Anda di halaman 1dari 31

PERATURAN MENTERI KEUANGAN

Nomor 210/PMK.05/2022
tentang
Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN
Substansi Perubahan
Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran

01 Simplifikasi proses pembayaran untuk memudahkan dan


mempercepat proses pembayaran dalam rangka
pelaksanaan APBN

Modernisasi Proses Pembayaran


Perkembangan teknologi dan informasi yang dapat
dioptimalisasikan untuk modernisasi pembayaran dalam
rangka pelaksanaan APBN
02
Penyempurnaan Pengaturan Pejabat

03 Perbendaharaan
Penyempurnaan Pengaturan terkait Pejabat Perbendaharaan
dan mendukung jafung pengelola keuangan APBN.

04
Hal-Hal Lainnya
Hal-hal lainnya yang menjadi substansi pengaturan,
diantaranya; Ruang Lingkup, Komposisi dan Amanat
Pengaturan

2
Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran
Simplifikasi Proses Pembayaran
• Mengutamakan pembayaran secara langsung ke penerima hak pembayaran
• Simplifikasi pembayaran dengan UP antara lain terkait batasan besaran UP
dan kebutuhan penggunaan UP untuk kegiatan tertentu.

Simplifikasi Dokumen
• Simplifikasi format dan bentuk dokumen yang diperlukan dalam proses
pembayaran.

Simplifikasi Regulasi
• Substansi pengaturan yang lebih ringkas, umum, tidak rigid, dan tanpa
lampiran PMK sehingga dapat lebih mudah mengakomodir perkembangan
kedepan.
Modernisasi Proses Pembayaran
Penggunaan Dokumen Elektronik dan Tanda Tangan
Elektronik Tersertifikasi.

Pengujian Secara Elektronik

Penyampaian Dokumen Secara Sistem


Penyempurnaan Pengaturan
Pejabat Perbendaharaan

Mendukung Jafung Pengelola APBN


• Mengutamakan jafung untuk diangkat sebagai pejabat perbendaharaan

Penyempurnaan Pengaturan
• Nomenklatur baru Pengelola Basis Data Kepegawaian (PBDK)
• Penunjukan Pelaksana Tugas KPA dalam kondisi KPA berhalangan
• Pengaturan pengangkatan Pejabat Perbendaharaan dari luar Satker
• Kriteria pengangkatan PPK lebih dari satu
• Pembinaan standar kompetensi Pejabat Perbendaharaan
Ketentuan Lainnya
Ruang Lingkup
Merupakan ketentuan yang berlaku secara umum dalam tata cara pembayaran atas beban
APBN sepanjang tidak diatur secara khusus dalam PMK sektoral

Komposisi
Lebih ringkas secara komposisi dan tidak memasukkan substansi yang sudah diatur dalam
PMK existing

Pengaturan lebih lanjut


Mengamanatkan pengaturan lebih lanjut untuk diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan
Sistematika PMK
Pengujian dan Penyelesaian
Ketentuan Umum BAB Tagihan
BAB
berisi penjelasan istilah dalam peraturan I berisi pengujian tagihan dan penerbitan SPP, SPM,
dan SP2D secara elektronik
V

Pengguna Anggaran dan Pengawasan dan Pengendalian


BAB Internal BAB
Bendahara Umum Negara
berisi kelembagaan PA meliputi ketentuan umum
II berisi mekanisme pengawasan dan pengendalian
VI
DIPA dan kriteria satker, kelembagaan BUN, dan internal
pejabat fungsional di bidang pengelolaan keuangan
APBN Ketentuan Lain-Lain
Mengamanatkan kepada DJPb untuk menetapkan BAB
penahapan implementasi pembayaran dengan VII
Komitmen BAB sistem dan Tandatangan Tersertifikasi
berisi pembuatan komitmen dan penatausahaan III
data kontrak dan data supplier
Ketentuan Peralihan BAB
berisi ketentuan peralihan pelaksanaan PMK VIII
Pengajuan Tagihan Kepada
Negara BAB
IV Ketentuan Penutup BAB
berisi ketentuan tagihan dan mekanisme pembayaran
tagihan berisi peraturan yang dicabut sehubungan dengan IX
penetapan PMK

Terdiri dari
9 BAB, 59 Pasal, 32 Halaman
9
Pengguna Anggaran
1
dan Bendahara Umum Negara
Pemisahan Kewenangan
PENGGUNA
ANGGARAN BUN

Menteri/Kepala
Lembaga
selaku Pengguna
Anggaran (PA) Menteri Keuangan selaku
BUN
Menetapkan

Kepala Satuan Kerja Mendelegasikan Kewenangan


Selaku
Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA)

Menunjuk

PPSPM Dirjen Perbendaharaan


(Pengujian dan SPM
Kepala KPPN SP2D
PPK SPP Pembebanan selaku Kuasa BUN Daerah selaku Kuasa BUN Pusat
(Pembuat komitmen)
& Perintah
Pembayaran

Pengurusan Administrasi Pengurusan Pencairan Dana (Komtabel)

15
Pengguna Anggaran Pasal 2-5
Tugas dan Wewenang Dilimpahkan ke KPA PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala Satker sebagai KPA
dlm hal:
1. Menyusun DIPA;
a) Satker dipimpin oleh pejabat yang bersifat komisioner;
2. Merinci Bagian Anggaran yang dikelola oleh masing masing satker
3. Menetapkan kepala satker atau pejabat lain sebagai KPA (bersifat ex-officio) b) Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I;
4. Menetapkan Pejabat Perbendaharaan lainnya c) Satker yang dibentuk berdasarkan penugasan khusus;
5. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang d) Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau
dikelolanya; e) Satker Lembaga Negara.

Satuan Kerja (Satker)


Bertanggung jawab secara: 1. Satker melaksanakan kegiatan K/L dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab
a. formil: tanggung jawab atas pengelolaan keuangan K/L yang dipimpin
penggunaan anggaran.
b. Materil: . tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan keluaran yang
dihasilkan atas beban anggaran negara 2. Standardisasi menjadi satker antara lain; New!
a) diberikan penugasan dan tanggung jawab untuk mengelola kegiatan dan alokasi
kegiatan;
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) b) memiliki unit-unit yang lengkap sebagai suatu entitas yang melaksanakan fungsi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pelaporan, dan akuntansi;
1. Berlaku sebagai dasar pelaksanaan anggaran. c) merupakan bagian dari struktur organisasi Kementerian Negara/Lembaga
2. Berlaku untuk 1 tahun anggaran. dan/atau melaksanakan tugas fungsi Kementerian Negara/Lembaga;
3. Batas pengeluaran tertinggi dan tidak dapat dilampaui. d) karakteristik tugas/kegiatan yang ditangani bersifat kompleks/spesifik dan
4. Tidak dapat melakukan tagihan apabila dana tidak cukup/tidak tersedia berbeda dengan kantor induknya; dan
kecuali untuk pembayaran gaji dan tunjangan yang melekat pada gaji. e) lokasi Satker yang bersangkutan berada pada provinsi/kabupaten/kota yang
5. Pembayaran gaji dan tunjangan melekat dapat mendahului revisi anggaran berbeda dengan kantor induknya.
3. Satker penugasan khusus/karakteristik tertentu harus memenuhi; syarat dari nomor 2b-
2e, ada SK Menteri/Pimpinan Lembaga, mengacu pada peraturan perundangan.

16
New!
Bertanggungjawab memastikan ketersediaan dana dalam rangka pencairan dana atas
Kuasa BUN Pusat beban DIPA

Bendahara
Wewenang Paling Sedikit
Umum Negara a) melaksanakan penerimaan dan pengeluaran Kas Negara dalam rangka pengendalian
pelaksanaan anggaran negara;
b) melakukan pembayaran tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran anggaran; dan
c) melakukan penyusunan laporan keuangan tingkat Kuasa BUN Pusat.

New!
Bertanggungjawab terhadap kesesuaian penerima pembayaran pada SPM dan
Kuasa BUN Daerah ketepatan waktu penerbitan SP2D

Wewenang Paling Sedikit


a) kesesuaian penerima pembayaran berdasarkan perintah pembayaran dari PPSPM; dan
b) ketepatan waktu penerbitan SP2D

Tugas
Pasal 18-19 a) melaksanakan standar operasional prosedur pengujian SPM dan penerbitan SP2D;
b) memastikan Satker menggunakan sistem dan prosedur pembayaran yang telah distandardisasi oleh BUN;
c) memastikan Satker menyampaikan rencana penarikan dana yang tepat waktu dan akurat;
d) melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran dalam rangka manajemen kas; dan
e) memantau pencairan anggaran kepada penerima pembayaran.

17
2 Pejabat Perbendaharaan
(KPA, PPK, PPSPM, Bendahara)
Kuasa Pengguna Anggaran Pasal 6-9

Tugas dan Wewenang


What’s New? Pelaksana Tugas KPA
1. Menyusun DIPA;
2. Menetapkan PPK dan PPSPM;
Jabatan tidak terisi dan menimbulkan
3. Menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam
Jabatan KPA dianggap lowongan jabatan
pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
4. Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana berhalangan apabila;
pencairan dana; Pejabat definitif tidak dapat
5. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran bertugas > 45 hari kalender
anggaran belanja negara;
6. Melakukan pengujian tagihan dan perintah pembayaran
atas beban anggaran negara; a. pejabat 1 (satu) tingkat dibawah kepala satker
7. Memberikan supervisi, konsultasi, dan pengendalian yang memiliki tusi terkait keuangan/umum/rumah
pelaksanaan kegiatan dan anggaran; tangga/tata usaha kepegawaian/perlengakapan
8. Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan anggaran;
dan Menteri/Pimpinan Lembaga dapat b. pejabat 2 (dua) tingkat dibawah kepala satker Tidak
9. Menyusun laporan keuangan dan kinerja sesuai dengan menetapkan plt KPA dengan yang memiliki tusi terkait keuangan dalam hal menjabat
ketentuan peraturan perundang-undangan. ketentuan pejabat pada huruf a berhalangan sebagai
PPK

c. Merupakan Pejabat pelaksana tugas kepala Satker


atau pejabat lain selain kepala Satker dalam hal
pejabat pada huruf a dan huruf b berhalangan
Bertanggung jawab secara: atau menjabat sebagai PPK
a. formil: tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan wewenang KPA
b. Materil: . tanggung jawab atas penggunaan anggaran dan keluaran yang
dihasilkan atas beban anggaran negara

Penetapan tidak terikat Tahun Anggaran dan berakhir saat


satker dilikuidasi atau tidak mendapatkan anggaran DIPA

19
Pejabat Pembuat Komitmen Pasal 11-12

melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan tindakan yang


Tugas dan Wewenang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara

1. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana;


2. Menerbitkan surat penunjukan penyedia barang/jasa; Bertanggung jawab terhadap:
3. Membuat, menandatangani, dan melaksanakan perjanjian dengan penyedia a. Kebenaran materiil dan akibat dari penggunaan bukti hak tagih
barang/jasa; b. Kebenaran data supplier dan data kontrakJabatan tidak terisi
4. Melaksanakan kegiatan swakelola; c. Keseseusaian barang/jasa dengan spesifikasi teknis
5. Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian yang dilakukannya; d. Penyelesaian pengujian tagihan dan penerbitan SPP tepat waktu
6. Mengendalikan pelaksanaan perikatan;
7. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada
negara; Dibantu oleh PPABP dan PBDK untuk administrasi belanja pegawai
8. Membuat dan menandatangani SPP atau dokumen lain yang dipersamakan a. PPABP memiliki tugas dan wewenang yang berhubungan dengan pengelolaan administrasi belanja
dengan SPP; pegawaiKebenaran data supplier dan data kontrak
9. Melaporkan pelaksanaan/penyelesaian kegiatan kepada KPA; b. PBDK memiliki tugas dan wewenang yang berhubungan dengan pengelolaan administrasi
10.Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan kepegawaian untuk pembayaran belanja pegawai melalui interkoneksi antara aplikasi kepegawaian
Berita Acara Penyerahan; dengan aplikasi gaji.
11.Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan
kegiatan; New!
12.Menerbitkan dan menyampaikan SPP ke PPSPM;
13.Menyampaikan rencana penarikan dana kepada KPPN; dan
14.Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan Tugas dan Wewenang Lainnya
tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara.
1. menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
2. memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak yang mempunyai
hak tagih kepada negara;
3. mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi kegiatan;
4. memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara; dan
5. menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia barang/jasa.

20
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
Pasal 13
melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian tagihan dan
Tugas dan Wewenang perintahpembayaran atas beban anggaran negara

1. menguji kebenaran SPP atau dokumen lain yang dipersamakan dengan


SPP beserta dokumen pendukung;
2. menolak dan mengembalikan SPP, apabila tidak memenuhi persyaratan Bertanggung jawab terhadap:
untuk dibayarkan; a. kebenaran administrasi, kelengkapan administrasi, dan keabsahan administrasi
dokumen hak tagih yangmenjadi dasar penerbitan SPM
3. membebankan tagihan pada akun yang telah disediakan;
b. kebenaran dan keabsahan atas SPM
4. menerbitkan SPM atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPM; c. akibat yang timbul dari pengujian SPP dan/atau penerbitan SPM
5. menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih; d. ketepatan waktu penerbitan SPM dan penyampaian SPM kepada KPPN.
6. melakukan pemantauan atas ketersediaan pagu anggaran, realisasi
belanja, dan penggunaan UP/TUP;
7. memperhitungkan kewajiban penerima hak tagihan apabila penerima hak
tagihan masih memiliki kewajiban kepada negara;
8. menerbitkan dan menyampaikan SPM ke KPPN;
9. menyampaikan laporan atas pelaksanaan pengujian dan perintah
pembayaran kepada KPA secara periodik; dan
10.melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan
pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran.

21
Bendahara Pengeluaran
Pasal 43 (6)

Pasal 15
Dalam hal pembayaran dengan mekanisme UP, Bendahara melakukan pengujian
terhadap SPBy yang diterbitkan oleh PPK, diantaranya;
Tugas dan Wewenang 1. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan PPK
2. Pemeriksaan kebenaran hak tagih, meliputi: Pihak yang ditunjuk untuk
penerima pembayaran, nilai tagihan yang harus dibayar, dan jadwal waktu
Menerima, menyimpan, membayarkan, pembayaran
3. Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan 4. Pemeriksaan kesesuaian capaian keluaran antara spesifikasi teknis yang
uang untuk keperluan belanja negara dalam disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang
disebutkan dalam dokumen perjanjian/kontrak
pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian 5. Pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan klasifikasi anggaran
Negara/Lembaga
Dibantu

Satu atau lebih Bendahara


Pengeluaran Pembantu

22
Ketentuan Lain terkait Pejabat Perbendaharaan Pasal 14-20

Pejabat Fungsional Pengaturan PPK >1


PPK, PPSPM, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, dan Bendahara KPA dapat menetapkan lebih dari 1 PPK dengan
Pengeluaran Pembantu diprioritaskan berasal dari pejabat fungsional di bidang pertimbangan; Kompleksitas kegiatan dalam
pengelolaan keuangan APBN yang dibina oleh Kementerian Keuangan. DIPA, Besarnya alokasi anggaran, dan Letak
geografis

Standar Kompetensi
Pejabat perbendaharaan harus memenuhi standar
What’s New? Kompetensi mengikuti Peraturan Menteri Keuangan
mengenai standar kompetensi kerja khusus bagi KPA, Lain-lain
PPK, dan PPSPM

Masa berlaku
Tidak terikat tahun anggaran dan berakhir saat penetapan
KPA dapat menetapkan pejabat PPK, telah memiliki sertifikat kompetensi
KPA berakhir
PPK
di luar Satuan Kerja sebagai PPK
dan/atau PPSPM dalam hal PPSPM, telah memiliki sertifikat
Berhalangan
kebutuhan organisasi dan diatur kompetensi PPSPM
KPA dapat menetapkan pejabat perbendaharaan pengganti
dalam ketentuan perundang- KPA agar berkoordinasi dengan K/L terkait dan sementara
undangan, dengan ketentuan; menyampaikan SK maksimal 5 hari kerja setelah
penandatanganan

23
3 Komitme
n
Jenis Komitmen Pasal 21-23

!
Anggaran yang sudah terikat dengan komitmen tidak
Komitmen dapat digunakan untuk kebutuhan lain.

Dasar timbulnya hak tagih

Penetapan
Kontrak Terdiri dari
Pasal 21 (3)
Keputusan
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Pasal 22 (2)
Pasal 22 (3)
a) pejabat pembina kepegawaian;
a) bukti pembelian/pembayaran; a) surat keputusan; b) KPA;
b) kuitansi; b) surat perintah; c) PPK; atau
c) surat tugas; d) pejabat berwenang sesuai dengan
c) surat Perintah Kerja (SPK); Ditetapkan oleh; ketentuan peraturan perundang-
d) surat perjanjian; d) surat keterangan; dan/atau undangan.
e) Surat/bukti pesanan. e) surat perjalanan dinas.
New!

25
Jenis-Jenis Bukti Pembelian/Pembayaran
• Diterbitkan Penyedia

Kontrak
• Paling sedikit memuat; Tanggal Pembelian/Pembayaran, Nama Penyedia, Uraian Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, Kuantitas Barang/Jasa yang dibeli/dibayar,
dan jumlah pembayaran

Pasal 24-29 Kuitansi


• Diterbitkan dan ditandatangani paling kurang oleh PPK dan Penyedia
• Paling sedikit memuat; Tanggal Pembelian/Pembayaran, Nama Penyedia, Uraian Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, Kuantitas Barang/Jasa yang dibeli/dibayar,
What’s New? dan jumlah pembayaran
• Diterbitkan sebagai pengganti bukti pembayaran dalam hal penyedia tidak menerbitkan Bukti Pembelian dan/atau Bukti Pembayaran tidak memenuhi persyaratan

Penambahan Surat/Bukti Pesanan


untuk menyesuaikan dengan Surat Perintah Kerja
Perpres PBJ terbaru • Diterbitkan dan ditandatangani paling kurang oleh PPK dan Penyedia
• Berisi perintah pelaksanaan pekerjaan kepada Penyedia
• Paling sedikit memuat; nama dan kode Satker, nomor dan tanggal surat, nama PPK, uraian barang/jasa, nama penyedia, hak dan kewajiban para pihak,
Batasan pembayaran untuk masing- jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, nilai kontrak
masing jenis kontrak berpedoman pada
peraturan perundang-undangan mengenai
pengadaan barang/jasa pemerintah
Surat Perjanjian
• Diterbitkan dan ditandatangani paling kurang oleh PPK dan Penyedia
Pasal 29 • Berisi kesepakatan para pihak mengenai pekerjaan
• Paling sedikit memuat; nama dan kode Satker, nomor dan tanggal surat, nama PPK, uraian barang/jasa, nama penyedia, hak dan kewajiban para pihak,
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, nilai kontrak

Surat/Bukti Pesanan New!


• Dibuat oleh PPK
• Ditujukan kepada penyedia barang/jasa dengan tujuan untuk memesan barang/jasa melalui e-purchasing sesuai dengan ketentuan yang berlaku
• Paling sedikit memuat; nama Pemesan, nama Penyedia, Barang/Jasa yang dipesan, spesifikasi teknis barang, dan jumlah pembayaran
• Penggunaan surat/bukti pesanan untuk pengadaan barang/jasa dapat ditindaklanjuti dengan surat perintah kerja atau surat perjanjian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

26
Penatausahaan Komitmen Pasal 30

Komitmen dalam bentuk kontrak


harus didaftarkan kontrak dan
suppliernya
Untuk Kontrak didaftarkan ke KPPN KPPN
Kontrak paling lambat 5 hari kerja setelah
tandatangan kontrak
Didaftarkan
Komitmen Penerbitan Nomor
Register Supplier dan
Penetapan PPK mendaftarkan data supplier
Nomor Register Kontrak
(antara lain nama, NPWP, dan nomor
Keputusan rekening) dan data kontrak (antara lain
nomor/tanggal kontrak, nama rekanan,
Komitmen dalam bentuk nilai kontrak, jangka waktu dan
penetapan keputusan jadwal pembayaran) ke KPPN.
didaftarkan suppliernya

27
Dokumen Persyaratan
Lainnya
Pengajuan tagihan dilakukan berdasarkan atas Belanja Pegawai
komitmen dan bukti bukti yang sah untuk
memperoleh pembayaran, meliputi: a) daftar perhitungan gaji pegawai yang ditandatangani oleh PPABP,
Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;
b) daftar perhitungan tunjangan kinerja untuk pembayaran tunjangan
kinerja; daftar perhitungan uang makan untuk pembayaran uang

Pengajuan
makan;
c) daftar perhitungan uang lembur untuk pembayaran uang lembur; dan
a) Prestasi pekerjaan/pengeluaran riil; d) persyaratan lain sebagaimana diatur dalam ketentuan pembayaran
b) daftar perhitungan/nominatif penerima pembayaran untuk belanja pegawai.

Tagihan c)
yang lebih dari 1 (satu) penerima;
penyelesaian kewajiban perpajakan dan/atau kewajiban
kepada negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan; dan/atau Belanja Barang, Modal, Bansos, dll
d) persyaratan lainnya.
a) surat tagihan penggunaan daya dan jasa yang sah untuk pembayaran
langganan daya dan jasa;
b) daftar perhitungan/nominatif perjalanan dinas dan dokumen
What’s New? Bentuk pendukunganya untuk pembayaran perjalanan dinas;
c) jaminan dalam hal barang/jasa belum diterima;
Prestasi Pekerjaan d) pembayaran pengadaan tanah:
a) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; 1) berita acara pelepasan hak atas tanah atau penyerahan tanah;
b) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang; 2) surat pelepasan hak adat (apabila diperlukan);
3) pernyataan dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya
c) Berita Acara Pembayaran;
meliputi lokasi tanah yang disengketakan bahwa pengadilan
Dapat disampaikan secara d) Berita acara kemajuan pekerjaan; dan/atau
negeri tersebut dapat menerima uang penitipan ganti
e) Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai dengan
elektronik dalam hal telah ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa
kerugian, dalam hal tanah sengketa;
4) persyaratan lainnya
interkoneksi sistem pemerintah. e) persyaratan lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan menteri
keuangan mengenai pembayaran belanja barang, belanja modal,
bantuan sosial, dan belanja lainnya.
Tagihan disampaikan ke
Pasal 31 PPK paling lambat 5
hari kerja setelah timbul
hak tagih

28
Prinsip
Prinsip utama pembayaran dilakukan dengan Mekanisme LS kepada
penerima hak pembayaran

Tujuan Pembayaran
Mekanisme Digunakan untuk pembayaran kepada:
Aparatur negara, Penyedia, dan/atau Pihak lain Dalam hal pembayaran tidak bisa langsung kepada penerima,

LS Pasal 33-34 (meliputi perseorangan, kelompok masyarakat,


lembaga pemerintah, lembaga non pemerintah,
maka dapat melalui;
1. Bendahara Pengeluaran (Honorarium, perjadin atas dasar
SK, belanja pegawai kepada pegawai negeri, pejabat negara,
organisasi internasional, dan/atau badan usaha. dan/atau pejabat lainnya setelah mendapat persetujuan dari
Kuasa BUN)
2. Bank/Pos/Lembaga Keuangan bukan Bank (Belanja
What’s New? Bansos, Belanja Banper, sesuai peraturan perundangan)

Pelaksanaan
Dapat dilakukan melalui:
Penjabaran pihak lain selaku Bendahara pengeluaran,
penerima pembayaran Bank/Pos/Lembaga Keuangan
Bukan Bank. Sesuai ketentuan
perundang undangan

28
Prinsip
Mekanisme Digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari Satker dan pengeluaran
yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme LS, baik secara tunai maupun non

UP tunai

Besaran New!
1/12 dari pagu jenis belanja yang dapat dibayarkan dengan UP dan
What’s New? paling banyak sebesar Rp500 juta

Jenis Belanja
Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Lain-lain
• Besaran UP
• Maksimum Pembayaran Revolving
• Dispensasi UP
Revolving apabila UP telah dipergunakan paling sedikit 50% dan
dilakukan minimal 1x per bulan
Pasal 31
Maksimal Pembayaran New!
Maksimal sebesar Rp200 juta per penerima, apabila melebihi harus
Bentuk UP mendapatkan izin Dirjen Perbendaharaan
New!
Batasan besaran pembayaran dikecualikan untuk: g) iuran organisasi internasional;
UP Tunai: UP yang diberikan dalam bentuk uang tunai kepada BP/BPP a) pembayaran honorarium; h) kegiatan anggota MPR, DPR, dan DPD,
melalui rekening BP/BPP b) perjalanan dinas; DPRD;
UP KKP: uang muka kerja yang diberikan dalam bentuk batasan c) kegiatan di luar negeri; i) penanganan terorisme;
belanja (limit) kredit kepada BP/BPP d) kegiatan kepresidenan/wakil presiden; j) pengadaan alutsista/alpalhankam; dan
e) kegiatan yang menyangkut rahasia k) penanganan bencana.
negara/intelejen;
f) pengadaan barang/jasa penyedia di luar
negeri;
28
Tambahan Dalam hal UP pada Bendahara Pengeluaran tidak cukup tersedia
untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak/tidak dapat
Uang ditunda, KPA dapat mengajukan permohonan persetujuan TUP kepada
Kepala KPPN
Persediaan Ketentuan

1. Permohonan persetujuan TUP diajukan kepada Kepala KPPN


disertai rincian rencana penggunaan TUP.
2. Kepala KPPN dapat menyetujui atau menolak untuk keseluruhan
atau sebagian permohonan.
3. TUP harus dipertanggungjawabkan seluruhnya dalam waktu 1
(satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan dan dapat dilakukan
secara bertahap. Kepala KPPN dapat memberikan surat teguran
dalam hal keterlambatan pertanggungjawaban TUP.
4. Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara
paling lama 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu 1 (satu) bulan.
5. Perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu)
bulan, KPA mengajukan permohonan persetujuan kepada Kepala
Pasal 38-39
KPPN.

30
Pengujian dan Penyelesaian
4
Tagihan
Pengujian Pasal
Mekanisme Uang Persediaan (UP) What’s New?
Pengajuan UP • SPP-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP dan

Tagihan
40-47 SPBy diterbitkan menggunakan sistem
1. Bendahara Pengeluaran membuat daftar kebutuhan UP aplikasi yang dikelola Kementerian Keuangan
2. KPA menyampaikan permohonan persetujuan besaran UP ke • SPP-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP dan
SPBy disahkan menggunakan TTE
KPPN berdasarkan daftar kebutuhan UP
tersertifikasi sesuai peraturan perundang-
3. KPPN memberikan persetujuan permohonan besaran UP
Mekanisme Langsung (LS) 4. Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP kepada KPA
undangan

berdasarkan persetujuan besaran UP


• PPK melakukan pengujian materiil terhadap tagihan
5. Penerbitan dan penyampaian SPP-UP paling lama 2 hari kerja.
yang diterima dan kelengkapannya Pertanggungjawaban
• Pengujian dilakukan secara elektronik terhadap
kelengkapan dokumen, kebenaran data penerima,
UP
1. Revolving dilakukan selama dan yang
dan kebenaran perhitungan kewajban
• Tagihan yang tidak disampaikan dalam bentuk dibayarkan dengan UP masih tersedia
2. Pengajuan penggantian UP disertai
elektronik akan diuji secara manual Penggunaan UP dengan SPBy dan kelengkapannya
• Selain menguji hal tersebut diatas, juga terhadap
1. Pengujian PPK terhadap tagihan UP berlaku mutatis mutandis dengan 3. Penggantian UP terdiri dari
spesifikasi teknis, kebenaran dan keabsahan bukti
pengujian tagihan LS Penggantian UP (GUP) untuk
tagih, serta ketepatan waktu
• Dalam hal pengujian tagihan sudah sesuai ketentuan, 2. PPK Melakukan pengujian materil terhadap tagihan dan revolving, dan GUP Nihil untuk
kelengkapan, kemudian menerbitkan Surat Perintah Bayar (SPBY) pertanggungjawaban UP
PPK dapat menerbitkan SPP-LS
3. Pada penggunaan UP untuk uang muka, SPBy disertai dengan
Rencana Pelaksanaan dan Rincian Kebutuhan Dana
4. Pengujian SPBy oleh BP/BPP meliputi; Kelengkapan perintah,
kebenaran hak tagih, Ketersediaan dana, spesifikasi teknis, dan
ketepatan klasifikasi anggaran.
Penyampaian SPP paling lambat; 5. Bendahara dapat melakukan pembayaran apabila SPBy sudah
1. 3 hari kerja >> aparatur negara benar
2. 5 hari kerja >> pihak ke-3 dan pihak lainnya
3. Tanggal 10 sebelum bulan pembayaran
untuk gaji induk/bulanan
Penerima Uang Muka
mempertanggungjawabkan
penggunaan maksimal 5 hari kerja

32
Pengujian SPP dan Penyampaian SPM Pasal 48-49

Pengujian SPP
• Dalam rangka penyelesaian tagihan, PPSPM melakukan pengujian Jangka waktu pengujian SPP dan
formal atas SPP beserta kelengkapannya yang disampaikan dari PPK Penerbitan SPM;
• Pengujian dilakukan secara elektronik terhadap; 1. 2 hari kerja >> SPM UP/TUP
2. 3 hari kerja >> SPM PTUP
a) kelengkapan dokumen pendukung SPP; 3. 4 hari kerja >> SPM GUP/GUP Nihil
b) kebenaran dan keabsahan tanda tangan elektronik PPK; 4. 4 hari kerja >> SPM LS
c) kebenaran pengisian format SPP; 5. Tanggal 15 sebelum bulan Pembayaran
>> Gaji Induk.Bulanan
d) ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana
Kerja Anggaran Satker;
e) kebenaran formal bukti yang menjadi pembayaran;
f) kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan
dari pihak yang mempunyai hak tagih;
g) kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara Penyampaian
h) kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam SPM ke KPPN New
perjanjian/kontrak; dan
1. SPM-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP
i) ketepatan penggunaan kode bagan akun standar antara SPP dengan
disahkan menggunakan TTE tersertifikasi
DIPA/POK/ RKA Satker. sesuai peraturan perundang-undangan yang
• Pengujian atas kelengkapan SPP yang disampaikan tidak secara elektronik dikelola Kementerian Keuangan
akan dilakukan secara manual 2. Pengesahan SPM-LS/UP/TUP/GUP/GUP
• Dalam hal SPP telah sesuai, PPSPM dapat menerbitkan SPM Nihil/PTUP menggunakan menggunakan TTE
tersertifikasi sesuai peraturan perundang-
undangan

33
Pengujian SPM oleh KPPN dan Penerbitan SP2D
Pasal 50 (2)

Penelitian SPM
Meliputi
a) kelengkapan SPM; dan
b) kebenaran SPM meliputi:
i. kebenaran dan keabsahan tanda tangan elektronik pada New!
SPM;
ii. kesesuaian penulisan/pengisian jumlah angka dan huruf pada
SPM; dan Pasal 51
iii. kebenaran penulisan dalam SPM, termasuk tidak boleh
terdapat cacat dalam penulisan.
Penerbitan SP2D
a) Penelitian dan pengujian secara elektronik sebagaimana dimaksud dilakukan
Pasal 50 (3) Secara terhadap data/informasi pada sistem aplikasi.
b) Penerbitan SP2D dilakukan sesuai dengan prosedur standar operasional dan
Pengujian SPM Elektronik norma waktu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan

Meliputi:
a) menguji kebenaran perhitungan angka atas beban APBN yang
tercantum dalam SPM, yaitu kebenaran jumlah belanja/pengeluaran Pasal 52 hanya dapat dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan:
dikurangi dengan jumlah potongan/penerimaan dengan jumlah bersih Koreksi/Ralat/ a) perubahan jumlah uang pada SPP, SPM, dan SP2D;
dalam SPM; Pembatalan b) sisa pagu anggaran pada DIPA menjadi minus; atau
b) menguji ketersediaan dana pada DIPA dengan yang dicantumkan pada SP2D c) perubahan kode bagian anggaran, eselon I, dan Satker.
SPM;
c) menguji kesesuaian tagihan dengan data perjanjian/kontrak atau
perubahan data pegawai yangtelah disampaikan kepada KPPN; dan
d) menguji persyaratan pencairan dana.

34
Pasal 57

KETENTUAN PERALIHAN
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, tata cara penandatanganan, pengujian
tanda tangan, dan penyampaian SPP dan SPM sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 masih tetap berlaku sepanjang belum dapat dilakukan
penerapan Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi.

Pasal 54-56

LAIN-LAIN
• Dalam rangka mempersiapkan sistem aplikasi dan Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi,
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan dapat menetapkan
penahapan implementasi pembayaran dengan sistem aplikasi dan Tanda Tangan
Elektronik tersertifikasi.
• Dalam hal sistem dan/atau tanda tangan elektronik tersertifikasi belum tersedia
atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tata cara pembayaran atas beban
APBN diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pembayaran atas beban APBN diatur oleh
Direktur Jenderal Perbendaharaan.

Pasal 58

KETENTUAN PENUTUP
Mencabut PMK Nomor 190/PMK.05/2012 jo. PMK 178/PMK.05/2018

35
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai