Anda di halaman 1dari 22

PENGENDALIAN

DAN PEMANTAUAN
SERTA EVALUASI
KINERJA
ANGGARAN

© 2023
2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Outline
1. Pendahuluan: Latar Belakang, Historis, dan Tujuan Omnibus Bab
Monev
2. Overview IKPA
3. Formula dan Bobot Nilai IKPA
4. Proyeksi Capaian Output

© 2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan 2


PENDAHULUAN
Latar Belakang, Historis, dan Tujuan Omnibus Bab Monev

© 2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan


PENDAHULUAN: LATAR BELAKANG HISTORIS & TUJUAN

Program Secondment Kementerian Keuangan Periode II Tahun 2021


Tema Belanja Negara, Sub Tema: Sinergi Perencanaan, Penganggaran,
dan Monev Belanja K/L dan Daerah (TKDD dan APBD) TUJUAN PENGATURAN OMNIBUS MONEV

a. Mewujudkan simplifikasi sistem monev


Temuan: Rekomendasi:
kinerja dalam rangkaian/siklus APBN, baik
• • penyusunan omnibus
belum optimalnya sinergi monev secara probis maupun sistem informasi.
belanja K/L dan TKDD, law RPMK mengenai
monev pelaksanaan b.Mendukung terwujudnya omnibus regulasi
• beragamnya aplikasi monev belanja anggaran belanja K/L monev kinerja anggaran.
Kementerian Negara/Lembaga(K/L) dan TKDD, c. Memperkuat prinsip Single Budget
dan Transfer Ke Daerah dan Dana • Pembuatan hub Monitoring System terutama belanja K/L di
Desa (TKDD) yang digunakan oleh interkoneksi platform internal Kemenkeu (DJA-DJPb), sehingga
Kementerian Keuangan monev Kemenkeu kebutuhan data untuk evaluasi penganggaran
dan evaluasi pelaksanaan anggaran dapat
Arahan Menkeu dalam Kickoff Program Secondment Tahun dipenuhi secara lebih efisien.
2022:
“penyusunan materi regulasi Omnibus law tidak hanya d.menghilangkan dualisme penilaian kinerja
terkait aspek Monev PA saja, tetapi diperluas cakupannya ke oleh Kemenkeu khususnya di level Satker.
seluruh tahapan dalam pengelolaan APBN, mulai dari tahap e. Pembagian kewenangan monev yang
perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan proporsional antara DJA (Pusat) dan DJPb
pertanggungjawaban” (Vertikal)
INDONESIAN TREASURY 4
ESENSI MONEV APBN DALAM OMNIBUS

Sinergi Peran DJA dan DJPB dalam Meningkatkan Kualitas Belanja

Penggabungan Menghilangkan Penguatan Sinergi


Regulasi Irisan Penilaian dan Peran

Penyempurnaan ketentuan 1. Penyerapan anggaran dan 1. DJA fokus pada aspek


yang sebelumnya diatur konsistensi RPD menjadi perencanaan anggaran
dalam: fokus pemantauan di DJPB 2. DJPB fokus pada aspek
1. PMK 22/PMK.02/2021 (Penilaian Kinerja pelaksanaan anggaran
tentang EKA K/L Pelaksanaan
3. Hasil monev DJA dan
Anggaran/IKPA)
2. PMK 204/PMK.02/2021 DJPB dipertukarkan dan
tentang EKA BUN 2. DJA (Penilaian Kinerja ditindaklanjuti guna
Perencanaan peningkatan kualitas
3. PMK 195/PMK.05/2018 Anggaran/EKA) fokus
tentang Monev PA K/L belanja
pada efektivitas dan
efisiensi

INDONESIAN TREASURY 5
PENGATURAN PMK 62 TAHUN 2023
EVALUASI KINERJA ANGGARAN
Pelaksanaan
Anggaran Salah satu dasar untuk:
(IKPA) a. Penyusunan tema,
sasara, arah kebijakan,
• Pengukuran secara kuantitatif dalam rangka
dan prioritas
peningkatan tata kelola pelaksanan anggaran
Pembangunan
dan peningkatan kualitas belanja pemerintah.
b. Reviu angka dasar
• Penilaian untuk KL dilaksanakan terhadap
c. Penyusunan alokasi
kinerja anggaran tingkat KL, Eselon I dan
anggaran dan/atau
Satker Hasil
Evaluasi 3 Aspek yang diukur: penyesuaian anggaran
Kinerja 1. Kualitas perencaan  kesesuaian antara Evaluas berjalan
Anggaran pelaksanaan anggaran dengan alokasi anggaran i
dan RPD yang ditetapkan dalam DIPA Menghasilkan Nilai
2. Kualitas implementasi  kemampuan satker Kinerja Anggaran dengan
dalam merealisasikan anggaran yang telah komposisi 50% IKPA dan
ditetapkan dalam DIPA 50% EKA
3. Kualitas hasil  kemampuan satker dalam
pencapaian Keluaran
Perencanaan
Anggaran Dasar pemberian reward
and punishment
(EKA)
Dilaksanakan
oleh DJA INDONESIAN TREASURY 6
OVERVIEW IKPA

© 2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan


IKPA: Definisi dan Ruang Lingkup

Definisi
“ mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga dari sisi
IKPA adalah indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan selaku BUN untuk

kualitas implementasi perencanaan anggaran, kualitas pelaksanaan anggaran, dan kualitas hasil
pelaksanaan anggaran.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-5/PB/2022.

Ruang Lingkup
IKPA merupakan alat penilaian kinerja pelaksanaan anggaran belanja K/L atas pelaksanaan
1
DIPA.
Penilaian kinerja pelaksanaan anggaran dilakukan secara periodik dengan memperhatikan
2 aspek evaluasi dan perbaikan kinerja pelaksanaan anggaran yang transparan dan akuntabel
sesuai dengan ketentuan di bidang pelaksanaan anggaran.

INDONESIAN TREASURY 8
Kerangka Konseptual Kinerja Pelaksanaan Anggaran
 Belanja APBN melalui DIPA ditujukan untuk pencapaian output dan outcome bagi kesejahteraan masyarakat.
 Kinerja pelaksanaan anggaran ditentukan oleh kualitas perencanaan-penganggaran dan tata kelola pelaksanaan anggaran.

RPD Halaman III DIPA

ANGGARAN

SPP SPM SP2D

RKA-K/L DIPA KOMITMEN Mekanisme Pembayaran

 KUALITAS BELANJA
Proyeksi Capaian
 CAPAIAN OUTPUT
Output
 MANFAAT/OUTCOME
TARGET OUTPUT
Value for Money:
Ekonomis, Efektif, Efisien
INDONESIAN TREASURY 9
Penguatan Value for Money melalui
Kerangka Pengukuran IKPA Pelaksanaan Anggaran yang berkualitas

Kualitas Perencanaan Kualitas Pelaksanaan


5 UP DAN TUP
INPUT VALUE PAGU INPUT
KOMITMEN 7 DISPENSASI
UANG PERSEDIAAN
SATKER 51 Bel. Pegawai
NON KONTRAKTUAL
(UP)
52 Bel. Barang TAMBAHAN UANG
PERSEDIAAN (TUP)
DIPA 53 Bel. Modal KONTRAKTUAL
LANGSUNG (LS)
57 Bel. Bansos
MEKANISME SP2D
RINCIAN PEMBAYARAN
OUTPUT 3 DATA KONTRAK TAGIHAN 4 PENCAIRAN DANA
1 REVISI DIPA
PENYERAPAN 6
DEVIASI HAL III Kualitas Hasil
2 DIPA
OUTPUT
8
PELAPORAN KINERJA/OUTPUT CAPAIAN REALISASI KEUANGAN
OUTPUT
Q1 Q2 Q3 Q4
Periode Optimal Pelaksanaan Anggaran Sisa Kegiatan dan Pembayaran
INDONESIAN TREASURY 10
Formula & Bobot Nilai IKPA

© 2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan


FORMULA IKPA (PER-5/PB/2022)
Revisi DIPA Deviasi Hal III DIPA Belanja Kontraktual Penyerapan Anggaran
Perluasan lingkup revisi pagu tetap 1. Perhitungan deviasi pada masing- Memperhitungkan komponen kepatuhan 1. Target penyerapan anggaran ditetapkan
(pergeran) yang terkait dengan kualitas masing jenis belanja untuk dan akselerasi: pada masing-masing jenis belanja
1. Kepatuhan: ketepatan waktu 2. Tingkat penyerapan anggaran per K/L/Es
perencanaan. mendorong perencaan yang lebih
penyampaian kontrak. I/Satker ditetapkan berdasarkan total pagu
akurat per jenis belanja terhadap targetnya
2. Akselerasi: (1) Kontrak pra DIPA, (2)
Tahun 2021 Tahun 2022 2. Pengaturan ambang batas rata-rata
Akselerasi Kontrak Belanja Modal
deviasi bulanan sebesar 5,0% untuk
4 Jenis Revisi 14 Jenis Revisi memperoleh nilai maksimal
Komponen Indeks
Rentang Deviasi Nilai Indikator Komposit

Pengelolaan UP dan TUP 0%-5% 100 Kepatuhan 60%


Memperhitungkan komponen ketepatan waktu ≥5% 0-95 Akselerasi 40%
dan akurasi UP dan GUP:
1. Ketepatan Waktu: ketepatan waktu Penyelesaian Tagihan Dispensasi SPM Capaian Output
GUP/PTUP
2. Akurasi: Dihitung berdasarkan rasio antara SPM LS Dihitung berdasarkan rasio SPM yang Dihitung berdasarkan komponen ketepatan
a. % GUP Disebulankan Kontraktual Non Belanja Pegawai yang tepat diterbitkan dengan dispensasi akhir tahun waktu dan capaian RO:
b. % Setoran TUP waktu disampaikan ke KPPN terhadap 1. Ketepatan Waktu: ketepatan waktu
seluruh SPM Kontraktual Non Belanja pelaporan data capaian output (5 hari kerja
Pegawai yang terbit bulan berikutnya)
Komponen Indeks Komposit
2. Capaian RO: Capaian Progres RO
Ketepatan Waktu 50% dan/atau Realisasi Volume RO terhadap
target triwulanan
% GUP 25% Ketepatan Waktu 17 hari kerja
Disebulankan penyampaian sejak BAST/BAP
Komponen Indeks Komposit
% Setoran TUP 25% Ketepatan Waktu 30%
Capaian RO 70%

INDONESIAN TREASURY 12
Pembobotan Nilai IKPA dan Sasaran Kinerja
8 Sasaran Peningkatan Kualitas Kinerja
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊𝑰𝑲𝑷𝑨= ∑ ( 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊𝑰𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝒏 𝒙𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝑰𝒏𝒅𝒊𝒌𝒂𝒕𝒐𝒓 𝒏) :𝑲𝒐𝒏𝒗𝒆𝒓𝒔𝒊𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 Revisi DIPA (10%)
Meningkatkan kualitas perencanaan anggaran
melalui pengendalian revisi DIPA pagu tetap
Kualitas
𝒏=1 secara triwulanan
Perencanaan
No. ASPEK KUALITAS PERENCANAAN ANGGARAN 20% Anggaran Deviasi Hal III DIPA Meningkatkan akurasi/ketepatan realisasi
(20%) (10%) pencairan dana per Jeni Belanja per bulan
1. Revisi DIPA (10%)

2. Deviasi Halaman III DIPA (10%) Mendorong akselerasi belanja berdasarkan


Penyerapan Anggaran trajektori pola penyerapan triwulanan per jenis
(20%) belanja per triwulan
No. ASPEK KUALITAS PELAKSANAAN ANGGARAN 55% Kualitas
Pelaksanaan Mendorong penyampaian data kontrak tepat
1. Penyerapan Anggaran (20%) Belanja Kontraktual waktu dan percepatan penyelesaian belanja
Anggaran (10%) kontraktual
(55%)
2. Belanja Kontraktual (10%) Penyelesaian Tagihan Mendorong percepatan pembayaran belanja
kontraktual
(10%)
3. Penyelesaian Tagihan (10%) Meningkatkan ketetapan waktu
Pengelolaan UP & TUP pertanggungjawaban UP dan TUP dan
4. Pengelolaan UP dan TUP (10%) (10%) optimalisasi penggunaan UP dan TUP
Meningkatkan ketepatan waktu pembayaran
5. Dispensasi SPM (5%) tagihan belanja dan mengurangi penumpukkan
Dispensasi SPM (5%)
pencairan dana pada akhir tahun anggaran
No. ASPEK KUALITAS HASIL PELAKSANAAN ANGGARAN 25%
1. Capaian Output 25% Kualit as Hasil
Mendorong partisipasi pelaporan dan akselerasi
Pelaksanaan Capaian Output (25%) pencapaian output berkualitas
• Konversi bobot bernilai di bawah 100% apabila tidak Anggaran (25%)
terdapat data transaksi tertentu pada Satker.
INDONESIAN TREASURY 13
Leveling Nilai IKPA Unit Organisasi K/L

IKPA K/L Predikat Nilai IKPA (PER-5/PB/2022)


hasil perhitungan
berdasarkan data transaksi
IKPA pada seluruh Unit Nilai Kinerja: 0 – 100 (maksimal)
Eselon I dalam lingkup K/L
Kategori Nilai
IKPA
hasil
Eselonperhitungan
I nilai IKPA≥ 95 A. Sangat Baik
berdasarkan data transaksi
IKPA pada seluruh Satker 89 ≤ nilai IKPA < 95 B. Baik
dalam lingkup Eselon I.
70 ≤ nilai IKPA < 89 C. Cukup
IKPA
hasil
Satkerperhitungan
berdasarkan data nilai IKPA < 70 D. Kurang
transaksi IKPA pada
Satker.

INDONESIAN TREASURY 14
PROYEKSI CAPAIAN OUTPUT

© 2022 Direktorat Jenderal Perbendaharaan


Proyeksi Target Capaian Output
Penyelarasan rencana kinerja/kegiatan dengan rencana keuangan dalam satu tahun anggaran
Pemutakhiran/updating RPD Hal III dan Proyeksi Caput dapat dilakukan secara triwulanan (pada awal triwulan berkenaan).

Modul
menyusun Anggaran
Anggaran RPD Hal III
5
1 2
Rencana keuangan

SATKER

DIPA Modul
Tujuan: New!
• Meningkatkan fairness 4 Komitmen
treatment penilaian IKPA
menyusun Proyeksi
Target RO
• Penguatan kaidah Let’s the Caput
manager manage 3
Rencana kegiatan

1 Satker menyusun RPD pada Halaman III DIPA 4 Satker dapat memutakhirkan proyeksi target capaian
output pada SAKTI (triwulanan) atau pada saat terdapat
2 Satker memutakhirkan RPD Hal III DIPA pada SAKTI (triwulanan) Revisi yang mengubah Target RO
RPD dan Proyeksi Caput menjadi dasar penilaian kinerja
3 Satker menyusun rencana kegiatan yang diproyeksikan sebagai 5 pada OMSPAN
Target Capaian Output dalam satu tahun anggaran sejak DIPA
berlaku efektif -> minimal 1x setahun anggaran
INDONESIAN TREASURY 16
Perubahan Probis Penilaian Indikator Kinerja Capaian Output
Bobot Memperhitungkan aspek
25% 1) Ketepatan waktu pelaporan
Nilai Kinerja Komponen Nilai Kinerja Komponen Capaian RO: (5 hari kerja pada bulan berikutnya)
Ketepatan Waktu:

( )
𝑛 Tepat waktu  100 (seratus).
∑ 𝐶𝑎𝑝𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑅𝑂
𝑛
𝑖 =1
𝑥 100 Terlambat  0 (nol).
∑ 𝑅𝑂𝐾𝑊 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑅𝑂
𝑁𝐾 − 𝑅𝑂𝐾𝑊 = 𝑖 =1 𝑁𝐾 − 𝐶𝑅𝑂=
𝑛 2) Ketercapaian Output
𝑛

Nilai IKPA Capaian Output: No. Komponen Indeks Komposit

𝐼𝐾𝑃𝐴− 𝐶𝑂= ( 𝑁𝐾 − 𝑅𝑂𝐾𝑊 𝑥 30% )+(𝑁𝐾𝐶𝑅𝑂 𝑥70%) 1 Ketepatan Waktu 30%


2 Capaian RO 70%

Sebelum Sesudah
1. Target Capaian Output dihitung Triwulanan. 1. Target Capaian Output diproyeksikan secara Bulanan.
2. Target Capaian Output sama dengan Target Penyerapan 2. Target Capaian Output ditentukan berdasarkan Proyeksi Satker.
Anggaran. 3. Target Capaian Output diinput Satker pada SAKTI.
3. Target Capaian Output dihitung secara otomatis pada OMSPAN. 4. Target Capaian Output dapat berbeda antar-RO pada DIPA
4. Target Capaian Output sama untuk seluruh RO pada DIPA Satker. Satker.
5. Nilai IKPA Capaian Output berdasarkan Target Triwulanan. 5. Nilai IKPA Capaian Output berdasarkan Target Bulanan.

INDONESIAN TREASURY 17
Proses Bisnis Kinerja & Proyeksi Capaian Output SAKTI
Sebelum Sesudah
Target Penyerapan Anggaran = Target Capaian Output Target Penyerapan Anggaran ≠ Target Capaian Output

Satker melakukan proses


input data TPCRO dan
TRVRO Bulanan di Aplikasi
SAKTI pada awal tahun dan
PPK Satker dapat dimutakhirkan sesuai
dengan periode
Target PCRO (TPCRO) Pemutakhiran Halaman III
1 Entry data
Target RVRO (TRVRO) DIPA.
Menu IKPA/Monev PA Menu IKPA/Monev PA

Target Penyerapan Target Capaian 2 Aliran data


Anggaran Output
IKPA Penyerapan Anggaran IKPA Capaian Output Target PCRO (RPCRO)
Target RVRO (TRVRO)
Modul Komitmen Menu IKPA/Monev PA
IKPA Capaian Output

INDONESIAN TREASURY 18
Perubahan Probis Penilaian Indikator Kinerja Capaian Output

Penilaian IKPA – Existing Penilaian IKPA – Penyesuaian

Nilai Komponen Capaian RO (bobot 70%)

rasio antara capaian atau realisasi RO terhadap target capaian RO

capaian atau capaian atau


/ target capaian RO / target capaian RO
realisasi RO realisasi RO
Triwulan Target Penyerapan
I – III
PCRO / Jan - Nov PCRO / TPCRO
Anggaran

Triwulan Volume RO pada Volume RO pada


RVRO / Des RVRO /
IV DIPA DIPA

PCRO Volume RO pada PCRO Volume RO pada


RVRO / RVRO /
100% DIPA 100% DIPA

INDONESIAN TREASURY 19
Komponen Data Proyeksi Target Capaian Ouput

Target Progres Capaian Rincian Output (TPCRO)


1 TPCRO Bulanan -> Target kumulatif maksimal 100%

4 2
Target Realisasi Volume Rincian Output (TRVRO)
TRVRO Bulanan -> Target kumulatif sesuai Target RO pada DIPA

Komponen
Data
3 Polarisasi Capaian

4 Polarisasi Waktu

INDONESIAN TREASURY 20
POLARISASI KINERJA CRO
Parameter untuk menunjukkan ekspektasi arah nilai realisasi output (RO) terhadap targetnya. Setiap output
harus diidentifikasi karakteristik polarisasinya.
1. Polarisasi Capaian  aspek capaian: seberapa besar PCRO/RVRO yang akan dihasilkan Satker
• Maximize: Semakin tinggi realisasi output/RVRO terhadap target RO, diindikasikan semakin baik
kinerjanya. Sebagian besar output memiliki karakteristik seperti ini.
• Minimize: Semakin rendah realisasi output terhadap target, diindikasikan semakin baik kinerjanya.
Contoh output: perkara, bencana, tahanan, kasus.
2. Polarisasi Waktu  aspek waktu: kapan PCRO/RVRO akan tereksekusi di bulan apa
• Stabilized: Semakin akurat output dieksekusi sesuai targetnya, diindikasikan semakin baik kinerjanya.
Contoh: RO kontraktual, RO penyaluran dana, RO yang memiliki penjadwalan kegiatan rutin/operasional
(mis: dukman layanan)
• Time Efficiency: Semakin cepat output dieksekusi dibandingkan targetnya, diindikasikan semakin baik
kinerjanya. Contoh: RO pengadaan barang/jasa

Polarisasi digunakan untuk pemetaan karakteristik output, analisis data, ketepatan penerimaan
manfaat output, serta dapat menjadi basis penilaian kinerja yang lebih relevan.

INDONESIAN TREASURY 21
TERIMA KASIH

www.djpb.kemenkeu.go.id @ditjenperbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan @DJPbKemenkeu_RI


DJPb.KemenkeuRI
- DJPb Kemenkeu RI

Anda mungkin juga menyukai