Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN


DIREKTORAT PEMBINAAN PK BLU

PEMBINAAN PENGELOLAAN
KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM
Landasan Hukum
UU 17/2003 UU 1/2004 UU 32/2004 jo UU 8/2005
Keuangan Negara Perbendaharaan Negara Pemerintahan Daerah
Pasal 182
BAB XII Tata cara penyusunan rencana kerja dan anggaran
Pengelolaan Keuangan BLU satuan kerja perangkat daerah serta tata cara
penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran
Pasal 68 satuan kerja perangkat daerah diatur dalam Perda
yang berpedoman pada peraturan perundang-
Pasal 69 undangan.
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Pasal 194
keuangan BLUdiatur dalam PP. Penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pengawasan, dan pertanggungjawaban
keuangan daerah diatur lebih lanjut dengan Perda
yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

PP 23/2005 jo PP 74/2012 PP 58/2005


Pengelolaan Keuangan BLU Pengelolaan Keuangan Daerah
BAB XIV
Pengelolaan Keuangan BLUD
Pasal 145 - 149
PEMBINA Pasal 150
Beberapa Pedoman teknis mengenai pengelolaan keuangan
BLUD diatur lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri
BLU BLUD Peraturan setelah memperoleh pertimbangan Menteri
Keuangan
Menteri
• Teknis • Teknis Keuangan
Menteri/Pimpinan Kepala SKPD terkait
Lembaga Teknis Permendagri 61/2007
Pedoman Teknis Pengelolaan
• Keuangan • Keuangan keuangan BLUD
Menteri Keuangan PPKD
Karakteristik Kelembagaan

BLU BUMN
Satker
PNBP
• Motif: not-for-profit. • Motif: Profit.
• Memberikan layanan quasi • Memberikan layanan private goods
public goods, tidak internal (rivalry dan excludability).
• Sumber pendapatan dari jasa
service dan bukan administratif. • Seluruh pendapatan operasional
layanan/PNBP fungsional.
• Mempunyai PNBP yang signifikan mampu menutupi seluruh biaya
• Seluruh pendapatan harus
(> =Rp 15 miliar). operasional dan investasi.
disetor ke Kas Negara. • Pendapatan
• Dapat menggunakan PNBP usaha bukan
• Dapat menggunakan PNBP
secara langsung. merupakan PNBP.
fungsional atas ijin Menkeu. • Mempunyai
• Mempunyai fleksibilitas otonomi/fleksibilitas
• Tidak mempunyai fleksibilitas
pengelolaan keuangan negara. manajerial yang luas.
pengelolaan keuangan. • Surplus dapat digunakan dan untuk
• Pertanggungjawaban dg SPM. • Pertanggungjawaban dg SP3B.
• Surplus dapat digunakan pada investasi langsung.
• Sisa anggaran lebih di akhir
tahun anggaran berikutnya. • Mampu berkontribusi terhadap
tahun tdk dpt digunakan lagi.
• Kekayaan negara tidak PNBP laba pemerintah.
• Kekayaan negara tidak
dipisahkan. • Kekayaan negara yang dipisahkan.
dipisahkan.
Asas BLU

1. Unit kerja K/L /Pemda untuk tujuan pemberian


Kementerian Negara/Lembaga/ layanan umum berdasarkan kewenangan yang
didelegasikannya.
Pemerintah Daerah 2. Bagian perangkat pencapaian tujuan K/L/Pemda
sehingga status hukum BLU tidak terpisah dari
K/L/Pemda.
3. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/
walikota bertanggung jawab atas pelaksanaan
kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum
yang didelegasikan kepada BLU dari segi

BLU manfaat layanan.


4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU
bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
pemberian layanan umum yang
didelegasikannya.
5. BLU menyelenggarakan kegiatan tanpa
mengutamakan mencari keuntungan.
6. RKA serta LK dan kinerja BLU disusun dan
disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari RKA serta LK dan kinerja K/L/SKPD/pemda.
7. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum
sejalan dengan praktik bisnis yang sehat.
Persyaratan, Penetapan, & Pencabutan

1. Persyaratan
Substantif
Teknis
Administratif Penuh /
2. Penetapan Bertahap

Pengusulan

Menteri/pim. Menkeu/
lembaga/kep SKPD Gub/ bupati/ walikota

3. Pencabutan
Penerapan PPK- BLU berakhir apabila:
• Dicabut oleh Menkeu/gub/bupati/wlkota sesuai
kewenangannya;
• Dicabut oleh Menkeu/gub/bupati/wlkota berdasarkan
usul dari menteri/pim lembaga/kep SKPD, sesuai
kewenangannya.
• Berubah statusya menjadi BH dgn kekayaan neg yg
dipisahkan.
Standar dan Tarif Layanan
Standar
• BLU menggunakan SPM yang ditetapkan oleh menteri/ pim lembaga/ gub/ bupati/ wlkota.
SPM • SPM dapat diusulkan oleh BLU.
• SPM harus mempertimbangkan : kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan,
Standar biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.
Pelayanan
Minimum

Tarif Layanan
• Atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana.
• Mempertimbangkan aspek:
 Kontinuitas dan pengembangan layanan;
 Daya beli masyarakat;
 Asas keadilan dan kepatutan; dan
 Kompetisi yang sehat

1. Pengusulan Tarif 2. Penyapaian Usulan Tarif 3. Penetapan Tarif

Pemimpin Menteri/pim Menkeu/Gub/Bupati/


BLU lembaga/ kep SKPD walikota
Perencanaan dan Penganggaran

BLU Menteri/pim Menkeu/PPKD


lembaga/ kep SKPD

RSB RENSTRA-K/L
RBA disusun
(5 tahunan) atau RPJMD
RKA K/L, RKA SKPD,
berdasarkan basis
/ Rancangan APBD
kinerja dan perhitungan
RBA BLU RKA K/L, RKA SKPD, dan APBN/
akuntansi biaya menurut
jenis layanannya. (1 tahunan) / Rancangan APBD RBA BLU APBD
RBA BLU disusun
berdasarkan kebutuhan Disertai dngn usulan SPM & biaya Dikaji kembali standar
dan kemempuan dr keluaran yg akan dihasilkan biaya dan anggaran BLU
pendapatan yang Jika 31 Des
diperkirakan akan belum disahkan,
diterima dari RBA BLU BLU dapat
masyarakat, badan lain, Definitif melakukan
dan APBN/APBD pengeluaran max
Mengesahkan angka dok PA thn
Paling sedikit mencakup Dok PA BLU Dok PA (max) 31 Des lalu
seluruh pendapatan dan
belanja, seluruh arus kas, • Mjd lampiran dari perjanjian kinerja yg ditandatangani oleh
serta jumlah dan kualitas menteri/pim lembaga/gub/bup/wlkota dgn pim BLU.
jasa dan/atau barang • Mjd dasar penarikan dana yg bersumber dr APBN/APBD oleh BLU.
Pendapatan dan Belanja

Pendapatan Belanja
a. Belanja BLU tediri dari unsur biaya yang sesuai dengan
• Rupiah Murni (APBN/APBD) struktur biaya yang dituangkan dalam RBA definitif.
• PNBP b. Fleksibel berdasarkan kesetaraan antara volume
 Pendapatan jasa layanan kegiatan pelayanan dengan jumlah pengeluaran
 Hibah tidak terikat mengikuti praktik bisnis yang sehat.
c. Fleksibilitas pengelolaan belanja berlaku dlm ambang
 Hibah terikat batas sesuai dgn yang ditetapkan dlm RBA.
 Hasil kerjasama BLU d. Belanja BLU yang melampaui ambang batas
 Hasil usaha lainnya fleksibilitas harus mendapat persetujuan
Menkeu/gub/bupati/walikota atas usulan menteri/pim
lembaga/kep SKPD.
e. Dalam hal kekurangan anggaran, BLU dapat
mengajukan usulan tambahan anggaran dari
APBN/APBD kepada Menkeu/PPKD melalui
menteri/pim lembaga/kep SKPD.
f. Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan
jasa K/L /SKPD/pemda.
Pengelolaan Kas

Memanfaatkan surplus kas


jangka pendek untuk
memperoleh pemdapatan
tamabahan. Dilakukan sebagai
investasi jangka pendek pada Merencanakan
instrumen keuangan dengan penerimaan dan
risiko rendah. pengeluaran kas

Melakukan pemungutan
PENGELOLAAN pendapatan/tagihan
Mendapatkan sumber
dana untuk menutup
defisit jangka pendek
KAS Kas
Pengelolaan

Menyimpan kas dan


Melakukan pembayaran. mengelola rekening bank
Penarikan dana yang
bersumber dari APBN/APBD
dengan menerbitkan SPM
Pengelolaan Piutang dan Utang

Piutang
a. BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau
transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLU.
b. Piutang BLU dikelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab serta dapat memberikan nilai tambah, sesuai dengan praktik bisnis yang
sehat dan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
c. Piutang dapat dihapuskan secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat yang berwenang, yang
nilainya ditetapkan secara berjenjang.

Utang
a. BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan operasional dan/atau perikatan
peminjaman dengan pihak lain.
b. Utang BLU di kelola dan diselesaikan secara tertib, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab, sesuai dengan praktik bisnis yang sehat.
c. Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka pendek ditujukan
hanya untuk belanja operasional.
d. Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka panjang ditujukan
hanya untuk belanja modal.
e. Perikatan peminjaman dilakukan oleh pejabat yang berwenang secara berjenjang
berdasarkan nilai pinjaman.
f. Pembayaran kembali utang merupakan tanggung jawab BLU.
g. Hak tagih atas utang BLU menjadi kadaluarsa setelah 5 tahun sejak utang tersebut jatuh
tempo, kecuali ditetapkan lain oleh undang-undang
Investasi

Keuntungan yang diperoleh dari


investasi jangka panjang merupakan
pendapatan BLU.

BLU tidak dapat melakukan investasi jangka panjang, kecuali


atas persetujuan Menkeu/gub/bupati/ walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Pengelolaan Barang
Pengadaan Barang
Pengadaan barang dan / jasa:
• Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.08/PMK.02/2006 tentang
Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa pada BLU.
• BLU Penuh dapat diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian
atau seluruhnya dari ketentuan pengadaan barang dan jasa
pemerintah bila terdapat alasan efektivitas dan/atau efisiensi.

• Barang inventaris satker BLU dapat dihapuskan Pengelolaan Aset


dan/atau dialihkan kepada pihak lain dengan cara
dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan.
• BLU tidak dapat mengalihkan dan/atau menghapus aset
tetap, kecuali atas persetujuan pejabat yang
berwenang.
• Penggunaan asset tetap untuk kegiatan yang tidak
terkait langsung dengan tugas pokok dan fungsi satker
BLU harus mendapat persetujuan Pengelola Barang.
Surplus Dan Defisit

Surplus
Standar Dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya kecuali atas perintah
Pelayanan Menkeu/Gub/Bupati/Walikota, sesuai dengan kewenangannya, disetor
Minimum sebagian atau seluruhnya ke Kas Umum Negara/Daerah dengan
mempertimbangkan posisi likuiditas BLU

Defisit
• Defisit anggaran BLU dapat diajukan pembiayaanya dalam tahun
anggaran berikutnya kepada Menkeu/PPKD melalui menteri/pim
lembaga/kepala SKPD, sesuai dengan kewenangannya.
• Menkeu/PPKD, sesuai dengan dapat mengajukan anggaran untuk
menutup defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam APBN/APBD tahun
anggaran berikutnya.
Penyelesaian Kerugian

Setiap kerugian negara/daerah pada BLU yang disebabkan


KERUGIAN oleh tindakan melanggar hukum atau kelalaian seseorang
disesesaikan sesuai ketentuan perundang-undangan
mengenai penyelesaian kerugian negara/daerah
Remunerasi

Dapat berupa: Berdasarkan:


• Gaji; Tingkat tanggung jawab &
• Honorarium; tuntutan profesionalisme yg
• Tunjangan tetap; diperlukan.
• Insentif;
• Bonus atas prestasi; Mempertimbangkan
• Pesangon; dan/atau prinsip:
• Pensiun.
Remunerasi • Proporsionalitas;
• Kesetaraan; dan
Proses • Kepaturan.

1. Pengusulan 2. Penyapaian Usulan 3. Penetapan

Pemimpin Menteri/pim Menkeu/Gub/Bupati/


BLU lembaga/ kep SKPD walikota
Akuntansi, Pelaporan, Dan Pertanggungjawaban

Akuntansi Pelaporan Pertanggung-


jawaban
• Menerapkan Standar Akuntansi • Pimpinan BLU bertanggung jawab atas • Menteri/Pimpinan Lembaga/
Keuangan yang diterbitkan oleh penyusunan dan penyajian laporan Ketua Dewan Kawasan
Asosiasi Profesi Akuntansi keuangan BLU yang disertai dengan bertanggung jawab atas
Indonesia. surat pernyataan tanggung jawab. keberhasilan pencapaian
• Setidak-tidaknya • Komponen Laporan Keuangan: sasaran program berupa hasil
mengembangkan tiga sistem 1. Laporan Realisasi Anggaran/ (political accountability).
akuntansi : Laporan Operasional • Pimpinan BLU bertanggung
1. Sistem Akuntansi Keuangan 2. Neraca jawab atas keberhasilan
2. Sistem Akuntansi Aset Tetap 3. Laporan Arus Kas pencapaian sasaran kegiatan
3. Sistem Akuntansi Biaya 4. Catatan atas LK berupa keluaran (operational
5. Disertai Laporan Kinerja accountability) dan terhadap
• Konsolidasi Laporan Keuangan BLU kinerja BLU sesuai dengan tolok
dalam Laporan Keuangan ukur yang ditetapkan dalam
Kementerian/Lembaga meliputi : RBA.
1. Laporan Realisasi Anggaran/
Laporan Operasional;
2. Neraca.
16
Pengawasan, Pemeriksaan, Penilaian Kinerja

Pengawasan • Pengawasan oleh Dewan Pengawas yang terdiri dari unsur pejabat dari Kementerian
Negara/Lembaga/Dewan Kawasan, Kementerian Keuangan, dan tenaga ahli (profesional).
• Dewan Pengawas menyampaikan laporan pengawasan kepada Menteri/Pimpinan
Lembaga/Ketua Dewan Kawasan dan Menteri Keuangan paling sedikit 1 x dalam 1 semester.
• Selain laporan per semester, Dewan Pengawas sewaktu-waktu menyampaikan laporan
apabila terjadi hal-hal yang secara substansial berpengaruh terhadap pengelolaan BLU.

Pemeriksaan INTERNAL
Pemeriksaaan dilaksanakan oleh Satuan Pemeriksaan Intern (SPI).

EKSTERNAL
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Penilaian
Kinerja Penialian kinerja BLU Pusat dilakukan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur
Pembinaan PK BLU, meliputi:
a. Penilaian Tingkat Kesehatan BLU (Aspek Keuangan dan Aspek Pelayanan).
b. Penilaian Capaian Kontrak Kinerja BLU, berdasarkan kontrak kinerja antara pemimpin BLU
dengan Dirjen Perbendaharaan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai