Anda di halaman 1dari 34

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

PELAYANAN PUBLIK
AGEN
UNDANG UNDANG UNDANG

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

Pasal 68-69

Perdirjen PB
002/2015
UU 23/2014
Pengesahan BLU
Pasal 346
Pendapatan dan
Pengeluaran

HUKUM DAN
Perdirjen PB PERATURAN PMK No
47/2014 129/PMK.05/2020
(DASAR HUKUM BLU)
akuntabilitas
Pelayanan publik
melaporkan pelayanan publik
agen Agen
Pengelolaan
Pedoman

Perdirjen PB 20 tahun
PMK No 220/PMK.05/
2012 Petunjuk Teknis
Akuntansi &
untuk Persiapan
Laporan keuangan
Rencana Bisnis dan
sistem pelayanan publik
penganggaran publik
agen
lembaga layanan
2
PERATURAN HUKUM

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

Pasal 68-69

UU No.
Kepala Daerah
23/2014
Peraturan
Pasal 346

HUKUM DAN
PERATURAN
Menteri (DASAR HUKUM BLUD) Pemerintah
Urusan Dalam Negeri Peraturan No.
Peraturan No. Pasal 12/2019
77/2020 205-211

Pemerintah Pemerintah
Peraturan No Peraturan
74/2012 23/2005

3
(BADAN LAYANAN UMUM)

Badan Layanan Umum (BLU) adalah suatu badan di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip efisiensi. dan produktivitas..

FLEKSIBILITAS BADAN PELAYANAN PUBLIK


1. Pendapatan dapat langsung digunakan, namun tetap
KARAKTERISTIK BADAN
PELAYANAN PUBLIK
disahkan ke KPPN TUJUAN DARI
2. Anggaran fleksibel dengan ambang batas PUBLIK
1. Berkedudukan sebagai instansi
3. Investasi jangka pendek untuk MELAYANI
pemerintah (harta adalah kekayaan
pengelolaan kas AGEN
negara yang tidak dipisahkan)
4. Melakukan hutang jangka pendek Meningkatkan
2. Menghasilkan barang/jasa yang
5. Surplusnya digunakan pada tahun layanan kepada
seluruh/sebagiannya dijual kepada
anggaran berikutnya dan defisitnya komunitas di
masyarakat
diminta ke APBN konteks dari
3. Tidak mengutamakan keuntungan

4. Dikelola secara mandiri


6. Pegawai dapat terdiri dari Tenaga Profesional maju
PNS dan Non PNS kesejahteraan umum
dengan prinsip efisiensi dan
7. Pengelolaan Barang dapat dikecualikan dan mendidik
produktivitas ala korporasi
dari aturan umum pengadaan. kehidupan bangsa
8. Pemanfaatan Cash Management yang menganggur
tunai, hasil untuk BLU
4
TUJUAN BADAN PELAYANAN PUBLIK

MENINGKATKAN
KUALITAS DARI
MASYARAKAT
MELAYANI

KECERDASAN MEMPROMOSIKAN PUBLIK


KEHIDUPAN BANGSA KESEJAHTERAAN

TUJUAN DARI
PUBLIK DAERAH
LAYANAN (BLUD)

5
UU 23/2014 Pasal 346

• Daerah dapat membentuk Badan Layanan Umum Daerah dalam rangka


meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan mengacu pada
ketentuan peraturan perundang-undangan

• Yang dimaksud dengan “Badan Layanan Umum Daerah” adalah suatu


sistem yang dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah atau
satuan kerja perangkat daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang memiliki fleksibilitas pola pengelolaan keuangan
sebagai pengecualian terhadap ketentuan pengelolaan keuangan
negara/daerah pada umumnya.

6
UU 23/2014 Pasal 346 UU

1. dalam rangka penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih efektif


dan efisien sejalan dengan praktek usaha yang sehat, yang
pengelolaannya dilaksanakan berdasarkan kewenangan yang
dilimpahkan oleh Kepala Daerah.
2. BLUD adalah bagian dari perangkat pemerintah daerah yang
dibentuk untuk membantu pencapaian tujuan pemerintah daerah,

Kontraktual
pertunjukan
perjanjian

5. Dalam melaksanakan kegiatannya, BLUD harus mengedepankan


efektivitas dan efisiensi serta kualitas pelayanan publik kepada
masyarakat tanpa mengutamakan mencari keuntungan.
6. BLUD diberikan keleluasaan dalam pengelolaan keuangannya.

7
MANAJEMEN KEUANGAN BLU

FLEKSIBILITAS BLUD ADALAH DAPAT DISESUAIKAN KE


DALAM PELAKSANAAN DIATUR OLEH KEBUTUHAN DAN
AKTIVITAS, PERATURAN CIRI
BLUD DIBERI KEPALA LOKAL, S DAERAH
FLEKSIBILITAS MUDAH KONDISI → TIDAK
KEUANGAN PENERAPAN LEBIH PANJANG
PENGELOLAAN DI DAERAH TERSENTRALISASI

8
BADAN PELAYANAN PUBLIK

PENGHASILAN

PENGELOLAAN

BAGUS DAN
PENGELUARAN
MELAYANI
PENGELOLAAN
PENGELOLAAN

FLEKSIBILITAS
BLUD

SUMBER DAYA MANUSIA

PENGELOLAAN MANAJEMEN
PEGAWAI NEGRI SIPIL
HARGA DAN NON SIPIL
PELAYANAN

HUTANG DAN
PIUTANG
PENGELOLAAN

9
FLEKSIBILITAS BLUD

FLEKSIBILITAS
DARI BLUD

REMUNERASI

PENGAWASAN
PAPAN
KERJASAMA DAN
INVESTASI
PENGELOLAAN

KELEBIHAN
PENGELOLAAN

AKTIVA
PENGELOLAAN

10
PELUANG BLUD

PADA DALAM KEUANGAN M NT, TAPI ADA


L PENGAWASAN KEPALA DAERAH MELALUI PPKD

LM LEBIH EFISIEN VE,


PRODUKTIVITAS DAN MELAKSANAKAN PRAKTIK BISNIS SEHAT

PERF PROGRAM D KEKUATAN


SEKS YANG AKAN DIPRODUKSI (OUTPUT) BUKAN SAJA
PEMBIAYAAN INPUT

DARI PERNYATAAN TAHUN LEBIH BANYAK


TRANSPARAN DAN INFORMATIF

MENINGKATKAN KUALITAS KINERJA KEUANGAN, PELAYANAN DAN


MANFAAT BAGI MASYARAKAT

11
SURPLUS DEFISIT BLUD
▪ Kelebihan anggaran BLU dapat digunakan pada tahun anggaran
berikutnya, kecuali atas perintah Menteri
Keuangan/Gubernur/Bupati/Walikota, sesuai dengan
kewenangannya, dan disetorkan sebagian atau seluruhnya ke Kas
Umum Negara/Daerah dengan memperhatikan posisi likuiditas BLU.

▪ Defisit anggaran BLU dapat diajukan pada tahun anggaran berikutnya.


Menteri Keuangan/PPKD dapat mengajukan anggaran untuk menutup
defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam APBN/APBD tahun berikutnya.

▪ Kelebihan BLU→selisih lebih antara pemasukan dan


pengeluaran dihitung dari Laporan Keuangan
Operasional
▪ Surplusnya diperkirakan pada RBA tahun berikutnya untuk disetujui.
▪ Defisit BLU→perbedaan yang lebih kecil antara pendapatan dan pengeluaran 12
BLU THRESHOLD DALAM PELAPORAN

• Belanja BLU terdiri atas unsur biaya sesuai dengan struktur


biaya yang dituangkan dalam RBA definitif.
• Pengelolaan belanja BLU dilakukan secara fleksibel berdasarkan
kesetaraan antara volume kegiatan pelayanan dan besaran
belanja, mengikuti praktik bisnis yang sehat, dalam ambang
batas yang ditetapkan dalam RBA.
• Pengeluaran BLU yang melebihi ambang batas fleksibilitas harus
mendapat persetujuan Kepala Daerah.
• Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa
kementerian negara/lembaga.
• BLUD merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan secara konsolidasi dengan laporan
keuangan instansi yang mengelolanya kemudian digabungkan dengan LKPD ambang batas
yang ditetapkan akan mempengaruhi penyimpangan anggaran.

13
RATIFIKASI

• Seluruh pengeluaran BLUD yang bersumber dari pendapatan diserahkan kepada PPKD
setiap triwulan.

• Seluruh pengeluaran biaya BLUD yang bersumber sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan dengan menerbitkan SPM Pengesahan yang dilampiri
dengan:

❑ Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ)→lampiran V


❑ Format laporan belanja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tercantum dalam Lampiran VI peraturan menteri ini.

• Pengesahan mekanisme pencatatan pendapatan dan belanja


BLUD dalam akuntansi PPGK.
• Validasi pendapatan tidak dijelaskan secara spesifik.

• Pendapatan > Pengeluaran

• Pengeluaran < Pendapatan

• Pendapatan = Pengeluaran

14
AKUNTANSI DAN PELAPORAN

▪ BLU menerapkan sistem informasi pengelolaan


keuangan sesuai dengan kebutuhan dan praktik bisnis
yang sehat.
▪ Setiap transaksi keuangan BLU harus dipertanggungjawabkan
dan dokumen pendukungnya dikelola secara tertib.
▪ Laporan akuntansi dan keuangan BLU diselenggarakan
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
▪ Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi, BLU dapat
menerapkan standar akuntansi khusus industri setelah
mendapat persetujuan Menteri Keuangan.
▪ BLU mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi
dengan mengacu pada standar akuntansi yang berlaku
sesuai jenis pelayanan dan ditetapkan oleh menteri/
pimpinan lembaga.
▪ Laporan Keuangan BLU sekurang-kurangnya memuat

❖ Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional,


❖ Neraca keuangan,
❖Laporan Arus Kas, dan
❖ Catatan atas Laporan Keuangan,
▪ disertai dengan laporan kinerja.
▪ Laporan Keuangan unit-unit usaha yang diselenggarakan oleh BLU
dikonsolidasikan dalam Laporan Keuangan BLU. Lembar sampul laporan
keuangan unit usaha disertakan sebagai lampiran Laporan Keuangan BLU.

▪ Laporan Keuangan BLU disampaikan secara berkala kepada menteri/pimpinan


lembaga, untuk dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan Kementerian
Lembaga.
▪ Kinerja BLU secara terintegrasi dengan laporan keuangan.
▪ Laporan Keuangan disampaikan kepada menteri/pimpinan lembaga,
paling lambat 1 (satu) bulan setelah periode laporan berakhir.
▪ Laporan Keuangan BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan

pertanggungjawaban keuangan KL.

▪ Penggabungan Laporan Keuangan BLU dalam LKKL dilakukan


sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
▪ Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh auditor
eksternal sesuai dengan ketentuan.
▪ Pimpinan BLU bertanggung jawab atas kinerja operasional BLU sesuai
dengan tolok ukur yang ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran.

▪ Pimpinan BLU merangkum dan melaporkan kinerja


operasional BLU secara terpadu dengan laporan keuangan.
ADMINISTRASI

• Penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat:


A. pendapatan/biaya;

B. penerimaan/pengeluaran;

c, utang/piutang;
D. persediaan, aset tetap dan investasi; Dan
e. dana ekuitas.
• Penyelenggaraan BLUD didasarkan pada prinsip
pengelolaan keuangan usaha yang sehat.
• Penatausahaan BLUD, dilaksanakan secara
tertib, efektif, efisien, transparan dan
akuntabel.
AKUNTANSI BLUD

• BLUD menerapkan sistem informasi pengelolaan keuangan sesuai


kebutuhan praktik bisnis yang sehat.
• Transaksi keuangan BLUD dicatat dalam dokumen pendukung yang
dikelola secara tertib.
• BLUD menyelenggarakan akuntansi dan laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia.
Penerapan akuntansi dan laporan keuangan, menggunakan basis akrual baik dalam
pengakuan pendapatan, beban, aset, liabilitas dan ekuitas dana.
• Dalam hal tidak terdapat standar akuntansi, BLUD dapat menerapkan standar
akuntansi industri tertentu setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.
• BLUD mengembangkan dan menerapkan sistem akuntansi berdasarkan standar akuntansi
yang berlaku pada BLUD yang bersangkutan dan ditetapkan oleh kepala daerah dengan
peraturan kepala daerah.
• Dalam rangka penerapan akuntansi dan pelaporan keuangan berbasis akrual, pimpinan
BLUD menyusun kebijakan akuntansi yang berpedoman pada standar akuntansi sesuai
jenis pelayanannya.

• Kebijakan akuntansi BLUD digunakan sebagai dasar pengakuan, pengukuran, penyajian


dan pengungkapan aset, liabilitas, ekuitas dana, pendapatan dan beban.
PELAPORAN BLUD

• Setiap triwulan BLUD-SKPD menyusun dan menyampaikan laporan operasional dan laporan arus
kas kepada PPKD, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah periode laporan berakhir.

• Setiap BLUD-SKPD semesteran dan tahunan wajib menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan lengkap yang terdiri dari laporan operasional, neraca, laporan arus kas dan catatan
atas laporan keuangan disertai laporan kinerja kepada PPKD untuk dikonsolidasikan ke dalam
laporan keuangan pemerintah daerah, tidak paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode
pelaporan berakhir.
• Setiap triwulan Satuan Kerja BLUD menyusun dan menyampaikan laporan operasional dan
laporan arus kas kepada PPKD melalui Kepala SKPD, paling lambat 15 (lima belas) hari setelah
periode laporan berakhir.

• Setiap Satker BLUD semesteran dan tahunan wajib menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan secara lengkap yang terdiri dari laporan operasional, neraca, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan disertai laporan kinerja kepada PPKD melalui kepala SKPD
untuk dikonsolidasikan menjadi laporan keuangan. SKPD dan pemerintah daerah, paling
lambat 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan berakhir.
• Penyusunan laporan keuangan untuk keperluan konsolidasi dilakukan berdasarkan
standar akuntansi pemerintahan.
PELAPORAN BLUD

• Laporan keuangan BLUD terdiri atas:


❑ neraca yang menggambarkan posisi keuangan aset, kewajiban,
dan ekuitas dana pada tanggal tertentu;
❑ laporan operasional yang memuat informasi jumlah
pendapatan dan pengeluaran BLUD pada suatu periode;
❑ laporan arus kas yang menyajikan informasi kas yang berkaitan dengan
aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan dan/atau aktivitas
pendanaan yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran,
dan saldo akhir kas pada suatu periode tertentu; Dan

❑ catatan atas laporan keuangan yang memuat penjelasan naratif atau rincian
angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan.

• Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai


dengan laporan kinerja yang memuat informasi pencapaian
hasil/keluaran BLUD.
• Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diaudit oleh
auditor eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
INTERN AUDITOR,
DEWAN PENGAWAS

▪ Auditor internal
-Auditor Internal BLU
-Auditor Internal Pemerintah/APIP
▪ Pemeriksaan eksternal terhadap BLU dilakukan oleh
auditor eksternal sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
▪ Dewan Pengawas dapat dibentuk bagi BLU dengan
kriteria tertentu.
BADAN PELAYANAN PUBLIK

▪ Audit internal BLU dilaksanakan oleh unit audit umum


yang merupakan satuan kerja yang berada langsung di
bawah pimpinan BLU. (Pasal 35 – PP)
▪ Pengawasan operasional BLUD dilakukan oleh
pengawas internal.
▪ Pengawasan internal dilakukan oleh auditor internal
yang berada langsung di bawah kepala BLUD.
▪ Pengawas internal, dapat dibentuk dengan mempertimbangkan:

Haikeseimbangan antara manfaat dan beban;


Haikompleksitas manajemen; Dan
Haivolume dan/atau cakupan layanan.
BADAN PELAYANAN PUBLIK

▪ Auditor internal bersama-sama dengan manajemen


BLUD menciptakan dan meningkatkan pengendalian
internal BLUD.
▪ Fungsi pengendalian internal BLUD, membantu
pengelolaan BLUD dalam:

1)menjaga aset;
2)menciptakan sistem informasi keuangan yang akurat;
3)menciptakan efisiensi dan produktivitas; Dan

4)mendorong kepatuhan terhadap kebijakan manajemen


dalam penerapan praktik bisnis yang sehat.
AUDITOR INTERNAL (APIP)

▪ BLUD merupakan bagian dari instansi pemerintah.


▪ Kegiatan dan laporan BLU merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari instansi pemerintah.
▪ Auditor internal APIP dapat melakukan audit internal
atau menelaah laporan keuangan BLUD.
▪ Peran APIP fokus pada BLUD
• Penelaahan atas laporan keuangan BLUD dapat
dilakukan apabila kegiatan dan kegiatannya
signifikan atau memerlukan perhatian khusus.
• Dapat melakukan tindakan audit operasional dan
investigatif dalam rangka menindaklanjuti temuan
auditor BLUN
BADAN PELAYANAN PUBLIK

▪ Laporan pertanggungjawaban keuangan BLU diaudit oleh


auditor eksternal sesuai dengan peraturan perundang-
undangan (pasal 27 ayat 8)
▪ Pemeriksaan eksternal terhadap BLU dilakukan oleh auditor
eksternal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (pasal 35 ayat 1).
▪ BLUD merupakan kekayaan negara yang tidak dapat dipisahkan. Auditor
laporan keuangan adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
▪ Peran Badan Pemeriksa Keuangan
Hai Memeriksa laporan keuangan BLUD karena merupakan
bagian dari laporan keuangan.
Hai Melakukan audit operasional.
Hai Melaksanakan audit khusus
DEWAN PENGAWAS

A.Pelaksana pembinaan dapat dibentuk oleh Dewan


Pengawas.
B.Kondisi tertentu (minimum omzet atau aset) ditetapkan oleh
Menteri Keuangan
C.Persyaratan jumlah Dewas adalah sebagai berikut:
• Nilai omzetnya sebesar Rp. 15 Miliar s/d 30 Miliar/tahun atau
nilai aset Rp. 75 miliar hingga Rp. 200 miliar tiga Dewa.

• Nilai omzet di atas Rp30 miliar/tahun atau nilai aset di


atas Rp200 miliar tiga atau lima Dewas.
A.Unsur dewan terdiri atas unsur kementerian negara/
lembaga, Kementerian Keuangan, dan para ahli.
B.Dewan Pengawas dibentuk atas persetujuan pimpinan
Menteri/pimpinan dengan persetujuan Menteri
Keuangan.
27
PERAN DEWAN PENGAWAS

▪ Dewan Pengawas BLUD, merupakan organ yang bertugas melakukan pengawasan

▪ BLUD yang telah merealisasikan nilai omzet tahunan menurut


laporan operasional atau nilai aset menurut neraca yang memenuhi
persyaratan minimal, dapat dibentuk oleh dewan pengawas.

▪ Jumlah anggota dewan pengawas ditetapkan 3 (tiga) orang atau 5


(lima) orang dan salah satu anggota dewan pengawas diangkat
sebagai ketua dewan pengawas.
▪ Persyaratan minimal dan jumlah anggota dewan pengawas adalah
sebagai berikut, mengikuti ketentuan yang ditetapkan Menteri
Keuangan
▪ Dewan pengawas dibentuk berdasarkan keputusan kepala
daerah atas usul pimpinan BLUD.
▪ Dewan pengawas bertugas membina dan mengawasi pengelolaan
BLUD yang dilaksanakan oleh pejabat pengelola sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

28
PERAN DEWAN PENGAWAS

▪ Dewan Pengawas berkewajiban:


Haimemberikan pendapat dan saran kepada kepala daerah mengenai RBA yang
diusulkan oleh pejabat pengelola;
Haimengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan memberikan pendapat serta saran
kepada kepala daerah mengenai permasalahan yang dianggap penting bagi
pengelolaan BLUD;
Haimelaporkan kepada kepala daerah mengenai kinerja BLUD;
Haimemberikan nasihat kepada pejabat pengelola dalam pelaksanaan pengelolaan BLUD;
Haimengevaluasi dan mengevaluasi kinerja, baik finansial maupun non finansial, serta
memberikan nasihat dan catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh pejabat
pengelola BLUD; Dan
Haimemantau tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja.

▪ Dewan pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah secara berkala
paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.

29
PERAN DEWAN PENGAWAS

A.Peran Dewan Pengawas ditentukan dalam pola


tata kelola (Board Manual)
• Definisikan organisasi
• Manajemen – otoritas pengambilan keputusan
• Akuntabilitas
• transparansi
A.Peran Dewan Pengawas
• Menyetujui transaksi signifikan
• Investasi, operasi bersama
• Memberikan tanggapan terhadap transaksi-transaksi penting
sebelum diputuskan oleh Menteri/Kepala Daerah
• RBA, investasi jangka panjang
• Melakukan tugas pemantauan

30
MANAJEMEN AKUN

▪ Manajemen Rekening – pengelolaan kas: (Pasal 16


ayat 1)
• Simpan uang tunai dan kelola rekening bank
• Memperoleh sumber dana untuk menutupi defisit jangka
pendek
• Manfaatkan surplus kas jangka pendek untuk mendapatkan
penghasilan tambahan
▪ Pengelolaan kas didasarkan pada praktik yang sehat (Pasal
16 ayat 2)
▪ Pemanfaatan kelebihan kas untuk investasi jangka pendek pada
instrumen keuangan dengan risiko rendah. (Pasal 16 ayat 5)
• Instrumen keuangan – jangka pendek dengan simpanan berisiko rendah
MANAJEMEN KAS

Mengambil keuntungan dari

uang tunai jangka pendek Merencanakan uang tunai

surplus yang bisa diperoleh kuitansi dan


pendapatan tambahan. Manajemen Kas pencairan
Dilakukan sebagai investasi
jangka pendek
instrumen keuangan
dengan risiko rendah.
Mengumpulkan

pendapatan/penagihan

Memperoleh sumber

KAS
dana untuk menutupi
defisit jangka pendek

Simpan uang tunai dan

mengelola bank
Melakukan pembayaran. Penarikan akun
dana APBN/APBD dengan
menerbitkan SPM
MANAJEMEN KAS

▪ BLU mengelola kas secara mandiri


• Penggunaan kas kecil
• Manajemen kas melalui rekening
• Memanfaatkan kelebihan uang tunai untuk investasi (risiko
pendek dan rendah)

• Pinjaman untuk kebutuhan jangka pendek


KERJASAMA PEMANFAATAN ASET

▪ BLU dapat bekerjasama dalam pemanfaatan aset,

▪ Hasil kerja sama BLU dengan pihak lain dan hasil


usaha lainnya merupakan penerimaan bagi
penerimaan negara bukan pajak BLU
▪ Penyewaan kerjasama operasional dan
usaha lain yang tidak berkaitan dengan
tugas pokok BLU

Anda mungkin juga menyukai