistem penyediaan air bersih
Sistem plambing dan air buangan penempatannya harus lingkungan, maka tiap rumah berhak mendapat sambungan
mudah diamati, dipelihara, tidak membahayakan, mengganggu rumah atau sambungan halaman. Instalasi air bersih dapat
dan merugikan lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain berupa sumur pompa dangkal
serta diperhitungkan berdasarkan standar, norma teknik dan dan sumur gali.
peraturan lain yang berlaku. Sumur Gali
Sekeliling sumur harus dibuat lantai rapat air selebar
Pada setiap bangunan harus disediakan sistem air bersih
minimum 1,2 meter dari dinding sumur.
dan air buangan guna menyalurkan air bersih ke semua alat
Dinding sumur harus dibuat dari konstruksi yang aman kuat
plambing dan membuang air limbah dari semua peralatan
dan rapat air ke atas 80 cm dan ke bawah minimum 2 meter
plambing.
dari muka lantai.
Perangkap lemak dan minyak harus dipasang pada pipa
Lubang sumur harus dilengkapi dengan tutup yang dapat
buangan tempat cuci, lubang drainase lantai, dan alat
dibuka dari bahan yang kuat dan tahan lama.
sanitasi lain yang biasa menyalurkan buangan yang
Sumur gali harus ditempatkan pada jarak minimum 10 meter
mengandung lemak. Pemeliharaan perangkap lemak harus
dari tangki septik dan bidang resapannya (tergantung pada
dilakukan untuk menjamin bekerjanya alat tersebut dengan
sifat tanah).
3. Instalasi Air Hujan cm. Luas bidang resapan yang disyaratkan untuk pembuangan
Apabila tersedia sistem pembuangan air hujan kota atau air kotor 1000 liter/hari sesuai dengan daya resap tanah.
system pembuangan air hujan lingkungan, tiap rumah berhak 5. Instalasi Ventilasi Dan Penerangan
mendapatkan sambungan. Atap rumah diijinkan tanpa talang Untuk menjamin pertukaran udara bersih dalam ruang, maka
asalkan cucuran ditampung melalui konstruksi atau susunan harus direncanakan ventilasi silang.
yang mudah untuk pengeringan. Setiap bangunan harus mempunyai satu atau dua lubang
4. Instalasi Pembuangan Limbah cahaya yang langsung berhubungan dengan udara luar
Sistem pembuangan air limbah minimum luasnya 1/10 kali
Apabila tersedia Sistem Pembuangan Air Limbah Kota atau luas lantai merupakan lubang cahaya yang dapat dibuka.
Sistem Air Limbah lingkungan, maka setiap rumah berhak Penetrasi sinar matahari
mendapatkan sambungan. Apabila tidak tersedia Sistem Air Untuk kesehatan ruangan, sinar matahari pagi harus dapat
Limbah Lingkungan, setiap rumah harus dilengkapi dengan masuk ruangan minimum 1 jam sehari, apabila penerangan
sebuah tangki septik Luas halaman cukup untuk bidang mataharitak langsung minimum 8 jam sehari.
resapan. 6. Instalasi Kamar Mandi
Bidang Resapan Untuk 1 rumah tangga dengan kapasitas penghunian
Bidang resapan untuk setiap rumah harus dibuat sesuai kurang dari 6 orang, minimal dibutuhkan 1 kesatuan
dengan daya resap tanah, luas bidang resapan minimum 12 kakus dan tempat mandi Bila kakus dan tempat mandi
m.Pada bidang resapan, minimum harus dibuat 2 jalur galian berada di dalam satu ruangan, luas lantai bersih
untuk pipa resapan. Lebar galian minimum 60 cm, dalam minimum 2,70 m (1,5 kali 1,8 m).
galian minimum adalah 45 cm. Bila ruang kakus berdiri sendiri, luas lantai bersih
Di bawah pipa resapan harus diberi kerikil (diameter 1,5 - 5 dengan mempergunakan bak umum adalah 1,90 m .
cm) dan di atas pipa resapan ditimbun dengan ijuk minimum 5
Perumahan KDB Maksimum 70% - Kapling bangunan perdagangan perniagaan secara tegas
. Persyaratan Ketinggian Bangunan tidak diharuskan , tetapi harus menyediakan alat pencegah
Persyaratan ketinggian bangunan dimaksudkan untuk penjalaran api ketika terjadi kebakaran.
pengaturan bangunan agar tercipta lingkungan yang memenuhi - Kapling fasilitas sosial harus mempunyai jarak antara
syarat-syarat estetika, keamanan, kenyamanan fisik dan psikis bangunan tidak kurang dari 5 meter atau sama dengan tinggi
serta keserasian antar bangunan. Persyaratan-persyaratan bangunan satu lantai.
untuk mencapai kualitas yang diharapkan seperti tersebut di d. Persyaratan Orientasi Bangunan
atas adalah sebagai berikut : Persyaratan mengenai orientasi bangunan dimaksudkan untuk
Tinggi suatu bangunan pada suatu jalan tidak boleh mengatur arah dan orientasi massa bangunan, sehingga
melebihi dari batasan selubung bangunan yang telah tercipta keindahan dan keserasian lingkungan terjaminnya
ditetapkan pada suatu daerah yang bersangkutan dengan keselamatan dan keamanan serta terjaganya kesehatan.
memperhatikan ketentuan tentang peraturan bangunan Ketentuan-ketentuan yang merupakan persyaratan untuk
bertingkat sesuai dengan lingkungannya. kawasan perencanaan adalah sebagai berikut :
Ketinggian bangunan pada kawasan koridor kota 3 8 Letak pintu masuk utama bangunan harus berorientasi ke
lantai, sedangkan pada BWK lainnya ketinggian bangunan jalan umum yang ditetapkan, dimana lebar jalan umum ini
juga maksimum 8 lantai. minimum 5,00 meter.
c. Persyaratan Jarak Antar Bangunan Pengaturan ruang-ruang pada bangunan ditata sedemikian
Persyaratan jarak antar bangunan yang terletak dalam satu rupa dengan memperhatikan faktor iklim tropis dan budaya
persil pada kawasan perencanaan ditentukan sebagai berikut : setempat, sehingga seluruh ruang memenuhi syarat
- Kapling rumah tinggal, kapling besar, JAB adalah 2 m, kapling kesehatan (diberi penerangan dan pertukaran udara).
sedang JAB adalah 2 m, kapling kecil JAB adalah 2 m
Untuk bangunan-bangunan tertentu, terutama yang Pengelolaan kawasan mencakup kegiatan pemeliharaan atas
berkaitan dengan kegiatan ritual dan budaya/adat setempat, investasi fisik yang telah terbangun beserta segala aspek nonfisik
orientasinya merupakan pengecualian, yang disesuaikan yang diwadahinya. Lingkup pengelolaan meliputi kegiatan
dengan kaidah-kaidah yang berlaku. pemeliharan bangunan berdasarkan masing-masing fungsi
C. Arahan Pengelolaan Kawasan kawasannya serta mewadahi aktifitas masyarakat
Pengelolaan kawasan mutlak dilakukan untuk menciptakan suatu
dengan cara pemenuhan kebutuhan fasilitas secara kuantitas dan
kawasan yang menarik dan memberikan kesan tersendiri bagi
kualitas untuk menunjang aktivitas masyarakat. Batasan wilayah
masyarakat pendatang. Pengelolaan kawasan pada sebuah
perencanaan yang dikelola untuk peningkatan kualitas bangunan
kawasanperencanaan di tangani langsung oleh pemerintah daerah
dan lingkungan di wilayah perencanaan .
dengan peran serta masyarakat dan swasta.