Anda di halaman 1dari 25

Implementasi Medium Term

Expenditure Framework (MTEF)


pada Pemerintah Daerah

Dr. Yanuar E. Restianto, M.Acc, Ak, CA, CPA


PENDAHULUAN
► UU No. 17 Tahun 2003 mengamanatkan beberapa perubahan substansial
dalam sistem perencanaan dan penganggaran APBN/APBD
► Perubahan sistem perencanaan dan penganggaran tersebut perlu dipahami
secara baik oleh semua pihak, terutama SKPD atau institusi yang
melaksanakan kepentingan pemerintah daerah dengan pembiayaan yang
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
► PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
terbit sebagai salah satu peraturan pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2003
► Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah
► Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
► Salah satu hal yang menarik untuk didiskusikan secara ilmiah daam
Permendagri adalah Kerangka Pembangunan Jangka Menengah (KPJM) atau
MTEF
Pendekatan Sistem Penganggaran
Program, kegiatan, alokasi dana indikatif dan sumber
pendanaan yang dirumuskan dalam RPJMD, RKPD, Renstra
SKPD dan Renja SKPD disusun berdasarkan:
1. PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA
(Performance Based Budgeting )
2. KERANGKA PENGELUARAN JANGKA
MENENGAH (Medium Term Expenditure Framework )
3. PENGANGGARAN TERPADU (Unified Budget)
Penganggaran Berbasis Kinerja
(Performance Based Budget)
► Mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja
(output) dan dampak (outcome)
► Berdasarkan sasaran tertentu yang hendak dicapai
► Terdapat keterkaitan output kegiatan dan sasaran
program (cascade)
► Terdapat kepastian penanggung jawab keberhasilan
suatu program
DEFINISI
• Anggaran Berbasis Kinerja adalah proses penganggaran yang
dapat menjelaskan hubungan antara proyeksi biaya yang
dibutuhkan dengan ekspektasi hasil yang akan dicapai oleh
pengeluaran Pemerintah
• Kegiatan (activities) yang dibiayai anggaran akan menghasilkan
Keluaran (Output), dan pada akhirnya kombinasi dari berbagai
keluaran kegiatan tersebut dalam suatu program diharapkan
menghasilkan Dampak Positif Program (Outcomes)
• Anggaran Berbasis Kinerja yang efektif memiliki prinsip utama
yaitu Kejelasan Hubungan (linkages) antara ukuran kinerja pada
level operasional (dalam hal ini level sub-kegiatan atau kegiatan)
dengan hirarki tujuan / sasaran yang lebih tinggi (level strategis),
baik dari sisi organisasional maupun dari sisi Dampak Positif
(outcomes)
Ilustrasi Pencapaian Sasaran Kebijakan Dalam
Anggaran Berbasis Kinerja

LEVEL 1
Strategic Outcomes
(Sasaran Program)

LEVEL 2 LEVEL 2
Annual Outcomes,
(Sasaran Tahunan)

LEVEL 3 LEVEL 3 LEVEL 3 LEVEL 3


Kegiatan dan
Output
Kebijakan Dasar :
OUTCOMES / Dampak • Bagaimana
Positif Meningkatkan
Efektivitas dan
Efisiensi
OUTPUT Anggaran
(Keluaran)

INPUT

ANGGARAN
PENCAPAIAN
VISI DAN
MISI

Jalan raya (km) Waktu tempuh Keamanan dan


dalam kondisi atau jumlah kenyamanan bagi
baik pengguna jalan pengguna jalan

Darimana Titik Awal Pemikiran Dimulai ?


FOKUS PENGUKURAN KINERJA

MENGUBAH FOKUS PENGUKURAN


bergeser

Besarnya Hasil yang


Jumlah dicapai dari
Alokasi penggunaan
Sumber Daya sumber daya
Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah
(Medium Term Expenditure
Framework)
KERANGKA PENGELUARAN JANGKA MENENGAH

KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan,


dengan pengambilan keputusan terhadap program dan kegiatan
prioritas pembangunan, mempertimbangkan perspektif
penganggaran lebih dari satu tahun anggaran dan implikasi terhadap
pendanaan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam
prakiraan maju.

Prakiraan Maju:
Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun-
tahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan, guna
memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk
setiap program dan kegiatan.
Kaitan KPJM & Prakiraan Maju

Dampak kebijakan terhadap anggaran pada tahun:

2020
2021 2022 2023
Saat
kebijakan
diputuskan

(R)APBD Prakiraan Prakiraan


Maju Maju

KPJM
Dari Sudut Pandang Ilmiah: Apakah yang dimaksud dengan
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)?

• ...adalah proses penyusunan anggaran yang memproyeksikan apa yang


akan dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu tertentu dan berapa
besar sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan proyeksi
output tersebut, dalam kondisi keterbatasan sumber daya (budget
constraint) tertentu
• …adalah suatu proses bergulir dan berkesinambungan yang membantu
pemerintah untuk mendisiplinkan pengeluarannya dan fokus pada
upaya pencapaian target-target yang telah digariskan dalam rencana
pembangunan, baik dalam jangka menengah maupun dalam jangka
pendek
Fungsi KPJM Sebagai Strategi Dalam Kebijakan Pengeluaran Pemerintah:

1. Efektivitas Pemilihan Kebijakan (Analisis Opportunity Cost)


2. Efisiensi Pelaksanaan Kebijakan (Analisis Cost Efficiency)
3. Fokus Pada Pencapian Target Tugas Pokok & Fungsi
4. Penciptaan Sinergi Antara Level Kebijakan Strategis, Unit Perencanaan
Penganggaran dan Unit Pelaksana Kebijakan
5. Konsistensi Kebijakan dan Implementasi Strategi
Prinsip Dasar KPJM:

• Estimasi Top - Down, mengenai ketersediaan sumber


daya untuk pengeluaran publik yang konsisten dengan
stabilitas Makro-Fiskal
• Estimasi Bottom – Up, mengenai kebutuhan biaya untuk
kebijakan pengeluaran, baik kebijakan yang ada saat ini,
maupun yang kebijakan baru di masa mendatang
• Target Kinerja / Sasaran Kebijakan kebijakan anggaran
yang ingin dicapai dalam jangka waktu lebih dari satu
tahun anggaran
• Kerangka Kerja (framework) yang menggambarkan
rekonsiliasi antara kebutuhan pendanaan anggaran
dengan ketersediaan sumber daya (aggregate resources)
Mengapa Perlu KPJM ?

1. Rencana Pembangunan terkadang tidak menunjukkan


keterkaitan yang jelas dengan ketersediaan sumber
daya dalam kerangka ekonomi yang relatif lebih makro
2. Keterkaitan antara proses perencanaan – penganggaran
dan implementasi kebijakan yang tidak jelas
3. Perencanaan penganggaran tidak secara eksplisit
menggambarkan hasil kebijakan / kinerja apa yang
ingin dicapai, dalam kondisi keterbatasan sumber daya
(resource constraint), lebih terkonsentrasi pada kontrol
biaya input
Mengapa Perlu KPJM ? (2)

4. Penyusunan anggaran cenderung berbasis pada


incremental (hanya dengan persentase pertumbuhan
dari tahun lalu)
5. Program /Kegiatan yang dibiayai anggaran terus
berlangsung dari tahun ke tahun, pada saat yang sama,
sumber daya semakin terbatas sehingga program /
kegiatan prioritas menjadi under funded
6. Rincian anggaran tidak menggambarkan kegiatan
secara utuh, akan tetapi lebih kepada rincian belanja
Ilustrasi Implementasi KPJM

Tahun anggaran berjalan 2020 & KPJM 2021 - 2023

2020 2021 2022 2023


APBD RAPBD Prakiraan Proyeksi
Maju
t0 t+1 t+2 t+3

Tahun anggaran berjalan 2021 & KPJM 2022 - 2024

2020 2021 2022 2023 2024


Realisasi APBD RAPBD Prakiraan Proyeksi
Maju
t-1 t0 t+1 t+2 t+3
STRATEGI IMPLEMENTASI KPJM

• Penganggaran terpadu • Optimalisasi penggunaan dana untuk


• Kerangka Pengeluaran pencapaian sasaran program
jangka menengah • Penyusunan anggaran dengan perspektif
• Penganggaran berbasis multi tahun
• Meningkatkan disiplin dan alokasi
kinerja anggaran yang efisien dg perkiraan ke
depan (forward estimates)
• Wahana untuk mengubah kebijakan,
program dan kegiatan, mengalokasikan
sumber daya sesuai prioritas dan sasaran
penting pemerintah daerah
Bottom
Up • Mengharuskan adanya keterkaitan yang
Top Stakeholders
jelas antara setiap anggaran SKPD
Down
dengan outputs & outcomes
• Mengembangkan informasi kinerja
sebagai pengukuran kinerja, dan
pengukuran biaya
• Mengubah paradigma penilaian kinerja
SKPD
• Meningkatkan kualitas pelayanan publik
STRATEGI IMPLEMENTASI KPJM (2)

RPJMD

• Untuk menghubungkan Renstra


Renstra Renja SKPD dengan anggaran
SKPD SKPD • Menghindarkan tumpang tindih
program/ kegiatan
• Ketersediaan pendanaan program/
RKPD kegiatan yang lintas fungsi, lintas
SKPD, lintas wilayah
• Menjamin kepastian pendanaan &
Renstra Renja
SKPD SKPD
pemanfaatan sumber daya secara
efisien, efektif, dan tanggungjawab
yang jelas

RKA
SKPD KPJM
Penganggaran Terpadu (Unified Budget)
1. Penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan
kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian
efisiensi alokasi dana.
2. Sangat penting untuk memastikan bahwa investasi dan biaya
operasional yang berulang (recurrent) dipertimbangkan secara
simultan.
Dualisme perencanaan antara anggaran rutin dan anggaran
pembangunan di masa lampau menimbulkan peluang duplikasi,
penumpukan, dan penyimpangan anggaran.
3. Perencanaan belanja rutin dan belanja modal dilakukan secara
terintegrasi/terpadu dalam rangka mencapai sasaran prioritas
nasional dan target prestasi kerja SKPD yang dapat memuaskan
masyarakat
Prinsip Dasar Penganggaran Terpadu
► Keterpaduan pengelola kegiatan
► Keterpaduan jenis belanja dalam satu kegiatan
► Keterpaduan antar program/ kegiatan sesuai
fungsi dari suatu SKPD
► Keterpaduan program/kegiatan antar SKPD
► Keterpaduan program/kegiatan baik antar
pemerintah daerah maupun pemerintah pusat
Hubungan Anggaran Berbasis Kinerja, MTEF
dan Unified Budget

UNIFIED BUDGET MTEF


Konsolidasi Anggaran Efisiensi alokasi antar
Operasional dan waktu/periode
Anggaran Investasi
Implikasi finansial kebijakan
saat ini di tahun yang akan
datang

PERFORMANCE
BASE BUGDETING
Biaya terendah untuk Standar Biaya
menghasilkan Perhitungan harga
barang/jasa satuan keluaran
Ilustrasi komparasi new public management (NPM) dengan traditional budgeting

Jarak 100 km; kecepatan 40 km/jam


A Ja
B
rak
Ja 60 km;
rak k m; z Jarak 40 /jam
60 n 100 km
k
ke
ce kecepata
m; pa ; jam
ke tan km km/
ce 70 40
pa
tan km ak 100
r
10 /ja Ja tan
0k m a
m/ cep
jam ke
y Jarak 70 km; kecepatan 90 km/jam

Traditional budgeting
NPM
Dalam NPM, anggaran itu bukan kendaraan
apalagi tujuan. Anggaran adalah bahan bakar
yang men-support kendaraan mencapai tujuan.
Kegiatan adalah kendaraan untuk mencapai
tujuan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai