Nomor 210/PMK.05/2022
tentang
Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan APBN
Substansi Perubahan
Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran
03 Perbendaharaan
Penyempurnaan Pengaturan terkait Pejabat Perbendaharaan
dan mendukung jafung pengelola keuangan APBN.
04
Hal-Hal Lainnya
Hal-hal lainnya yang menjadi substansi pengaturan,
diantaranya; Ruang Lingkup, Komposisi dan Amanat
Pengaturan
2
Simplifikasi Pelaksanaan Anggaran
Simplifikasi Proses Pembayaran
• Mengutamakan pembayaran secara langsung ke penerima hak pembayaran
• Simplifikasi pembayaran dengan UP antara lain terkait batasan besaran UP
dan kebutuhan penggunaan UP untuk kegiatan tertentu.
Simplifikasi Dokumen
• Simplifikasi format dan bentuk dokumen yang diperlukan dalam proses
pembayaran.
Simplifikasi Regulasi
• Substansi pengaturan yang lebih ringkas, umum, tidak rigid, dan tanpa
lampiran PMK sehingga dapat lebih mudah mengakomodir perkembangan
kedepan.
Modernisasi Proses Pembayaran
Penggunaan Dokumen Elektronik dan Tanda Tangan
Elektronik Tersertifikasi.
Penyempurnaan Pengaturan
• Nomenklatur baru Pengelola Basis Data Kepegawaian (PBDK)
• Penunjukan Pelaksana Tugas KPA dalam kondisi KPA berhalangan
• Pengaturan pengangkatan Pejabat Perbendaharaan dari luar Satker
• Kriteria pengangkatan PPK lebih dari satu
• Pembinaan standar kompetensi Pejabat Perbendaharaan
Ketentuan Lainnya
Ruang Lingkup
Merupakan ketentuan yang berlaku secara umum dalam tata cara pembayaran atas beban
APBN sepanjang tidak diatur secara khusus dalam PMK sektoral
Komposisi
Lebih ringkas secara komposisi dan tidak memasukkan substansi yang sudah diatur dalam
PMK existing
Terdiri dari
9 BAB, 59 Pasal, 32 Halaman
9
Pengguna Anggaran
1
dan Bendahara Umum Negara
Pemisahan Kewenangan
PENGGUNA
ANGGARAN BUN
Menteri/Kepala
Lembaga
selaku Pengguna
Anggaran (PA) Menteri Keuangan selaku
BUN
Menetapkan
Menunjuk
15
Pengguna Anggaran Pasal 2-5
Tugas dan Wewenang Dilimpahkan ke KPA PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala Satker sebagai KPA
dlm hal:
1. Menyusun DIPA;
a) Satker dipimpin oleh pejabat yang bersifat komisioner;
2. Merinci Bagian Anggaran yang dikelola oleh masing masing satker
3. Menetapkan kepala satker atau pejabat lain sebagai KPA (bersifat ex-officio) b) Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I;
4. Menetapkan Pejabat Perbendaharaan lainnya c) Satker yang dibentuk berdasarkan penugasan khusus;
5. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang d) Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau
dikelolanya; e) Satker Lembaga Negara.
16
New!
Bertanggungjawab memastikan ketersediaan dana dalam rangka pencairan dana atas
Kuasa BUN Pusat beban DIPA
Bendahara
Wewenang Paling Sedikit
Umum Negara a) melaksanakan penerimaan dan pengeluaran Kas Negara dalam rangka pengendalian
pelaksanaan anggaran negara;
b) melakukan pembayaran tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran anggaran; dan
c) melakukan penyusunan laporan keuangan tingkat Kuasa BUN Pusat.
New!
Bertanggungjawab terhadap kesesuaian penerima pembayaran pada SPM dan
Kuasa BUN Daerah ketepatan waktu penerbitan SP2D
Tugas
Pasal 18-19 a) melaksanakan standar operasional prosedur pengujian SPM dan penerbitan SP2D;
b) memastikan Satker menggunakan sistem dan prosedur pembayaran yang telah distandardisasi oleh BUN;
c) memastikan Satker menyampaikan rencana penarikan dana yang tepat waktu dan akurat;
d) melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran dalam rangka manajemen kas; dan
e) memantau pencairan anggaran kepada penerima pembayaran.
17
2 Pejabat Perbendaharaan
(KPA, PPK, PPSPM, Bendahara)
Kuasa Pengguna Anggaran Pasal 6-9
19
Pejabat Pembuat Komitmen Pasal 11-12
20
Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar
Pasal 13
melaksanakan kewenangan KPA untuk melakukan pengujian tagihan dan
Tugas dan Wewenang perintahpembayaran atas beban anggaran negara
21
Bendahara Pengeluaran
Pasal 43 (6)
Pasal 15
Dalam hal pembayaran dengan mekanisme UP, Bendahara melakukan pengujian
terhadap SPBy yang diterbitkan oleh PPK, diantaranya;
Tugas dan Wewenang 1. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan PPK
2. Pemeriksaan kebenaran hak tagih, meliputi: Pihak yang ditunjuk untuk
penerima pembayaran, nilai tagihan yang harus dibayar, dan jadwal waktu
Menerima, menyimpan, membayarkan, pembayaran
3. Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan 4. Pemeriksaan kesesuaian capaian keluaran antara spesifikasi teknis yang
uang untuk keperluan belanja negara dalam disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang
disebutkan dalam dokumen perjanjian/kontrak
pelaksanaan APBN pada kantor/Satker Kementerian 5. Pemeriksaan dan pengujian ketepatan penggunaan klasifikasi anggaran
Negara/Lembaga
Dibantu
22
Ketentuan Lain terkait Pejabat Perbendaharaan Pasal 14-20
Standar Kompetensi
Pejabat perbendaharaan harus memenuhi standar
What’s New? Kompetensi mengikuti Peraturan Menteri Keuangan
mengenai standar kompetensi kerja khusus bagi KPA, Lain-lain
PPK, dan PPSPM
Masa berlaku
Tidak terikat tahun anggaran dan berakhir saat penetapan
KPA dapat menetapkan pejabat PPK, telah memiliki sertifikat kompetensi
KPA berakhir
PPK
di luar Satuan Kerja sebagai PPK
dan/atau PPSPM dalam hal PPSPM, telah memiliki sertifikat
Berhalangan
kebutuhan organisasi dan diatur kompetensi PPSPM
KPA dapat menetapkan pejabat perbendaharaan pengganti
dalam ketentuan perundang- KPA agar berkoordinasi dengan K/L terkait dan sementara
undangan, dengan ketentuan; menyampaikan SK maksimal 5 hari kerja setelah
penandatanganan
23
3 Komitme
n
Jenis Komitmen Pasal 21-23
!
Anggaran yang sudah terikat dengan komitmen tidak
Komitmen dapat digunakan untuk kebutuhan lain.
Penetapan
Kontrak Terdiri dari
Pasal 21 (3)
Keputusan
Jenis-Jenis
Jenis-Jenis
Pasal 22 (2)
Pasal 22 (3)
a) pejabat pembina kepegawaian;
a) bukti pembelian/pembayaran; a) surat keputusan; b) KPA;
b) kuitansi; b) surat perintah; c) PPK; atau
c) surat tugas; d) pejabat berwenang sesuai dengan
c) surat Perintah Kerja (SPK); Ditetapkan oleh; ketentuan peraturan perundang-
d) surat perjanjian; d) surat keterangan; dan/atau undangan.
e) Surat/bukti pesanan. e) surat perjalanan dinas.
New!
25
Jenis-Jenis Bukti Pembelian/Pembayaran
• Diterbitkan Penyedia
Kontrak
• Paling sedikit memuat; Tanggal Pembelian/Pembayaran, Nama Penyedia, Uraian Barang/Jasa yang dibeli/dibayar, Kuantitas Barang/Jasa yang dibeli/dibayar,
dan jumlah pembayaran
26
Penatausahaan Komitmen Pasal 30
27
Dokumen Persyaratan
Lainnya
Pengajuan tagihan dilakukan berdasarkan atas Belanja Pegawai
komitmen dan bukti bukti yang sah untuk
memperoleh pembayaran, meliputi: a) daftar perhitungan gaji pegawai yang ditandatangani oleh PPABP,
Bendahara Pengeluaran, dan KPA/PPK;
b) daftar perhitungan tunjangan kinerja untuk pembayaran tunjangan
kinerja; daftar perhitungan uang makan untuk pembayaran uang
Pengajuan
makan;
c) daftar perhitungan uang lembur untuk pembayaran uang lembur; dan
a) Prestasi pekerjaan/pengeluaran riil; d) persyaratan lain sebagaimana diatur dalam ketentuan pembayaran
b) daftar perhitungan/nominatif penerima pembayaran untuk belanja pegawai.
Tagihan c)
yang lebih dari 1 (satu) penerima;
penyelesaian kewajiban perpajakan dan/atau kewajiban
kepada negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan; dan/atau Belanja Barang, Modal, Bansos, dll
d) persyaratan lainnya.
a) surat tagihan penggunaan daya dan jasa yang sah untuk pembayaran
langganan daya dan jasa;
b) daftar perhitungan/nominatif perjalanan dinas dan dokumen
What’s New? Bentuk pendukunganya untuk pembayaran perjalanan dinas;
c) jaminan dalam hal barang/jasa belum diterima;
Prestasi Pekerjaan d) pembayaran pengadaan tanah:
a) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan; 1) berita acara pelepasan hak atas tanah atau penyerahan tanah;
b) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang; 2) surat pelepasan hak adat (apabila diperlukan);
3) pernyataan dari pengadilan negeri yang wilayah hukumnya
c) Berita Acara Pembayaran;
meliputi lokasi tanah yang disengketakan bahwa pengadilan
Dapat disampaikan secara d) Berita acara kemajuan pekerjaan; dan/atau
negeri tersebut dapat menerima uang penitipan ganti
e) Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai dengan
elektronik dalam hal telah ketentuan mengenai pengadaan barang dan jasa
kerugian, dalam hal tanah sengketa;
4) persyaratan lainnya
interkoneksi sistem pemerintah. e) persyaratan lainnya sebagaimana diatur dalam peraturan menteri
keuangan mengenai pembayaran belanja barang, belanja modal,
bantuan sosial, dan belanja lainnya.
Tagihan disampaikan ke
Pasal 31 PPK paling lambat 5
hari kerja setelah timbul
hak tagih
28
Prinsip
Prinsip utama pembayaran dilakukan dengan Mekanisme LS kepada
penerima hak pembayaran
Tujuan Pembayaran
Mekanisme Digunakan untuk pembayaran kepada:
Aparatur negara, Penyedia, dan/atau Pihak lain Dalam hal pembayaran tidak bisa langsung kepada penerima,
Pelaksanaan
Dapat dilakukan melalui:
Penjabaran pihak lain selaku Bendahara pengeluaran,
penerima pembayaran Bank/Pos/Lembaga Keuangan
Bukan Bank. Sesuai ketentuan
perundang undangan
28
Prinsip
Mekanisme Digunakan untuk membiayai operasional sehari-hari Satker dan pengeluaran
yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme LS, baik secara tunai maupun non
UP tunai
Besaran New!
1/12 dari pagu jenis belanja yang dapat dibayarkan dengan UP dan
What’s New? paling banyak sebesar Rp500 juta
Jenis Belanja
Belanja Barang, Belanja Modal, Belanja Lain-lain
• Besaran UP
• Maksimum Pembayaran Revolving
• Dispensasi UP
Revolving apabila UP telah dipergunakan paling sedikit 50% dan
dilakukan minimal 1x per bulan
Pasal 31
Maksimal Pembayaran New!
Maksimal sebesar Rp200 juta per penerima, apabila melebihi harus
Bentuk UP mendapatkan izin Dirjen Perbendaharaan
New!
Batasan besaran pembayaran dikecualikan untuk: g) iuran organisasi internasional;
UP Tunai: UP yang diberikan dalam bentuk uang tunai kepada BP/BPP a) pembayaran honorarium; h) kegiatan anggota MPR, DPR, dan DPD,
melalui rekening BP/BPP b) perjalanan dinas; DPRD;
UP KKP: uang muka kerja yang diberikan dalam bentuk batasan c) kegiatan di luar negeri; i) penanganan terorisme;
belanja (limit) kredit kepada BP/BPP d) kegiatan kepresidenan/wakil presiden; j) pengadaan alutsista/alpalhankam; dan
e) kegiatan yang menyangkut rahasia k) penanganan bencana.
negara/intelejen;
f) pengadaan barang/jasa penyedia di luar
negeri;
28
Tambahan Dalam hal UP pada Bendahara Pengeluaran tidak cukup tersedia
untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak/tidak dapat
Uang ditunda, KPA dapat mengajukan permohonan persetujuan TUP kepada
Kepala KPPN
Persediaan Ketentuan
30
Pengujian dan Penyelesaian
4
Tagihan
Pengujian Pasal
Mekanisme Uang Persediaan (UP) What’s New?
Pengajuan UP • SPP-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP dan
Tagihan
40-47 SPBy diterbitkan menggunakan sistem
1. Bendahara Pengeluaran membuat daftar kebutuhan UP aplikasi yang dikelola Kementerian Keuangan
2. KPA menyampaikan permohonan persetujuan besaran UP ke • SPP-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP dan
SPBy disahkan menggunakan TTE
KPPN berdasarkan daftar kebutuhan UP
tersertifikasi sesuai peraturan perundang-
3. KPPN memberikan persetujuan permohonan besaran UP
Mekanisme Langsung (LS) 4. Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP kepada KPA
undangan
32
Pengujian SPP dan Penyampaian SPM Pasal 48-49
Pengujian SPP
• Dalam rangka penyelesaian tagihan, PPSPM melakukan pengujian Jangka waktu pengujian SPP dan
formal atas SPP beserta kelengkapannya yang disampaikan dari PPK Penerbitan SPM;
• Pengujian dilakukan secara elektronik terhadap; 1. 2 hari kerja >> SPM UP/TUP
2. 3 hari kerja >> SPM PTUP
a) kelengkapan dokumen pendukung SPP; 3. 4 hari kerja >> SPM GUP/GUP Nihil
b) kebenaran dan keabsahan tanda tangan elektronik PPK; 4. 4 hari kerja >> SPM LS
c) kebenaran pengisian format SPP; 5. Tanggal 15 sebelum bulan Pembayaran
>> Gaji Induk.Bulanan
d) ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana
Kerja Anggaran Satker;
e) kebenaran formal bukti yang menjadi pembayaran;
f) kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan
dari pihak yang mempunyai hak tagih;
g) kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara Penyampaian
h) kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam SPM ke KPPN New
perjanjian/kontrak; dan
1. SPM-LS/UP/TUP/GUP/GUP Nihil/PTUP
i) ketepatan penggunaan kode bagan akun standar antara SPP dengan
disahkan menggunakan TTE tersertifikasi
DIPA/POK/ RKA Satker. sesuai peraturan perundang-undangan yang
• Pengujian atas kelengkapan SPP yang disampaikan tidak secara elektronik dikelola Kementerian Keuangan
akan dilakukan secara manual 2. Pengesahan SPM-LS/UP/TUP/GUP/GUP
• Dalam hal SPP telah sesuai, PPSPM dapat menerbitkan SPM Nihil/PTUP menggunakan menggunakan TTE
tersertifikasi sesuai peraturan perundang-
undangan
33
Pengujian SPM oleh KPPN dan Penerbitan SP2D
Pasal 50 (2)
Penelitian SPM
Meliputi
a) kelengkapan SPM; dan
b) kebenaran SPM meliputi:
i. kebenaran dan keabsahan tanda tangan elektronik pada New!
SPM;
ii. kesesuaian penulisan/pengisian jumlah angka dan huruf pada
SPM; dan Pasal 51
iii. kebenaran penulisan dalam SPM, termasuk tidak boleh
terdapat cacat dalam penulisan.
Penerbitan SP2D
a) Penelitian dan pengujian secara elektronik sebagaimana dimaksud dilakukan
Pasal 50 (3) Secara terhadap data/informasi pada sistem aplikasi.
b) Penerbitan SP2D dilakukan sesuai dengan prosedur standar operasional dan
Pengujian SPM Elektronik norma waktu yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan
Meliputi:
a) menguji kebenaran perhitungan angka atas beban APBN yang
tercantum dalam SPM, yaitu kebenaran jumlah belanja/pengeluaran Pasal 52 hanya dapat dilakukan sepanjang tidak mengakibatkan:
dikurangi dengan jumlah potongan/penerimaan dengan jumlah bersih Koreksi/Ralat/ a) perubahan jumlah uang pada SPP, SPM, dan SP2D;
dalam SPM; Pembatalan b) sisa pagu anggaran pada DIPA menjadi minus; atau
b) menguji ketersediaan dana pada DIPA dengan yang dicantumkan pada SP2D c) perubahan kode bagian anggaran, eselon I, dan Satker.
SPM;
c) menguji kesesuaian tagihan dengan data perjanjian/kontrak atau
perubahan data pegawai yangtelah disampaikan kepada KPPN; dan
d) menguji persyaratan pencairan dana.
34
Pasal 57
KETENTUAN PERALIHAN
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, tata cara penandatanganan, pengujian
tanda tangan, dan penyampaian SPP dan SPM sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 masih tetap berlaku sepanjang belum dapat dilakukan
penerapan Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi.
Pasal 54-56
LAIN-LAIN
• Dalam rangka mempersiapkan sistem aplikasi dan Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi,
Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan dapat menetapkan
penahapan implementasi pembayaran dengan sistem aplikasi dan Tanda Tangan
Elektronik tersertifikasi.
• Dalam hal sistem dan/atau tanda tangan elektronik tersertifikasi belum tersedia
atau tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tata cara pembayaran atas beban
APBN diatur oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pembayaran atas beban APBN diatur oleh
Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Pasal 58
KETENTUAN PENUTUP
Mencabut PMK Nomor 190/PMK.05/2012 jo. PMK 178/PMK.05/2018
35
Terima Kasih