Anda di halaman 1dari 17

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

KemenkeuTepercaya

NOMOR 62 TAHUN 2023


TENTANG PERENCANAAN ANGGARAN,
PELAKSANAAN ANGGARAN,
SERTA AKUNTANSI DAN
PELAPORAN KEUANGAN
Jakarta, 30 Agustus 2023

1
POKOK
BAHASAN
1. Pendahuluan

2. Revisi Anggaran

2
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

PENDAHULUAN

3
Latar Belakang dan Tujuan
LATAR BELAKANG

Perlunya sinergi atas pengaturan substansi MAKSUD DAN TUJUAN


terkait perencanaan, pelaksanaan anggaran,
hingga pertanggungjawaban anggaran 1. Terciptanya tata kelola pelaksanaan
anggaran yang lebih baik (menghilangkan
tumpang tindih antar PMK).
Perlunya penyesuaian pengaturan ketentuan Materi
teknis, sebagai tindak lanjut ditetapkannya PP
2. Menciptakan belanja negara yang lebih
Muatan Baru efektif dan efisien (kualitas perencanaan
Nomor 6 tahun 2023 tentang Penyusunan RKA
dan belanja negara).
Kebutuhan untuk penyempurnaan regulasi agar Mengubah 3. Modernisasi pelaksanaan anggaran dengan
proses bisnis sesuai dengan dinamika belanja Materi tetap menjaga good governance/
pemerintah dan perkembangan teknologi Muatan akuntabilitas.
informasi 4. Tercapainya target output dan outcome
Mencabut melalui monev yang terintegrasi.
peraturan
Kebutuhan simplifikasi tata kelola keuangan
untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas
dalam perencanaan, pelaksanaan, akuntansi
dan pelaporan keuangan
4
Dasar Hukum
Untuk melaksanakan ketentuan:

No PERATURAN PASAL
1. PP Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penyusunan Rencana Pasal 7 ayat (2), Pasal 8 ayat (7), Pasal 10 ayat (4), Pasal 11 ayat (2),
Kerja dan Anggaran; Pasal 14 ayat (4), Pasal 18 ayat (6), Pasal 19 ayat (5), Pasal 23, Pasal
24 ayat (2), Pasal 25 ayat (7), Pasal 34, Pasal 38, Pasal 40 ayat (6),
Pasal 41 ayat (9), Pasal 42 ayat (2), Pasal 43 ayat (6), Pasal 44 ayat
(2), dan Pasal 47 ayat (4)
2. PP Nomor 19 Tahun 2022 tentang Dekonsentrasi dan
Pasal 22
Tugas Pembantuan;
3. PP Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
APBN sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 50
Pasal 131 ayat (4)
Tahun 2018 tentang Perubahan atas PP Nomor 45 Tahun
2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan APBN;
4. Perpres Nomor 42 Tahun 2020 tentang Pemberian
Penghargaan dan/atau Pengenaan Sanksi Kepada Pasal 9
Kementerian Negara/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

perlu mengatur ketentuan mengenai perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, serta akuntansi dan pelaporan
keuangan.
Sistematika Peraturan Menteri Keuangan
Bab I KETENTUAN UMUM Bab VI TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN
ANGGARAN
Bab II PENDEKATAN PENYUSUNAN RKA
Bagian I DIPA
Bagian I Pedoman Penyusunan RKA dan Klasifikasi Anggaran
Bagian II Pejabat Perbendaharaan Negara
Bagian II Kaidah Penganggaran Dalam Penyusunan RKA
Bagian III Menteri Keuangan Selaku BUN
Bagian III Standar Biaya
Bagian IV Pejabat Fungsional di Bidang Pengelolaan Keuangan APBN
Bagian V Komitmen
Bab III TATA CARA PENYUSUNAN RKA-K/L
Bagian VI Pengajuan Tagihan Kepada Negara
Bagian I Pra Penyusunan RKA-K/L
Bagian VII Pengujuan dan Penyelesaian Tagihan
Bagian II Penyusunan RKA-K/L Berdasarkan Pagu Anggaran
Bagian VII Pengawasan dan Pengendalian Internal
Bagian III Penelitian dan Reviu RKA-K/L
Bagian IX Tanda Tangan Elektronik
Bagian IV Penelaahan RKA-K/L
Bagian X Tata Cara Pembayaran atas Beban Bagian Anggaran Bendahara Umum
Bagian V Penyesuaian RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran
Bagian VI Tata Cara Penyusunan dan Pengesahan DIPA K/L
Bab VII AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
Bagian I Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
Bab IV TATA CARA PENYUSUNAN RKA-BUN
Bagian II Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SABUN)
Bagian I Indikasi Kebutuhan Dana BUN
Bagian III Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Bagian II Penyusunan RKA-BUN Berdasarkan Pagu Anggaran
Bagian IV Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
Bagian III Reviu RKA Satker BUN
Bagian V Reviu dan Pernyataan Tanggung Jawab
Bagian IV Penyusunan RKA-BUN
Bagian V Penelaahan RKA-BUN
Bab VIII PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN SERTA EVALUASI KINERJA
Bagian VI Penyesuaian RKA-BUN
ANGGARAN
Bagian VII Koordinator PPA BUN
Bagian I Pengendalian dan Pemantauan
Bagian VIII Tata Cara Penyusunan dan Pengesahan DIPA BUN
Bagian II Evaluasi Kinerja Anggaran
Bagian IX Penggunaan dan Pengalokasian BA BUN pada TA Berjalan
Bagian III Data dan Informasi
Bab V REVISI ANGGARAN
Bab IX PEMBERIAN PENGHARGAAN DAN/ATAU PENGENAAN SANKSI
Bagian I Kewenangan Revisi Anggaran
KEPADA K/L
Bagian II Tema Revisi Anggaran
Bab X KETENTUAN LAIN-LAIN
Bagian III Pergeseran Anggaran pada BA BUN
Bab XI KETENTUAN PENUTUP
Bagian IV Mekanisme Revisi Anggaran
Bagian V Batas Akhir Penerimaan Usulan dan Penyampaian Pengesahan Revisi Terdiri dari 11 Bab, 261 Pasal 6
Anggaran
Pokok-Pokok Perubahan PMK

7
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

REVISI
ANGGARAN

8
Ketentuan Baru Tata Cara Revisi Anggaran K/L dan BUN

1. PNBP Otorita Ibu Kota Nusantara


Perubahan anggaran belanja yang bersumber dari perhitungan PNBP tahun anggaran sebelumnya yang belum digunakan pada
Otorita Ibu Kota Nusantara, bersifat menambah alokasi anggaran sumber dana PNBP tahun anggaran berjalan.

2. Sisa Klaim Asuransi BMN TA Sebelumnya


Sisa klaim asuransi BMN tahun anggaran sebelumnya, Kementerian/Lembaga dapat memanfaatkan sisa klaim asuransi BMN
tersebut pada tahun berjalan setelah mendapatkan konfirmasi dari Direktorat PNBP KL atau Direktorat PNBP SDA dan KND.

3. Pemenuhan Kebutuhan Kurang Bayar Pada Belanja Subsidi


Masukan baru hasil rekomendasi BPK atas Pelaksanaan Subsidi Pupuk, yaitu : Pemerintah agar memanfaatkan proyeksi atas
alokasi subsidi yang tidak terserap pada tahun berjalan untuk digunakan sebagai pemenuhan kurang bayar subsidi.

4. SBSN Otorita Ibu Kota Nusantara


Mengakomodasi pengaturan terkait pengalokasian belanja K/L atau Otorita Ibu Kota Nusantara untuk pendanaan proyek/kegiatan APBN yang
bersumber dari penerbitan SBSN dalam hal untuk proyek/kegiatan baru di tahun anggaran berjalan, sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat (1)
PP Nomor 17 Tahun 2022 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Anggaran dalam rangka Persiapan, Pembangunan, dan Pemindahan Ibu Kota
Negara serta Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Khusus Ibu Kota Nusantara.

5. Mekanisme Revisi Anggaran antar K/L


Pergeseran anggaran antar K/L diperlukan dalam rangka mengakomodir kebijakan penyesuaian belanja yang dilakukan untuk
merespons amanat UU tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara.
Ketentuan Baru Tata Cara Revisi Anggaran K/L dan BUN

6. Penyesuaian Belanja Negara & Kebijakan


Pemerintah Lainnya Automatic adjustment dilakukan dengan::
✓ Kebijakan Penyesuaian Belanja Negara merupakan kebijakan
a. meminta Kementerian/Lembaga melakukan
pemerintah yang diatur dalam Undang-undang mengenai APBN pencadangan anggaran dalam jumlah tertentu dan
tahun anggaran berkenaan, berupa: menyampaikan usulan pencadangan kepada Menteri
a. Automatic Adjustment; Keuangan.
b. pergeseran anggaran berupa realokasi blokir anggaran dari b. Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal
BA K/L ke BA BUN Belanja Lainnya; Anggaran melakukan pemblokiran DIPA
c. pemotongan anggaran Belanja Negara; atau Kementerian/Lembaga secara otomatis melalui
d. penyesuaian pagu. sistem informasi.
✓ Kebijakan Pemerintah lainnya adalah kebijakan penganggaran
sebagai tindak lanjut antara lain dari ❑ Dalam hal K/L tidak menyampaikan usulan, Menteri
a. kebijakan hasil pengendalian dan pemantauan yang Keuangan c.q DJA melakukan pemblokiran DIPA
dilakukan oleh Menteri Keuangan terhadap belanja K/L secara otomatis melalui sistem.
Kementerian/Lembaga dan belanja BA BUN; ❑ Pemblokiran DIPA secara mandiri dapat dilakukan
b. peraturan perundang-perundangan; dan/atau pada saat DIPA ditetapkan atau pada saat tahun
c. direktif Presiden. anggaran berjalan dan dengan mempertimbangkan
Kebijakan Pemerintah lainnya dilakukan melalui: hasil pengendalian dan pemantauan.
• pencadangan atau pemblokiran anggaran; dan/atau
• pergeseran anggaran
10
Ketentuan Baru Tata Cara Revisi Anggaran K/L dan BUN

7. Pelimpahan Kewenangan Revisi ke K/L


Dalam rangka menyederhanakan proses bisnis serta memberikan kewenangan yang lebih besar ke KL namun tetap
berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Jenis revisi yang dialihkan kewenangannya yaitu:
KEWENANGAN
JENIS REVISI
SEMULA MENJADI

1. Pemenuhan Belanja Operasional, termasuk penyelesaian pagu minus Belanja Pegawai Operasional DJA/Dit. PA/ KANWIL

2. Pemenuhan Kebutuhan Selisih Kurs Dit. PA/ KANWIL

3. Pemanfaatan Sisa Anggaran Kontraktual dan/atau Swakelola Dit. PA/ KANWIL

4. Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) RO Prioritas Nasional Dit. PA/Kanwil

5. Ralat karena kesalahan aplikasi berupa tidak berfungsinya sebagian atau seluruh fungsi matematis Sistem Aplikasi Dit. PA/ KANWIL

6. Ralat kode akun dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi KANWIL


K/L
7. Ralat cara penarikan pinjaman/hibah luar negeri dan/atau pinjaman/hibah dalam negeri, termasuk Pemberian Pinjaman,
KANWIL
pinjaman yang diterushibahkan, dan/atau Penerusan Hibah
8. Ralat cara penarikan SBSN KANWIL
9. Ralat nomor register pembiayaan kegiatan/proyek SBSN KANWIL
10. Ralat nomor register pinjaman dan/atau hibah luar negeri KANWIL
11. Pergeseran anggaran atas pelampauan SBKU dan SBKK yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan c.q DJA DJA

Dit. PA/ KANWIL


12. Penyelesaian Tunggakan
DJA DJPB

11
Penyempurnaan Ketentuan Tata Cara Revisi
Anggaran K/L dan BA BUN
MEKANISME PERGESERAN ANGGARAN ANTAR SUBBAGIAN DALAM BA
BUN, MELALUI:
✓ SPP BA BUN, dalam hal sumber alokasi pergeseran berasal dari alokasi
01 yang belum disahkan dalam DIPA BUN tahun berkenaan.
✓ Surat Menteri Keuangan, ketika sumber alokasi pergeseran berasal dari
alokasi yang sudah disahkan dalam DIPA BUN tahun berkenaan.

PENGEMBALIAN ANGGARAN KE BA BUN PENGELOLAAN


BELANJA LAINNYA YANG BERASAL DARI SP SABA
02 Menambahkan pengaturan Ketentuan dan mekanisme
revisinya.

KETENTUAN TERKAIT INKRACHT (pada lampiran)


03 Menyesuaikan dengan draft pengganti PMK 80/PMK.01/2015
tentang Pelaksanaan Putusan Hukum

KETENTUAN BATAS WAKTU PENYERAHAN DOKUMEN PENDUKUNG DALAM


04 MEKANISME REVISI ANGGARAN DI DJA
Memberikan kepastian dan ketepatan waktu penyelesaian proses revisi anggaran
Bentuk Penyederhanaan Revisi BA Tujuan Penyederhaan SP SABA
05 BUN ke BA K/L Penyederhanaan proses bisnis dari sisi
administrasi dan aplikasi sehingga
Penyempurnaan 1. Mewajibkan adanya cost sharing agar
norma waktu penyelesaian usulan
Substansi Revisi : K/L dapat melakukan efisiensi/
tambahan anggaran BA BUN dapat
optimalisasi anggaran pada DIPA nya
Simplifikasi terlebih dahulu.
dicapai dengan lebih efisien.
Mekanisme Revisi
2. Pengajuan revisi anggaran untuk
BA BUN ke BA K/L tambahan dari BA BUN dan revisi DIPA Manfaat
K/L dilakukan secara bersamaan dalam • Kementerian/Lembaga (K/L) tidak perlu
satu proses. melakukan usulan revisi berkali-kali
3. Menyediakan otomasi revisi DIPA K/L untuk penambahan anggaran dari BUN,
pada saat mendapat tambahan anggaran serta revisi DIPA K/L tersebut.
• Mempercepat proses bisnis revisi
dari BA BUN, sehingga K/L tidak perlu
tambahan anggaran dari BA BUN ke BA
mengajukan kembali.
K/L.

13
Revisi Anggaran Kewenangan Direktorat Jenderal Anggaran

Pasal 124 PMK Nomor 62 Tahun 2023


Revisi Anggaran ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PA untuk:
1. perubahan RKA yang tidak menyebabkan perubahan DIPA berupa perubahan POK; dan/atau
2. perubahan RKA untuk jenis revisi/substansi tertentu yang menyebabkan perubahan DIPA dengan mendapat pengesahan dari Menteri
Keuangan.
Revisi Anggaran ditetapkan oleh Menteri Keuangan untuk:
perubahan RKA dan revisi administrasi yang menyebabkan perubahan DIPA.
Kewenangan Menteri Keuangan dimaksud dilakukan oleh Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Kewenangan penetapan Revisi Anggaran dilakukan oleh Direktorat Jenderal Anggaran untuk menetapkan usulan Revisi Anggaran yang
memerlukan penelaahan, dan/atau Revisi Anggaran berupa pengesahan.
Kewenangan penetapan Revisi Anggaran dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan untuk menetapkan usulan Revisi Anggaran
berupa pengesahan, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Direktorat Pelaksanaan Anggaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan berwenang menetapkan usulan Revisi Anggaran antar Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan; dan
2. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan berwenang menetapkan usulan Revisi Anggaran dalam satu wilayah.
Kementerian/Lembaga mengajukan usulan pengesahan DIPA atas penetapan perubahan RKA untuk jenis revisi/substansi tertentu yang
menyebabkan perubahan DIPA dengan mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan, melalui Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan atau Direktorat Pelaksanaan Anggaran - Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebelum pelaksanaan kegiatan yang terdampak
dari revisi yang dilakukan.
Revisi Anggaran Kewenangan Direktorat Jenderal Anggaran

Revisi Anggaran yang memerlukan penelaahan oleh DJA, dilakukan terhadap:


a. penerapan kebijakan efisiensi belanja negara, berupa penilaian atas relevansi antara Kegiatan, KRO, RO termasuk volumenya, dan akun
dengan alokasi anggarannya; dan
b. penerapan kebijakan efektivitas belanja negara yang meliputi:
1. relevansi akun/detail dengan RO berdasarkan pendekatan kerangka berpikir logis;
2. relevansi antara KRO/RO dengan sasaran Kegiatan dan sasaran Program; dan
3. kesesuaian pencapaian sasaran RKA-K/L dengan Renja K/L.

Revisi Anggaran berupa pengesahan oleh DJA, berlaku untuk proses revisi antara lain:
a. penyediaan alokasi belanja modal atas pengadaan tanah dalam rangka proyek strategis nasional yang dilakukan oleh Lembaga
Manajemen Aset Negara yang dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pendanaan pengadaan
tanah bagi proyek strategis nasional oleh Lembaga Manajemen Aset Negara;
b. penyediaan alokasi anggaran pengeluaran pembiayaan dalam rangka pengesahan atas penggunaan dana cadangan investasi Pemerintah
dalam rangka pemulihan ekonomi nasional sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai investasi Pemerintah dalam rangka
pemulihan ekonomi nasional;
c. perubahan anggaran pada DIPA Kementerian/Lembaga berupa pergeseran anggaran sub BA BUN Belanja Lainnya ke BA K/L beserta
revisi administrasi berupa pencantuman pada catatan halaman IVB DIPA;
d. Revisi Anggaran pada DIPA BA BUN Hibah dalam rangka pengesahan atas pemberian hibah kepada pemerintah asing/lembaga asing;
e. penyediaan alokasi belanja dalam rangka kegiatan rehabilitasi mangrove yang dilakukan oleh Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup
yang dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pengelolaan dana rehabilitasi mangrove; dan/atau
f. revisi administrasi berupa pembukaan blokir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 120 ayat (4) karena dokumen sebagai dasar
pengalokasian anggaran telah dilengkapi.
15
Revisi Anggaran Kewenangan Direktorat Jenderal Anggaran

Dalam hal usulan Revisi Anggaran memuat substansi yang meliputi kewenangan Direktorat
Pelaksanaan Anggaran - Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, proses penetapannya dilakukan oleh Direktorat
Pelaksanaan Anggaran - Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Dalam hal usulan Revisi Anggaran memuat substansi yang meliputi kewenangan Direktorat
Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, proses penetapannya
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Anggaran.

Mekanisme Revisi Anggaran tercantum dalam Bab V Bagian Kelima Paragraf 1 s.d. 6 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62 Tahun
2023.

Rincian kewenangan Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, dan Kementerian/Lembaga tercantum dalam
Lampiran IV huruf C yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62 Tahun 2023.

16
TERIMAKASIH
Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
Call Center 14090 ext 2
E-mail: sapa.anggaran@kemenkeu.go.id
Chat Whatsapp 08118300931
https://sapa-anggaran.kemenkeu.go.id/
17

Anda mungkin juga menyukai