REPUBLIK INDONESIA
KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
PENDAHULUAN
2
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PENDAHULUAN
Pengertian
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
BLU
Instansi Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntuangan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas
• Teknis • Teknis
Menteri/Pimpinan Kepala SKPD terkait
Lembaga Teknis
Permendagri 61/2007
Pedoman Teknis Pengelolaan
• Keuangan • Keuangan keuangan BLUD
Menteri Keuangan PPKD
Karakteristik Kelembagaan
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
BLU BUMN
Satker
PNBP • Motif: Profit.
• Motif: not-for-profit. • Memberikan layanan private goods
• Memberikan layanan quasi public (rivalry dan excludability).
• Sumber pendapatan dari jasa goods, tidak internal service dan • Seluruh pendapatan operasional
layanan/PNBP fungsional. bukan administratif. mampu menutupi seluruh biaya
• Seluruh pendapatan harus disetor • Mempunyai PNBP yang signifikan operasional dan investasi.
ke Kas Negara. (> =Rp 15 miliar). • Pendapatan usaha bukan merupakan
• Dapat menggunakan PNBP • Dapat menggunakan PNBP secara PNBP.
fungsional atas ijin Menkeu. langsung. • Mempunyai otonomi/fleksibilitas
• Tidak mempunyai fleksibilitas • Mempunyai fleksibilitas manajerial yang luas.
pengelolaan keuangan. pengelolaan keuangan negara. • Surplus dapat digunakan dan untuk
• Pertanggungjawaban dg SPM. • Pertanggungjawaban dg SP3B. investasi langsung.
• Sisa anggaran lebih di akhir tahun • Surplus dapat digunakan pada • Mampu berkontribusi terhadap PNBP
tdk dpt digunakan lagi. tahun anggaran berikutnya. laba pemerintah.
• Kekayaan negara tidak • Kekayaan negara tidak dipisahkan. • Kekayaan negara yang dipisahkan.
dipisahkan.
Asas BLU
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SYARAT
BADAN LAYANAN UMUM
Persyaratan, Penetapan, & Pencabutan
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
1. Persyaratan
Substantif
Teknis
Administratif Penuh /
2. Penetapan Bertahap
Pengusulan
Menteri/pim. Menkeu/
lembaga/kep SKPD Gub/ bupati/ walikota
3. Pencabutan
Penerapan PPK- BLU berakhir apabila:
• Dicabut oleh Menkeu/gub/bupati/wlkota sesuai
kewenangannya;
• Dicabut oleh Menkeu/gub/bupati/wlkota berdasarkan usul
dari menteri/pim lembaga/kep SKPD, sesuai kewenangannya.
• Berubah statusya menjadi BH dgn kekayaan neg yg
dipisahkan.
Persyaratan, Penetapan, & Pencabutan
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Standar
• BLU menggunakan SPM yang ditetapkan oleh menteri/ pim lembaga/ gub/ bupati/ wlkota.
SPM • SPM dapat diusulkan oleh BLU.
• SPM harus mempertimbangkan : kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya
Standar
serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.
Pelayanan
Minimum
Tarif Layanan
• Atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana.
• Mempertimbangkan aspek:
Kontinuitas dan pengembangan layanan;
Daya beli masyarakat;
Asas keadilan dan kepatutan; dan
Kompetisi yang sehat
PENGERTIAN
SPM adalah spesifikasi teknis tentang tolok ukur layanan minimum yang
diberikan oleh BLU kepada masyarakat
TUJUAN SPM
SPM bertujuan untuk memberikan batasan layanan minimum yang seharusnya dipenuhi
oleh pemerintah. Agar fungsi standar pelayanan dapat mencapai tujuan yang diharapkan,
maka standar layanan BLU semestinya memenuhi persyaratan SMART (Specific,
Measurable, Attainable, Reliable, and Timely), yaitu :
a. Fokus pada jenis layanan
b. Dapat diukur
c. Dapat dicapai
d. Relevan dan dapat diandalkan
e. Tepat waktu
Standar Pelayanan Minimal
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PENYAJIAN
SPM harus disajikan secara sederhana, realistis, mudah diukur, terbuka,
terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan.
Identifikasi
Kondisi
Umum, serta Penyusunan Penyusunan Penyusunan
Persiapan Analisis Perhitungan Usulan Tarif Analisis Tarif
Potensi dan Unit Cost BLU BLU
Permasalahan
Tarif
Remunerasi
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Menteri Keuangan c.q. Tim Penilai Usulan Tarif dan Remunerasi melakukan penilaian
usulan remunerasi
PENGELOLAAN KEUANGAN
BLU
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PERENCANAAN &
PENGANGGARAN
Perencanaan dan Penganggaran
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
RSB RENSTRA-K/L
RBA disusun berdasarkan (5 tahunan) atau RPJMD
RKA K/L, RKA SKPD,
basis kinerja dan
/ Rancangan APBD
perhitungan akuntansi APBN/
biaya menurut jenis RBA BLU RKA K/L, RKA SKPD, dan
(1 tahunan) / Rancangan APBD RBA BLU APBD
layanannya.
RBA BLU disusun
berdasarkan kebutuhan Disertai dngn usulan SPM & biaya Dikaji kembali standar
dan kemempuan dr keluaran yg akan dihasilkan biaya dan anggaran BLU
pendapatan yang Jika 31 Des belum
diperkirakan akan disahkan, BLU
RBA BLU dapat melakukan
diterima dari masyarakat,
badan lain, dan Definitif pengeluaran max
APBN/APBD angka dok PA thn
Mengesahkan lalu
Paling sedikit mencakup Dok PA BLU Dok PA (max) 31 Des
seluruh pendapatan dan
belanja, seluruh arus kas, • Mjd lampiran dari perjanjian kinerja yg ditandatangani oleh
serta jumlah dan kualitas menteri/pim lembaga/gub/bup/wlkota dgn pim BLU.
jasa dan/atau barang • Mjd dasar penarikan dana yg bersumber dr APBN/APBD oleh BLU.
Perencanaan dan Penganggaran
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
RENSTRA
K/L
RENSTRA
BISNIS BLU
APBN
RKA-K/L
RBA BLU
RBA
Basis Kinerja:
1. Perhitungan Akuntansi Biaya
menurut jenis layanan
2. Kebutuhan dan Kemampuan
3. Pendapatan yang akan
diterima dari:
- Masyarakat
- Badan/Instansi lain
- APBN
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PELAKSANAAN ANGGARAN
Pendapatan dan Belanja
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Pendapatan Belanja
a. Belanja BLU tediri dari unsur biaya yang sesuai dengan
• Rupiah Murni (APBN/APBD)
struktur biaya yang dituangkan dalam RBA definitif.
• PNBP b. Fleksibel berdasarkan kesetaraan antara volume kegiatan
Pendapatan jasa layanan pelayanan dengan jumlah pengeluaran mengikuti praktik
Hibah tidak terikat bisnis yang sehat.
c. Fleksibilitas pengelolaan belanja berlaku dlm ambang batas
Hibah terikat
sesuai dgn yang ditetapkan dlm RBA.
Hasil kerjasama BLU d. Belanja BLU yang melampaui ambang batas fleksibilitas
Hasil usaha lainnya harus mendapat persetujuan Menkeu/gub/bupati/walikota
atas usulan menteri/pim lembaga/kep SKPD.
e. Dalam hal kekurangan anggaran, BLU dapat mengajukan
usulan tambahan anggaran dari APBN/APBD kepada
Menkeu/PPKD melalui menteri/pim lembaga/kep SKPD.
f. Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa K/L
/SKPD/pemda.
Pengelolaan Kas
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Melakukan pemungutan
PENGELOLAAN pendapatan/tagihan
Mendapatkan sumber
dana untuk menutup
defisit jangka pendek
KAS Kas
Pengelolaan
Piutang
a. BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau transaksi
lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLU.
b. Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan praktik bisnis yang sehat
dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
c. Piutang dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat yang berwenang, yang
nilainya ditetapkan secara berjenjang.
Utang
a. BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan
peminjaman dengan pihak lain.
b. Utang BLU di kelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab, sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.
c. Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka pendek ditujukan hanya
untuk belanja operasional.
d. Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka panjang ditujukan hanya
untuk belanja modal.
e. Perikatan peminjaman dilakukan oleh pejabat yang berwenang secara berjenjang berdasarkan
nilai pinjaman.
f. Pembayaran kembali utang merupakan tanggung jawab BLU.
g. Hak tagih atas utang BLU menjadi kadaluarsa setelah 5 tahun sejak utang tersebut jatuh tempo,
kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang
Investasi
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Pengadaan Barang
Pengadaan barang dan / jasa:
• Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.08/PMK.02/2006 tentang
Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa pada BLU.
• BLU Penuh dapat diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian
atau seluruhnya dari ketentuan pengadaan barang dan jasa pemerintah
bila terdapat alasan efektivitas dan/atau efisiensi.
Surplus Defisit
REKENING
REKENING PENERIMAAN REKENING LAINNYA
PENGELEURAN
REKENING REKENING
REKENING DANA
PENGELOLAAN OPERASIONAL
KELOLAAN
KAS BLU BLU
REKENING PENGELOLAAN KAS REKENING OPERASIONAL REKENING DANA KELOLAAN
Untuk penempatan idle cash pada Bank 1. Dipergunakan untuk menampung seluruh 1. Dipergunakan untuk menampung dana
umum yg terkait dengan pengelolaan kas BLU penerimaan dan membayar seluruh yang tidak dapat dimasukkan ke dalam
a. dapat dibuka mendahului persetujuan pengeluaran BLU yang dananya Rekening Operasional BLU dan Rekening
dari Kuasa BUN Pusat bersumber dari PNBP BLU pada Bank pengelolaan Kas BLU, antara lain
b. Pembukaan rekening dilaporkan paling Umum menampung:
lambat 3 hari sejak tanggal pembukaan 2. Pembukaan rekening harus mendapat a. Dana Bergulir
untuk mendapatkan persetujuan Kuasa persetujuan dari Kuasa BUN Pusat dan b. Dana yg belum menjadi hak BLU
BUN Pusat diajukan melalui K/L 2. Pembukaan rekening harus mendapat
c. Jika Kuasa BUN pusat tidak setuju, persetujuan dari Kuasa BUN Pusat dan
rekening tersebut harus ditutup diajukan melalui K/L
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PELAPORAN DAN
PENGAWASAN
Akuntansi, Pelaporan, Dan Pertanggungjawaban
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Pengawasan • Pengawasan oleh Dewan Pengawas yang terdiri dari unsur pejabat dari Kementerian
Negara/Lembaga/Dewan Kawasan, Kementerian Keuangan, dan tenaga ahli (profesional).
• Dewan Pengawas menyampaikan laporan pengawasan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Ketua
Dewan Kawasan dan Menteri Keuangan paling sedikit 1 x dalam 1 semester.
• Selain laporan per semester, Dewan Pengawas sewaktu-waktu menyampaikan laporan apabila
terjadi hal-hal yang secara substansial berpengaruh terhadap pengelolaan BLU.
Pemeriksaan INTERNAL
Pemeriksaaan dilaksanakan oleh Satuan Pemeriksaan Intern (SPI).
EKSTERNAL
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Penilaian Penialian kinerja BLU Pusat dilakukan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur
Kinerja Pembinaan PK BLU, meliputi:
a. Penilaian Tingkat Kesehatan BLU (Aspek Keuangan dan Aspek Pelayanan).
b. Penilaian Capaian Kontrak Kinerja BLU, berdasarkan kontrak kinerja antara pemimpin BLU
dengan Dirjen Perbendaharaan.
KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA