Anda di halaman 1dari 33

PERENCANAAN

KEBUTUHAN
BARANG MILIK
NEGARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


INDONESIA
Outline
1. Siklus Pengelolaan BMN

2. Dasar Hukum

3. Definisi

4. Bentuk RKBMN

5. Proses Bisnis RKBMN

6. Standar Barang dan Standar Kebutuhan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 2


KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

1
Pendahuluan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 3


PENYAMPAIAN RKBMN 2024
Surat Direktur PKKN atas nama Dirjen Kekayaan Negara Nomor
S-100/KN/KN.2/2022 tanggal 24 Juni 2022 Hal Pemberitahuan
Jadwal Penyampaian Rencana Kebutuhan BMN (RKBMN) untuk
Rencana Kerja Anggaran K/L TA 2024

Batas Penyampaian RKBMN 2024 BKN pada 18 November 2022

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 4


TEKNIS RKBMN 2024
Surat Direktur PKKN atas nama Dirjen Kekayaan Negara Nomor S-
107/KN/KN.2/2022 tanggal 15 Juli 2022 Hal Penyampaian Salinan
KMK 105/2022

1. Penyusunan RKBMN Tahun Anggaran 2024 dilaksanakan berdasarkan ketentuan


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153/PMK.06/2021 tentang Perencanaan
Kebutuhan Barang Milik Negara dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
105/KM.6/2022 tentang Tahapan Pelaksanaan Penyusunan dan Penelaahan RKBMN
2. Bentuk perencanaan kebutuhan BMN yang dimaksud dalam PMK 153/2022 meliputi
perencanaan pengadaan, pemeliharaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan
penghapusan BMN. Namun demikian, berdasarkan KMK 105/2022, tahap awal
perencanaan kebutuhan BMN secara keseluruhan tersebut baru akan diberlakukan pada
Kementerian Keuangan untuk RKBMN TA 2024
3. Berkaitan dengan pelaksanaan perencanaan kebutuhan BMN TA 2024 dimaksud,
penggunaan aplikasi SIMAN dilakukan dengan aplikasi SIMAN V2 Modul RKBMN
untuk Kementerian Keuangan, dan aplikasi SIMAN V1 Modul Perencanaan untuk
Kementerian/Lembaga lainnya
4. Untuk mendukung kelancaran penggunaan aplikasi SIMAN V1, dengan ini diminta
bantuan Saudara agar seluruh satuan kerja melakukan sinkronisasi data SIMAK audited
TA 2021 dengan aplikasi SIMAN. Adapun data BMN semester I TA 2022 akan
dilakukan sinkronisasi otomatis antara aplikasi SAKTI dengan SIMAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 5


SIKLUS PENGELOLAAN BMN

Pengadaan
Penganggaran

Pembinaan Perencanaan
Pengawasan Kebutuhan Penggunaan
Pengendalian

Penghapusan Pemanfaatan
Siklus Pengelolaan
Asas Fungsional Barang Milik Negara

Asas Kepastian Hukum


Pemusnahan Penilaian

Asas Transparansi & Keterbukaan

Asas Efisiensi
Pemindah- Pengamanan
tanganan
Asas Akuntabilitas
Penatausahaan Pemeliharaan
Asas Kepastian Nilai

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 6


7

DASAR HUKUM
PP 27/2014
PP 90/2010
sebagaimana diubah (Pasal 6 & Perpres 73/2011
PP 28/2020 Penjelasannya) (Pasal 12)
Pasal 9 (3)

Perencanaan Kebutuhan RKA-K/L memuat  Persiapan Pembangunan


merupakan salah satu dasar informasi kinerja dimana bangunan gedung negara
bagi K/L/SKPD dalam sasaran kinerja K/L yang meliputi a.l. Penyusunan
Rencana Kebutuhan
pengusulan penyediaan keluarannya berbentuk
anggaran untuk kebutuhan BMN mengacu pada  Rencana Kebutuhan yang
baru (new initiative) dan Rencana Kebutuhan pendanaannya bersumber
angka dasar (baseline) serta Pengadaan BMN dari APBN, harus
penyusunan rencana kerja mendapat persetujuan
dan anggaran. Menteri Keuangan

Amanat Integrasi Sistem Pengelolaan Aset dan Sistem


Penganggaran

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 7


KETENTUAN PELAKSANAAN

Peraturan Menteri Keuangan Keputusan Menteri Keuangan


KMK 450/2014 jo. KMK 174/2016
PMK 71/2016 Tata Cara Modul Penyusunan RKBMN
Pengelolaan BMN Yang Tidak
KMK 452/2014 jo. KMK 227/2016
Digunakan Untuk Tusi KL Modul Penelaahan RKBMN

KMK 332/2016 Modul Reviu APIP


PMK 172/2020 SBSK BMN
KMK 310/2015 Modul Penelaahan
RKBMN Untuk AADB
KMK 577/2017 Modul Penyusunan
PMK 153/2021 RKBMN Untuk AADB
Perencanaan Kebutuhan
BMN KMK 451/2014 Pendelegasian
Dirjen KN ke Dir BMN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 8


DEFINISI

PP 27/2014
“Perencanaan Kebutuhan BMN
adalah kegiatan merumuskan
rincian kebutuhan BMN/Daerah
untuk menghubungkan
pengadaan barang yang telah lalu
dengan keadaan yang sedang
berjalan sebagai dasar dalam
melakukan tindakan yang akan
datang”

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 9


KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

2
Bentuk RKBMN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 10


BENTUK PERENCANAAN KEBUTUHAN

Perencanaan Perencanaan Perencanaan Perencanaan Perencanaan


Pengadaan Pemeliharaan Pemanfaatan Pemindahtanganan Penghapusan

1. Perencanaan 1. Perencanaan Pemeliharaan 1. Mengutamakan 1. Mengutamakan 1. Memperhatikan Daftar


pengadaan dilakukan (termasuk Asuransi BMN); pemenuhan kebutuhan pemenuhan kebutuhan Barang Kuasa
terhadap BMN yang 2. Objek Perencanaan BMN untuk Tusi BMN untuk Tusi; Pengguna;
terdapat SBSK-nya. Pemeliharaan: Seluruh BMN 2. Memperhatikan Daftar 2. Memperhatikan Daftar 2. BMN yang menjadi
2. PMK 172/PMK.06/2020 dengan kondisi Baik dan Barang Kuasa Barang Kuasa Pengguna, objek RKBMN
ttg SBSK BMN terdapat Rusak Ringan serta dengan Pengguna dan Hasil kebijakan atau keputusan penghapusan termasuk
5 SBSK BMN T/B status dalam penguasaan Evaluasi Kinerja BMN; Presiden, dokumen objek RKBMN
(Gedung Kantor, Rumah serta sedang digunakan untuk 3. Objek RKBMN penganggaran; pemindahtanganan;
Negara, Gedung menunjang Tusi Pengguna pemanfaatan tidak 3. Objek RKBMN dan tidak termasuk
Pendidikan, Gedung Barang. termasuk objek RKBMN pemindahtanganan tidak BMN yang menjadi
Persidangan & Gedung pemeliharaan; termasuk objek RKBMN objek RKBMN
Tahanan. Serta 2 SBSK pemeliharaan dan masuk Pemeliharaan BMN;
STB (Kendaraan dalam RKBMN
Jabatan dan penghapusan BMN;
Operasional)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 11


Persyaratan - Pengadaan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 12


Persyaratan - Pemeliharaan
• Daftar Barang Kuasa
Memperhatikan
Pengguna
• Daftar Hasil
Pemeliharaan BMN.

• BMN yang berada


dalam
RKBMN untuk penguasaannya
Pemeliharaan Terhadap
• BMN dengan kondisi
BMN
baik atau rusak
ringan.
a.digunakan sementara oleh
K/L (diajukan pengguna)
b.digunakan untuk
dioperasikan oleh pihak
Dikecualikan
lain
c.dimanfaatkan
d.dipindahtangankan
e.dihapuskan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 13


KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

2
Proses Bisnis

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 14


PROSES BISNIS RKBMN

PENYUSUNAN RKBMN PENELAAHAN PENGGUNAAN HASIL


(Pengguna Barang) (Pengelola Barang) PENELAAHAN

Penyusunan
Konsolidasi Persiapan : PENGGUNA BARANG/ APIP KL
RKBMN oleh
oleh Korwil Analisis administratif dan analisis substantif • Dasar penyusunan RKA-KL (Belanja Modal dan
Satker/KPB
Belanja Barang)
Pelaksanaan : • Proses Pengelolaan BMN
Forum Penelaahan dan Optimalisasi BMN di
• Proses reviu RKA-KL
Pengelola Barang
Penelitian Penelitian PENGELOLA BARANG
oleh UAPB oleh Eselon 1 Tindak Lanjut :  Proses Pengelolaan BMN
Hasil Penelaahan dan Konsep Surat Pengantar Serta  Pengawasan dan Pengendalian BMN
Pengiriman Hasil Penelaahan RKBMN

DJA
Pengiriman
Review APIP dari UAPB ke  Dasar Reviu Baseline
Pengelola  Penelaahan RKA-KL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 15


TATA CARA PENYUSUNAN RKBMN PENGGUNA BARANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 16


Contoh RKBMN satker

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 17


Contoh RKBMN satker

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 18


PENELITIAN OLEH PENGGUNA BARANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 19


PENELITIAN OLEH PENGGUNA BARANG

• Untuk KPB/ instansi vertikal dengan pejabat tertinggi eselon III/ eselon IV hanya dapat memiliki bangunan
Pengadaan gedung kantor masing-masing sebanyak 1 unit
• Standar luas bangunan gedung kantor salah satunya sangat dipengaruhi oleh komposisi jumlah dan
struktur pegawai yang akan menempati bangunan. KPB agar mempertimbangkan rencana pengembangan
tipologi organisasi yang berdampak pada perubahan jumlah dan struktur pegawai.
• RKBMN pengadaan tanah untuk bangunan gedung kantor/ rumah negara hanya dapat diajukan bersamaan
dengan rencana bangunan di atasnya.
• Untuk existing AADB adalah berdasarkan rencana penggunaan existing AADB (tetap digunakan pejabat
yang bersangkutan saat ini, dialihkan ke pejabat lain, alih fungsi menjadi kendaraan dinas operasional, atau
alih status penggunaan); atau terdapat rencana pemindahtanganan/penghapusan dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku dan didukung dengan dokumen yang memadai.
• Pengguna Barang melakukan optimalisasi AADB dengan pertimbangan sebagaimana halnya yang dilakukan
oleh KPB dengan penyesuaian untuk lingkup yang lebih luas K/L. Sebagai contoh, rencana penggunaan
AADB untuk pejabat lain antar KPB
• Pengguna Barang dapat menyatukan usulan kebutuhan BMN beberapa satuan kerja berdasarkan RKBMN
KPB. Sebagai contoh: Gedung Keuangan Negara untuk memenuhi kebutuhan bangunan gedung kantor
beberapa satuan kerja yang karena pertimbangan keterbatasan lahan, akan disatukan dalam 1 area

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 20


PENELITIAN OLEH PENGGUNA BARANG

• PB Memastikan tidak terdapat


Pemeliharaan
pengajuan pemeliharaan dari KPB
atas obyek BMN yang sama. Sebagai
contoh KPB yang memiliki dan yang
menggunakan bersamaan
mengajukan pemeliharaan atas BMN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 21


TATA CARA REVIU APIP K/L

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 22


Kelengkapan Dokumen
Penyampaian RKBMN Pengguna Barang

Surat Pengantar ditandatangani oleh pelaksana fungsional Menteri/


Pimpinan Lembaga yaitu Sekretaris Jenderal/ Sestama/ Jaksa Agung
Muda Pembinaan/ Piminan Kesekretaiatan/ Kepaniteraan ATAU
pejabat yang didelegasikan.

RKBMN tingkat PB dan KPB

Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak

Laporan hasil review APIP K/L. Laporan hasil review


merujuk pada Catatan Hasil Review, Pernyataan Telah
Direview dan/atau Laporan Hasil Review

Arsip Data Komputer RKBMN. Saat ini penyusunan


RKBMN dilaksanakan menggunakan aplikasi SIMAN,
sehingga tidak diperlukan ADK.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 23


USULAN PERUBAHAN RKBMN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 24


Jangka Waktu RKBMN

Usulan RKBMN Kepada RKBMN Hasil Penelaahan Kepada


Pengguna Barang
Pengelola Barang
MENGINGAT

Paling Lambat Minggu Pertama Paling Lambat Minggu Keempat


Bulan Januari Tahun Anggaran Bulan Januari Tahun Anggaran
Sebelumnya Sebelumnya

Perubahan RKBMN Hasil Penelaahan RKBMN Hasil Penelaahan Perubahan


Kepada Pengelola Kepada Pengguna

Paling Lambat 1 (satu) Bulan Paling Lambat 1 (satu) Minggu


sebelum batas waktu sebelum batas waktu
Penyampaian Revisi Anggaran K/L Penyampaian Revisi Anggaran K/L

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 25


KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

4
SBSK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 26


STANDAR BARANG DAN STANDAR KEBUTUHAN BMN

Tanah dan/atau Tanah dan/atau Tanah dan/atau Tanah dan/atau


Bangunan Gedung Bangunan Gedung Bangunan Gedung Bangunan Gedung
Perkantoran Rumah Negara Pendidikan Tempat
Persidangan

Tanah dan/atau Kendaraan Kendaraan Kendaran


Bangunan Gedung Jabatan Operasional Fungsional
Ruang Tahanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 27


SBSK T/B BANGUNAN GEDUNG PERKANTORAN

A. Klasifikasi Bangunan Sesuai B. Standar Ketinggian Bangunan C. Standar Kebutuhan Unit


Pengguna
1. Type A: Kantor Lembaga Negara 1. Type A & Type B: Max 20 Lt.
2. Type B: Kantor Menko, Menteri Negara, 2. Type C: Kantor pejabat setingkat Es.1 1. Type A, Type B, Type C & Type D:
LPNK 3. Type D: Kantor pejabat setingkat Es.2 tidak dibatasi
3. Type C: Kantor pejabat setingkat Es.1 4. Type E1: Kantor pejabat setingkat Es.3 2. Type E1 & E2: satu bangunan
4. Type D: Kantor pejabat setingkat Es.2 5. Type E2: Kantor pejabat setingkat Es.4 untuk setiap unit
5. Type E1: Kantor pejabat setingkat Es.3
6. Type E2: Kantor pejabat setingkat Es.4

E. Standar Luas Ruang Kerja F. Standar Luas Tanah


D. Standar Luas Bangunan
Ruang Pimpinan Lembaga Negara dan yang setingkat : ditentukan Pengelolan

Luas bangunan yang dijadikan


Ruang Menteri dan yang setingkat : 223 M2
Ruang Wakil Menteri : 102 m2
5 (lima) kali luas lantai dasar
standar untuk keperluan
Ruang Pejabat Eselon IA dan yang setingkat : 102 m2
Ruang Pejabat Eselon IB dan yang setingkat : 79 m2 bangunan dibagi dengan Koefisien
perencanaan kebutuhan adalah
Ruang Pejabat Eselon IIA dan yang setingkat : 70 m2
Ruang Pejabat Eselon IIB dan yang setingkat : 58 m2 Dasar Bangunan (KDB) yang
Ruang Pejabat Eselon III sebagai Kepala Kantor dan yang setingkat : 37 m2

luas bangunan bruto.


Ruang Pejabat Eselon III yang bukan sebagai kepala kantor dan yang setingkat :
21 m2
berlaku di daerah setempat
Ruang Pejabat Eselon IV sebagai kepala kantor dan yang setingkat : 31 m2
Ruang Pejabat Eselon IV yang bukan kepala kantor dan yang setingkat : 11 m2
dengan tetap memperhatikan
Ruang Pejabat Fungsional Golongan IV : 17 m2
Ruang Pejabat Eselon V/Pejabat Fungsional Golongan III ke bawah : 11 m2 Rencana Tata Ruang Wilayah
Ruang Pelaksana : 5 m2
Ruang Penunjang (RTRW).
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 28
SBSK T/B BANGUNAN GEDUNG RUMAH NEGARA

A. Klasifikasi Bangunan Sesuai B. Standar Ketinggian Bangunan C. Standar Kebutuhan Unit


Pengguna
1. Type Khusus: RN Pimpinan Lembaga Negara, 1. Rumah Negara Tipe Khusus, Tipe berdasarkan pembahasan bersama antara
Menteri, Pimpinan Lembaga Pemerintah non Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang
Kepenterian, setingkat.
A, dan Tipe B paling tinggi 2 (dua)
bersangkutan dengan instansi/unit kerja
2. Type A; RN Pejabat setingkat Es. 1 lantai; yang bertanggung jawab di bidang
3. Type B: RN Pejabat Es. 2 / PNS Gol IVd-IVe 2. Rumah Negara Tipe C, Tipe D, dan pekerjaan umum
4. Type C: RN pejabat Es.3 / PNS Gol IVa-IVc Tipe E adalah 1 (satu) lantai.
5. Type D: RN pejabat Es.4 / PNS Gol III
6. Type E: RN pejabat Es.5 / PNS Gol II / Gol I

D. Standar Luas Bangunan E. Standar Luas Tanah

1. Type Khusus: 400 m2. 1. Type Khusus: 1.000 m2.


2. Type A; 250 m2 2. Type A; 600 m2
3. Type B: 120 m2 3. Type B: 350 m2
4. Type C: 70 m2 4. Type C: 200 m2
5. Type D: 50 m2 5. Type D: 120 m2
6. Type E: 36 m2 6. Type E: 100 m2

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 29


SBSK KENDARAAN JABATAN

Kualifikasi Jenis Spesifikasi Jumlah Tingkat Jabatan


maksimum
Menteri dan yang setingkat
Sedan 3.500 cc, 6 Silinder 2 unit
Sport Utility Wakil Menteri
3.500 cc, 6 Silinder 1 unit
Vehicles (SUV)/
A Multi Purpose
Vehicles (MPV)

Sedan 2.500 cc, 4 Silinder 1 unit Eselon IA dan yang setingkat


B
SUV 3.000 cc, 6 Silinder
Sedan 2.000 cc, 4 Silinder 1 unit Eselon IB dan yang setingkat
C
SUV 2.500 cc, 4 Silinder
D SUV 2.500 cc, 4 Silinder 1 unit Eselon IIA dan yang setingkat
E SUV 2.000 cc, 4 Silinder 1 unit Eselon IIB dan yang setingkat
Eselon III dan yang setingkat, yang berkedudukan sebagai kepala kantor
MPV 2.000 cc Bensin atau 1 unit
F 2.500 cc Diesel, 4 Silinder

Eselon IV dan yang setingkat, yang berkedudukan sebagai kepala kantor


MPV 1.500 cc, 4 Silinder 1 unit
dengan wilayah kerja minimal 1 (satu) kabupaten/kota
G Eselon IV dan yang setingkat, yang berkedudukan sebagai kepala kantor
Sepeda Motor 225 cc, 1 Silinder
dengan wilayah kerja kurang dari 1 (satu) kabupaten/kota

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 30


SBSK KENDARAAN OPERASIONAL

Standar Barang Kendaraan Operasional Standar Kebutuhan Kendaraan Operasional


 Setingkat Eselon I/ Kantor Pusat :
 Mobil MPV 1.500 cc, 4 silinder Mobil : Sesuai dengan jumlah jabatan Eselon III +1
 Sepeda Motor 225 cc, 1 silinder untuk kegiatan kesekretariatan
Sepeda Motor : Sesuai dengan jumlah jabatan
EselonIII
 Setingkat Eselon II/ Kantor Wilayah/ Kantor
Kendaraan Operasional dapat berasal dari Pelayanan :
Kendaraan Jabatan yang ditetapkan untuk Mobil : Sesuai dengan jumlah jabatan Eselon III+1
dialihfungsikan, dengan ketentuan: Sepeda Motor : Sesuai dengan jumlah jabatan Eselon
1. jenis dan spesifikasi Kendaraan Jabatan III
meliputi:  Setingkat Eselon III/ Kantor Pelayanan :
a. kendaraan roda 4 (empat) SUV
maksimal
Mobil : 50% jumlah jabatan Eselon IV
2500 cc; Sepeda Motor : Sesuai dengan jumlah jabatan Eselon
b. kendaraan roda 4 (empat) MPV maksimal IV
 Setingkat Eselon IV/ Kantor Pelayanan
2500 cc; atau Mobil : -
c. kendaraan roda 2 (dua); Sepeda Motor : Sesuai dengan jumlah jabatan Eselon
2. Kendaraan Jabatan telah berumur 5 (lima)
IV + jumlah jabatan Eselon V jika ada
tahun sejak tanggal perolehan; dan
3. jumlah Kendaraan Operasional tidak
melebihi Standar Kebutuhan.
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 31
SBSK KENDARAAN FUNGSIONAL

Kendaraan fungsional merupakan alat angkutan darat bermotor yang digunakan untuk mendukung
tugas dan fungsi tertentu Kementerian/Lembaga.

Pada umumnya, kendaraan fungsional digunakan terbatas untuk fungsi khusus tertentu saja,
misalnya mobil ambulance, mobil patroli, mobil pemadam kebakaran, bus, dll.

SBSK Kendaraan Fungsional ditetapkan oleh Pengelola Barang berdasarkan usulan dari
Menteri/Pimpinan Lembaga

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK 32


KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

TERIMA KASIH
\

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK

Anda mungkin juga menyukai